Minggu, 08 April 2012

Dream High 2 Episode 6 Part 1


EPISODE 6 PART 1
Yoo Jin masih berjalan dengan Hyesung. Terlihat Hyesung tergopoh-gopoh berjalan, mungkin karena lelah.

Yoo Jin,”Suatu hari nanti, kau pasti bisa menjadi seorang bintang.”
Hyesung,”Bintang apa?”
Yoo Jin,”Berkat kau kita bisa mengakhiri pelatihan ini sekarang.”
Hyesung,”Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang luar biasa?”

Lalu Yoo Jin memegang kepala Hyesung. Mereka sudah sampai. Mereka melihat teman-teman semua sedang bersenang-senang mengadakan pesta kembang api. Hyesung mengira teman-temannya sudah tahu kalau dia menemukan harta karun. Kemudian Hyesung dan Yoo Jin pergi mendekati mereka.

Instruktur menjelaskan para siswa bisa beristirahat, dan harus bangun pagi-pagi keesokan harinya untuk kembali ke sekolah. Para siswa bersorak sorai dengan perasaan gembira.

Yoo Jin dan Hyesung berjalan mendekati instruktur. Mereka mengatakan kalau mereka telah menemukan harta karun itu. Teman-teman yang lain menunjukkan reaksi yang sama.

Mereka semua seperti mengisyaratkan Hyesung untuk tidak memberikan kotaknya pada profesor. Dan, wajah profesor seperti menunjukkan tanda tak mengerti dengan maksud dari Hyesung.

Mereka semua sekarang kembali ke ke camp penginapan. “Kamu bilang kita berteman?” Kata Soon Dong dengan raut wajah tidak percaya dan penuh sesal. Hyesung juga merasa bersalah. Hyesung kemudian meminta maaf. Yoo Jin yang sedari tadi berada di sampingnya, mendengar Hyesung meminta maaf membuatnya tidak suka. Ia mengatakan kepada Hyesung mengapa Hyesung harus meminta maaf sementara tak ada satupun yang berterima kasih padanya. Yoo Jin bilang kalau Hyesung menemukan itu dengan susah payah.

Lalu datanglah JB dan Ryan. Mereka mendekati Yoo Jin dan Hyesung. “Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir.” Tegas Ryan. Hyesung menoleh. “Aku sungguh tidak menyabotase mikrofonmu. Kamu yang melakukan itu, benar?” Tanya Ryan.

Ryan kemudian menaikkan nada bicaranya. Dia akan mengatakan pada semuanya, apa yang sudah dilakukan oleh Hyesung. Ryan diam sejenak. Lalu dia mengeluarkan secarik kertas dari kantong jaketnya. Ternyata itu sebuah surat. Ia mulai membuka dan membacanya.

Aku sungguh berlatih keras. Namun saat aku berada di atas panggung, aku takut. Jadi aku mengeluarkan baterai mikrofonnya. Karena hal ini, seseorang telah diperlakukan tidak adil. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi aku tidak berani.

“Berhenti membaca!” Suruh Yoo Jin.
Aku minta Tuhan untuk memaafkan, apakah semuanya akan baik-baik saja? Ayah, tolong doakan anakmu. Lanjut Ryan.
“Surat ini, bukankah milikmu?” Tanya Ryan. “Kamu menulis ini untuk ayahmu hari ini.”

Hyesung dengan berat hati mengakui bahwa memang surat itu adalah miliknya. JB, Yoo Jin dan yang lainnya benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
“Maafkan aku,” Ucap Hyesung sendu dengan mata yang mulai memerah.

Plllaaakkkk. . . .
Satu tamparan keras dilayangkan oleh Ryan ke pipi Hyesung. Semua tercengang. Dan Ryan hanya berkata kalau itu sudah terlambat. Ryan menambahkan, kalau Hyesung melakukan itu semua karena ingin mendapat simpati dari semua orang itu percuma. Karena Hyesung tidak bisa mendapatkannya.
“Aku yang menghentikannya.” Yoo Jin membela. “Aku yang menghentikannya untuk bilang yang sebenarnya. Kenapa? Karena kamu lebih hebat? Ketika Hyesung berlatih, apakah kamu membantunya
walau hanya sekali?”
“Kenapa kamu ikut campur?” Sahut JB ikut membela Ryan.

Yoo Jin membalas lagi, kalau ia tak ingin aku ikut campur kenapa tidak diam saja. Dan haruskah Ryan dan JB mempermalukan Hyesung di depan orang-orang. Lalu Ryan berkata, bukankah semua orang mencurigai Ryan, jadi dia harus mengungkapkan yang sebenarnya di depan semua orang. Yoo Jin bilang, karena masalah sudah jelas seharusnya itu sudah cukup. Lalu ia menarik tangan Hyesung untuk pergi.

Namun, Hyesung menahan tangannya. Dan dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebelum Hyesung bisa berkata-kata, Ryan sudah mendahuluinya dengan berkata bahwa Hyesung bisa melarikan diri. Bukankah dia juga melarikan diri ketika di atas panggung.

Kenapa Hyesung ingin menjadi penyanyi. Ryan mengandaikan dirinya kalau jadi Hyesung, pasti sudah melupakan impian itu. Hyesung hanya memandanginya dengan penuh rasa sedih.

=DREAM HIGH=
Eun Bong, Hong Joo dan Yoo Jin telah berada di sekolah. Mereka masih membicarakan masalah kemarin. “Kenapa Shin Hyesung bertingkah seperti itu?” Tanya Hong Joo tak percaya. “Aku ingin membantunya, tapi aku tak punya alasan.” Jawab Eun Bong.

Eun Bong dan Hong Joo lalu pergi meninggalkan Yoo Jin begitu saja. Lalu ketika Yoo Jin ingin melanjutkan langkahnya, ia mendengar siswa perempuan membicarakan masalah yang sama.Yoo Jin hanya bisa diam, dan tak tahu harus berbuat apa.

Grup HerShe sepertinya sedang menikmati sarapan mereka. “JB?” Kata Ryan. “Dia memberitahu Direktur tentang keadaanmu. Dan dia meminta agar kamu kembali ke kelas atas.” Kata Nana.“Seperti kita. Seperti kita.” Tambah Ailee

Ryan lalu memasukkan makanan ke mulutnya hingga penuh sambil berkata,”Kenapa dia tiba-tiba jadi seperti ini padaku?”. “Bukankah dia selalu perhatian padamu?” Sahut Nana. Ryan bertanya apakah direktur mengatakan sesuatu. Direktur akan mencari cara agar Ryan kembali ke kelas atas kata
Nana.

Para siswa sedang ramai melihat pengumuman. Hyesung juga menjadi salah satu di antara yang melihat pengumuman itu. Pengumuman itu berisi karena kejadian melepas baterai mikrofon dengan sengaja di atas panggung, maka pelakunya akan dikenai 15 hari hukuman. Hyesung nampak pasrah.
“Dihukum selama 15 hari?” Ryan datang. Dan entah kenapa para siswa itu seperti sudah dikomando, mereka dengan serempak menyingkir ke belakang Ryan. Soon Dong pun ikut-ikutan juga. Hyesung melangkah ke depan Ryan. Kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam kantongnya. Ia mengeluarkan kalung ‘K’.

Ia mengatakan bahwa itu punya Ryan. Dia menemukannya ketika sedang pelatihan lapangan. Ryan mengambil kalung itu. Dan.. ia kemudian menjatuhkannya. Ia mengatakan bahwa ia tak menginginkannya lagi, jadi lebih baik dibuang saja.

Kemudian Ryan berpesan, kalau Hyesung sedang membersihkan lantai tolong sekalian buang kalung itu.

Hyesung mencari sesuatu yang dipakai untuk membersihkan kaca di tempat sampah. Ia lalu menemukan koran bekas. Memulai dengan menyemprot cairan pembersih kaca, dan mengelapnya. Namun karena pintu (kaca) tidak terkunci, membuat pintunya jadi terdorong. Akhirnya ia menguncinya.

Tak berapa lama, datanglah seorang siswa perempuan ingin lewat pintu itu. Namun tidak bisa. Siswa itu mendorong dan terus mendorong, namun tetap tak bisa dibuka. Hyesung bingung, kemudian ia mengisyaratkan siswa itu tunggu sebentar, ia akan membuka kuncinya dulu.

Tapi sepertinya siswa itu tidak sabaran. Ia lalu mencoba menendang pintu itu. Naas buat Hyesung, karena ketika kunci hampir terbuka, siswa itu mendorong pintu dan membuat Hyesung terlempar ke ember air.

Ia mencoba meminta bantuan sama siswa itu agar membantunya. Hanya saja, siswa itu tidak menghiraukannya. Sepertinya dia adalah siswa baru.

“Direktur Lee.” Panggil Guru Ahn. Ia berlari menghampiri Direktur Lee dengan membawa barang-barangnya di keranjang. Ia meminta kepada Direktur Lee agar ia bisa ditempatkan untuk mengajar di kelas atas. Direktur Lee bilang apakah siswa kelas bawah itu tidak berharga.

“Sebelum Anda memutuskan, lagu ini ditulis oleh siswa yang ku ajar. Hanya dengarkan sekali saja.” Rayu Guru Ahn. “Siswa yang tidak tahu apa-apa, diam-diam mengembangkannya di bawah bimbinganku. Jika aku menguasai siswa kelas atas, aku optimis mereka akan berkembang 2 kali lebih cepat.”

Direktur tidak mau mendengar lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari Guru Ahn. Jadi, dia segera mengambil kaset yang dikasihkan Guru Ahn dan bilang kalau ia akan mendengarkannya dan berbalik pergi.

Guru Jin Man sedari tadi melihat apa yang dilakukan Guru Ahn. Ia melihat dengan raut wajah tidak mengenakkan. Guru Ahn kembali ke meja kerjanya di sebelah Guru Jin Man.

Tiba-tiba, Guru Jin Man mendekat ke Guru Ahn dan membuat Guru cewek yang satu ini terkejut. Guru Jin Man mengatakan dari gelombang terhebat dari sejarah sekolah seni kirin, dialah satu-satunya yang masih tertinggal. “Apakah kamu ingin tahu rahasiaku untuk sukses? Apa yang aku pikirkan, seperti udara tak berwarna dan tak bersuara. Bahkan tidak lalai terhadap eksistensi. Hanya seperti ini, itu akan menjadi perjalanan terakhir yang panjang.”

“Perasaan yang tak kelihatan.” Kata Guru Ahn sambil pura-pura berpikir. “Aku merasa Guru Jin Man adalah satu-satunya yang paling gelisah. Tidak bisakah kamu mendengar suara lamamu, kehidupan yang sempit, akan dipotong pendek? Lihatlah kepala sekolah” Lanjutnya sambil menggerakkan tangannya membentuk gunting yang sedang memotong.

Sepertinya itu adalah sebuah sindiran dari Guru Ahn. Guru Jin Man balik ke mejanya dengan ekspresi takut dan bingung.

Yoo Jin berjalan menuruni tangga dan mendengar pengumuman. Diumumkan bahwa Kepala Sekolah tidak akan lagi mengajar di sekolah, dan sebelum Kepala Sekolah yang baru datang Direktur Lee akan menjadi Kepala Sekolah sementara.

Yoo Jin kini sedang menunggu Kepala Sekolah Jung Wan di depan rumahnya. Kepala Sekolah Jung Wan keluar, sedikit kaget, dan merasa kesal juga melihat ada Yoo Jin disitu. Dia bertanya apa yang dilakukan Yoo Jin di depan rumahnya ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Yoo Jin membalas kalau kepala sekolah Jung Wan juga sama saja seperti dirinya. Lalu tanpa ba-bi-bu Yoo Jin langsung masuk ke dalam rumah Kepala Sekolah Jung Wan dan langsung duduk begitu saja.
“Kenapa Anda mengundurkan diri?” Tanya Yoo Jin. “Apa?” Tanya Kepala Sekolah. Yoo Jin tanya bagaimana dengan uang yang dipinjamkan Kepala Sekolah padanya. Kenapa waktu itu Kepala Sekolah meminjamkannya pada Yoo Jin. “Aku tidak tahu harus menghabiskan itu dimana,ok.” Jawab Kepala Sekolah berbohong. “Anda dipecat bukan?” Tanya Yoo Jin memastikan. “Kenapa Anda dipecat? Apakah ini semua yang Anda dapatkan?”

Kepala Sekolah menyebut nama Yoo Jin dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Yoo Jin. “Sejujurnya, tidak ada yang lain. Kamu sendiri sudah menyusahkanku. Aku tidak pantas untuk mengajar, untuk itu aku pecat dia. Bagaimanapun juga aku masih gurumu, jadi aku akan memberimu sebuah nasihat. Apa kau ingin seperti aku, hah!?! Kamu tidak mau bukan? Saat kau kembali ke sekolah jaga kelakuanmu.” Kepala Sekolah lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke suatu ruangan di dekat situ.

Ia mengambil sebuah gitar. Dan memberikannya ke Yoo Jin.
“Ambil gitarmu dan jangan datang lagi kemari.”
Yoo Jin menatap Kepala Sekolahnya itu, dan bilang kalau ia tidak mempercayai satu katapun yang diucapkan Kepala Sekolah. Lalu dia mengambil gitarnya dan beranjak pergi. Tapi Kepala Sekolah tetap menyuruhnya untuk jangan datang lagi.

Di asrama, Guru Ahn bersama dengan siswa-siswa sedang mengadakan rapat. Guru Ahn mengumumkan bahwa asrama mereka akan direnovasi. Semuanya berteriak senang. Namun tidak dengan JB, Ryan, dan Ailee. Mereka terlihat dingin menanggapi berita itu.

Guru Ahn menambahkan jika awalnya satu kamar 2 orang, karena renovasi ini maka 1 kamar bisa ditinggali 3-4 orang.

“Asrama bukanlah sebuah tempat penginapan. Hanya seperti ini untuk beberapa saat.” Kata Ryan sambil mencat kuku kakinya. Soon Dong membalas kalau Ryan juga harus meninggalkan kamarnya, bukankah dia siswa kelas bawah. Ryan hanya membalas dengan sedikit ekspresi kesal.

Tak berapa lama, datanglah seorang cewek dengan ekspresi yang sok banget. Ternyata cewek ini adalah cewek yang sama ketika Hyesung sedang membersihkan kaca. Semua bingung dan melihat ke arah cewek itu. Kemudian cewek itu melihat-lihat kamar secara sekilas.

Dan bertanya, yang mana tempat tidurnya kepada Soon Dong. Ryan tertawa sinis, ini kamar bukan taksi. Menurutnya bagaimana 4 orang muat di satu kamar seperti itu.

“Dengan kata lain, disini Cuma ada 2 tempat tidur?” Tanya si cewek
“Kau seorang pecundang.” Kata si cewek menunjuk Ryan. “Kamu juga mengelak.” Katanya lagi menunjuk Hyesung. “Kelihatannya kamu yang paling normal. Aku akan berbagi ranjang denganmu.” Menunjuk Soon Dong.

Soon Dong menjawabnya dengan percaya diri,”Kamu punya penglihatan yang bagus.”
Kemudian Ryan berkata dengan agak kasar. Dia menyuruh si cewek cepat keluar dan mencari kamar yang lain. Si cewek melihat ada apel di dekatnya. Lalu ia mengambil itu dan mulai membelah apelnya menjadi dua dengan tangan kosong. Mereka bertiga tercengan. Si cewek kemudian melempar apel itu ke arah Soon Dong.

“Sudah ku bilang cepat keluar!” Tegas Ryan.
Lalu si cewek melakukan atraksi yang sama lagi. Membelah apel dengan tangan kosong. Dan melemparkan apelnya ke arah Ryan. Spontan Ryan menangkap apel itu. “Diamlah sebentar.” Kata si cewek.

Namun setelah sadar kembali dari kespontanan itu, ia kemudian melemparkan apelnya ke arah Soon Dong yang berada di bawah. Lalu Ryan menarik selimutnya.

Guru Jin Man sedang mengajar bahasa inggris. Namun sebagian besar siswanya yang memperhatikan. Mereka semua malah tertidur lelap. Guru Jin Man kemudian memanggil JB dan menyuruhnya untuk bangun.

JB pun bangun. Lalu Guru Jin Man menanyakan apa yang sudah ia jelaskan tadi ke JB. Namun hebatnya, JB mengerti apa yang dimaksud dan menjelaskan.

Ketika JB sedang menjelaskan, lewatlah Direktur Lee bersama dengan seorang guru baru. Guru Jin Man melihat dengan wajah was-was. Ia melanjutkan kembali penjelasannya.

Kemudian Direktur Lee masuk ke dalam ruang kelas. Guru Jin Man dengan wajah was-was dan cemas bilang kalau itu adalah jam mengajarnya. Ia tidak mau ada suatu gangguan. Kelas harus berlanjut tanpa suatu gangguan.

Lalu Direktur Lee memperkenalkan guru baru itu ke Guru Jin Man. Guru baru itu memberi salam ke Guru Jin Man dalam bahasa inggris, dan Guru Jin Man membalasnya dengan wajah yang benar-benar khawatir. Direktur Lee bilang kalau mereka kenalannya nanti saja. Karena ia mau memanggil beberapa siswa dari kelas bawah untuk menemuinya.

Direktur Lee menjajarkan kaset-kaset yang diberikan kepadanya di meja. Keempat siswa yang dipanggil itu, menunjukkan wajah takut tapi Direktur Lee hanya tersenyum kecut. Dia menanyakan apakah ini adalah CD yang dikumpulkan oleh mereka sebagai pekerjaan rumah. Mereka menjawab itu benar.

Lalu dia menanyakan lagi, semua yang membuat lagu itu. Soon Dong menjawab dengan santainya, kalau lagu itu mereka sendiri yang melakukannya.

Direktur Lee tidak percaya, dan dia menegaskan kembali kalau itu sudah jelas pekerjaan dari satu orang yang sama. Lalu, Direktur sedikit mengancam mereka. Mereka takut, dan akhirnya salah satu dari mereka, Hong Joo, mengatakan kalau itu pekerjaan Jin Yoo Jin. “Siapa?” “Jin Yoo Jin.” “Siapa?” “Jin Yoo Jin” Jawab mereka serempak.

Jin Yoo Jin telah kembali ke sekolah seni kirin membawa gitarnya. Dan dia bertemu dengan Direktur Lee. Tanpa basa-basi Yoo Jin menanyakan kenapa Kepala Sekolah mengundurkan diri. “Siswa memulai untuk membayar perhatian ke personal management guru.” Kata Direktur Lee

“Karena alasannya adalah aku. Apa karena kami?” Tanya Yoo Jin. “Apakah bakat kami terlalu buruk?”Direktur Lee hanya bilang mungkin Kepala Sekolah mengundurkan diri karena masalah pribadi. Yoo Jin tanya lagi, apa bukan Direktur Lee yang memaksanya keluar. Direktur Lee hanya tersenyum dan melihat bed di seragam Yoo Jin. Kemudian berkata,” Jadi kamu angkatan ketiga, Jin Yoo Jin.
Kenapa kamu membantu seorang guru yang hanya peduli soal uang.”

“Apa maksudmu?” Tanya Yoo Jin tak mengerti. Direktur Lee menjelaskan kalau ia melihat bahwa dia berada di situasi buruk. Jadi dia membantunya menyelesaikan itu. siapa yang tahu Kepala Sekolah mengundurkan diri. Direktur menyarankan agar Yoo Jin tidak membuang waktunya percuma tentang masalah kecil, hiduplah dengan bijak. Lalu direktur pergi meninggalkan Yoo Jin.

“Apa ini karena utangku?” Tanya Yoo Jin pada dirinya sendiri. “Khawatir pada orang lain, ketika akan membuat dirinya sendiri gila.”

Yoo Jin pergi ke toko gitar. Ia berniat menjual gitarnya itu. tapi sayangnya gitarnya itu hanya dihargai 300 won. Namun kata penjual gitar, kalau Yoo Jin tidak mau, ya sudah tidak usah dijual gitarnya. Dengan perdebatan panjang lebar, akhirnya Yoo Jin setuju-setuju saja.

Hyesung terlihat sibuk mengepel lantai. Jam pelajaran berakhir. Saatnya untuk istirahat. Para siswa silih berganti keluar dari kelas. Hyesung melihat Soon Dong. Ia kemudian memberanikan diri untuk mengajak Soon Dong makan. Namun Soon Dong menolak dengan alasan dia akan makan dengan teman lainnya. Lalu Soon Dong pergi.

Tiba-tiba dari belakang, ada yang menabrak Hyesung dan menumpahkan minuman ke seragamnya Hyesung. Bukannya bilang maaf, temannya itu malah bilang kalau Hyesung harus hati-hati.
Guru Jin Man keluar dari kelas dan melihat guru baru sedang dikerumuni siswa. Nampak sekali di wajah guru itu senang. Guru Jin Man hanya melihat dengan pilu. Lalu ia juga melihat Hyesung. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang sama-sama memilukan. Guru Jing Man menoleh ke arah kelas. Hyesung juga.

Yoo Jin sendirian di pojok. Eun Bong, Hong Joo, dan Soon Dong sibuk bermain. Dan Ryan juga melamun sendirian di pojok. Karena keadaan yang mendesak, kemudian Yoo Jin berdiri dan pindah tempat duduk ke depan 3 temannya tadi bermain.

Dia menanyakan apakah ada yang ingin melakukan pertunjukkan di jalanan. Guru Jin Man dan Hyesung di luar menunjukkan ekspresi kaget. Dia beralasan, sekarang mereka berada di kelas bawah, apakah itu berguna. Dia berkata, dia mengambil resiko untuk dikeluarkan dan bertemu dengan direktur . Dan hasilnya? “Dia membuat itu jelas bahwa jika kita menggunakan cara milik mereka sendiri, mereka akan menjadi luar biasa” Terang Yoo Jin dengan segala kebohongan-kebohongannya pada teman-temannya itu.

Eun Bong spontan bilang, kalau Yoo Jin mulai berbohong. Dengan entengnya, Yoo Jin bilang kalau dia Cuma menjelaskan saja. Lalu Hong Joo bertanya, tidakkah Yoo Jin dipanggil Direktur karena CD. Yoo Jin bingung, “CD? CD apa?”. Hong Joo kemudian menjelaskan kalau Direktur Lee sudah tahu masalah Yoo Jin yang membuat komposisi lagu untuk pekerjaan rumah mereka.

Tapi tetap Yoo Jin merasa tidak tahu mengenai hal itu. dan dengan pe-de.nya ia berkata kalau direktur sudah mendengar lagunya dan melihat bakatnya.Soon Dong lalu menanyakan apa yang direktur katakan.

Yoo Jin bohong lagi, ia bilang kalau mereka harus memberikan yang terbaik. “Jika bakat kita diakui, segalanya, akan kembali ke jalannya.”

Lalu Ryan yang sedari tadi diam saja, kini angkat bicara. “Apakah itu benar?”
Namun sayangnya, Yoo Jin mengabaikan pertanyaan Ryan dan kembali melanjutkan. Dia menjelaskan kalau mereka perlu uang. Kata Yoo Jin uang Itu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan uang. Kemudian dari luar, tiba-tiba guru Jin Man dan Hyesung masuk.

Guru Jin Man mengatakan kalau ia akan membantu. Hyesung juga mau ikut. Yoo Jin secara tidak langsung berusaha untuk menolak mereka. Namun kemudian guru Jin Man bertanya apa mereka sudah punya tempat untuk latihan.

Di studio musik, mereka mencoba latihan. Di kasir, guru Jin Man kebingungan untuk membayar sewa studio itu. dia tinggal mempunyai 1 kartu yang bisa untuk digunakan dari sekian kartu. Ia terlihat tidak rela untuk memberikan kartu itu ke pelayan kasir.

Guru Jin Man kembali ke studio. Ia mengatakan yang perlu mereka ingat hanya satu hal, yaitu semangat yang liar. Dunia ini adalah hutan. “Jika kalian tidak memakan yang lain, kalian yang akan dimakan, hanya ada dua hasil. Kita harus memakan yang lain.”

Eun Bong menyahut,”Guru, kenapakah kamu selalu ingin makan orang lain?” “Sebaliknya, guru asing itu yang akan memakanku.” Jawab Guru Jin Man spontan. “Tidak, yang aku maksud adalah aku harus melanjutkan hidup.”

Akhirnya dimulailah latihannya. Dimulai dengan ketukan drum dari Soon Dong. Dan dilanjutkan oleh yang lain. Hyesung sebagai vokalis, bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan Guru Ji Soo pada waktu sebelumnya. Ketika dia sudah masuk lagu, itu terdengar tidak bagus. Guru Jin Man kesal.

Yoo Jin bertanya apa Hyesung tidak membaca catatannya sebelumnya. Hyesung membela diri kalau dia tidak familiar dengan lagu itu. Dia meminta satu kesempatan lagi untuk mencobanya. Dan mereka mulai latihan lagi. Namun hasilnya tetap sama. Itu tidak enak didengar.

Yoo Jin mulai naik darah. Ia berkata dengan nada keras ke Hyesung. Lalu Yoo Jin bertanya apakah Hyesung merasa buruk dengan kata-katanya. Hyesung bilang tidak walaupun ekspresi wajahnya menunjukkan sebaliknya. Lalu dia menambahkan, kalau dia salah harap dia dikasih tahu. Dan mereka mencoba lagi.

Mereka selesai latihan. Dan ingin pergi untuk makan. Namun Hye Sung tidak bisa ikut, ia harus pergi duluan. Yoo Jin menjelaskan, kalau mereka akan latihan lagi setelah mereka makan. Hye Sung bilang kalau ia belum selesai membersihkan ruangan.

Dengan berat hati sekali, Guru Jin Man mengiyakan permintaan Hyesung, ia bisa pergi. Guru Jin Man dan 3 siswanya kecuali Yoo Jin, pergi dengan segera. Yoo Jin kemudian memberikan sebuah perekam. Ia disuruh untuk merekam suaranya dan mendengarkan lagi suaranya sendiri. Lalu, Yoo Jin pergi.

Hyesung terdiam sementara melihat recorder pemberian Yoo Jin di tangannya.
Ryan melihat barang-barangnya berserakan di lantai, “Ini siapa yang melakukannya?”
Hanya Soon Dong yang ada di kamar, dia menjawab, “Ohh, itu, teman sekamar yang baru itu mengatakan bahwa kau memiliki banyak barang dan dia kekurangan ruang. Jadi begitu.”

Ryan kesal, dia mengatakan akan melaporkannya pada Presdir Lee dan mengepalkan tinjunya.
Ryan memasukkan barang-barangnya ke dalam lemari begitu saja. Baju-bajunya, hingga kotak yang hendak dimasukkannya ke dalam lemari namun tidak seimbang sehingga jatuh kembali berserakan. Kotak itu berisikan sepatu-sepatu yang telah usang.

Dia terdiam, sepertinya sedang terkenang sesuatu.
Hyesung membawa ember beserta alat pel ke dalam sebuah ruangan. Di dalam ruang latihan masih ada JB yang sedang latihan dance.

Hyesung, “Aku harus membersihkan tempat ini!” Dia berteriak karena JB yang ditegurnya sedang mengenakan earphone saat menari.

JB melepaskan earphone-nya dan bertanya, “Apa?”
Hyesung, “Tidak ada.” Dia malas menjawabnya.
JB mengatakan, “Bukankah kau mengatakan akan membersihkan tempat ini. Kau dapat melakukannya sekarang, aku sudah selesai latihan.”

Hyesung bersungut, “Kau mendengarnya tapi berpura-pura tidak mendengarnya.”
JB melepaskan sepatu latihannya, dia melihat sepatunya yang sudah mulai usang, “Ini sudah rusak lagi.” Dia memasukkan sepatu itu ke dalam tasnya. Hyesung melihat isi dalam tas JB, rubik yang pernah diberinya.

Saat tangan Hyesung mendekati tasnya, JB spontan menarik tangannya.
Hyesung terdiam sejenak, lalu dia mengambil rubik itu, “Aku bisa menyelesaikan ini untukmu kurang dari 1 menit.” Katanya.
JB mengejeknya, “Kau menyelesaikan ini kurang dari 1 menit? Ini? Kenapa? Bagaimana bila 30 detik?”
Hyesung : “Aku belum pernah melakukannya dalam 30 menit.”
JB tertegun, “Kau benar-benar bisa melakukannya dalam satu menit?”

Hyesung mengiyakan, “Hm, jika kau tidak percaya kau bisa menghitungnya dengan stopwatch.” Dia pun mulai mengotak-atiknya.

JB yang menyaksikannya langsung terheran-heran melihat gerakan lincah tangan Hyesung memutar-mutar mainan itu. Matanya melongo, “Bagaimana kau melakukannya? Aku belum pernah berhasil melakukannya sekalipun.”

Hyesung kaget, “Apa! Kau belum pernah berhasil sekalipun dalam dua tahun?”
Hyesung kelepasan, JB menyipitkan matanya, dan bertanya, “Bagaimana kau tahu aku sudah dua tahun memilikinya?”

Hyesung mengatakan, “Aku fans-mu. Sebagai fans, siapa yang tidak tahu kau memiliki ini?” Kelihatannya JB tidak percaya. Hyesung melanjutkan, “Sepertinya kau tidak melakukannya karena kau ingin menyelesaikannya. Kau tidak peduli kau akan berhasil menyelesaikannya atau tidak. Kau melakukannya tanpa berpikir, itulah kenapa kau tidak pernah berhasil.” Kata itu sepertinya langsung mengena tepat sasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar