Minggu, 25 Maret 2012

Dream High 2 Episode 5


EPISODE 5
Hyesung marah pada Ryan karena dia datang terlambat saat showcase. Ryan menganggap acuh terhadap showcase itu. Hyesung kesal dan dia berjanji untuk membuktikan pada Ryan kalau dia mampu lebih baik darinya.

Soon Dong dan Ailee tampil pertama dalam showcase. Soon Dong berusaha menguasai panggung, padahal suaranya jelek. Penonton tertawa melihat tingkah Soon Dong. Dia tampil seolah-olah sudah sangat profesional. Akhirnya Soon Dong dieliminasi, dan Ailee pemenangnya.
Soon dong menemui Hyesung di ruang rias.

"Aku tereliminasi. Kau lakukanlah yang terbaik. Hwaiting!" Soon Dong berusaha menyemangati Hyesung.

Hyesung hanya mengangguk-angguk.
Hyesung pergi menuju stage, Ryan mengejarnya dan langsung memberikan microphone. Hyesung sangat takut dan pesimis.

Ryan mulai menyanyikan bagiannya, dia tampil dengan penuh percaya diri. Sementara itu, Hyesung mengenggam erat mic nya dengan tangan gemetar. Saat di bagian Hyesung, tiba-tiba suara Hyesung tidak keluar. Mic yang dibawa Hyesung mati.

Mereka berdua bingung, tapi akhirnya Ryan mengambil keputusan dengan mengambil bagian Hyesung. Ryan menyanyikan seluruh bait lagu bagiannya dan bagian Hyesung.

Hyesung mengingat-ingat usaha kerasnya selama ini demi showcase ternyata sia-sia saja. Hyesung memangdang Ryan dengan tatapan seolah-olah berkata 'Apa ini sudah takdirku, tereliminasi dari showcase?

Ryan dengan sempurnya berhasil menyanyikan seluruh bait lagu. Tepukan penonton bersorak untuk Ryan.

Guru Taeyon menemui Kepala Sekolah ( selaku Juri), dan memintanya mengulang duet Ryan-Hyesung karena mungkin speakernya rusak. Kepala sekolah meminta Guru Taeyon untuk menunggu sampai lagunya selesai dulu, baru dia akan bertindak.

"Hyesung, coba cek batu baterai microphone mu!" Perintah Kepala Sekolah. Guru Taeyon menatap kepala sekolah dengan tatapan bingung.

"Jika ini suatu kesalahan teknis, kami akan memberikan kesempatan sekali lagi untukmu."
Hyesung membuka bagian micnya, dan ternyata di dalamnya tidak ada batu baterainya.
"Apa bedanya kau dan seorang prajurit yang pergi ke medan perang tapi lupa tidak bawa amunisi?" Tutur Kepala Sekolah melihat kecerobohan Hyesung.

Ryan tertawa geli mendengar ucapan Kepsek.
"Shin Hyesung dieliminasi." Tegas Kepala Sekolah.
"Ryan kau bernyanyi sangat bagus. Tapi kau juga ikut dieliminasi." Lanjutnya. Ryan shock mendengarnya. Bahkan Guru Taeyon dan semua penonton juga kaget dengan keputusan Kepsek.
"Ryan, kau mengambil lyrics bagian Hyesung, kau harusnya meminjamkannya mic mu, atau kau bisa bernyanyi bersama dengannya. Membuat panggung menjadi milikmu sendiri, itu bukan hal yang baik." Kepala Sekolah Joo berusaha memberikan argumen atas keputusan yang dibuatnya.

Ryan menatap Hyesung dengan tatapan kesal dan marah, Hyesung bingung apa yang harus dilakukannya.

Di belakang panggung, Soon Dong melabrak Ryan.
"Kau yang mengeluarkan baterai mic nya kan?" Soon Dong menuduh Ryan.
"Apa?" Tanya Ryan bingung.
" Itu mic yang aku gunakan tadi. Mana mungkin batu baterainya hilang sendiri. Aku lihat kau memberikan Hyesung mic nya."

Hyesung mencoba menenangkan amarah Soon Dong.
"Benar-benar pengap." Gumam Ryan. Dia merasa pengap dengan situasi seperti ini.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Ryan pada Ailee.
"Kau tidak harus melakukan itu." Ailee menasehati sahabatnya.

Ryan sedih ternyata Ailee tidak mempercayainya. Soon Dong menatap Ryan dengan penuh curiga.
Hyesung sedih melihat Ryan terpojokkan.

Ryan berjalan menaiki tangga. Dia menangis sedih karena situasi ini, sudah tereliminasi ditambah lagi sahabatnya sendiri tidak mempercayainya. Perasaan Ryan hancur.

Hyesung merasa iba dengan Ryan, dia ingin menghibur Ryan. Namun saat dia akan menghampiri Ryan, tiba-tiba JB datang.

"Aku ingin sendirian. Pergilah." Ryan memerintahkan JB untuk pergi dari hadapannya."Aku bilang, pergi!"
"Ya, aku yang melakukannya. Terus kenapa kalau aku pelakunya?" Ryan mengomel-omel pada dirinya sendiri. JB bingung dengan sikap Ryan ini.
"Aku tak berpikir kau bertindak sejahat itu." Tegas JB. Dia tak tega melihat kondisi Ryan yang sedang bersedih.

JB langsung memeluk Ryan mencoba menenangkannya. Tanpa perlawanan, Ryan menerima pelukan JB.
Hyesung yang dari tadi mengamati mereka berdua, sangat shock melihat mereka berpelukan.
Yoo Jin datang dan langsung menarik tangan Hyesung untuk diajaknya pergi. Yoo Jin tak ingin Hyesung sakit hati.

Hyesung terjatuh, dan sepatunya lepas. Dia serasa tak punya daya lagi untuk berdiri.
"Pakai sepatumu! Atau perlu ku pakaikan untukmu." Perintah Yoo Jin.
Hyesung masih tak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya, dia hanya terbengong mengingatnya.

Yoo Jin kesal melihat Hyesung yang menjadi begitu lemah hanya karena melihat JB dan Ryan pelukan.

Tiba-tiba, 2 buah batu baterai terlepas dari genggaman tangan Hyesung. Yoo Jin langsung memungutnya, dan membantu Hyesung berdiri.

Scene beralih ke showcase. Sekarang gantian Hong Joo dan Nana yang tampil. Sepertinya, Nana agak sedikit terganggu dengan suaranya. Hong Joo membiarkan Nana menyanyikan bagiannya. Hong Joo berusaha mensupport Nana, membuat Nana menjadi pemimpinnya.

Ryan berkaca dan melihat matanya sembab. Ini pasti karena dia terlalu lama menangis.
"Yang baru saja terjadi hari ini, bukan pertama atau kedua kalinya kau disalahkan." Ungkap JB.
"Aku tidak akan melupakan kejadian ini. Akan ku ingat selalu." Jawab Ryan kesal. "Aku selalu hidup dengan kesempurnaan, dan merasa tidak pernah disalahkan. Di masa mendatang, saat aku butuh untuk menangis. Akan ku ingat kejadian hari ini. Dan kupergunakan sebagai pelajaran untuk aktingku." Kata Ryan berusaha menyemangati dirinya.

Yoo Jin membuang batu baterai yang dipungutnya dari Hyesung. Sontak Hyesung kaget dan langsung membongkar tempat sampah mencari batu baterai itu.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hyesung.
"Apa? Apa yang aku lakukan?" Yoo Jin mengulang perkataan Hyesung.

Hyesung membongkar tempat sampah itu. Yoo Jin menyuruh Hyesung tidak usah melakukan itu. Karena yang membuat dinding tebal antara para super idol itu dan murid asli Kirin adalah Kang Chul. Biarkan saja mereka yang menanggungnya.

"Shin Hyesung. Kejadian ini awal yang baik." Tutur Yoo Jin yang berada di pihak Hyesung.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Hyesung menemukan batu baterai itu.
"Apa yang akan kau lakukan dengan itu sekarang ?" Tanya Yoo Jin.
"Gara-gara aku, Ryan dikirim ke kelas bawah dan dia juga jadi disalahkan." Hyesung merasa menyesal atas perbuatanya.
"Kau tak berniat untuk mengakuinya kan?" Yoo Jin merasa cemas dengan Hyesung.
Hyesung menganggukan kepala.

Hyesung bertanya kenapa tiba-tiba Yoo Jin berada disisinya, biasanya kan mereka musuhan. Yoo Jin bingung menjawabnya. Hyesung pun langsung buru-buru menemui Ryan dan meminta maaf.
"Ada sesuatu yang harus kukatakan padamu." Ucap Hyesung dengan nafas terengah-engah.
"Apa kau punya bukti kalau aku yang telah mensabotase mic mu." Jawab Ryan sinis.
"Tidak. bukan begitu."
"Jangan beritahu aku, kalau kau sebenarnya yang melakukannya." JB tiba-tiba muncul dari belakang Ryan.
"Apakah Ryan membuatmu takut sehingga kau harus melakukan ini semua. Baterai tidak mungkin hilang sendiri. Karena kau tidak percaya diri, kau sengaja menciptakan situasi seperti ini. Jika tidak, maka aku minta maaf. " JB kesal pada Hyesung karena membuat orang yang dikasihinya bersedih.
"Sebenarnya, faktanya adalah...." Belum sempat Hyesung menyelesaikan kalimatnya, Yoo Jin datang.
"Apa kau punya buktinya kalau hyesung pelakunya?" Yoo Jin tanya balik.

Soon Dong yang dari tadi berada disana ikut angkat bicara. Hyesung itu kan anak seorang pastur jadi tak mungkin dia melakukan hal semacam itu. Situasi memanas, dan Ryan langsung pergi.
Yoo Jin berlatih keras dance untuk menandingi JB. Tapi kayaknya sulit bagi Yoo Jin untuk menirukan gerakan dance JB. Untungnya, JR datang dan membantu Yoo Jin berlatih dance. Yoo Jin terkagum dengan dance JR, ternyata dia jago dance juga ya.

Showcase duet performance JB dan Yoo Jin di mulai. Jb menari dengan lihainya, namun Yoo Jin ternyata juga tak kalah lihainya. Dia berhasil menirukan tiap gerakan JB.
Tapi sepertinya nasib baik belum ditangan Yoo Jin, dia tereliminasi.

Saat Ayah Hyesung akan berkunjung ke Kirin, dia melihat para orang tua wali sedang berdemo di depan sekolah Kirin. Mereka minta agar Kepala Sekolah Joo mundur dari kedudukuannya. Dia telah menghancurkan mimpi-mimpi siswa Kirin. Ayah Hyesung berusaha menenangkan masa yang mulai mengamuk pada Kepsek Joo.

Pasangan-pasangan yang tereliminasi dalam showcase kemarin, di training ke suatu tempat untuk menjalani masa pelatihan agar bisa lebih baik. Diantara artis OZ Ent yang ikut dalam pelatihan itu hanya Ryan saja.

"Ah...ini segar." Ujar Soon Dong setibanya ditempat tujuan.
"Udaranya juga sangat baik." Tambah Hyesung.
Semua siswa terlihat senang, tapi tidak untuk Ryan. Mulai dari berangkat sampai tiba ditujuan wajahnya terus cemberut kesal.

Sementara itu di sekolah, Ailee dan Nana sudah tahu kemana Ryan dibawa pergi. Mereka lalu pergi memberi tahu JB.

"JB! Aku sudah tahu." Ujar Aile dan Nana.
"Tahu apa?" Tanya JB.
"Ryan." Jawab Nana. "Aku yakin dia berada ditempat itu."
"Kau tahu benar, tempat dimana kita saat menjalani pelatihan." Ujar Ailee.
"Kau tidak ingat? Dan juga, sekarang sudah berkembang tapi masih dengan istruktur yang sama." Ujar Nana.
"Itu tidak mungkin..." Jawab JB sedikit tidak percaya.
Kembali ke scene pelatihan.

Terdengar suara sirine sangat keras, lalu seorang TNI muncul dan menjelaskan maksud mereka dikirim ke tempat ini. Ternyata mereka akan di training secara keras.
Semua siswa bersorak, "Psy. Psy. Psy!" Dengan senang.

Yeahh,, memang TNI itu adalah artis terkenal Psy ( dia menjadi cameo di DH 2).
"Anda ingin memberi kelas untuk kami?" Tanya Soon Dong sangat antusias.
"Wow.. Anda sangat sibuk. Bagaimana bisa datang kesini?" Tanya Kim Ji Soo.
"Sasaran pelatihan dasar....berdasarkan urutan kedatangan....dipilih sepuluh.....lari!" Ujar Psy dengan tegas yang membuat semua siswa bingung namun hal itu tidak untuk Ryan.
Karena sebelumnya Ryan sudah pernah melakukan pelatihan seperti ini.
"Aku tahu akan menjadi seperti ini." Ujarnya kesal sambil melepas sepatunya.
Sambil membawa sepatunya dia langsung bergegas lari. Semua siswa mengikut Ryan berlari. Selesai itu, semua siswa disuruh berbaris. Psy mendekati Ryan.
“Ryan kita bertemu lagi. Melihat cara kau menatap, sepertinya kau tak bisa membalas kata-kataku.” Sindir Psy.

Ryan tak menggubris sindiran itu, dia hanya pasang wajah kesal.
Psy menyuruh semua siswa untuk mengumpulkan barang-barang pribadi yang tidak diperlukan. Semua siswa meletakkan barang mereka pada tempat yang sudah disediakan. Dan ternyata barang yang dikumpulkan Ryan adalah kalung K !!

“Mulai sekarang aku akan melatih kalian. Sampai kalian terlahir kembali disini. Tidak ada orang yang bisa melarikan diri dari sini. Dan jika kau tak bisa melaluinya, kau bisa saja kembali lagi berada disini.” Ujar Psy sambil mengarahkan pandangan kearah Ryan .
Ryan hanya bisa diam sambil memerkan wajah kesalnya.
“Mulai sekarang harta benda dan barang berhargamu akan disembunyikan disekitar tempat latihan.”
“Apa Anda bilang?” Jin Woon menyela ucapannya.
Psy hanya tertawa sambil berkata, “Apa kau gila? Mencari kesempatan untuk berbicara denganku?”
“Kembalikan itu padaku. Aku tidak bisa kehilangan itu.” Ujar Jin Woon sambil menunjuk barang berharganya yang dikumpulkan tadi.
“Apa kau pikir kau sedang berada dilingkungan sosial?” Kata Psy mulai marah.
“Lalu apa Anda pikir ini adalah militer?” Balas Jin Woon.

Akibat kelakuan Jin Woon yang berani melawan Psy dan Eun Bong yang menguap, mereka semua terkena hukuman. Yaitu melakukan gerakan berdiri-jongkok berulang-ulang dengan posisi tangan merangkul temannya sambil berteriak, "Ini salahku. Kesalahan teman adalah salahku.”

Dan akhirnya hukuman itu selesai. Psy memberi pengarahan lagi. Namun kali ini yang berbicara adalah Soon Dong. Mereka pun dapat tambahan hukuman lagi 10 kali lagi.
Tiba-tiba Ryan pingsan. Semua siswa panik.

“Ryan. Hei, hei... apa kau baik-baik saja? Bangun Ryan.” Ujar Hyesung khawatir.
Psy datang dan melihat keadaannya. Bukannya menolong, dia malah tertawa sambil berkata, "Sepertinya aktingmu Ryan tidak mengalami peningkatan. Hei kau sudah sangat jelas.” Ujarnya.
“Semua orang.. sekarang kalian sedang melihat pekerjaan akting yang sangat buruk.” Tambahnya.
“Lihatlah cara kakinya yang dilipat cantik karena dia ingin pingsan dengan posisi yang bagus. Dan meskipun matanya tertutup, jika kau lihat dari dekat maka tanda2 akting yang buruk adalah bulu matanya yang berkibar-kibar. Jika kau masih seperti ini, kau akan kembali kesini lagi Ryan.” Ujar Psy yang membuat Ryan bangun dari pura-pura pingsannya.

Yoo Jin dan Eun Bong tertawa geli, merasa dibodohi oleh akting Ryan. Pelatihan selanjutnya adalah menyeberang jembatan tali.

Sementara itu diruang guru. Kepala sekolah berusaha memberi penjelasan kepada orang tua siswa bahwa tidak ada gunanya menyalahkan Kepala Sekolah karena sekolah ini milik siswa jadi mereka akan berusaha mengembalikan sekolah itu pada siswa.

Mendengar penjelasan itu Kepsek, para wali murid bingung. Akhirnya, Kang Chul datang dan memberi titik terang. Dia menjelaskan kalau sudah sepantasnya murid yang tidak mematuhi aturan, dikeluarkan dari sekolah. Dan hal itu sudah wajar.

Kang Chul menambahkan, sekarang siswa Kirin yang masuk dalam lower-class sedang menjalani pelatihan. Kalau hanya mengandalkan sekolah, para murid tidak akan bisa berkembang. Sehingga diharapkan peran serta para orang tua dalam mengembangkan potensi anak mereka.

Sirene pagi dibunyikan, semua peserta trainee di suruh bangun. Ryan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana dia bertemu Hyesung yang sedang menyegarkan wajah. Ryan menyuruh Hyesung untuk mencari kotak yang berisi kalung K miliknya di dekat ayunan belakang pusat pelatihan ini. Ryan mengatakan kalau kotak tsb ditemukan, dirinya bisa segera pergi dari tempat training itu.

Hyesung segera mencari kotak itu itu . Tapi sayangnya tidak menemukan kotak itu, diapun langsung menemui Ryan untuk mengatakan kalau kotak tsb tidak ada.

"Ryan, kotak yang kau katakan itu tidak ada." Ungkap Hyesung saat mendatangi Ryan yang sedang berada di jembatan tali.
"Hey, kau tidak lihat tandanya?" Tanya Ryan panik.
Hyesung melihat tulisan yang tertempel di jempatan tali itu, 2 orang atau lebih dilarang menaiki jempatan ini.
"Ryaan...aku akan pergi." Balas Hyesung. Diapun pergi dari jempatan itu.
Tapi sepertinya talinya terus meronta-ronta ,, Ryan kehilangan keseimbangannya dan akhirnya jatuh.

Yoo Jin langsung buru-buru menolong Ryan. Yoo Jin membawa Ryan ke ruang kesehatan.
Karena kejadian itu, Hyesung dihukum bungee jumping karena tidak mengindahkan aturan. Yoo Jin menatap Hyesung dengan tatapan sedih dan iba.

Selesai menjalani hukuman, HyeSung langsung menjenguk Ryan. Tapi nyatanya Ryan malah asyik menonton Tv dan kelihatan tidak terluka sama sekali.

"Apa kau berakting lagi tadi?" Tanya Hyesung kesal.
"Aku selalu melakukan itu saat aku ingin." Jawab Ryan dengah santainya.
"Apa kau tidak tahu betapa khawatirnya aku padamu?" Hyesung marah-marah.

Ryan mengungkit lagi soal masalah batu baterai itu, tapi sepertinya Hyesung tidak mau membahasnya. Diapun langsung pergi.

Nana mendatangi kamar JB dan mengajaknya untuk menemui Ryan.
"Ayo pergi!"
"Kemana?" Tanya balik JB.
"Menemui Ryan. Tidakkah kau mengkhawatirkannya?" Ujar Nana.
"Tapi bagaimana kita bisa kesana?"

Nana ternyata sudah mengambil kunci mobil guru Taeyon. Dia meminta JB untuk mengantarnya bertemu Ryan. Nan tahu kalau JB masih menyukai Ryan.
Sementara itu, Guru Taeyon, Guru Kang, dan Kim Ji Soo sedang asyik makan malam. Taeyon dan Ji Soo mabuk. Taeyon menyalahkan Kang Chul karena telah membuang anak didiknya, dan juga membuangnya ke lower-class.

Ji Soo mendapat telfon daro Kang Chul, dia pun langsung bergegas pergi ke kantor polisi.
"Seol." Ucap Jisoo pada seorang gadis yang sedang ditahan disana.
"Wali ku sudah datang, bisakah Anda biarkan saya pergi?" Tanya Seol pada pak polisi.
Seol berkelahi dengan teman-temannya, padahal dia cewek tapi malah berkelahi.

Di depan kantor polisi, Kang Chul sudah menunggu. Seol pun langsung masuk dalam mobil itu. Seol ternyata anak Kang Chul.
"Aku ingin pulang ke rumah Ibu di Australia." Ujar Seol.
Scene beralih ke pelatihan.

Malam harinya dipelatihan diadakan acara api unggun. Acara itu berupa renungan-renungan untuk mengingatkan siswa pelatihan akan jasa orangtua mereka. Semua siswa menangis termasuk Psy.
Tiba-tiba Ailee, Nana dan JB datang ke tempat pelatihan.

Tujuan mereka tak lain adalah ingin menemui sahabatnya, Ryan. Setelah diberitahu Ryan sakit, mereka bertiga langsung bergegas menuju ruang pengobatan. Tapi ternyata Ryan tidak ada disana.
“Kemana Ryan pergi?” Tanya Ailee.
“Dia tidak ada disini?” Ujar Hyesung bingung melihat Ryan tidak ada.
“Mengikuti peraturan keselamatan ditempat seperti ini…apakah masuk akal?” Ujar JB pada Hyesung.
“Walaupun dia melakukan kesalahan, tapi itu tidak disengaja. Sekarang dia sudah merasa sangat menyesal.” Ujar Yoo Jin yang tiba-tiba ikut masuk dalam ruang pengobatan.”Apa kau merasa lebih baik kalau kau sudah membuat suasana hatinya buruk?”
“Tidak disengaja?” Kata JB merasa sedikit tidak yakin.

JB kembali memandang Hyesung sambil berkata, “Itu pasti karena kau tidak peduli kalau Ryan akan terluka atau tidak kan?”
Yoo Jin memandang tajam JB, “Apa maksudmu?”
“Mungkin dalam hati, dia ingin menyiksanya.” Kata JB semakin memojokkan Hyesung.
“Kenapa kau seperti ini? Hatiku, kau tak mengerti apapun. Jangan bicara sembarangan. Kau.. adalah orang yang tak peduli jika orang lain terluka atau tidak. Sepertinya kau selalu menerima dukungan dari para penggemar sehingga kau tidak tahu kebaikan mulia itu seperti apa. Tapi hari ini, kau kehilangan 1 penggermarmu. Aku… tidak akan jadi penggemarmu lagi.” Ujar Hyesung lalu pergi meninggalkan kamar itu.

Mendengar pernyataan Hyesung, Yoo Jin tertawa senang. “Akhirnya dia bertindak sebagai manusia. Ada keuntungannya juga megikuti training camp ini.”
Tak lama kemudian Yoo Jin ikut pergi menyusul Hyesung.
“Apa yang kau lakukan? Kau kehilangan 1 penggemarmu.” Ujar Ailee meledek JB sambil tertawa.
Nana langsung menyikut Ailee.
“Tidakkah kau berpikir kita harus mencari Ryan? Karena ini sudah malam.” Ujar Nana pada JB.
“Kalian tetap disini. Aku pikir aku tahu dimana dia sekarang.” Kata JB.

Sementara itu, ditengah hutan Hyesung sibuk mencari barang-barang berharga yang disembunyikan.
Yoo Jin menyusulnya dari belakang.”Kemana dia pergi? Aisshh..”
Ryan duduk di ayunan sambil melamun. Tak lama kemudian JB datang menghampirinya.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Ryan menyadari kedatangan JB.
“Sepertinya kau baik-baik saja.” Ujar JB.
“Hah?”
“Kenapa kau datang kesini?” Tanya JB berharap Ryan kesini karena rindu kenangan masa lalunya.
“Ini tidak seperti apa yang kau pikirkan. Aku hanya berpikir mereka menyembunyikan harta karun disini seperti sebelumnya. Ini memalukan, jadi kau pergilah duluan” Jawab Ryan.
Tempat Ryan berada saat ini adalah tempat kenangannya dulu bersama JB.

~ Flashback ~
JB dan Ryan menemukan harta karun yang digantung diatas ayunan. Ryan sangat senang bisa menemukannya.Ternyata harta karun itu isisnya sepesang sepatu usang.
“Apa ini?” Tanya Ryan pada JB.
“Ini adalah harta karun terbaikku.” Jawabnya.
“Ini milikmu?” Tanya Ryan lagi.
“Yeah. Sepasang sepatu usangku yang pertama.” Jawab JB bangga.
Ryan tampak sedikit jijik dengan sepatu itu.
“Hadiah.” Ujar JB sambil memberikan setengah pasang sepatu itu pada Ryan.
Ryan mengambilnya dengan jarinya sehingga terlihat kalau dia sangat jijik dengan sepatu itu.
“Dimasa depan, Sebelum sepatu ke sembilanku usang, aku akan membuat debutku” JB melanjutkan perkatannya dengan sedikit malu-malu.”Karena ini adalah pertama kali. Maka lain waktu aku akan memberikanmu yang kedua atau yang ketiga. Seperti cincin pasangan.”
Saat JB pergi, Ryan melemparkan sepatu itu kearahnya.
“Setelah memberiku sampah…lalu apa? Hah?” Ujar Ryan kesal.
“Kau… keringat dan semangatku…” JB tidak meneruskan ucapannya karena dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap Ryan “Lupakan saja”
Setelah JB pergi, Ryan memungut sepatu itu lagi. Ditengah perjalanan, JB berhenti sejenak dan melihat kembali Ryan. Saat itu Ryan sedang membersihkan sepatu yang dia lemparkan tadi. Karena merasa senang dia kembali menghampiri Ryan.
JB berjongkok didepan Ryan, memandang Ryan sebentar lalu mencium pipi Ryan. Ryan memegang pipinya sambil berkata, “Begitu payah…”
“Apa?”Tanya JB bingung.
“Kau… payah.” Jawab Ryan.
JB semakin bingung dengan maksud Ryan. Ryan lalu menginjak sepatu JB.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya JB pada Ryan.
“Agar sepatu yang ke sembilan… cepat usang.” Jawab Ryan sambil tersipu malu.
JB pun demikian.
~Flashback selesai~

“Apa ada hal yang ingin kau katakan?” Tanya Ryan pada JB.
“Tidak.” Jawabnya.
“Aku juga tidak punya apapun untuk dikatakan. “ Ujar Ryan yang sudah bersiap pergi tapi ditahan oleh ucapan JB yang mengatakan, “Apa kau masih menyimpan sepatuku?”
“Kenapa kau penasaran tentang hal itu?” Tanya Ryan.
Ryan lalu menginjak sepatu JB menandakan kalau dirinya masih menyimpannya, setelah itu dia pergi.

Malam-malam, Yoo Jin pergi mencari Hyesung ke tengah hutan. Hyesung pergi mencari kotak milik anak-anak yang lainnya di tengah hutan. Kotak pertama yang berhasil dia temukan adalah kotak milik Ryan, yang berisi kaluang K.

Di sisi lain, JB akhirnya ikut turun tangan untuk membantu mencari kotak-kotak itu, sebenarnya niatnya sih cuma ngebantuin Ryan mencari kotak miliknya. Mereka berdua ( JB & Ryan ) masuk ke ruang inspektur Psy dan menggeledah setiap laci, JB berhasil menemukan 4 kotak. Tapi dia belum tahu apa salah satunya ada yang milik Ryan.

"Shin Hye sung." Teriak Yoo Jin saat melihat Hyesung sedang memunguti kotak.
"Oh, Yoo Jin."
"Apa kau tidak tahu berapa lamanya aku mencari-carimu?" Keluh Yoo Jin.
"Aku? Kenapa?" Hyesung balik tanya.

Yoo Jin menyuruhnya untuk segera ke sana. Dengan segera Hyesung langsung berjalan ke arah Yoo Jin, tapi tiba-tiba kaki Hyesung terpeleset. Yoo Jin panik dan langsung berlari ke Hyesung. Tapi nyatanya dia hanya mengerjai Yoo Jin.

Mereka berdua akhirnya duduk bersama sambil memandangi bintang di langit.
Yoojin terpesona melihat wajah Hyesung saat memandangi bintang. Hyesung hampir salah tingkah, tapi untung aja dia segera sadar. Dan langsung mengeluarkan kotak-kotak yang berhasil dia temukan tadi.

"Taaraa...aku temukan ini." Ucap Hyesung membuka salah satu kotak.
"Haa.. ini milikku." Balas Yoo Jin.
"Wah, bagaimana kau bisa menemukannya?". Yoo Jin terkesima dengan perjuangan Hyesung untuk menemukan kotak milik teman-temannya.

Atas jasanya menemukan kotak itu, Hyesung minta Yoo Jin untuk menyanyikan sebuah lagu untuknya.
Di lain pihak beberapa orang sedang menghadapi masalah.

Kang Chul berusaha membelikan baju seragam Kirin untuk Seol, tapi Seol selalu menolaknya.
Kepala sekolah Joo memutuskan untuk mengundurkan diri dari Sekolah Kirin. Dia menatap Sekolah Kirin dengan perasaan sedih, dia merasa sudah tak mampu lagi mengelola Kirin. Tak lama setelah itu dia langsung membawa kopernya itu pergi meninggalkan Kirin.

Guru Kang terpaksa menggendong guru Taeyon sampai ke rumah karena Taeyon mabuk berat.
BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar