EPISODE 11
Seung Jo yang tidur bersama Ha Ni merasa risih, karena gaya tidur Ha Ni yang mengganggu. Tanpa disadari oleh Ha Ni kakinya menendang Seung Jo, tangannya mengenai kepala Seung Jo.
Ha Ni tidur berguling-guling dan akhirnya jatuh dari kasur kemudian kembali ke kasur lagi. Seung Jo kesal dan akhirnya ia bangun.
Seung Jo : “Dia berbicara dalam tidurnya dan aku tidak bisa tidur? Kalau jadi begini, aku harus bagaimana?”
Pagi harinya. Seung Jo sudah bangun terlebih dulu dari pada Ha Ni.
Sebelum membuka matanya Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Benar, aku menghabiskan malam bersama dengan Seung Jo. Aku berpikir bahwa saat aku bangun Seung Jo akan ada di sampingku.”
Ha Ni membuka mata dan ia tidak mendapati Seung Jo ada di sampingnya.
Seung Jo : “Sudah waktunya bangun.”
Seung Jo sedang membaca.
Ha Ni : “Apakah tidurmu nyenyak?”
Seung Jo : “Semalam, tidur bersamamu sangat mengerikan.”
Ha Ni : “Kenapa?”
Seung Jo : “Karena kebiasaan tidurmu yang sangat mengerikan.”
Ha Ni : “Apa yang kau bicarakan? Aku sebenarnya adalah orang yang suka tidur.”
Seung Jo : “Jangan bercanda denganku.”
Kemudian, Seung Jo dan Ha Ni sarapan bersama.
Ha Ni mencoba memilihkan baju untuk Seung Jo.
Ha Ni : “Pakai yang ini.”
Seung Jo : “Aku tidak mau.”
Kemudian Seung Jo memilih sendiri pakaiannya.
Seung Jo akan ganti baju, tapi Ha Ni masih berada di dekat Seung Jo.
Seung Jo : “Apakah kau akan terus memandangiku seperti itu?”
Ha Ni : “Ah, maaf.”
Saat hendak berangkat ke kampus, Ha Ni mengambilkan sepatu Seung Jo. Seung Jo melihat hal itu dan ia menatap Ha Ni, Ha Ni mengerti tatapan Seung Jo mungkin Seung Jo tidak ingin memakai sepatu yang itu, jadi Ha Ni mengambil sepatu yang lain.
Seung Jo : “Kelakuanmu seperti kau yang punya rumah ini.”
Ha Ni tersenyum : “Benarkah?”
Seung Jo dan Ha Ni pergi ke kampus bersama, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Pergi ke kampus bersama dengan Seung Jo. Ini perasaan yang sangat berbeda ketika saat aku tinggal di apartemen Seung Jo. Rasanya seperti kami tinggal bersama.”
Ha Ni mencoba menggapai pundak Seung Jo.
Seung Jo : “Kau sedang membayangkan apa? Jangan melakukan hal yang berlebihan.” Tegas Seung Jo.
Di restaurant, Ayah Ha Ni menunggu Joon Gu yang belum juga datang. Ayah Ha Ni mencoba menghubungi Joon Gu tapi tidak ada jawaban.
Ayah Ha Ni : “Dia tidak pernah telat untuk bekerja. Ada masalah apa?”
Di kampus. Para mahasiswa ramai berkumpul di satu tempat, Seung Jo dan Ha Ni yang baru saja datang penasaran dengan apa yang terjadi, akhirnya mereka pun melihat kerumunan itu.
Seung Jo dan Ha Ni kaget mengetahui apa yang terjadi. Ada sebuah pengumuman yang isinya mengenai Seung Jo dan Ha Ni yang bermalam bersama.
Dua orang dari orang-orang yang berkerumun itu membicarakan tentang pengumuman tersebut. Seung Jo dan Ha Ni yang berada tepat di belakang mereka, ikut mendengarkan pembicaraan itu.
Girl 1 : “Kau tahu gadis yang berasal dari club tenis.”
Mereka melihat ke arah Ha Ni : “Oh dia.”
Boy 1 : “Hey! Baek Seung Jo! Sejak kapan kau...? Beruntungnya kau.”
Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia ikut berkerumun diantara orang-orang itu.
Ibu Seung Jo : “Ceritakan, ceritakan kepada kami secara detail. Jadi bagaimana yang sebenarnya?”
Orang-orang yang berkerumun itu memperhatikan Ibu Seung Jo dan mereka tertawa melihat penampilan Ibu Seung Jo.
Ibu Seung Jo : “Aku berkata beritahu kami kejadian yang mendetail.”
Saat melihat ibunya yang sedang menyamar, Seung Jo langsung mengetahui hal itu dan ia langsung membawa ibunya pergi menjauhi kerumunan itu.
Seung Jo : “Ibu...”
Ibu Seung Jo : “Apa masalah mu? Kenapa kau memanggilku ibu?”
Seung Jo : “Ibu.”
Semua orang yang berkerumun itu sekarang berganti mengerumuni Seung Jo dan Ibunya.
Seung Jo mengatakan pada ibunya untuk tidak mengganggunya lagi lalu melangkah pergi.
Ibu Seung Jo menanyakan tentang kesehatan Ha Ni : “Ha Ni, bagaimana perasaanmu setelah sakit dan semua hal yang terjadi padamu?”
Ha Ni : “Aku baik-baik saja sekarang.”
Ibu Seung Jo : “Benarkah? Aku senang mendengarnya. Jadi, bagaimana?”
Ha Ni : “Apa?”
Ibu Seung Jo : “Bagaimana rasanya.”
Ha Ni : “Suara ibu terlalu keras, itu bukan sesuatu yang spesial.”
Ibu Seung Jo : “Benarkah? Tipe lelaki seperti apa Seung Jo itu? Tidak bisa dipercaya. Ha Ni, apakah kau sudah memberikan coklat itu pada Seung Jo?”
Ha Ni : “Ah iah, coklat. coklat.”. Dan ternyata coklatnya hilang.
Ibu Seung Jo : “Hilang bagaimana? Itu adalah salah satu tanda cinta.”
Ha Ni panik. Ha Ni : “Apa yang harus aku lakukan, coklat untuk Baek Seung Jo!”
Di salon tempat bekerja Joo Ri sahabat Ha Ni . Joon Gu datang menemui Joo Ri. Joon Gu menceritakan apa yang telah terjadi pada Ha Ni dan Seung Jo. Joon Gu mengatakan bahwa Ha Ni dan Seung Jo telah tidur bersama. Joo Ri kaget tapi juga senang.
Di kampus, Sahabat Ha Ni menanyakan pada Ha Ni, apa yang sebenarnya terjadi antara Ha Ni dan Seung Jo. Ha Ni mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua.
Di kelas, He Ra menyinggung soal Seung Jo dan Ha Ni yang tidur bersama, Seung Jo mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa diantara mereka berdua. He Ra senang mendengar hal itu, ia langsung mengajak Seung Jo untuk makan malam setelah selesai kuliah.
Di kafetaria, Ha Ni dan kedua sahabatnya berbincang-bincang.
Ha Ni : “Sepertinya aku akan mati karena ujian ini.”
Min Ah : “Aku tidak akan mampu mempelajari 12 mata pelajaran sekaligus.”
Joo Ri : “Jika Min Ah berkata seperti itu, maka tentu saja akan menjadi hal yang tidak mungkin untuk Oh Ha Ni.”
Ha Ni : “Baiklah, aku telah membuat keputusan. Aku hanya akan mempelajari bahasa Inggris saja.”
Joon Gu menunggu hujan reda di kampus, ia bertemu dengan Kyung Soo. Kyung Soo dan Joon Gu tidak saling mengenal. Kyung Soo menanyakan keadaan Joon Gu yang terlihat lesu.
Joon Gu menceritakan bahwa ia tengah putus asa dengan cintanya. Joon Gu menceritakan tentang kisah cintanya dengan Ha Ni, tapi Joon Gu tidak menyebutkan nama Ha Ni.
Kemudian Kyung Soo menyuruh Joon Gu untuk menyatakan rasa cintanya itu. Kyung Soo mengajari Joon Gu mengenai cara Seung Jo saat pertama kali mencium Ha Ni.
Joon Gu menyadari kalau ia ternyata belum pernah menyatakan cintanya pada Ha Ni. Setelah berterimakasih pada Kyung Soo, Joon Gu pamit untuk pergi.
Di kamarnya, Ha Ni belajar dengan giat, ia menghafal beberapa rumus. Ia benar-benar sangat giat belajar dan akhirnya Ha Ni belajar sampai tertidur.
Di apartemen Seung Jo, setelah selesai mandi tanpa sengaja Seung Jo menemukan coklat milik Ha Ni yang tertinggal. Seung Jo membaca note dari Ha Ni kemudian tersenyum. Ia mencoba mencicipi coklat itu, karena rasanya tidak enak Seung Jo berhenti memakannya. Tapi, akhirnya ia tersenyum juga.
Di kampus, Seung Jo dan He Ra sedang mengobrol di dalam kelas. Ha Ni datang tanpa mempedulikan mereka.
He Ra : “Ha Ni, kau datang juga.”
Seung Jo : “Kau terlihat tidak sehat.”
He Ra mulai merendahkan Ha Ni, ia berkata bahwa Ha Ni tidak akan berhasil untuk ujian bahasa Inggris kali ini karena ini adalah ujian yang sangat sulit. He Ra malah menyarankan agar Ha Ni ikut test bahasa Inggris di tahun yang akan datang saja. Ha Ni hanya bisa menatap kesal ke arah He Ra.
Saat ujian dimulai, Ha Ni tidak mengerjakan soalnya tapi ia malah sibuk memperhatikan Seung Jo. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini pertama kalinya aku ikut test bersama Seung Jo. Seung Jo terlihat sangat tampan saat sedang mengerjakan soal.”
Seung Jo sudah selesai mengerjakan soalnya kemudian ia langsung menukar jawaban miliknya dengan jawaban milik Ha Ni yang masih kosong. He Ra kesal melihat hal itu. ‘ternyata itu cuma khayalan Ha Ni saja.’
Seung Jo dan He Ra sudah selesai mengerjakan test itu hanya dalam waktu 40 menit. Sedangkan Ha Ni, kertas ujiannya masih kosong.
Setelah selesai tes bahasa Inggris, Ha Ni bertemu dengan Joon Gu yang sudah menunggunya dari tadi.
Joon Gu : “Aku datang karena.. Aku ada suatu hal yang harus aku katakan padamu.”
Ha Ni : “Benarkah? Apa yang ingin kau bicarakan?”
Joon Gu : “Meskipun kau tidak menceritakan apapun padaku, tapi aku tahu segalanya. Mungkin kau tidak tahu betapa sakitnya hatiku saat itu. Tapi tidak masalah betapapun aku memikirkan tentang hal itu, aku berpikir bahwa hal itu tidaklah benar. Sesungguhnya, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri untuk berhenti menyukaimu, Ha Ni. Aku hanya ingin mengerti tentang semua yang telah terjadi.”
Setelah Joon Gu mengatakan seluruh isi hatinya dan ternyata. Ha Ni tidak mendengarkan hal itu, ia malah tertidur
Ternyata kedua sahabat Ha Ni sudah sedari tadi mendengarkan pembicaraan Joon Gu dan Ha Ni. Kedua sahabat Ha Ni memanggil Joon Gu dan Joon Gu menghampiri mereka.
Sahabat Ha Ni berkata, apa yang sebenarnya Joon Gu tawarkan untuk Ha Ni.Sahabat Ha Ni juga menjelaskan bahwa sebenarnya Seung Jo tidak melakukan apapun pada Ha Ni, mendengar hal itu Joon Gu sangat senang sekali.
Di lapangan tenis, saat Ha Ni sedang mengambil beberapa bola tenis dan memasukkannya ke dalam keranjang, tiba-tiba seseorang datang dan berkata : “Ha Ni, Ayo berkencan.”
Ha Ni hanya termangu mendengar dan melihat orang itu. Kyung Soo memanggil orang tersebut dengan nama Gi Tae.
Kyung Soo : “Hai Gi Tae, kapan kau tiba? Kenapa kau mengatakan hal itu pada Ha Ni?
Gi Tae : “Aku tidak bercanda. Aku teman Kyung Soo dan akan mulai kuliah di tempat ini semester depan. Aku Kim Gi Tae, senang bertemu denganmu.
Para anggota club tenis juga sangat penasaran dengan Gi Tae, Kyung Soo merasa risih dan ia menyuruh para anggota club untuk mengucapkan salam.
Kyung Soo bertanya pada Gi Tae : “Kau termasuk laki-laki yang sangat menyenangkan, sejak kapan kau mengenal dan kau ingin pergi dengannya, padahal kalian baru saja bertemu.
Kyung Soo berkata pada Ha Ni yang sedari tadi hanya diam : “Hey, Ha Ni. Tidakkah dia tampan. Ketika kami pertama kali datang ke kampus ini, kami sangat populer di kalangan club tenis. Gi Tae yang tampan dan aku yang memiliki karisma.”
Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini terasa sangat aneh, aku sangat terkejut. Ini pertama kalinya dalam hidupku ada seseorang menyatakan hal itu. Ini sangat mengagumkan.
Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Ha Ni di lapangan tenis, kedua sahabat Ha Ni menanyakan kepastian tentang kejadian itu. Mereka sangat bahagia mendengar tentang kejadian itu, karena sebenarnya mereka tau kalau itu adalah pertama kali dalam hidup Ha Ni.
Ha Ni dan kedua sahabatnya ingin tahu bagaimana reaksi Seung Jo saat mendengar hal ini. Kedua sahabat Ha Ni menceritakan kepada Seung Jo bahwa ada seorang laki-laki yang akan mengajak Ha Ni kencan.
Diam-diam Ha Ni mendengarkan pembicaraan itu. Reaksi Seung Jo seperti biasa, ia tidak peduli dengan hal itu. Mendengar hal itu, Ha Ni sangat sedih. Padahal Ha Ni berharap, Seung Jo akan cemburu karena hal itu, tapi ternyata tidak sama sekali.
Di rumah Ha Ni menceritakan kejadian tadi siang pada keluarganya, Ibu Seung Jo sangat terkejut mendengar hal itu.
Ibu Seung Jo : “Benarkah? Ia akan mengajakmu kencan.”
Ha Ni : “Iya, tapi hanya sekedar kencan tidak lebih.”
Eun Jo : “Jadi, apa yang akan kau lakukan?”
Ha Ni kesal mendengar pertanyaan dari Eun Jo yang menyudutkannya, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Kenapa ia seperti kakaknya?”
Ibu Seung Jo shock mendengar hal itu : “Hal yang paling aku takutkan akhirnya datang. Anak gadis semanis Ha Ni. Aku tahu aku akan kehilangannya segera. Semua ini karena Seung Jo.”
Ayah Seung Jo menenangkan Ibu Seung Jo : “Sudahlah sayang. Hal seperti ini adalah sesuatu kebebasan untuk orang lain.”
Ayah Ha Ni bertanya pada Ha Ni tentang bagaimana Kim Gi Tae itu.
Ha Ni : “Dia itu adalah pengajar club tenis dan ia lebih tua satu tahun dariku. Dan kita berada di semester yang sama.”
Ibu Seung Jo : “Apa? Pelatih tenis?”
Ha Ni : “Aku tidak benar-benar ingat bagaimana wajahnya.”
Ayah Ha Ni mengira mungkin Ha Ni yang terlebih dahulu menggoda laki-laki itu sehingga ia bisa terbujuk. Ha Ni berkata bahwa ia tidak seperti itu.
Dikamar Ha Ni. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Mendapatkan sesuatu yagn lebih besar dari yang aku harapkan. Hari ini adalah hari yang sangat penting. Tapi, dia mengungkapkan hal itu, apakah dia tahu bahwa aku menyukai Seung Jo. Dia orang yang sangat berani. Aku tidak dapat mengingat wajahnya. bagaimana wajahnya?”
Saat Ha Ni mulai membayangkan wajah Gi Tae, tiba-tiba yang muncul adalah wajah Seung Jo.
Di kampus, Gi Tae menemui Ha Ni. Gi Tae menghampiri Ha Ni, ia duduk di sebelahnya Ha Ni.
Ha Ni : “Kenapa kau datang?”
Gi Tae : “Kau tidak dapat melupakan wajahku. Jadi aku datang untuk menunjukkan wajahku.”
Gi Tae merangkul pundak Ha Ni, tapi Ha Ni segera melepaskannya. Ha Ni duduk bergeser mencoba menjauh dari Gi Tae, tapi Gi Tae ikut bergeser juga ke dekat Ha Ni.
Gi Tae : “Hey, Baek Seung Jo sekarang bekerja di sebuah restaurant, benarkah?”
Ha Ni : “Iya, benar.”
Gi Tae : “Beberapa waktu yang lalu saat aku pergi kau di sana juga. Aku dengar kalau kau pergi ke restoran tempat Seung jo bekerja setiap hari.”
Ha Ni : “Aku pergi ke sana beberapa kali.”
Gi Tae : “Tahukah kau kalau aku pintar juga. Tentu saja aku tidak akan menampakkan hal itu pada Seung Jo yang sempurna.”
Ha Ni : “Jadi, kau mendekatiku karena Seung Jo.”
Gi Tae : “Tentu saja aku merasa iri pada Seung Jo yang memiliki bakat dalam segala hal, entah itu dalam belajar dan juga tenis. Sebagaimana aku khawatir pada Baek Seung Jo, rasa kekhawatiranku itu benar, saat aku melihatmu mengikuti nya kemana pun ia berada. Tiba-tiba tanpa aku sadari, sedikit demi sedikit, aku mulai melihatmu.”
Ha Ni mengangguk senang.
Gi Tae : “Kau akan terus maju meskipun ditolak oleh Baek Seung Jo. lagi dan lagi. Aku sangat tersentuh akan hal itu, Oh Ha Ni. Jadi, aku akan membebaskanmu dari hal itu. Sudahlah, ayo ikut aku pergi.”
Tanpa sepengetahuan Ha Ni dan Gi Tae, He Ra melihat mereka berdua. He Ra menghampiri Ha Ni dan Gi Tae. Ternyata He Ra sudah mengenal Gi Tae, mereka bertemu beberapa kali saat diadakannya pertandingan tenis.
He Ra heran melihat Ha Ni dan Gi Tae akrab, He Ra berkata : “Apakah kalian saling mengenal?”
Gi Tae : “Tentu saja, aku akan mengajak Ha Ni keluar.”
He Ra senang bukan kepalang mendengar hal itu : “Jadi, kau akan berhenti untuk mengharapkan Seung Jo sekarang?”
Gi Tae : “Tentu saja.”
Ha Ni memukul Gi Tae : “Jangan katakan apapun sesuai maumu.”
He Ra senang sekali mendengar hal itu. He Ra menyarankan pada Gi Tae untuk selalu menjaga Ha Ni dan meneruskan hubungan mereka, karena mereka sangat cocok.
Ternyata Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia tengah memata-matai Gi Tae. Ibu Seung Jo mengambil beberapa gambar.
Di rumah, Ibu Seung Jo mengamati foto-foto yang baru saja ia ambil.
Ibu Seung Jo : “Ketampanan wajahnya berada di level 85 persen. Kepribadiannya terlihat sangat berkilau dan dia sangat antusias. Mungkin dimasa depan ia akan menjadi politikus atau pengacara.”
Ha Ni datang menghampiri Ibu Seung Jo, ia melihat beberapa foto Gi Tae yang berserakan di meja. Ha Ni bertanya apakah Ibu Seung Jo pergi ke kampus untuk melihat Gi Tae. Ibu Seung Jo tersenyum lalu ia berkata bahwa Gi Tae adalah saingan Seung Jo jadi ia harus menganalisa Gi Tae.
Dan ternyata Ibu Seung Jo menyadari kalau Gi Tae lebih imut dari pada Seung Jo. Kemudian Ibu Seung Jo merencakan untuk membuat Seung Jo cemburu karena kedekatan Ha Ni dan Gi Tae.
Di lapangan tennis. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Benarkah Seung Jo akan benar-benar cemburu akan hal itu?”
He Ra datang dan duduk di sebelah Ha Ni. He Ra mulai memprovokasi Ha Ni untuk melupakan Seung Jo karena Gi Tae sama populernya dengan Seung Jo diantara para mahasiswi.
Seung Jo menghampiri Ha Ni dan He Ra, Seung Jo mulai mengejek Ha Ni karena Gi Tae: “Mungkin dia sakit mata atau dia sangat aneh.”
Ha Ni membela Gi Tae, Ha Ni berkata bahwa Gi Tae sama pintarnya dengan Seung Jo dan sikap Gi Tae lebih baik kepada perempuan dari pada sikap Seung Jo.
Di restaurant tempat Seung Jo bekerja.
Seung Jo : “Kau mau pesan apa?”
Ha Ni : “Satu gelas ice tea.”
Seung Jo : “Apakah kau ingin menghabiskan waktu dengan duduk di sini seharian lagi seperti waktu itu?”
Ha Ni : “Hari ini. Aku datang kemari bukan untuk melihatmu. Aku datang ke sini untuk janji yang lain.”
Ternyata Ha Ni janjian Gi Tae.
Gi Tae : “Ha Ni, maaf. Jalan menuju ke sini sangat macet. apakah kau sudah menunggu lama?”
Ha Ni : “Tidak, aku baru saja datang.”
Gi Tae : “Oh! Hai Baek Seung Jo. Satu kopi untukku dengan es.”
Seung Jo : “Baiklah. Ice Tea dan Ice coffee. Tunggu sebentar.”
Ha Ni memperhatikan Seung Jo saat ia pergi, sebenarnya Ha Ni sedang menjalankan misinya untuk membuat Seung Jo cemburu, tapi ternyata Seung Jo terlihat tidak peduli sama sekali. Saat Seung Jo pergi, Ha Ni dan Gi Tae berbincang-bincang. Gi Tae menanyakan apakah ini kencan pertama Ha Ni.
Ha Ni menjawab kalau ini bukan kencan pertamanya. Iah, ini bukan kencan pertama Ha Ni karena di episode sebelumnya Ha Ni pernah berkencan dengan Seung Jo. Setelah pengejaran di bioskop yang Ha Ninya jatuh ke danau. Ha Ni memikirkan saat ia dan Seung Jo berkencan.
Gi Tae mencoba mendekati Ha Ni, ia merangkul pundak Ha Ni. Awalnya Ha Ni melepaskan rangkulan tangan Gi Tae, tapi karena Seung Jo datang jadi Ha Ni membiarkan Gi Tae tetap merangkul pundaknya.
Seung Jo datang membawakan pesanan Ha Ni dan Gi Tae, Seung Jo melihat mereka berdua dengan tatapan kesal. Setelah selesai mengantar pesanan Seung Jo pergi, Ha Ni sedih karena ia tidak melihat Seung Jo yang cemburu.
Gi Tae mengajak Ha Ni untuk pergi ke beberapa tempat wisata dan akhirnya mereka pergi ke taman. Dia sangat menjaga Ha Ni, saat ada sepeda yang melintas saat mereka berjalan, Gi Tae langsung menarik Ha Ni ke pinggir jalan agar Ha Ni tidak terserempet sepeda.
Kemudian saat hendak memasuki pintu kecil, Gi Tae menadahkan tangannya di atas kepala Ha Ni kepala Ha Ni tidak terbentur.
Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Saat ia baik padaku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Ini baru kencan sungguhan. Sifat seorang perempuan yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk berkencan seperti ini.”
Gi Tae datang membawakan minuman.
Ha Ni : “Aku tidak pernah melakukan hal seperti ini.
Gi Tae : “Benarkah? Apakah itu karena ketika kau bersama Baek Seung Jo, kau merasa gugup?”
Ha Ni : “Betul.”
Gi Tae : “Sudah berapa tahun kau menyukai Baek Seung Jo?”
Ha Ni : “Apa? Sepertinya sudah lebih dari 4 tahun.”
Gi Tae : “Semenjak SMA. Aku kira ini akan menjadi pertarungan yang sangat panjang untukku.”
Ha Ni : “Apa?”
Gi Tae : “Tidak. Jika kau menyukainya selama 4 tahun yang lalu, dan tiba-tiba aku datang padamu, itu tidak berarti hatimu tiba-tiba akan berubah. Meskipun jika kau hanya memikirkanku dari waktu ke waktu. Bukankah begitu? Aku sangat memakluminya.”
Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : “Dia berbeda 180 derajat dari Seung jo. Aku mengharapkan Seung jo datang tapi Seung jo tidak pernah muncul.”
Gi tae : “Ha Ni, ayo pergi.”
Ha Ni melihat Seung Jo dari kejauhan, ia berkata pada dirinya sendiri : “Aku tidak dapat melanjutkan seperti ini. Ini seperti sebuah isyarat untukku kalau Seung Jo benar-benar tidak memiliki rasa untukku. Jika hal ini akan seperti ini terus, sepertinya aku hanya akan memanfaatkan Gi Tae. Aku harus mengakhiri ini.”
Gi Tae datang dan Ha Ni terkejut. Gi Tae bertanya sedang apa Ha ni di tempat ini, apakah Ha Ni sedang memperhatikan seseorang. Gi Tae melihat ke sekeliling, Gi Tae tahu bahwa Ha Ni sedang memperhatikan Seung Jo.
Gi Tae menyuruh Ha Ni untuk melupakan Seung Jo. Gi Tae mencoba mencium Ha Ni tapi Joon Gu datang menghentikannya.
Kemudian Joon Gu memukul Gi Tae. Gi Tae balas memukul Joon Gu. Akhirnya mereka saling memukul. Ha Ni panik, ia tidak bisa menghentikan mereka. Akhirnya Seung Jo datang.
Seung Jo: “Kalian berdua bertengkar bukan karena Ha Ni, benar?”
Joon Gu : “Baek Seung Jo, ini tidak ada hubungannya denganmu. Jadi, pergilah!”
Seung Jo : “Meskipun kalian bertengkar atau saling membunuh satu sama lain pun, itu tidak menjadi masalah. Karena satu-satunya orang yang Ha Ni sukai adalah aku! Jadi, jangan membuang-buang waktu kalian untuk bertengkar mengenai masalah ini. Ibuku mengatakan untuk menyuruh kami makan malam bersama. Ayo pergi.”
Ha Ni bertanya pada Seung Jo, apakah Seung Jo cemburu. Seung Jo mengatakan bahwa ia tidak cemburu sama sekali, ia hanya melakukan apa yang disuruh oleh ibunya.
Di rumah keluarga Seung Jo, seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan malam bersama. Kemudian keluarga besar itu berkumpul di ruang keluarga. Ayah Ha Ni membuat beberapa lelucon. Lelucon yang garing, Seung Jo pamit untuk tidur.
Sebelum Seung Jo pergi, Ayah Seung Jo ingin berbicara berdua dengannya.
Ayah Seung Jo: “Seung Jo, sekarang kau sudah dewasa. Bagaimana dengan masa depanmu? Apa rencanamu untuk masa depanmu sendiri? Sudah lama setelah beberapa waktu kau meninggalkan rumah. Aku rasa, sudah saatnya untuk menjernihkan pola pikirmu.”
Seung Jo : “Belum.”
Ayah Seung Jo : “Seung Jo, Aku harap, kau dapat meneruskan perusahaan keluarga kita. Pertama, kau menjadi tangan kananku. Dan kemudian, kau menjadi seorang yang sukses di perusahaan. Apa yang kau pikirkan mengenai hal itu?”
Seung Jo : “Sebenarnya kau tidak menanyakanku tentang apa yang aku pikirkan, tapi kau menyuruhku untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanmu, bukankah begitu? Jadi kau yang memutuskan masa depanku seperti apa yang kau inginkan.”
Ayah Seung Jo : “Bukan begitu.”
Seung Jo : “Jika kau sudah selesai, aku akan pergi ke kamarku dulu.”
Ayah Seung Jo : “Baiklah, kau boleh pergi ke kamarmu.”
Saat Seung Jo keluar dari ruang kerja ayahnya, ternyata Ibu Seung Jo dan Ha Ni tengah menunggunya. Itu berarti mereka juga mendengarkan pembicaraan antara Seung Jo dan ayahnya. Seung Jo hanya pamit untuk menuju ke kamarnya.
Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Dengan datangnya hari libur, Seung Jo tiba-tiba menghilang, Dia tidak pernah terlihat di lapangan tenis bahkan mungkin dia keluar dari club tenis atau berhenti beberapa waktu dari pekerjaan part timenya di restoran keluarga itu. Dimana Seung Jo pergi?”
Seung Jo tengah memotret beberapa orang: “Satu,dua tigaa.. Say cheese! Pemandangan di sini sangat bagus. Kami akan menyiapkan barbeque ketika kalian datang.”
Mereka mengucapkan terimakasih dan pergi.
Tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo datang.
Eun Jo: “Hyung! kami datang.”
Akhirnya Ha Ni bisa menemukan Seung Jo dan pekerjaan baru Seung Jo.
Seung Jo bertanya pada Eun Jo : “Eun Jo, kau datang sendiri?”
Eun Jo : “Ayah tidak bisa datang karena urusan pekerjaan dan ibu tidak dapat meninggalkan ayah sendiri.”
Ha Ni : “Ibu sangat merasa kecewa.”
Seung Jo : “Itu sangat jelas.”
Ternyata Seung Jo dan Kyung Soo bekerja bersama lagi, mereka seperi guide tour di sebuah tempat wisata. Kyung Soo melihat Ha Ni datang dan menyuruh para tamunya untuk beristirahat dulu. Kyung Soo melihat Eun Jo dan ia berkata bahwa Eun Jo mirip dengan Seung Jo.
Seung Jo berkata pada Kyung Soo : “Pelatih, kenapa kau tidak membuka perusahaan broadcast milikmu sendiri?”
Kyung Soo : “Apa? apa yang kau bicarakan?”
Seung Jo : “Kau tidak menceritakan pada orang lain juga, benarkah?”
He Ra pun akhirnya datang. Setelah He Ra turun dari mobilnya, ia langsung menghampiri Seung Jo dan mendorong Ha Ni yang saat itu berada di dekat Seung Jo. He Ra berkata bahwa vilanya ada didekat area sini dan He Ra mengajak Seung Jo untuk makan malam bersama di vila.
Ha Ni kesal, ia menghampiri Kyung Soo dan memaksa Kyung Soo untuk menceritakan hal yang tadi Seung Jo bicarakan mengenai perusahaan Broadcast. Kyung Soo dan Ha Ni pergi untuk membicarakan hal itu. Dari kejauhan Ha Ni melihat Seung Jo dan He Ra sedang berfoto dan itu membuat Ha Ni cemburu.
Kyung soo berbicara pada Ha Ni mengenai rencananya untuk mendekati He Ra. Ha Ni yakin bahwa hal itu sangat sulit, karena He Ra yang selalu mendekati Seung Jo. Tapi Kyung Soo meyakinkan Ha Ni bahwa itu mudah, karena Kyung Soo sudah mempersiapkan dengan matang semua rencananya untuk mendekati He Ra.
Kyung Soo mengarahkan para tamu ke dalam permainan yang merupakan salah satu strateginya untuk mendekati He Ra. Tidak ada yang benar-benar memahami permainan yang dibuat Kyung Soo untuk tamunya. Para tamu termasuk He Ra hanya sibuk dengan obrolan mereka sendiri.
Terutama He Ra, He Ra melihat-lihat kesekeliling mencari Seung Jo yang tidak datang. Hanya Ha Ni saja yang bertepuk tangan. Aturan main dari permainan Kyung Soo adalah para anggota harus menemukan cap yang sudah disebar di beberapa titik daerah.
Di tempat lain, dengan tekad kuatnya Joon Gu berjalan kaki untuk menyusul Ha Ni ke tempat penginapan. Joon Gu berhenti sejenak karena merasa lelah, ia berkata pada dirinya sendiri kalau ia akan menjaga Ha Ni.
Ha Ni dan Eun Jo berjalan kaki masuk ke dalam hutan, mereka sedang mengikuti permainan Kyung Soo.
Eun Jo : “Kenapa aku harus melakukan ini, Ha Ni?”
Kemudian Ha Ni melihat cap yang digantung di atas pohon, Ha Ni bersorak karena ia orang pertama yang menemukan cap itu. Cap nomor 4, kemudian Ha Ni mengecap blangko permainan yang dibawanya. Eun Jo kesal, karena menurutnya ini permainan bodoh. Tapi, kemudian Ha Ni melihat cap yang bergantung lagi, Ha Ni berteriak senang.
Di tempat lain, Kyung Soo bersama He Ra. Dengan segala macam cara, Kyung Soo mencoba mendekati He Ra, tapi momentnya selalu aja salah. He Ra bertanya pada Kyung Soo, apakah ini semua rekayasa Kyung Soo, Kyung Soo menjawab bahwa ia tidak mungkin merekayasa hal ini. Tiba-tiba terdengar suara aneh, He Ra takut dan kaget refleks ia mendekati Kyung Soo.
Di tempat lain, Ha Ni sudah berhasil mengumpulkan banyak stempel. Ia dan Eun Jo tengah duduk beristirahat, tapi tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo juga mendengar suara aneh yang sama. Ha Ni berpikir kalau itu adalah serigala tapi Eun Jo menjawab kalau serigala sudah tidak ada di negara ini. Lalu Ha Ni berpikir kalau mungkin saja suara itu adalah suara beruang. Suara yang semakin mendekat itu membuat Ha Ni dan Eun Jo berlari ketakutan.
Dari semak-semak muncul Joon Gu, ia mendengar suara jeritan Ha Ni. Joon Gu berkata pada dirinya sendiri kalau baru saja ia mendengar jeritan Ha Ni. Joon Gu berlari ke arah sumber suara.
Karena mendengar suara aneh tadi Ha Ni dan Eun Jo jadi berlari tidak tentu arah, mereka menuju sebuah tebing yang tidak curam. Ha Ni berjalan di depan Eun Jo, tiba-tiba Ha Ni tergelincir dan terperosok ke dalam tebing itu. Ha Ni kesakita, Eun Jo panik.
Eun Jo : “Apakah kau baik-baik saja?”
Ha Ni : “Aku baik-baik saja, Eun Jo.”
Eun Jo : “Bodoh!”
Ha Ni : “Tapi, topiku hilang.”
Eun Jo : “Tunggu di sana. Aku akan turun ke bawah.”
Di bagian hutan yang lainnya, Kyung Soo bersama He Ra. Mereka melewati beberapa bagian hutan secara bersama, saat mereka memasuki kawasan mata air, Kyung Soo lupa dengan daerah itu. Tapi kemudian Kyung Soo melihat stempel yang bergelantung di pohon. He Ra menyuruh Kyung Soo untuk mengambil stempel itu, tapi Kyung Soo lambat akhirnya He Ra yang mengambilnya.
Joon Gu menemukan topi Ha Ni, topi itu tersangkut di bagian ranting yang agak tinggi. Saat Joon Gu mencoba mengambilnya, ia malah terperosok dan jatuh.
Saat Seung Jo sedang menyapu, He Ra dan Kyung Soo datang. He Ra membantu Kyung Soo berjalan karena badan Kyung Soo yang lemah.
Seung Jo membantu Kyung Soo. He Ra berkata bahwa hutan di sini sangat menyeramkan ada suara-suara yang aneh yang terdengar. Seung Jo menanyakan keadaan Ha Ni dan Eun Jo pada He Ra. He Ra berkata bahwa Ha Ni dan Eun Jo sudah berjalan terlebih dulu dari pada mereka, tapi kenapa mereka belum juga sampai.
Di dalam hutan, Ha Ni dan Eun Jo merasa kedinginan dan kelaparan.
Eun Jo : “Masalah besarnya adalah kita tidak dapat menemukan jalan pulang.”
Ha Ni : “Tidak ada signal di sini. Handphone tidak digunakan di hutan ini.”
Eun Jo mengeluarkan selimut dan makanan, ia menawarkan semua itu pada Ha Ni.
Ha Ni : “Baek Eun Jo, kau sangat mengagumkan. Untuk persiapan. Jika kau bersiap-siap kau akan bahagia.”
Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk memakai selimutnya.
Ha Ni : “Ini seperti bersama dengan Seung Jo junior.”
Eun Jo : “Pertama kita harus menemukan tebing. Jika kita mengikuti arah jalan itu kita akan kembali.”
Ha Ni : “Bagaimana kalau kita menunggu Seung Jo datang saja?”
Eun Jo : “Kau bodoh. Bagaimana dia akan tahu kalau kita ada di sini?”
Ha Ni merasa kedinginan.
Eun Jo : “Apakah kau kedinginan?”
Eun Jo menggenggam tangan Ha Ni, Eun Jo berkata : “Kau dapat memegang tanganku.”
Ha Ni : “Kau sangat mengagumkan.”
Joon Gu terjatuh ke dalam tebing, kakinya terluka. Ia kesal karena matahari sudah mulai terbit tapi ia belum dapat menemukan Ha Ni. Joon Gu mencoba untuk mendaki tapi ia terjatuh lagi. Joon Gu berusaha sekuat tenaga untuk dapat keluar dari tebing bagian dalam itu, tapi perjuangannya tidak membawakan hasil.
Joon Gu membayangkan bila ia tidak dapat keluar dari tebing ini, ia akan menjadi tengkorak. Joon Gu berteriak dengan memanggil Ha Ni.
Suara teriakan Joon Gu terdengar seram bila terdengar dari kejauhan. Ha Ni mendengar suara itu, Ha Ni dan Eun Jo merasa takut.
Seung Jo berlari di hutan, ia tengah mencari Eun Jo dan Ha Ni. Dari dua tempat yang berbeda, Seung Jo dan Joon Gu mendengar suara ketakutan Ha Ni. Seung Jo mempercepat larinya, sedangkan Joon Gu kembali berteriak.
Lagi-lagi suara teriakkan Joon Gu sampai terdengar sayup-sayup di bagian hutan tempat Ha Ni dan Eun Jo berada. Suara itu seperti suara yang sangat menakutkan.
Ha Ni ketakutan, Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk berlindung di belakangnya. Dan akhirnya Seung Jo dapat menemukan Eun Jo dan Ha Ni. Sedangkan Joon Gu, ia masih terperangkap di lembah itu dan belum berhasil keluar dari sana.
Dan akhirnya juga, Seung Jo berhasil menemukan Joon Gu. Seung Jo mengulurkan tali ke arah Joon Gu dan menyuruhnya untuk segera naik melalui tali itu, tapi Joon Gu merasa gengsi, jadi ia menyuruh Seung Jo pergi saja karena Joon Gu tidak membutuhkan bantuannya.
Tapi, ketika Seung Jo pergi, Joon Gu kembali memanggilnya. Joon Gu berkata bahwa mereka harus menyelamatkan Ha Ni. Seung Jo menjawab bila Ha Ni sudah selamat dan ada di tempat penginapan saat ini. Joon Gu terharu mendengar hal itu, ia menangis terharu dan akhirnya Joon Gu meminta Seung Jo untuk membantunya.
Seung Jo dan Joon Gu berhasil kembali ke penginapan, mereka sangat kelelahan satu sama lain. Joon Gu merasa sangat berterimakasih pada Seung Jo, ia memberitahukan Seung Jo bahwa dari dulu tidak ada yang benar-benar peduli padanya selain Ha Ni. Joon Gu berkata bahwa kelak, ia akan membalas semua kebaikan Seung Jo ini.
Pagi harinya, Ha Ni menghirup udara pagi dan ia berjalan jalan di sekitar penginapan. Ha Ni duduk di sebuah kursi taman di bawah pohon yang rindang dan tiba-tiba Seung Jo datang.
Seung Jo : “Apakah kau ingin berjalan-jalan? Kau sedang sendirian. Saat kau mengatakan bahwa kau menyukaiku dan segalanya tentangku. Tahukan kau perasaanku?”
Ha Ni : “Perasaanmu... Tidak ada kesempatan bagi orang sepertiku.”
Belum sempat Ha Ni melanjutkan perkataannya, Seung Jo memegang pundak Ha Ni. Seung Jo mencium Ha Ni.
Tapi, ternyata semua itu mimpi.
Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Tapi itu hanya mimpi, aku sangat terkejut. Kalau aku tahu itu hanya mimpi aku akan tidur lebih lama, tapi ciuman itu seperti.”
Karena ternyata Eun Jo berdiri di dekat tempat Ha Ni duduk dan Eun Jo terlihat sangat gugup. Eun Jo seperti telah melihat sesuatu yang belum pernah ia liat sebelumnya.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar