tag:blogger.com,1999:blog-15690900503323426882024-02-19T22:34:41.307+07:00GIRL'Sismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-46711978734260142612012-05-19T12:38:00.001+07:002012-05-19T12:40:45.159+07:00Si Kancil Dan Siput<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqFwv6kMSsnVIOWnNJEp8TedvxNEO6qH4sWyz_kUJRMCoxDi2SGbkv2x64nV80z630D7s2PJ8r9sa3X9OWlVzhdGXcOUdQ-bIHcBqJlydNiSBwDU2YFe7Z1BFiic4AAIFgjVQG1vQ6wRA/s1600/kancil-dan-siput.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqFwv6kMSsnVIOWnNJEp8TedvxNEO6qH4sWyz_kUJRMCoxDi2SGbkv2x64nV80z630D7s2PJ8r9sa3X9OWlVzhdGXcOUdQ-bIHcBqJlydNiSBwDU2YFe7Z1BFiic4AAIFgjVQG1vQ6wRA/s320/kancil-dan-siput.jpg" width="225" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqFwv6kMSsnVIOWnNJEp8TedvxNEO6qH4sWyz_kUJRMCoxDi2SGbkv2x64nV80z630D7s2PJ8r9sa3X9OWlVzhdGXcOUdQ-bIHcBqJlydNiSBwDU2YFe7Z1BFiic4AAIFgjVQG1vQ6wRA/s1600/kancil-dan-siput.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Kan<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">cil Dan Siput</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Alam pedesaan yang subur. Puluhan hektar sawah membentang hijau. Di tengah-tengah sawah yang hijau membentang, terdapat sebuah parit yang membelah cukup panjang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Di parit itu tinggallah sekelompok Siput yang hidup rukun penuh kedamaian. Antara satu dengan yang lain saling tolong-menolong; saling bahu-membahu tidak pandang bulu. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda pun selalu menghormati yang lebih tua.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Setiap pagi mereka pergi untuk mencari makan. Ada di antara mereka yang berjalan menyusuri sepanjang parit hingga sampai ujung. Namun ada pula yang menyebar di sawah-sawah yang ada di kanan dan kiri parit. Ketika sore tiba, mereka baru pulang ke rumahnya masing-masing. Ada kalanya di antara mereka yang membawa makanan untuk diberikan kepada anak-anak yang masih kecil di rumah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Pada suatu hari, tiba-tiba mereka didatangi oleh Si Kancil. Dengan langkah yang begitu meyakinkan, Si Kancil menyapa seekor Siput yang agak jauh dari kawan-kawannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Selamat pagi Siput? Bagaimana kabarmu?” Sapa Si Kancil dengan wajah berseri-seri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Baik-baik saja!” Jawab Siput. “Bagaimana dengan dirimu?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Seperti yang kamu lihat sendiri, aku tidak kurang apapun!”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Cil kenapa kamu di sebut binatang paling cerdik?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Karena aku memang pintar!” Kata Kancil dengan sombong.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Oh begitu, seberapa pintar otakmu?” Tanya Siput.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“lho? Kok tanyanya begitu? Kamu meledekku ya?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Ah tidak?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Sudahlah Put, aku memang dikenal sebagai binatang paling pintar dan kau dikenal sebagai binatang paling malas karena jalanmu yang luaaaambaaat. Lambat tahu!” Tukas Kancil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Cil, walau jalanku lambat tapi aku bukan pemalas. Kalau cuma adu lari cepat denganmu aku jamin kau pasti kalah.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Lho? Kau menantangku adu lari cepat?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Hanya untuk membuktikan bahwa bukan hanya kau yang berlari cepat!”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Huahahahaaa...hahahaaa... Siput Sipuuut!” Kancil mengejek.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Kamu berani adu lari cepat, Cil?” Tanya Siput.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Wah-wah, kau nekad ya Put. Baik mari kita berlomba lari cepat. Kapan dilaksanakan?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Besok pagi!” Jawab Siput dengan mantap.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Si Kancil menjadi heran mendengar jawaban Siput seperti itu. “Baik, besok pagi aku akan datang keparit ini.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Si Kancil melangkah menuju kehutan. Sedangkan Siput meneruskan usahanya untuk mencari makan. Baru setelah sore hari Siput pulang kerumahnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Sesampainya dirumah, Siput berpikir keras untuk menemukan cara yang paling tepat guna memberi pelajaran pada Si Kancil. Baru setelah tengah malam, Siput menemukan gagasan yang dianggap paling jitu. Malam itu juga ia segera menghubungi semua Siput yang ada disekitar tempat itu. Dengan sifatnya yang suka tolong-menolong akhirnya semua Siput bersepakat untuk menaklukan Si Kancil dalam perlombaan lari besok pagi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Ketika matahari sudah mulai muncul di ufuk timur, semua Siput sudah berkumpul di tempat yang telah di tentukan sebagai arena perlombaan. Satu persatu Siput-Siput tersebut mulai berjejer di sepanjang parit. Mereka semua masuk kedalam air, kecuali satu Siput yang kemarin pertemu Si Kancil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Setelah menunggu beberapa saat, Si Kancil pun datang pula di tempat tersebut. “Selamat pagi Siput! Apakah kamu sudah siap melawanku hari ini?” Tanya Si Kancil dengan sombong.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Oh tentu , Cil!” Sahut Siput yang sejak tadi menunggu Kancil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Aku sudah siap untuk mengalahkanmu.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Baik, ayo kita laksanakan!” Sahut Kancil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Begini, Cil! Karena aku tidak bisa berlari di daratan, maka aku akan berlari dalam parit, sementara kamu nanti berlari di daratan diatas pematang,” Kata Siput menjelaskan aturan perlombaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Saya setuju. Mari sekarang kita mulai!” Jawab Si Kancil yang sudah tidak sabar lagi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Setelah aba-aba dibunyikan, segera keduanya memulai perlombaan. Si Kancil langsung berlari di atas pematang, pembatas antara parit dengan sawah. Sementara itu, Siput pun masuk kedalam air diparit sebelahnya. Si Kancil berlari cukup cepat. Dalam hatinya, ia sudah yakin bahwa dirinya yang akan jadi pemenang. Setelah beberapa saat berlari, ia kemudian berhenti. Ia ingin memastikan, apakah Siput mampu mengejarnya ataukah masih ketinggalan jauh dibelakang?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Siput...! Sipuut! Sampai dimanakah kamu sekarang?” Teriak Si Kancil untuk mengetahui posisi Siput.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Kuk..! Hai Cil, mengapa kamu baru sampai disitu? Aku sudah berada didepanmu.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Si Kancil terkejut melihat Siput muncul berada didepannya. Ia tak menyangka kalau Siput mampu mendahului kecepatannya. Si Kancil pun berlari lagi. Kali ini, ia berlari lebih cepat dari sebelumnya. Dirinya tidak ingin dikalahkan oleh Siput.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Beberapa saat kemudian Si Kancil memanggil Siput lagi. “Siput sampai dimana kau sekarang?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Sambil menampakan diri dipermukaan air, Siput pun menyahut, “Kuk, Hai.. Cil ada apa. Mengapa kamu tetap saja dibelakangku!”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Berulang kali Si Kancil memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, tapi saat itu pula Si Kancil terkejut karena melihat Siput selalu berada di depannya. Semua tenaga sudah dikerahkan, tapi tetap saja Siput selalu menampakkan diri dan berada didepannya. Akhirnya Si Kancil pun tak sanggup lagi meneruskan larinya. Ia baru mengakui bahwa Siput diam-diam dapat berlari dengan cepat sekali, jauh melebihi kecepatannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga Si Kancil dapat di kalahkan oleh Siput? Si Kancil ternyata kalah cerdik dengan Siput. Dia tidak menyadari bahwa di dalam parit itu sudah ada ratusan bahkan ribuan Siput-Siput yang berjajar sampai diujung. Sehingga setiap kali ia memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, saat itu pula yang muncul dan menjawab adalah Siput yang berada di depannya. Jadi dengan begitu Siput yang paling awal, sebenarnya tetap saja dibelakang, di garis start. Namun hal ini tidak diketahui oleh Si Kancil hingga selesai perlombaan.</span></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-7670933271096903952012-04-19T12:17:00.001+07:002012-04-19T12:20:55.541+07:00Dream High 2 Episode 6 Part 2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtYaND86iatypx1F8trbMBrgJm3iNVx5IZ26YMsy4EEvNvmbJ6vNGMWL5LZAHuiNd0yWleRo7dJgysfPfO6wAWTYBTqkIYdPs1dEzYuJXkP8vLyFxNQaiGvEtwxkbpLK6QFkB1vrTgVgU/s1600/episode+6+part+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtYaND86iatypx1F8trbMBrgJm3iNVx5IZ26YMsy4EEvNvmbJ6vNGMWL5LZAHuiNd0yWleRo7dJgysfPfO6wAWTYBTqkIYdPs1dEzYuJXkP8vLyFxNQaiGvEtwxkbpLK6QFkB1vrTgVgU/s320/episode+6+part+2.jpg" width="320" /></a></div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Episode 6 Part 2</div><div style="text-align: justify;">Hyesung dan temannya sedang berlatih, namun seperti biasa Hyesung tidak bisa menyanyikan lagu pada nada yang tepat dan terhenti di nada tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menghela nafas kesal. Guru Ji Man berteriak, “Hyesung-ah, berapa kali kau melakukan kesalahan yang sama?” Dia terlihat kesal, Hye Sung meminta maaf.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Apa kau sudah latihan?” Hyesung mengiyakan. Yoo Jin melanjutkan, “Kau berlatih, kenapa belum ada peningkatan? Kau sudah mencoba menggunakan recorder yang aku berikan?” Hyesung kembali mengiyakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Kau tidak merasakan sesuatu setelah mendengarkannya? Dalam 5 peringkat setidaknya kau berkembang satu tingkat. Karena kau semuanya menderita.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin terlihat mengerikan di scene ini.</div><div style="text-align: justify;">Guru Ji Man menengahi, “Hei, ya sudah. Musik dimainkan dengan menyenangkan, kau tidak perlu mengatakan hal itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin melanjutkan,”Aku tidak berharap banyak. Setidaknya lakukan dengan baik agar orang-orang tidak memandang enteng saat mendengarmu.” Sepertinya dia marah karena dia perhatian pada Hyesung, dia kuatir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Ji Man mengalihkan suasana, dia mengatakan, “Semuanya! Mari kita lakukan pertunjukan di jalanan hari minggu ini.” Semua yang mendengarnya kaget. Lanjutnya, “Hanya sebagai observasi latihan kita selama ini. Ini metode terbaik menggali pengalaman.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Bagaimana mungkin kita bisa pergi kemana saja saat kondisi seperti ini?”</div><div style="text-align: justify;">Guru Ji Man : “Bukankah kita tidak memiliki banyak waktu? Makanya kita harus bergerak cepat sekarang.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat pulang, Hyesung menahan Yoo Jin, dia mengatakan, “Aku tidak mengerti mengapa kau memperlakukanku seperti ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mengatakan, “Bila kau tidak ingin dipandang rendah, rubah dirimu menjadi seorang yang tidak akan diremehkan. Itu sudah cukup.” Dia pun berlalu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengetuk pintu kamar JB, dia bertanya, “Apa kau sudah punya rencana hari ini?”</div><div style="text-align: justify;">JB berpikir dan mengatakan, “Aku berencana akan pulang.” Ryan terlihat kecewa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan : “Bagus kalau begitu. Aku sempat khawatir kau akan pergi ke sebuah pesta atau apapun. Aku juga berencana jalan dan makan bersama keluargaku.” Dia terlihat memaksakan senyumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB tidak tahu mengenai pesta yang dimaksud Ryan atau berpura-pura tidak tahu. Dia bertanya, “Memangnya hari ini hari apa?” Hal ini membuat Ryan semakin kecewa. Dia pun berbalik dengan wajah tertekuk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB melihat kepergian Ryan dan tertawa, “Benarkah dia akan melewatkan hari ulang tahunnya bersama keluarganya?” Dari tampangnya, sebenarnya JB hanya bermaksud menggodanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di sebuah tempat perbelanjaan, Si Woo mengatakan, “Pesta Kejutan, begitu kekanak-kanakan! Apa Ryan akan terjebak?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo disana bersama dengan Nana. Nana mengatakan, “Ryan sangat mudah dikibuli. Kau akan pergi ‘kan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo menolaknya, “Kau lakukan sendiri.”</div><div style="text-align: justify;">Nana : “Kenapa? JB sudah setuju ikut bergabung.” Nana bertingkah manja pada Si Woo. </div><div style="text-align: justify;">Si Woo mengatakan, “Justru itu alasannya.” Sepertinya dia masih enggan bersama JB.</div><div style="text-align: justify;">Si Woo masuk ke kamar ganti, Nana mengikutinya, dia berteriak, “Mereka belum memutuskan akan membubarkan band kalian! Jika kau terus berjalan sendiri, aku tidak akan menemanimu lagi.” Nana mengancamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia berpikir sejenak, lalu membuka kamar ganti Si Woo. Si Woo sedang tidak mengenakan baju. Nana menahan pintu saat Si Woo ingin menutupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo : “Haha, kau gila?” Nana tersenyum, dia merebut baju yang dipegang Si Woo dan baju yang digantung, lalu menjauhkannya dari Si Woo, “Pergi atau tidak?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia juga mengancam, “Aku akan berteriak pada orang-orang.” </div><div style="text-align: justify;">Si Woo memintanya mengembalikan bajunya, dia mengancam dengan mulai menghitung, namun Nana malah balas mengejek mengulang ucapan Si Woo. Dan benar saja, Si Woo akhirnya berjanji, “Aku pergi! Oke?” Hehe.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamarnya, Ryan duduk termenung sendiri. Tidak berapa lama kemudian, Soon Dong keluar mengenakan pakaian yang menurutku terlalu heboh. Soon Dong memuji dirinya sendiri yang menurutnya pintar dalam memilih pakaian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihatnya berpakaian tidak biasa, Ryan bertanya kemana Soon Dong akan pergi.</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong bercerita mengenai pertunjukan jalanan mereka hari ini. Dia mengundang Ryan untuk datang bila sempat, dia berjanji akan menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ryan. Ryan tertegun dengan kata-kata Soon Dong tentang ulang tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pesta kejutan untuk Ryan berantakan. Ailee yang ternyata datang sendirian mengatakan Ryan tidak ada di asramanya, “Dia terlihat benar-benar marah pada kita, dan saat ini kita tidak memiliki HP.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB menyuruh Si Woo yang mencarinya. Si Woo membalas, “Aku memang sudah berencana melakukannya.” Masih terlihat suasana dingin diantara keduanya.</div><div style="text-align: justify;">Hanya Si Woo yang memiliki HP. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo mencaritahu keberadaan Ryan melalui HP-nya.</div><div style="text-align: justify;">Sementara di jalanan, Hong Joo dan kawan-kawan bersama guru Ji Man sedang bersiap melakukan pertunjukan. Guru Ji Man berkeliling memberi mereka semangat satu per satu. Hyesung mengiyakan meski masih terlihat rasa gugup dari raut wajahnya. Yoo Jin mengiyakan sambil lalu, dia memang sudah biasa tampil di depan orang banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong dipuji mengenai baju yang dikenakannya, Soon Dong mengatakan itu pemberian Ryan, Ryan ternyata memiliki sisi yang baik juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan datang juga ke tempat itu. Beberapa orang yang lewat mengenali Ryan dan ikut berkumpul melihat pertunjukan jalanan mereka. Mereka bahkan menyebarluaskan info keberadaan idola di jalanan Hongdae.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan menghampiri mereka, dia mengatakan hanya singgah melihat pertunjukan mereka sebentar. Dia lalu berdiri di sebelah guru Ji Man yang memuji kedatangannya, dia mengatakan mengenai pengaruh Ryan sebagai idola yang menyebabkan banyak orang berkumpul melihat pertunjukan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Info keberadaan Ryan sampai juga di HP Si Woo. Mereka melihat foto Ryan di jalanan Hongdae dan berniat menyusulnya. Mereka bertiga menuju sana, tanpa JB yang menolak untuk pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertunjukan bersiap dimulai, Hyesung terlihat semakin gugup saja.</div><div style="text-align: justify;">Lalu penonton bertanya mengenai keterlibatan Ryan, mereka meminta Ryan yang bernyanyi, alasan mereka berkumpul disana untuk mendengarkan Ryan bernyanyi.</div><div style="text-align: justify;">Atas permintaan guru Ji Man, Ryan maju ke depan panggung yang disambut sorak sorai </div><div style="text-align: justify;">penonton.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin melihat dengan tidak senang karena menurutnya pertunjukan mereka ini bukan untuk menyenangkan penonton namun untuk latihan buat mereka. Ditambah lagi, Hyesung memilih mundur dan menyerahkan posisi vokalis kepada Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung beranggapan bahwa ini bukan hanya latihan, tapi juga atas permintaan penonton. Dia mengatakan, “Jika aku tetap bernyanyi sekarang, dapat dipastikan saya akan mendapat lemparan batu.” Dia pun turun ke sisi penonton. Sementara teman-temannya diam tidak tahu harus mengatakan apa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sorakan mengelukan nama Ryan terdengar saat Ryan sudah bersiap di depan mikrofon. Ryan tersenyum. Musik mulai mengalun, dia pun bergerak sesuai irama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung menonton penampilan mereka dan merasa dia bukan apa-apa dibandingkan Ryan. Sementara itu, Yoo Jin melihat ke arah Hyesung. Entah apa yang dipikirkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku jadi ingin mengatakan, “Tetap lihat aku apapun yang terjadi. Saat aku terbang di langit yang tinggi. Saat aku terjatuh terjebak dalam jurang dan ngarai. Saat aku tahu kau tetap mengarahkan pandangamu padaku. Aku akan tetap bernafas dan hidup. </div><div style="text-align: justify;">Untuk aku menyadari keberadaanmu dan melihatmu.” </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertunjukan mereka berjalan lancar. Ryan bernyanyi dengan gembira. Hyesung tidak mendengar lagu itu hingga selesai, Yoo Jin melihat diantara penonton dan sosok Hyesung sudah menghilang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesaat lagu akan selesai, Yoo Jin masih mencari-cari keberadaan Hyesung namun yang ditemukannya ada salah satu penonton yang membawa kue tart besar. Tepat saat lagu itu selesai mereka nyanyikan, sebuah tart melayang ke arah Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untung saja, Yoo Jin sigap melindungi Ryan sehingga tart itu mengenai punggungnya.</div><div style="text-align: justify;">Ryan terdiam dalam pelukan Yoojin karena kaget.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamarnya, Hyesung melihat sekotak besar apel yang diberikan ayahnya, di atasnya ada tulisan ‘Makan ini dengan temanmu.” Dia termenung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pintu kamarnya dibuka, JB muncul dan menanyakan keberadaan Ryan, dia berpesan bila Ryan sudah kembali agar datang ke ruang latihan. JB berlalu dan menutup pintu itu tanpa sempat Hyesung mengatakan sesuatu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara di jalanan Hongdae, Nana, Ailee dan Si Woo tidak dapat menemukan Ryan. Si Woo kembali menyalahkan rencana pesta kejutan mereka karena awalnya dia sudah memperkirakan hal itu akan sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Ryan sedang bersama Yoo Jin dan kawan-kawan datang ke restoran milik Kepsek Jung Wan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepsek Jung Wan memberikan mereka makanan, ayam goreng dan ayam goreng balado. Ryan yang masih saja diam sementara yang lain sedang menyantapnya ditegur Soon Dong, dia mengira Ryan masih trauma dengan apa yang baru saja dilakukan antifans-nya. Eun </div><div style="text-align: justify;">Bong membesarkan hati Ryan dan mengatakan, “Mereka juga fans, hanya anti.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengatakan, “Aku pernah menerima tikus mati sebelumnya.” Wajah Hong Joo dan Eun Bong yang sedang mengunyah daging ayam sedikit tertahan mendengarnya. Begitu pula Yoo Jin dan Soon Dong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apalagi saat Ryan melanjutkan, “Merpati yang telah mati tertindas, puluhan kecoa.”</div><div style="text-align: justify;">Hong Joo tersedak, dia mengatakan, “Hentikan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan melanjutkan, “Tapi tetap saja masih lebih baik draipada tidak menerima perhatian apapun sama sekali.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Orang-orang itu seharusnya dihukum.” Semua setuju dengannya. Dia menyuruh semua melanjutkan makan. Ryan tersenyum melihat sikapnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di ruang latihan, Hyesung mulai berlatih dengan recorder pemberian Yoo Jin. Dia mengawali rekaman dengan suara sendu, “Aku tahu kau sangat berarti untukku. Ini cara untuk mengajarku ‘kan?” Dia lebih emosi dan mengatakan, “Kau pikir aku akan mengatakan demikian ‘kan? Kau menggangguku, idiot! Berulang kali menggangguku. Kau pikir merasa nyaman dengan penolakan? Seorang berbakat sepertimu, pada seorang sepertiku..” Dia mematikan rekamannya, dan memulai rekaman baru yang diletakkannya disamping. Dia mulai membunyikan tuts-tuts piano.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara di restoran, Ryan mengenakan topi ulang tahun, Hong Joo memainkan gitar dan menyanyi untuknya, sedangkan Eun Bong bertingkah unik menari dengan kocak menggambarkan lagu yang dinyanyikan. Ryan terlihat senang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat tingkah kocak Eun Bong, Ryan teringat dengan memori masa lalu.</div><div style="text-align: justify;">Dalam kenangannya, JB juga pernah melakukan hal yang serupa saat ulang tahunnya. Meski JB mengaku tarian itu bukan gayanya, dia tetap melakukannya untuK Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara di ruang latihan, JB telah menyiapkan sekotak kue ulang tahun untuk Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Ryan merayakan ulang tahunnya bersama Soon Dong dan yang lain. Dia terlihat senang disana. Kepsek Jung Wan bahkan membawakan mereka sebotol besar Cola. Eun Bong me-request minuman untuk orang dewasa, Kepsek Jung Wan mengatakan, “Kau ingin mendapat pukulan sebelum menjadi dewasa?” Hahaha, mereka bercanda tertawa bersama.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin keluar lebih dulu dibandingkan yang lain, Ryan melihatnya dan mengikutinya, “Kau akan kemana?” Tanyanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mengatakan akan ke asrama, Ryan menduganya mengkhawatirkan Hyesung, Yoo Jin membantahnya dengan mengatakan dia ingin mengganti pakaiannya yang kotor terkena lemparan tart.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum berlalu, Ryan mengucapkan terimakasih atas apa yang telah dilakukan Yoo Jin. Mereka pun kembali ke asrama bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat terdiam, JB mendengar suara dentingan piano dan lambat laun terdengar suara seseorang bernyanyi. Dia mendekati arah sumber suara dan menemukan Hyesung sedang bernyanyi sambil memainkan piano.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung berhenti dan dia mengambil recordernya, “Cukup sampai disini. Dan, lirik selanjutnya..” Dia melihat ke arah kanan dan menemukan JB berdiri di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB : “Adalah dari lagu yang kau ingin aku aransemen sebelumnya. Benarkan?”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tidak menjawabnya, “Sejak kapan kau disana? Kau mendengarnya?”</div><div style="text-align: justify;">JB duduk nyaman, “Teruskan bernyanyi. Aku penasaran.”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terlihat ragu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin dan Ryan berjalan menuju tempat latihan.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bertanya, “Bukankah kau ingin kembali ke asrama?”</div><div style="text-align: justify;">Ryan : “Aku akan pergi ke ruang latihan.”</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Kenapa?” Mungkin karena ini durasa sudah sangat malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan balas bertanya, “Lalu kenapa kau kembali ke sekolah, ini sudah terlalu larut?”</div><div style="text-align: justify;">Gantian Yoo Jin yang bingung, “Aku ingin mencari sesuatu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka sama-sama berharap menemukan seseorang yang ingin ditemui di ruang latihan. Mereka tidak tahu saja, orang-orang yang mereka cari sedang bersama di ruang latihan. JB yang dicari Ryan dan Hyesung yang dicari Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung menyanyikannya dengan baik, meski masih terlihat kesulitan menyanyikan nada-nada tinggi, namun tersiasati dengan baik. JB pun menikmati lagu “Hello to My Self” Itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB menyukai lagu itu. Tanpa ragu dia bertepuk tangan setelah Hyesung menyelesaikan lagunya. Hyesung pun terlihat senang. Sayang tidak dengan dua orang yang baru saja datang. Ryan dan Yoo Jin, keduanya bertampang masam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat kedatangan mereka, JB yang tadinya duduk, bangun berdiri, Hyesung pun membalikkan badan dan kaget melihat kedatangan mereka.</div><div style="text-align: justify;">Ryan : “Apa yang sedang kalian lakukan disini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semuanya terdiam, Ryan melanjutkan, “Bukankah kau bersama kami?” Dia pun melangkah keluar dan diikuti JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB menghentikannya, dia mengaku bahwa sebenarnya dia tahu hari ini adalah hari ulang tahun Ryan. Namun dasar si Ryan yang jaim, dia masih menganggap tidak ada yang dia harapkan di hari ulang tahunnya. Dia tidak peduli JB tahu hari ulang tahunnya atau tidak. Dia menyalahkan cara pandang JB yang telah memburuk, dia menilai JB sudah tidak dapat menilai lagu yang bagus atau tidak (saat JB menilai nyanyian Hyesung bagus dan bertepuk tangan).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB yang juga terpancing emosi, balas mengatakan, “Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan penampilanmu di jalanan? Bukankah pengelolaan citramu semakin memburuk?”</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengatakan, “Itu menarik. Aku cukup baik tampil bersama Jin Yoo Jin.” Itu semakin memanasi JB, bahkan Ryan menambahkan, “Sekarang aku mengerti alasan Direktur Lee Kang Chul tertarik dengan bakat seninya. Kau tidak tahu? Direktur Lee berencana mengangkat nama Jin Yoo Jin. Bersemangatlah. Sekarang bukan saatnya kau mengatakan sesuatu pada kami.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ucapan Ryan membuat pertengkaran semakin menjadi diantara keduanya. Ryan menambahkan, “Jika kau punya waktu, mampir saja di pertunjukan kami.” Meski awalnya dia berencana melakukan pertunjukan hanya sekali, namun kini dia ingin melakukannya lagi. Ryan pun beranjak pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB berteriak, “Sampai kapan kau akan begini?”</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengatakan pelan, “Kau yang memulainya duluan.” Dia meninggalkan JB yang masih berdiri disana. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara di dalam ruangan, Yoo Jin mengatakan, “Memberikan mikrofon pada Ryan, dan kemudian duduk disini menangis sendirian?” Dia menghela nafas, lanjutnya, “Memang, hanya dengan ini kau terlihat baik.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung : “Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu.”</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Kapan kau akan berhenti melarikan diri?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terpancing, “Kau, berhenti memaksakan diri peduli padaku. Sesekali aku mungkin melakukan kesalahan, tapi kau langsung merendahkan aku ‘kan? Kau merendahkan aku sehingga itulah alasan kau berada di sekitarku. Sekarang, kau dan Ryan tampil dengan bahagia. Kau melakukannya dengan baik. Jadi, apa yang kulakukan bukanlah urusanmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin : “Apa kau sekarang iri karena Ryan mengambil tempatmu? Di depannya kau bahkan tidak mampu bersuara, di belakangnya kau tidak sungkan dan mampu marah. Beginikah cara hidupmu? Jadi, kau masih ingin tampil atau tidak?”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung : “Lakukan dengan Ryan saja.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin terlihat marah, “Baiklah. Ini memang Shin Hyesung!” Kelihatannya dia sangat kesal dan pergi meninggalkan Hyesung. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamar mereka, Ryan masih belum bisa tidur dan semakin kesal melihat bantal bergambar kartun JB. Dia melempar bantal itu dan mengenai Hyesung. Hyesung kesal dan mereka bertengkar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lee Seul melihat tingkah mereka berdua, dia menyuruh ‘orang yang tidak seorang pun peduli’ Hyesung untuk dia dan keluar saja. Hyesung yang semakin kesal menantang Lee Seul. Lee Seul pun turun dari ranjangnya mendekati Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong yang merasa keadaan semakin kacau mencoba menengahi, namun tanpa sengaja tangan Hyesung yang ingin menepis tangan Soon Dong, menonjok mata Lee Seul. Suasana pun semakin teramat kacau.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong mendorong Hyesung untuk segera pergi. Namun sayang, suara teriakan Lee Seul yang mengejar keluar kamar terdengar ibu guru Tae Yeon. Guru Tae Yeon pun melihat apa yang telah terjadi pada mata Lee Seul.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi itu, JB membuka lokernya dan menemukan sebuah apel di dalamnya. Begitu pula dengan siswa-siswi lainnya yang merasa heran dengan keberadaan sebuah apel segar di dalam loker mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB teringat semalam saat dia ingin menemui Ryan namun hanya menemui Hyesung yang sedang memegang kertas dari sebuah kotak besar berisi banyak apel.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siswa-siswi itu penasaran dengan siapa pemberi apel itu. JB mengatakan, “Itu kelihatannya Shin Hyesung yang meletakkannya disana.” Siswa-siswi itu heran mengapa Hyesung melakukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin yang baru saja datang menanyakan, “Bagaimana kau tahu? Bagaimana kau tahu Shin Hyesung yang melakukannya?” JB tidak mempedulikannya dan pergi begitu saja. Yoo Jin membuka lokernya dan menemukan hal yang sama. Sebuah apel merah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu beberapa siswi menjelek-jelekkan maksud baik Hyesung, Yoo Jin yang mendengarnya terlihat sangat kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara di ruang guru, guru Tae Yeon bersama Hyesung dan ayahnya yang baru saja dipanggil karena ulah Hyesung yang memukul (tidak sengaja) Lee Seul. Meski Hyesung telah mengatakan bahwa kejadian itu merupakan kecelakaan, guru Tae Yeon tetap menyalahkan dan menyudutkan Hyesung di depan ayahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia bahkan mengatakan kesalahan Hyesung yang berakibat fatal pada teman-temannya saat ujian pentas dan beberapa kesalahan lainnya. Dia mengatakan Hyesung tidak memiliki bakat dalam bidang, tidak cukup baik di sekolah ini meskipun Hyesung pintar dalam belajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayahnya kesal karena guru Tae Yeon hanya menilai dari kelemahan seseorang tanpa mempertimbangkan kelebihannya. Dia berniat memindahkan Hyesung ke sekolah lain, dia mengatakan, “Aku juga tidak bisa mempercayakan putriku pada sekolah yang seperti ini.” Guru Tae Yeon terkejut, tidak menyangka kejadian akan seperti ini. Ayah Hyesung menyeret Hyesung keluar dari ruang itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung berusaha menahan ayahnya yang beranjak pergi, namun ayahnya sudah bulat dengan tekadnya. Dengan sedih Hyesung melangkah di dalam sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa pasang mata siswa-siswi lain melihatnya dengan tatapan sinis, ingin menjauhi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan lemas Hyesung mengarah ke lokernya dan membukanya. Sejumlah apel keluar begitu pintu loker dibuka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung hanya dapat melihat apel-apel itu berjatuhan. Sungguh, dia terlihat benar-benar shock. Dia terpaku di sana. Tangis yang tertahan semakin sulit untuk dibendung. Dengan terisak dia memandang apel-apel yang bergeletakan di lantai.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin berjalan ke arah loker dan melihat Hyesung berdiri di sana. Dia terpaku dan melihat dari kejauhan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebuah kaki mendekat dan mengambil sebuah apel. JB. Dia membersihkan apel yang diambilnya dan memakannya, “Uhm, enak sekali. Kalau kau ingin membuangnya, bisa aku memilikinya. Aku sangat menyukainya.” Senyuman JB menyejukkan dunia. Mungkin itu yang dirasakan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tangisnya semakin tidak terbendung. Dia terduduk menangis keras, meneriakkan, “Aku..ingin menghilang. Aku ingin pergi. Ini sudah cukup, aku ingin pergi!”</div><div style="text-align: justify;">JB duduk mendekatinya, dia mengatakan, “Biasanya, gadis akan terlihat manis bila mereka menangis.” Hyesung terdiam dan melihat ke arah JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB melanjutkan, “Kau benar-benar tidak cocok menangis. Jangan menangis. Stop.” JB tersenyum dan mendekatkan tangannya di wajah Hyesung. Dia membentuk wajah Hyesung seperti terlihat sedang tertawa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terdiam dari tangisnya. Dengan mata yang masih memerah, dia melihat JB dan merasa aneh dengan sikap JB. JB tersenyum sementara Yoo Jin mendengus kesal menyaksikan kejadian itu.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-89357467843956868532012-04-08T12:45:00.000+07:002012-04-08T12:45:27.982+07:00Dream High 2 Episode 6 Part 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuIWtLsvNE3rT_jOtTlxy6wzunWA6RXhDHVynnZYbCNzwJMeC8oz0qJ3iFxdM7BWhONNCUTc1Ag0IuzyyF56ajabHtmpyo1WAxQMBjB8RteiuTkCweXpH7UNL4RnUIyaVoKs11cHk7QY/s1600/episode+6+part+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuIWtLsvNE3rT_jOtTlxy6wzunWA6RXhDHVynnZYbCNzwJMeC8oz0qJ3iFxdM7BWhONNCUTc1Ag0IuzyyF56ajabHtmpyo1WAxQMBjB8RteiuTkCweXpH7UNL4RnUIyaVoKs11cHk7QY/s320/episode+6+part+1.jpg" width="320" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyuIWtLsvNE3rT_jOtTlxy6wzunWA6RXhDHVynnZYbCNzwJMeC8oz0qJ3iFxdM7BWhONNCUTc1Ag0IuzyyF56ajabHtmpyo1WAxQMBjB8RteiuTkCweXpH7UNL4RnUIyaVoKs11cHk7QY/s1600/episode+6+part+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div style="text-align: justify;">EPISODE 6 PART 1</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin masih berjalan dengan Hyesung. Terlihat Hyesung tergopoh-gopoh berjalan, mungkin karena lelah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin,”Suatu hari nanti, kau pasti bisa menjadi seorang bintang.”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung,”Bintang apa?”</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin,”Berkat kau kita bisa mengakhiri pelatihan ini sekarang.”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung,”Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang luar biasa?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu Yoo Jin memegang kepala Hyesung. Mereka sudah sampai. Mereka melihat teman-teman semua sedang bersenang-senang mengadakan pesta kembang api. Hyesung mengira teman-temannya sudah tahu kalau dia menemukan harta karun. Kemudian Hyesung dan Yoo Jin pergi mendekati mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Instruktur menjelaskan para siswa bisa beristirahat, dan harus bangun pagi-pagi keesokan harinya untuk kembali ke sekolah. Para siswa bersorak sorai dengan perasaan gembira.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin dan Hyesung berjalan mendekati instruktur. Mereka mengatakan kalau mereka telah menemukan harta karun itu. Teman-teman yang lain menunjukkan reaksi yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka semua seperti mengisyaratkan Hyesung untuk tidak memberikan kotaknya pada profesor. Dan, wajah profesor seperti menunjukkan tanda tak mengerti dengan maksud dari Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka semua sekarang kembali ke ke camp penginapan. “Kamu bilang kita berteman?” Kata Soon Dong dengan raut wajah tidak percaya dan penuh sesal. Hyesung juga merasa bersalah. Hyesung kemudian meminta maaf. Yoo Jin yang sedari tadi berada di sampingnya, mendengar Hyesung meminta maaf membuatnya tidak suka. Ia mengatakan kepada Hyesung mengapa Hyesung harus meminta maaf sementara tak ada satupun yang berterima kasih padanya. Yoo Jin bilang kalau Hyesung menemukan itu dengan susah payah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu datanglah JB dan Ryan. Mereka mendekati Yoo Jin dan Hyesung. “Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir.” Tegas Ryan. Hyesung menoleh. “Aku sungguh tidak menyabotase mikrofonmu. Kamu yang melakukan itu, benar?” Tanya Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan kemudian menaikkan nada bicaranya. Dia akan mengatakan pada semuanya, apa yang sudah dilakukan oleh Hyesung. Ryan diam sejenak. Lalu dia mengeluarkan secarik kertas dari kantong jaketnya. Ternyata itu sebuah surat. Ia mulai membuka dan membacanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku sungguh berlatih keras. Namun saat aku berada di atas panggung, aku takut. Jadi aku mengeluarkan baterai mikrofonnya. Karena hal ini, seseorang telah diperlakukan tidak adil. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi aku tidak berani.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Berhenti membaca!” Suruh Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">Aku minta Tuhan untuk memaafkan, apakah semuanya akan baik-baik saja? Ayah, tolong doakan anakmu. Lanjut Ryan.</div><div style="text-align: justify;">“Surat ini, bukankah milikmu?” Tanya Ryan. “Kamu menulis ini untuk ayahmu hari ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung dengan berat hati mengakui bahwa memang surat itu adalah miliknya. JB, Yoo Jin dan yang lainnya benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.</div><div style="text-align: justify;">“Maafkan aku,” Ucap Hyesung sendu dengan mata yang mulai memerah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Plllaaakkkk. . . .</div><div style="text-align: justify;">Satu tamparan keras dilayangkan oleh Ryan ke pipi Hyesung. Semua tercengang. Dan Ryan hanya berkata kalau itu sudah terlambat. Ryan menambahkan, kalau Hyesung melakukan itu semua karena ingin mendapat simpati dari semua orang itu percuma. Karena Hyesung tidak bisa mendapatkannya.</div><div style="text-align: justify;">“Aku yang menghentikannya.” Yoo Jin membela. “Aku yang menghentikannya untuk bilang yang sebenarnya. Kenapa? Karena kamu lebih hebat? Ketika Hyesung berlatih, apakah kamu membantunya </div><div style="text-align: justify;">walau hanya sekali?”</div><div style="text-align: justify;">“Kenapa kamu ikut campur?” Sahut JB ikut membela Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin membalas lagi, kalau ia tak ingin aku ikut campur kenapa tidak diam saja. Dan haruskah Ryan dan JB mempermalukan Hyesung di depan orang-orang. Lalu Ryan berkata, bukankah semua orang mencurigai Ryan, jadi dia harus mengungkapkan yang sebenarnya di depan semua orang. Yoo Jin bilang, karena masalah sudah jelas seharusnya itu sudah cukup. Lalu ia menarik tangan Hyesung untuk pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun, Hyesung menahan tangannya. Dan dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Sebelum Hyesung bisa berkata-kata, Ryan sudah mendahuluinya dengan berkata bahwa Hyesung bisa melarikan diri. Bukankah dia juga melarikan diri ketika di atas panggung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kenapa Hyesung ingin menjadi penyanyi. Ryan mengandaikan dirinya kalau jadi Hyesung, pasti sudah melupakan impian itu. Hyesung hanya memandanginya dengan penuh rasa sedih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">=DREAM HIGH=</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong, Hong Joo dan Yoo Jin telah berada di sekolah. Mereka masih membicarakan masalah kemarin. “Kenapa Shin Hyesung bertingkah seperti itu?” Tanya Hong Joo tak percaya. “Aku ingin membantunya, tapi aku tak punya alasan.” Jawab Eun Bong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong dan Hong Joo lalu pergi meninggalkan Yoo Jin begitu saja. Lalu ketika Yoo Jin ingin melanjutkan langkahnya, ia mendengar siswa perempuan membicarakan masalah yang sama.Yoo Jin hanya bisa diam, dan tak tahu harus berbuat apa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Grup HerShe sepertinya sedang menikmati sarapan mereka. “JB?” Kata Ryan. “Dia memberitahu Direktur tentang keadaanmu. Dan dia meminta agar kamu kembali ke kelas atas.” Kata Nana.“Seperti kita. Seperti kita.” Tambah Ailee</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan lalu memasukkan makanan ke mulutnya hingga penuh sambil berkata,”Kenapa dia tiba-tiba jadi seperti ini padaku?”. “Bukankah dia selalu perhatian padamu?” Sahut Nana. Ryan bertanya apakah direktur mengatakan sesuatu. Direktur akan mencari cara agar Ryan kembali ke kelas atas kata </div><div style="text-align: justify;">Nana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para siswa sedang ramai melihat pengumuman. Hyesung juga menjadi salah satu di antara yang melihat pengumuman itu. Pengumuman itu berisi karena kejadian melepas baterai mikrofon dengan sengaja di atas panggung, maka pelakunya akan dikenai 15 hari hukuman. Hyesung nampak pasrah.</div><div style="text-align: justify;">“Dihukum selama 15 hari?” Ryan datang. Dan entah kenapa para siswa itu seperti sudah dikomando, mereka dengan serempak menyingkir ke belakang Ryan. Soon Dong pun ikut-ikutan juga. Hyesung melangkah ke depan Ryan. Kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam kantongnya. Ia mengeluarkan kalung ‘K’.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia mengatakan bahwa itu punya Ryan. Dia menemukannya ketika sedang pelatihan lapangan. Ryan mengambil kalung itu. Dan.. ia kemudian menjatuhkannya. Ia mengatakan bahwa ia tak menginginkannya lagi, jadi lebih baik dibuang saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Ryan berpesan, kalau Hyesung sedang membersihkan lantai tolong sekalian buang kalung itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mencari sesuatu yang dipakai untuk membersihkan kaca di tempat sampah. Ia lalu menemukan koran bekas. Memulai dengan menyemprot cairan pembersih kaca, dan mengelapnya. Namun karena pintu (kaca) tidak terkunci, membuat pintunya jadi terdorong. Akhirnya ia menguncinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak berapa lama, datanglah seorang siswa perempuan ingin lewat pintu itu. Namun tidak bisa. Siswa itu mendorong dan terus mendorong, namun tetap tak bisa dibuka. Hyesung bingung, kemudian ia mengisyaratkan siswa itu tunggu sebentar, ia akan membuka kuncinya dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi sepertinya siswa itu tidak sabaran. Ia lalu mencoba menendang pintu itu. Naas buat Hyesung, karena ketika kunci hampir terbuka, siswa itu mendorong pintu dan membuat Hyesung terlempar ke ember air.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia mencoba meminta bantuan sama siswa itu agar membantunya. Hanya saja, siswa itu tidak menghiraukannya. Sepertinya dia adalah siswa baru.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Direktur Lee.” Panggil Guru Ahn. Ia berlari menghampiri Direktur Lee dengan membawa barang-barangnya di keranjang. Ia meminta kepada Direktur Lee agar ia bisa ditempatkan untuk mengajar di kelas atas. Direktur Lee bilang apakah siswa kelas bawah itu tidak berharga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sebelum Anda memutuskan, lagu ini ditulis oleh siswa yang ku ajar. Hanya dengarkan sekali saja.” Rayu Guru Ahn. “Siswa yang tidak tahu apa-apa, diam-diam mengembangkannya di bawah bimbinganku. Jika aku menguasai siswa kelas atas, aku optimis mereka akan berkembang 2 kali lebih cepat.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Direktur tidak mau mendengar lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari Guru Ahn. Jadi, dia segera mengambil kaset yang dikasihkan Guru Ahn dan bilang kalau ia akan mendengarkannya dan berbalik pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Jin Man sedari tadi melihat apa yang dilakukan Guru Ahn. Ia melihat dengan raut wajah tidak mengenakkan. Guru Ahn kembali ke meja kerjanya di sebelah Guru Jin Man.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba, Guru Jin Man mendekat ke Guru Ahn dan membuat Guru cewek yang satu ini terkejut. Guru Jin Man mengatakan dari gelombang terhebat dari sejarah sekolah seni kirin, dialah satu-satunya yang masih tertinggal. “Apakah kamu ingin tahu rahasiaku untuk sukses? Apa yang aku pikirkan, seperti udara tak berwarna dan tak bersuara. Bahkan tidak lalai terhadap eksistensi. Hanya seperti ini, itu akan menjadi perjalanan terakhir yang panjang.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Perasaan yang tak kelihatan.” Kata Guru Ahn sambil pura-pura berpikir. “Aku merasa Guru Jin Man adalah satu-satunya yang paling gelisah. Tidak bisakah kamu mendengar suara lamamu, kehidupan yang sempit, akan dipotong pendek? Lihatlah kepala sekolah” Lanjutnya sambil menggerakkan tangannya membentuk gunting yang sedang memotong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sepertinya itu adalah sebuah sindiran dari Guru Ahn. Guru Jin Man balik ke mejanya dengan ekspresi takut dan bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin berjalan menuruni tangga dan mendengar pengumuman. Diumumkan bahwa Kepala Sekolah tidak akan lagi mengajar di sekolah, dan sebelum Kepala Sekolah yang baru datang Direktur Lee akan menjadi Kepala Sekolah sementara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin kini sedang menunggu Kepala Sekolah Jung Wan di depan rumahnya. Kepala Sekolah Jung Wan keluar, sedikit kaget, dan merasa kesal juga melihat ada Yoo Jin disitu. Dia bertanya apa yang dilakukan Yoo Jin di depan rumahnya ketika jam pelajaran sedang berlangsung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin membalas kalau kepala sekolah Jung Wan juga sama saja seperti dirinya. Lalu tanpa ba-bi-bu Yoo Jin langsung masuk ke dalam rumah Kepala Sekolah Jung Wan dan langsung duduk begitu saja.</div><div style="text-align: justify;">“Kenapa Anda mengundurkan diri?” Tanya Yoo Jin. “Apa?” Tanya Kepala Sekolah. Yoo Jin tanya bagaimana dengan uang yang dipinjamkan Kepala Sekolah padanya. Kenapa waktu itu Kepala Sekolah meminjamkannya pada Yoo Jin. “Aku tidak tahu harus menghabiskan itu dimana,ok.” Jawab Kepala Sekolah berbohong. “Anda dipecat bukan?” Tanya Yoo Jin memastikan. “Kenapa Anda dipecat? Apakah ini semua yang Anda dapatkan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepala Sekolah menyebut nama Yoo Jin dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Yoo Jin. “Sejujurnya, tidak ada yang lain. Kamu sendiri sudah menyusahkanku. Aku tidak pantas untuk mengajar, untuk itu aku pecat dia. Bagaimanapun juga aku masih gurumu, jadi aku akan memberimu sebuah nasihat. Apa kau ingin seperti aku, hah!?! Kamu tidak mau bukan? Saat kau kembali ke sekolah jaga kelakuanmu.” Kepala Sekolah lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke suatu ruangan di dekat situ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia mengambil sebuah gitar. Dan memberikannya ke Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">“Ambil gitarmu dan jangan datang lagi kemari.”</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menatap Kepala Sekolahnya itu, dan bilang kalau ia tidak mempercayai satu katapun yang diucapkan Kepala Sekolah. Lalu dia mengambil gitarnya dan beranjak pergi. Tapi Kepala Sekolah tetap menyuruhnya untuk jangan datang lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di asrama, Guru Ahn bersama dengan siswa-siswa sedang mengadakan rapat. Guru Ahn mengumumkan bahwa asrama mereka akan direnovasi. Semuanya berteriak senang. Namun tidak dengan JB, Ryan, dan Ailee. Mereka terlihat dingin menanggapi berita itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Ahn menambahkan jika awalnya satu kamar 2 orang, karena renovasi ini maka 1 kamar bisa ditinggali 3-4 orang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Asrama bukanlah sebuah tempat penginapan. Hanya seperti ini untuk beberapa saat.” Kata Ryan sambil mencat kuku kakinya. Soon Dong membalas kalau Ryan juga harus meninggalkan kamarnya, bukankah dia siswa kelas bawah. Ryan hanya membalas dengan sedikit ekspresi kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak berapa lama, datanglah seorang cewek dengan ekspresi yang sok banget. Ternyata cewek ini adalah cewek yang sama ketika Hyesung sedang membersihkan kaca. Semua bingung dan melihat ke arah cewek itu. Kemudian cewek itu melihat-lihat kamar secara sekilas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan bertanya, yang mana tempat tidurnya kepada Soon Dong. Ryan tertawa sinis, ini kamar bukan taksi. Menurutnya bagaimana 4 orang muat di satu kamar seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dengan kata lain, disini Cuma ada 2 tempat tidur?” Tanya si cewek</div><div style="text-align: justify;">“Kau seorang pecundang.” Kata si cewek menunjuk Ryan. “Kamu juga mengelak.” Katanya lagi menunjuk Hyesung. “Kelihatannya kamu yang paling normal. Aku akan berbagi ranjang denganmu.” Menunjuk Soon Dong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong menjawabnya dengan percaya diri,”Kamu punya penglihatan yang bagus.”</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Ryan berkata dengan agak kasar. Dia menyuruh si cewek cepat keluar dan mencari kamar yang lain. Si cewek melihat ada apel di dekatnya. Lalu ia mengambil itu dan mulai membelah apelnya menjadi dua dengan tangan kosong. Mereka bertiga tercengan. Si cewek kemudian melempar apel itu ke arah Soon Dong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sudah ku bilang cepat keluar!” Tegas Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Lalu si cewek melakukan atraksi yang sama lagi. Membelah apel dengan tangan kosong. Dan melemparkan apelnya ke arah Ryan. Spontan Ryan menangkap apel itu. “Diamlah sebentar.” Kata si cewek.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun setelah sadar kembali dari kespontanan itu, ia kemudian melemparkan apelnya ke arah Soon Dong yang berada di bawah. Lalu Ryan menarik selimutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Jin Man sedang mengajar bahasa inggris. Namun sebagian besar siswanya yang memperhatikan. Mereka semua malah tertidur lelap. Guru Jin Man kemudian memanggil JB dan menyuruhnya untuk bangun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB pun bangun. Lalu Guru Jin Man menanyakan apa yang sudah ia jelaskan tadi ke JB. Namun hebatnya, JB mengerti apa yang dimaksud dan menjelaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika JB sedang menjelaskan, lewatlah Direktur Lee bersama dengan seorang guru baru. Guru Jin Man melihat dengan wajah was-was. Ia melanjutkan kembali penjelasannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Direktur Lee masuk ke dalam ruang kelas. Guru Jin Man dengan wajah was-was dan cemas bilang kalau itu adalah jam mengajarnya. Ia tidak mau ada suatu gangguan. Kelas harus berlanjut tanpa suatu gangguan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu Direktur Lee memperkenalkan guru baru itu ke Guru Jin Man. Guru baru itu memberi salam ke Guru Jin Man dalam bahasa inggris, dan Guru Jin Man membalasnya dengan wajah yang benar-benar khawatir. Direktur Lee bilang kalau mereka kenalannya nanti saja. Karena ia mau memanggil beberapa siswa dari kelas bawah untuk menemuinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Direktur Lee menjajarkan kaset-kaset yang diberikan kepadanya di meja. Keempat siswa yang dipanggil itu, menunjukkan wajah takut tapi Direktur Lee hanya tersenyum kecut. Dia menanyakan apakah ini adalah CD yang dikumpulkan oleh mereka sebagai pekerjaan rumah. Mereka menjawab itu benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu dia menanyakan lagi, semua yang membuat lagu itu. Soon Dong menjawab dengan santainya, kalau lagu itu mereka sendiri yang melakukannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Direktur Lee tidak percaya, dan dia menegaskan kembali kalau itu sudah jelas pekerjaan dari satu orang yang sama. Lalu, Direktur sedikit mengancam mereka. Mereka takut, dan akhirnya salah satu dari mereka, Hong Joo, mengatakan kalau itu pekerjaan Jin Yoo Jin. “Siapa?” “Jin Yoo Jin.” “Siapa?” “Jin Yoo Jin” Jawab mereka serempak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jin Yoo Jin telah kembali ke sekolah seni kirin membawa gitarnya. Dan dia bertemu dengan Direktur Lee. Tanpa basa-basi Yoo Jin menanyakan kenapa Kepala Sekolah mengundurkan diri. “Siswa memulai untuk membayar perhatian ke personal management guru.” Kata Direktur Lee</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Karena alasannya adalah aku. Apa karena kami?” Tanya Yoo Jin. “Apakah bakat kami terlalu buruk?”Direktur Lee hanya bilang mungkin Kepala Sekolah mengundurkan diri karena masalah pribadi. Yoo Jin tanya lagi, apa bukan Direktur Lee yang memaksanya keluar. Direktur Lee hanya tersenyum dan melihat bed di seragam Yoo Jin. Kemudian berkata,” Jadi kamu angkatan ketiga, Jin Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;">Kenapa kamu membantu seorang guru yang hanya peduli soal uang.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apa maksudmu?” Tanya Yoo Jin tak mengerti. Direktur Lee menjelaskan kalau ia melihat bahwa dia berada di situasi buruk. Jadi dia membantunya menyelesaikan itu. siapa yang tahu Kepala Sekolah mengundurkan diri. Direktur menyarankan agar Yoo Jin tidak membuang waktunya percuma tentang masalah kecil, hiduplah dengan bijak. Lalu direktur pergi meninggalkan Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apa ini karena utangku?” Tanya Yoo Jin pada dirinya sendiri. “Khawatir pada orang lain, ketika akan membuat dirinya sendiri gila.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin pergi ke toko gitar. Ia berniat menjual gitarnya itu. tapi sayangnya gitarnya itu hanya dihargai 300 won. Namun kata penjual gitar, kalau Yoo Jin tidak mau, ya sudah tidak usah dijual gitarnya. Dengan perdebatan panjang lebar, akhirnya Yoo Jin setuju-setuju saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terlihat sibuk mengepel lantai. Jam pelajaran berakhir. Saatnya untuk istirahat. Para siswa silih berganti keluar dari kelas. Hyesung melihat Soon Dong. Ia kemudian memberanikan diri untuk mengajak Soon Dong makan. Namun Soon Dong menolak dengan alasan dia akan makan dengan teman lainnya. Lalu Soon Dong pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba dari belakang, ada yang menabrak Hyesung dan menumpahkan minuman ke seragamnya Hyesung. Bukannya bilang maaf, temannya itu malah bilang kalau Hyesung harus hati-hati.</div><div style="text-align: justify;">Guru Jin Man keluar dari kelas dan melihat guru baru sedang dikerumuni siswa. Nampak sekali di wajah guru itu senang. Guru Jin Man hanya melihat dengan pilu. Lalu ia juga melihat Hyesung. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang sama-sama memilukan. Guru Jing Man menoleh ke arah kelas. Hyesung juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin sendirian di pojok. Eun Bong, Hong Joo, dan Soon Dong sibuk bermain. Dan Ryan juga melamun sendirian di pojok. Karena keadaan yang mendesak, kemudian Yoo Jin berdiri dan pindah tempat duduk ke depan 3 temannya tadi bermain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia menanyakan apakah ada yang ingin melakukan pertunjukkan di jalanan. Guru Jin Man dan Hyesung di luar menunjukkan ekspresi kaget. Dia beralasan, sekarang mereka berada di kelas bawah, apakah itu berguna. Dia berkata, dia mengambil resiko untuk dikeluarkan dan bertemu dengan direktur . Dan hasilnya? “Dia membuat itu jelas bahwa jika kita menggunakan cara milik mereka sendiri, mereka akan menjadi luar biasa” Terang Yoo Jin dengan segala kebohongan-kebohongannya pada teman-temannya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong spontan bilang, kalau Yoo Jin mulai berbohong. Dengan entengnya, Yoo Jin bilang kalau dia Cuma menjelaskan saja. Lalu Hong Joo bertanya, tidakkah Yoo Jin dipanggil Direktur karena CD. Yoo Jin bingung, “CD? CD apa?”. Hong Joo kemudian menjelaskan kalau Direktur Lee sudah tahu masalah Yoo Jin yang membuat komposisi lagu untuk pekerjaan rumah mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi tetap Yoo Jin merasa tidak tahu mengenai hal itu. dan dengan pe-de.nya ia berkata kalau direktur sudah mendengar lagunya dan melihat bakatnya.Soon Dong lalu menanyakan apa yang direktur katakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bohong lagi, ia bilang kalau mereka harus memberikan yang terbaik. “Jika bakat kita diakui, segalanya, akan kembali ke jalannya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu Ryan yang sedari tadi diam saja, kini angkat bicara. “Apakah itu benar?”</div><div style="text-align: justify;">Namun sayangnya, Yoo Jin mengabaikan pertanyaan Ryan dan kembali melanjutkan. Dia menjelaskan kalau mereka perlu uang. Kata Yoo Jin uang Itu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan uang. Kemudian dari luar, tiba-tiba guru Jin Man dan Hyesung masuk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Jin Man mengatakan kalau ia akan membantu. Hyesung juga mau ikut. Yoo Jin secara tidak langsung berusaha untuk menolak mereka. Namun kemudian guru Jin Man bertanya apa mereka sudah punya tempat untuk latihan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di studio musik, mereka mencoba latihan. Di kasir, guru Jin Man kebingungan untuk membayar sewa studio itu. dia tinggal mempunyai 1 kartu yang bisa untuk digunakan dari sekian kartu. Ia terlihat tidak rela untuk memberikan kartu itu ke pelayan kasir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Jin Man kembali ke studio. Ia mengatakan yang perlu mereka ingat hanya satu hal, yaitu semangat yang liar. Dunia ini adalah hutan. “Jika kalian tidak memakan yang lain, kalian yang akan dimakan, hanya ada dua hasil. Kita harus memakan yang lain.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong menyahut,”Guru, kenapakah kamu selalu ingin makan orang lain?” “Sebaliknya, guru asing itu yang akan memakanku.” Jawab Guru Jin Man spontan. “Tidak, yang aku maksud adalah aku harus melanjutkan hidup.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya dimulailah latihannya. Dimulai dengan ketukan drum dari Soon Dong. Dan dilanjutkan oleh yang lain. Hyesung sebagai vokalis, bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan Guru Ji Soo pada waktu sebelumnya. Ketika dia sudah masuk lagu, itu terdengar tidak bagus. Guru Jin Man kesal. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bertanya apa Hyesung tidak membaca catatannya sebelumnya. Hyesung membela diri kalau dia tidak familiar dengan lagu itu. Dia meminta satu kesempatan lagi untuk mencobanya. Dan mereka mulai latihan lagi. Namun hasilnya tetap sama. Itu tidak enak didengar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mulai naik darah. Ia berkata dengan nada keras ke Hyesung. Lalu Yoo Jin bertanya apakah Hyesung merasa buruk dengan kata-katanya. Hyesung bilang tidak walaupun ekspresi wajahnya menunjukkan sebaliknya. Lalu dia menambahkan, kalau dia salah harap dia dikasih tahu. Dan mereka mencoba lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka selesai latihan. Dan ingin pergi untuk makan. Namun Hye Sung tidak bisa ikut, ia harus pergi duluan. Yoo Jin menjelaskan, kalau mereka akan latihan lagi setelah mereka makan. Hye Sung bilang kalau ia belum selesai membersihkan ruangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan berat hati sekali, Guru Jin Man mengiyakan permintaan Hyesung, ia bisa pergi. Guru Jin Man dan 3 siswanya kecuali Yoo Jin, pergi dengan segera. Yoo Jin kemudian memberikan sebuah perekam. Ia disuruh untuk merekam suaranya dan mendengarkan lagi suaranya sendiri. Lalu, Yoo Jin pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terdiam sementara melihat recorder pemberian Yoo Jin di tangannya.</div><div style="text-align: justify;">Ryan melihat barang-barangnya berserakan di lantai, “Ini siapa yang melakukannya?”</div><div style="text-align: justify;">Hanya Soon Dong yang ada di kamar, dia menjawab, “Ohh, itu, teman sekamar yang baru itu mengatakan bahwa kau memiliki banyak barang dan dia kekurangan ruang. Jadi begitu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan kesal, dia mengatakan akan melaporkannya pada Presdir Lee dan mengepalkan tinjunya.</div><div style="text-align: justify;">Ryan memasukkan barang-barangnya ke dalam lemari begitu saja. Baju-bajunya, hingga kotak yang hendak dimasukkannya ke dalam lemari namun tidak seimbang sehingga jatuh kembali berserakan. Kotak itu berisikan sepatu-sepatu yang telah usang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia terdiam, sepertinya sedang terkenang sesuatu.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung membawa ember beserta alat pel ke dalam sebuah ruangan. Di dalam ruang latihan masih ada JB yang sedang latihan dance.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung, “Aku harus membersihkan tempat ini!” Dia berteriak karena JB yang ditegurnya sedang mengenakan earphone saat menari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB melepaskan earphone-nya dan bertanya, “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung, “Tidak ada.” Dia malas menjawabnya.</div><div style="text-align: justify;">JB mengatakan, “Bukankah kau mengatakan akan membersihkan tempat ini. Kau dapat melakukannya sekarang, aku sudah selesai latihan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bersungut, “Kau mendengarnya tapi berpura-pura tidak mendengarnya.”</div><div style="text-align: justify;">JB melepaskan sepatu latihannya, dia melihat sepatunya yang sudah mulai usang, “Ini sudah rusak lagi.” Dia memasukkan sepatu itu ke dalam tasnya. Hyesung melihat isi dalam tas JB, rubik yang pernah diberinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat tangan Hyesung mendekati tasnya, JB spontan menarik tangannya.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terdiam sejenak, lalu dia mengambil rubik itu, “Aku bisa menyelesaikan ini untukmu kurang dari 1 menit.” Katanya.</div><div style="text-align: justify;">JB mengejeknya, “Kau menyelesaikan ini kurang dari 1 menit? Ini? Kenapa? Bagaimana bila 30 detik?”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung : “Aku belum pernah melakukannya dalam 30 menit.”</div><div style="text-align: justify;">JB tertegun, “Kau benar-benar bisa melakukannya dalam satu menit?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengiyakan, “Hm, jika kau tidak percaya kau bisa menghitungnya dengan stopwatch.” Dia pun mulai mengotak-atiknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB yang menyaksikannya langsung terheran-heran melihat gerakan lincah tangan Hyesung memutar-mutar mainan itu. Matanya melongo, “Bagaimana kau melakukannya? Aku belum pernah berhasil melakukannya sekalipun.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung kaget, “Apa! Kau belum pernah berhasil sekalipun dalam dua tahun?”</div><div style="text-align: justify;">Hyesung kelepasan, JB menyipitkan matanya, dan bertanya, “Bagaimana kau tahu aku sudah dua tahun memilikinya?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengatakan, “Aku fans-mu. Sebagai fans, siapa yang tidak tahu kau memiliki ini?” Kelihatannya JB tidak percaya. Hyesung melanjutkan, “Sepertinya kau tidak melakukannya karena kau ingin menyelesaikannya. Kau tidak peduli kau akan berhasil menyelesaikannya atau tidak. Kau melakukannya tanpa berpikir, itulah kenapa kau tidak pernah berhasil.” Kata itu sepertinya langsung mengena tepat sasaran.</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-17626639844202644122012-04-04T12:57:00.001+07:002012-04-04T13:00:39.099+07:00Handy Manny<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjkNsfVARznobGo3-eBxwoLJXRSr9_J5iCl9tJ1VdrOKGl_rl0WGXTpmthavvLSBPs_qseaRe-3_bx_p94_eR2036Z5pD5Q3HH31Ak2yiNX0scFHxvzB0_n5NaEM6ZK2nJCHuNsxVkhwM/s1600/HandyManny.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjkNsfVARznobGo3-eBxwoLJXRSr9_J5iCl9tJ1VdrOKGl_rl0WGXTpmthavvLSBPs_qseaRe-3_bx_p94_eR2036Z5pD5Q3HH31Ak2yiNX0scFHxvzB0_n5NaEM6ZK2nJCHuNsxVkhwM/s320/HandyManny.jpg" width="260" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimAPdy6fEIiBX1uuFcT1I2cDhxiDYTQJij98sKYfh5i7x5btz-sqSontTZ62Oj1OSiJsWn6q_b1sRxDg7m3NFDCyh1HnXqy04UzWZ_i7TPFgECmkSpHY_UsSbx8WXkLXts_zpvRPby68k/s1600/HHM1DPB2445.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimAPdy6fEIiBX1uuFcT1I2cDhxiDYTQJij98sKYfh5i7x5btz-sqSontTZ62Oj1OSiJsWn6q_b1sRxDg7m3NFDCyh1HnXqy04UzWZ_i7TPFgECmkSpHY_UsSbx8WXkLXts_zpvRPby68k/s200/HHM1DPB2445.jpg" width="200" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE7mNpp4mIGXJgUrUmMoUBJ67lSOmaY6da3VyDVDcacr_y6vSAe1mIEWu3IQEEZZH6BVpOUKntPT1W2XjlSEQ-REkhwRnpRkrKBhniaZO_yZgFZ16fro_lUPNDQdyWANxT0G1RAiF5VC8/s1600/kartun-handy-manny-2-300x300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE7mNpp4mIGXJgUrUmMoUBJ67lSOmaY6da3VyDVDcacr_y6vSAe1mIEWu3IQEEZZH6BVpOUKntPT1W2XjlSEQ-REkhwRnpRkrKBhniaZO_yZgFZ16fro_lUPNDQdyWANxT0G1RAiF5VC8/s200/kartun-handy-manny-2-300x300.jpg" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOvvCk2igK_q3K0eV_wsC-u2hIBMVXqpWIwabCzUego2DkEkTTFqFQNAK5nmL7EDUUJXgI6YccSFfMo7wati7va_ZlXJ8Vy7bTLom3J4_F5vlP6RjyctbM-J9QkA257z8I9bPvFtGUIxE/s1600/lgmp1096repair-shop-handy-manny-mini-poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOvvCk2igK_q3K0eV_wsC-u2hIBMVXqpWIwabCzUego2DkEkTTFqFQNAK5nmL7EDUUJXgI6YccSFfMo7wati7va_ZlXJ8Vy7bTLom3J4_F5vlP6RjyctbM-J9QkA257z8I9bPvFtGUIxE/s200/lgmp1096repair-shop-handy-manny-mini-poster.jpg" width="160" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOvvCk2igK_q3K0eV_wsC-u2hIBMVXqpWIwabCzUego2DkEkTTFqFQNAK5nmL7EDUUJXgI6YccSFfMo7wati7va_ZlXJ8Vy7bTLom3J4_F5vlP6RjyctbM-J9QkA257z8I9bPvFtGUIxE/s1600/lgmp1096repair-shop-handy-manny-mini-poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div style="text-align: justify;">KARAKTER<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> UTAMA</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">MANUEL "MANNY" </span>GARCIA</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjeAvz4j_qZr736QqhliGU8SgntqAVaeQHQJx1-CtCtq9H-bP4bcECN8WJE7CqdgTZQ_GDDjDFailO1uU30aKwmkUkh8ll7-ziavHruhUA10v6czfYiZ9QJYBNirxsENImNDNEJ-b08co/s1600/manny.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjeAvz4j_qZr736QqhliGU8SgntqAVaeQHQJx1-CtCtq9H-bP4bcECN8WJE7CqdgTZQ_GDDjDFailO1uU30aKwmkUkh8ll7-ziavHruhUA10v6czfYiZ9QJYBNirxsENImNDNEJ-b08co/s320/manny.png" width="164" /></a></div><div style="text-align: justify;">Tukang Hispanik Meksiko, dan tukang handiest di semua Hills papan gipsum. Dia memiliki sekotak Perkakas antropomorfis.</div><div style="text-align: justify;">LENARD FRANCIS LOPART, BIASA DIPANGGIL PA LOPART</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaWlyfnyGJUl9ohM7AoMgkVpuRA5qhQ_w5yFBhRAj0u0QUKQFM6_OkdYw35dyBoDAKJ7AP4U3epbp32aLG0f-tjYBY5O8hsjAihUKCCZf09ktBp3VexpvQMb2-D0kVYwH6JJJjYuzyWtM/s1600/mrlopart2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaWlyfnyGJUl9ohM7AoMgkVpuRA5qhQ_w5yFBhRAj0u0QUKQFM6_OkdYw35dyBoDAKJ7AP4U3epbp32aLG0f-tjYBY5O8hsjAihUKCCZf09ktBp3VexpvQMb2-D0kVYwH6JJJjYuzyWtM/s320/mrlopart2.jpg" width="197" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pemilik Toko Permenyang bertempat di sebelah bengkel Manny. Dia adalah pria yang hidup bahagia dengan kucingnya yang bernama Fluffy.</div><div style="text-align: justify;">NYONYA PORTILLO</div><div style="text-align: justify;">Dia memiliki toko Roti dan dia adalah salah satu tetangga yang baik Manny dan Dia memiliki dua cucu. Suaminya tidak pernah terlihat di acara itu. Dia memiliki seekor anjing bernama Carlos.</div><div style="text-align: justify;">KELLY</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNF1cBDlHcKe58rRd058eXq-Wk3vQg1LlaY1Kal5j9N52Lk8Vq_iVm_l8jTHuPEpVcnjDSLkSBb9-HjaYciCJM_H372tlen2veiwcwyOS44zcQLY8XncmPMhmDnUeR9IRBtB4iKw7NaKM/s1600/kelly.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNF1cBDlHcKe58rRd058eXq-Wk3vQg1LlaY1Kal5j9N52Lk8Vq_iVm_l8jTHuPEpVcnjDSLkSBb9-HjaYciCJM_H372tlen2veiwcwyOS44zcQLY8XncmPMhmDnUeR9IRBtB4iKw7NaKM/s320/kelly.jpg" width="244" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pemilik toko besi yang sering dikunjungi oleh Manny dan perkakasnya. Dia juga tampaknya tahu dan punya segala kebutuhan Manny untuk pekerjaanya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">PERKAKAS</div><div style="text-align: justify;">TURNER</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_I69ow2tSZrMR15hdoEK5WhvqHJMbPiihicn7QohGYi87r2sqJtXvmUHtYlWStVSyDJAdLwX1fIlgcFQ_HPgVLQ_EFSeqkN8G0HOvcqxLwT2R_QSJy43X7emIvkJF2eX0A9HBwVNmXQ/s1600/turner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_I69ow2tSZrMR15hdoEK5WhvqHJMbPiihicn7QohGYi87r2sqJtXvmUHtYlWStVSyDJAdLwX1fIlgcFQ_HPgVLQ_EFSeqkN8G0HOvcqxLwT2R_QSJy43X7emIvkJF2eX0A9HBwVNmXQ/s320/turner.jpg" width="245" /></a></div><div style="text-align: justify;">Obeng kepala rata yang tampaknya bertingkah kasar dan sinis, yang sering berkelahi dengan Felipe yang dia anggap saingan beratnya. Dia tampaknya memiliki ketakutan kepada Bayi dan hewan (termasuk burung, kucing, dan kupu-kupu) dan juga melakukan menari, meskipun ia membantahnya.</div><div style="text-align: justify;">PAT</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0fUfSgWrWxui1oN2GiXdH8tgJz3JcOJCh7aUjmpw2YNEt0E47zNmxf9ZylKjL_Zu1fMXllDt7PLx8sVCMIS7ZxSH1f0J16ipYp856dnggBkXLmC2hVCwaTeV58_wLFxEL5L9y300curI/s1600/pat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0fUfSgWrWxui1oN2GiXdH8tgJz3JcOJCh7aUjmpw2YNEt0E47zNmxf9ZylKjL_Zu1fMXllDt7PLx8sVCMIS7ZxSH1f0J16ipYp856dnggBkXLmC2hVCwaTeV58_wLFxEL5L9y300curI/s320/pat.jpg" width="197" /></a></div><div style="text-align: justify;">Palu yang cerewet, kaku, dan tidak begitu cerdas, meskipun ia memang memiliki kilatan kepintaran dari waktu ke waktu. Dia kadang-kadang merasa sulit untuk mengendalikan kekuatannya. Slogannya adalah "Aku palu". Dia terobsesi dengan kuku.</div><div style="text-align: justify;">RUSTY</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9nnuEwizDongR-04r9-XhiY0A812TwN4Ds_s9a9JmFvt8oL5_4pX3zRPwRJby_H0gMDBzSk-drqI04BhIuGjXK-Fl6Ve9LLmkatIdy6_576GYZRx5R1IfCOWvoRZ2XhNoaBd51hzIaEg/s1600/rusty.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9nnuEwizDongR-04r9-XhiY0A812TwN4Ds_s9a9JmFvt8oL5_4pX3zRPwRJby_H0gMDBzSk-drqI04BhIuGjXK-Fl6Ve9LLmkatIdy6_576GYZRx5R1IfCOWvoRZ2XhNoaBd51hzIaEg/s320/rusty.jpg" width="245" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kunci Inggris yang mempunyaui rasa takut yang sangat besar.</div><div style="text-align: justify;">STRETCH</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgknqoO4PsahzUH8ZnwGbR1esUV18SzRIWwwae5OzazN-AxnXPVu-ZIz6FlxwA6vObLun7V48Ajm-9_MTHpaA3SBDFksjjjDzuGuVJD-Fqjs8yqK6IQdgjyrtNwADHg77a9pVWqBfV1ZMY/s1600/stretch.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgknqoO4PsahzUH8ZnwGbR1esUV18SzRIWwwae5OzazN-AxnXPVu-ZIz6FlxwA6vObLun7V48Ajm-9_MTHpaA3SBDFksjjjDzuGuVJD-Fqjs8yqK6IQdgjyrtNwADHg77a9pVWqBfV1ZMY/s320/stretch.jpg" width="303" /></a></div><div style="text-align: justify;">Meteran yang suka mengukur segala sesuatu. Dia bisa mengukur secara akurat, memiliki pikiran yang sangat matematis, memiliki memori yang baik.</div><div style="text-align: justify;">SQUEEZE</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1XS-p-mO5g98e13FeJOkrAcEV5uvel3FM5H4GDBuu62I7SnJsWiL7gR3r0kL4bVFstrgElUr706MGMyhyphenhyphenCjad7V8MWakmJEEfE2KolYu_-0WxxcpTo-V3I3Cc7EygSASBU7qrCsaJETQ/s1600/squeeze.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1XS-p-mO5g98e13FeJOkrAcEV5uvel3FM5H4GDBuu62I7SnJsWiL7gR3r0kL4bVFstrgElUr706MGMyhyphenhyphenCjad7V8MWakmJEEfE2KolYu_-0WxxcpTo-V3I3Cc7EygSASBU7qrCsaJETQ/s320/squeeze.jpg" width="260" /></a></div><div style="text-align: justify;">Sepasang tang. Dia suka membantu, dan kadang-kadang tidak sabar untuk memperbaiki sesuatu.</div><div style="text-align: justify;">DUSTY</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij7jrvirPoZj7uWkSuDI3hjoaM7sU-VylIhaEtPSVcFd2tmw6wTDJyacYK1GJh2PQudV8NyXuQeRhwppQnZxxSj1X0jldfniSOm90K7c_p5u0ztnic_BsT4gkgScrTKjUzBJ3NJnDM5Hk/s1600/dusty.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij7jrvirPoZj7uWkSuDI3hjoaM7sU-VylIhaEtPSVcFd2tmw6wTDJyacYK1GJh2PQudV8NyXuQeRhwppQnZxxSj1X0jldfniSOm90K7c_p5u0ztnic_BsT4gkgScrTKjUzBJ3NJnDM5Hk/s320/dusty.jpg" width="245" /></a></div><div style="text-align: justify;">Gergaji tangan yang sangat cerdas dan memberikan nasihat yang baik. Dia bersikap sebagai kakak dari perkakas dan sangat baik dengan pekerjaannya.</div><div style="text-align: justify;">FLICKER</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4w9L1EzDMH8a-ztUcmJjhxBqPB3oUBFep1Xdp-mO-ThZRKXPFmfoFRgmWnLnOcy2OhPdPXrRqf8-5BKc-XsCAH1DRgOoDyqHMGrInK0X_ew5mwu4UMU_LC0rbcQ07vBWENxpk8odFIcE/s1600/fliker.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4w9L1EzDMH8a-ztUcmJjhxBqPB3oUBFep1Xdp-mO-ThZRKXPFmfoFRgmWnLnOcy2OhPdPXrRqf8-5BKc-XsCAH1DRgOoDyqHMGrInK0X_ew5mwu4UMU_LC0rbcQ07vBWENxpk8odFIcE/s320/fliker.jpg" width="250" /></a></div><div style="text-align: justify;">Alat Manny termuda adalah senter yang berbicara bahasa Spanyol dan masih belajar bahasa Inggris.</div><div style="text-align: justify;">FELIPE</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj_w6DSHdovPAE5TivI47OHp-bf9lBGzEEccCRaqIWHO501u5WIGQ_r9Yhf6zeSv8dDdplPXD0DjuPQdKf35KiXkvulGYf0rAz-MiNWydFmbbulj_UPsl5RRdXezveTqMas28lQJp09IU/s1600/felipe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj_w6DSHdovPAE5TivI47OHp-bf9lBGzEEccCRaqIWHO501u5WIGQ_r9Yhf6zeSv8dDdplPXD0DjuPQdKf35KiXkvulGYf0rAz-MiNWydFmbbulj_UPsl5RRdXezveTqMas28lQJp09IU/s320/felipe.jpg" width="180" /></a></div><div style="text-align: justify;">Obeng Phillips yang selalu menganggap dirinya alat yang sangat penting. Dia selalu lebih percaya diri tentang dirinya sendiri. Dia kadang-kadang menganggap dirinya sebagai pahlawan super. Terkadang, ide-idenya membuat masalah lebih buruk. Dia juga suka bernyanyi tetapi tidak terlalu baik.</div><div style="text-align: justify;">BEAMER</div><div style="text-align: justify;">Sebuah Laser yang diperkenalkan dalam musim ke-3. Dia ditemukan di toko Kelly dan kemudian diambil oleh Manny, teman seniman Carmella. Dia pertama muncul dalam Sekolah Handy Manny untuk Alat.</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-82873107036012749362012-03-25T09:20:00.000+07:002012-03-25T09:20:38.176+07:00Dream High 2 Episode 5<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsoYjjL0NHjBwJhN8h-51OhSt1EF10EPfKlu3KbLs8S-wHuPB5-BUkHEclhY2nsVh7H5cjRgaifLqJxxnvojCyYGUuG0KqHqcbm0MjGXw-Goj6a9ptKONLHatyKBj4liXMVss7oTT7Uhs/s1600/episode+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsoYjjL0NHjBwJhN8h-51OhSt1EF10EPfKlu3KbLs8S-wHuPB5-BUkHEclhY2nsVh7H5cjRgaifLqJxxnvojCyYGUuG0KqHqcbm0MjGXw-Goj6a9ptKONLHatyKBj4liXMVss7oTT7Uhs/s400/episode+5.jpg" width="400" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsoYjjL0NHjBwJhN8h-51OhSt1EF10EPfKlu3KbLs8S-wHuPB5-BUkHEclhY2nsVh7H5cjRgaifLqJxxnvojCyYGUuG0KqHqcbm0MjGXw-Goj6a9ptKONLHatyKBj4liXMVss7oTT7Uhs/s1600/episode+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
EPISODE 5<br />
<div style="text-align: justify;">Hyesung marah pada Ryan karena dia datang terlambat saat showcase. Ryan menganggap acuh terhadap showcase itu. Hyesung kesal dan dia berjanji untuk membuktikan pada Ryan kalau dia mampu lebih baik darinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong dan Ailee tampil pertama dalam showcase. Soon Dong berusaha menguasai panggung, padahal suaranya jelek. Penonton tertawa melihat tingkah Soon Dong. Dia tampil seolah-olah sudah sangat profesional. Akhirnya Soon Dong dieliminasi, dan Ailee pemenangnya.</div><div style="text-align: justify;">Soon dong menemui Hyesung di ruang rias.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku tereliminasi. Kau lakukanlah yang terbaik. Hwaiting!" Soon Dong berusaha menyemangati Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung hanya mengangguk-angguk.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung pergi menuju stage, Ryan mengejarnya dan langsung memberikan microphone. Hyesung sangat takut dan pesimis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan mulai menyanyikan bagiannya, dia tampil dengan penuh percaya diri. Sementara itu, Hyesung mengenggam erat mic nya dengan tangan gemetar. Saat di bagian Hyesung, tiba-tiba suara Hyesung tidak keluar. Mic yang dibawa Hyesung mati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka berdua bingung, tapi akhirnya Ryan mengambil keputusan dengan mengambil bagian Hyesung. Ryan menyanyikan seluruh bait lagu bagiannya dan bagian Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengingat-ingat usaha kerasnya selama ini demi showcase ternyata sia-sia saja. Hyesung memangdang Ryan dengan tatapan seolah-olah berkata 'Apa ini sudah takdirku, tereliminasi dari showcase?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan dengan sempurnya berhasil menyanyikan seluruh bait lagu. Tepukan penonton bersorak untuk Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Taeyon menemui Kepala Sekolah ( selaku Juri), dan memintanya mengulang duet Ryan-Hyesung karena mungkin speakernya rusak. Kepala sekolah meminta Guru Taeyon untuk menunggu sampai lagunya selesai dulu, baru dia akan bertindak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hyesung, coba cek batu baterai microphone mu!" Perintah Kepala Sekolah. Guru Taeyon menatap kepala sekolah dengan tatapan bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Jika ini suatu kesalahan teknis, kami akan memberikan kesempatan sekali lagi untukmu."</div><div style="text-align: justify;">Hyesung membuka bagian micnya, dan ternyata di dalamnya tidak ada batu baterainya. </div><div style="text-align: justify;">"Apa bedanya kau dan seorang prajurit yang pergi ke medan perang tapi lupa tidak bawa amunisi?" Tutur Kepala Sekolah melihat kecerobohan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan tertawa geli mendengar ucapan Kepsek.</div><div style="text-align: justify;">"Shin Hyesung dieliminasi." Tegas Kepala Sekolah.</div><div style="text-align: justify;">"Ryan kau bernyanyi sangat bagus. Tapi kau juga ikut dieliminasi." Lanjutnya. Ryan shock mendengarnya. Bahkan Guru Taeyon dan semua penonton juga kaget dengan keputusan Kepsek.</div><div style="text-align: justify;">"Ryan, kau mengambil lyrics bagian Hyesung, kau harusnya meminjamkannya mic mu, atau kau bisa bernyanyi bersama dengannya. Membuat panggung menjadi milikmu sendiri, itu bukan hal yang baik." Kepala Sekolah Joo berusaha memberikan argumen atas keputusan yang dibuatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan menatap Hyesung dengan tatapan kesal dan marah, Hyesung bingung apa yang harus dilakukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di belakang panggung, Soon Dong melabrak Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Kau yang mengeluarkan baterai mic nya kan?" Soon Dong menuduh Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Apa?" Tanya Ryan bingung.</div><div style="text-align: justify;">" Itu mic yang aku gunakan tadi. Mana mungkin batu baterainya hilang sendiri. Aku lihat kau memberikan Hyesung mic nya." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mencoba menenangkan amarah Soon Dong.</div><div style="text-align: justify;">"Benar-benar pengap." Gumam Ryan. Dia merasa pengap dengan situasi seperti ini.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Ryan pada Ailee.</div><div style="text-align: justify;">"Kau tidak harus melakukan itu." Ailee menasehati sahabatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan sedih ternyata Ailee tidak mempercayainya. Soon Dong menatap Ryan dengan penuh curiga. </div><div style="text-align: justify;">Hyesung sedih melihat Ryan terpojokkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan berjalan menaiki tangga. Dia menangis sedih karena situasi ini, sudah tereliminasi ditambah lagi sahabatnya sendiri tidak mempercayainya. Perasaan Ryan hancur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung merasa iba dengan Ryan, dia ingin menghibur Ryan. Namun saat dia akan menghampiri Ryan, tiba-tiba JB datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku ingin sendirian. Pergilah." Ryan memerintahkan JB untuk pergi dari hadapannya."Aku bilang, pergi!"</div><div style="text-align: justify;">"Ya, aku yang melakukannya. Terus kenapa kalau aku pelakunya?" Ryan mengomel-omel pada dirinya sendiri. JB bingung dengan sikap Ryan ini.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tak berpikir kau bertindak sejahat itu." Tegas JB. Dia tak tega melihat kondisi Ryan yang sedang bersedih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB langsung memeluk Ryan mencoba menenangkannya. Tanpa perlawanan, Ryan menerima pelukan JB.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung yang dari tadi mengamati mereka berdua, sangat shock melihat mereka berpelukan.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin datang dan langsung menarik tangan Hyesung untuk diajaknya pergi. Yoo Jin tak ingin Hyesung sakit hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terjatuh, dan sepatunya lepas. Dia serasa tak punya daya lagi untuk berdiri. </div><div style="text-align: justify;">"Pakai sepatumu! Atau perlu ku pakaikan untukmu." Perintah Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;">Hyesung masih tak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya, dia hanya terbengong mengingatnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin kesal melihat Hyesung yang menjadi begitu lemah hanya karena melihat JB dan Ryan pelukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba, 2 buah batu baterai terlepas dari genggaman tangan Hyesung. Yoo Jin langsung memungutnya, dan membantu Hyesung berdiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Scene beralih ke showcase. Sekarang gantian Hong Joo dan Nana yang tampil. Sepertinya, Nana agak sedikit terganggu dengan suaranya. Hong Joo membiarkan Nana menyanyikan bagiannya. Hong Joo berusaha mensupport Nana, membuat Nana menjadi pemimpinnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan berkaca dan melihat matanya sembab. Ini pasti karena dia terlalu lama menangis.</div><div style="text-align: justify;">"Yang baru saja terjadi hari ini, bukan pertama atau kedua kalinya kau disalahkan." Ungkap JB.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tidak akan melupakan kejadian ini. Akan ku ingat selalu." Jawab Ryan kesal. "Aku selalu hidup dengan kesempurnaan, dan merasa tidak pernah disalahkan. Di masa mendatang, saat aku butuh untuk menangis. Akan ku ingat kejadian hari ini. Dan kupergunakan sebagai pelajaran untuk aktingku." Kata Ryan berusaha menyemangati dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin membuang batu baterai yang dipungutnya dari Hyesung. Sontak Hyesung kaget dan langsung membongkar tempat sampah mencari batu baterai itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Apa? Apa yang aku lakukan?" Yoo Jin mengulang perkataan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung membongkar tempat sampah itu. Yoo Jin menyuruh Hyesung tidak usah melakukan itu. Karena yang membuat dinding tebal antara para super idol itu dan murid asli Kirin adalah Kang Chul. Biarkan saja mereka yang menanggungnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Shin Hyesung. Kejadian ini awal yang baik." Tutur Yoo Jin yang berada di pihak Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">Tak butuh waktu lama, akhirnya Hyesung menemukan batu baterai itu.</div><div style="text-align: justify;">"Apa yang akan kau lakukan dengan itu sekarang ?" Tanya Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Gara-gara aku, Ryan dikirim ke kelas bawah dan dia juga jadi disalahkan." Hyesung merasa menyesal atas perbuatanya.</div><div style="text-align: justify;">"Kau tak berniat untuk mengakuinya kan?" Yoo Jin merasa cemas dengan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung menganggukan kepala.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bertanya kenapa tiba-tiba Yoo Jin berada disisinya, biasanya kan mereka musuhan. Yoo Jin bingung menjawabnya. Hyesung pun langsung buru-buru menemui Ryan dan meminta maaf.</div><div style="text-align: justify;">"Ada sesuatu yang harus kukatakan padamu." Ucap Hyesung dengan nafas terengah-engah.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau punya bukti kalau aku yang telah mensabotase mic mu." Jawab Ryan sinis.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak. bukan begitu."</div><div style="text-align: justify;">"Jangan beritahu aku, kalau kau sebenarnya yang melakukannya." JB tiba-tiba muncul dari belakang Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Apakah Ryan membuatmu takut sehingga kau harus melakukan ini semua. Baterai tidak mungkin hilang sendiri. Karena kau tidak percaya diri, kau sengaja menciptakan situasi seperti ini. Jika tidak, maka aku minta maaf. " JB kesal pada Hyesung karena membuat orang yang dikasihinya bersedih.</div><div style="text-align: justify;">"Sebenarnya, faktanya adalah...." Belum sempat Hyesung menyelesaikan kalimatnya, Yoo Jin datang.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau punya buktinya kalau hyesung pelakunya?" Yoo Jin tanya balik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong yang dari tadi berada disana ikut angkat bicara. Hyesung itu kan anak seorang pastur jadi tak mungkin dia melakukan hal semacam itu. Situasi memanas, dan Ryan langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin berlatih keras dance untuk menandingi JB. Tapi kayaknya sulit bagi Yoo Jin untuk menirukan gerakan dance JB. Untungnya, JR datang dan membantu Yoo Jin berlatih dance. Yoo Jin terkagum dengan dance JR, ternyata dia jago dance juga ya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Showcase duet performance JB dan Yoo Jin di mulai. Jb menari dengan lihainya, namun Yoo Jin ternyata juga tak kalah lihainya. Dia berhasil menirukan tiap gerakan JB.</div><div style="text-align: justify;">Tapi sepertinya nasib baik belum ditangan Yoo Jin, dia tereliminasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Ayah Hyesung akan berkunjung ke Kirin, dia melihat para orang tua wali sedang berdemo di depan sekolah Kirin. Mereka minta agar Kepala Sekolah Joo mundur dari kedudukuannya. Dia telah menghancurkan mimpi-mimpi siswa Kirin. Ayah Hyesung berusaha menenangkan masa yang mulai mengamuk pada Kepsek Joo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pasangan-pasangan yang tereliminasi dalam showcase kemarin, di training ke suatu tempat untuk menjalani masa pelatihan agar bisa lebih baik. Diantara artis OZ Ent yang ikut dalam pelatihan itu hanya Ryan saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ah...ini segar." Ujar Soon Dong setibanya ditempat tujuan.</div><div style="text-align: justify;">"Udaranya juga sangat baik." Tambah Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">Semua siswa terlihat senang, tapi tidak untuk Ryan. Mulai dari berangkat sampai tiba ditujuan wajahnya terus cemberut kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu di sekolah, Ailee dan Nana sudah tahu kemana Ryan dibawa pergi. Mereka lalu pergi memberi tahu JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"JB! Aku sudah tahu." Ujar Aile dan Nana.</div><div style="text-align: justify;">"Tahu apa?" Tanya JB.</div><div style="text-align: justify;">"Ryan." Jawab Nana. "Aku yakin dia berada ditempat itu."</div><div style="text-align: justify;">"Kau tahu benar, tempat dimana kita saat menjalani pelatihan." Ujar Ailee.</div><div style="text-align: justify;">"Kau tidak ingat? Dan juga, sekarang sudah berkembang tapi masih dengan istruktur yang sama." Ujar Nana.</div><div style="text-align: justify;">"Itu tidak mungkin..." Jawab JB sedikit tidak percaya.</div><div style="text-align: justify;">Kembali ke scene pelatihan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terdengar suara sirine sangat keras, lalu seorang TNI muncul dan menjelaskan maksud mereka dikirim ke tempat ini. Ternyata mereka akan di training secara keras.</div><div style="text-align: justify;">Semua siswa bersorak, "Psy. Psy. Psy!" Dengan senang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yeahh,, memang TNI itu adalah artis terkenal Psy ( dia menjadi cameo di DH 2).</div><div style="text-align: justify;">"Anda ingin memberi kelas untuk kami?" Tanya Soon Dong sangat antusias.</div><div style="text-align: justify;">"Wow.. Anda sangat sibuk. Bagaimana bisa datang kesini?" Tanya Kim Ji Soo.</div><div style="text-align: justify;">"Sasaran pelatihan dasar....berdasarkan urutan kedatangan....dipilih sepuluh.....lari!" Ujar Psy dengan tegas yang membuat semua siswa bingung namun hal itu tidak untuk Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Karena sebelumnya Ryan sudah pernah melakukan pelatihan seperti ini.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tahu akan menjadi seperti ini." Ujarnya kesal sambil melepas sepatunya.</div><div style="text-align: justify;">Sambil membawa sepatunya dia langsung bergegas lari. Semua siswa mengikut Ryan berlari. Selesai itu, semua siswa disuruh berbaris. Psy mendekati Ryan.</div><div style="text-align: justify;">“Ryan kita bertemu lagi. Melihat cara kau menatap, sepertinya kau tak bisa membalas kata-kataku.” Sindir Psy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan tak menggubris sindiran itu, dia hanya pasang wajah kesal.</div><div style="text-align: justify;">Psy menyuruh semua siswa untuk mengumpulkan barang-barang pribadi yang tidak diperlukan. Semua siswa meletakkan barang mereka pada tempat yang sudah disediakan. Dan ternyata barang yang dikumpulkan Ryan adalah kalung K !!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Mulai sekarang aku akan melatih kalian. Sampai kalian terlahir kembali disini. Tidak ada orang yang bisa melarikan diri dari sini. Dan jika kau tak bisa melaluinya, kau bisa saja kembali lagi berada disini.” Ujar Psy sambil mengarahkan pandangan kearah Ryan .</div><div style="text-align: justify;">Ryan hanya bisa diam sambil memerkan wajah kesalnya.</div><div style="text-align: justify;">“Mulai sekarang harta benda dan barang berhargamu akan disembunyikan disekitar tempat latihan.”</div><div style="text-align: justify;">“Apa Anda bilang?” Jin Woon menyela ucapannya.</div><div style="text-align: justify;">Psy hanya tertawa sambil berkata, “Apa kau gila? Mencari kesempatan untuk berbicara denganku?”</div><div style="text-align: justify;">“Kembalikan itu padaku. Aku tidak bisa kehilangan itu.” Ujar Jin Woon sambil menunjuk barang berharganya yang dikumpulkan tadi.</div><div style="text-align: justify;">“Apa kau pikir kau sedang berada dilingkungan sosial?” Kata Psy mulai marah.</div><div style="text-align: justify;">“Lalu apa Anda pikir ini adalah militer?” Balas Jin Woon.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akibat kelakuan Jin Woon yang berani melawan Psy dan Eun Bong yang menguap, mereka semua terkena hukuman. Yaitu melakukan gerakan berdiri-jongkok berulang-ulang dengan posisi tangan merangkul temannya sambil berteriak, "Ini salahku. Kesalahan teman adalah salahku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan akhirnya hukuman itu selesai. Psy memberi pengarahan lagi. Namun kali ini yang berbicara adalah Soon Dong. Mereka pun dapat tambahan hukuman lagi 10 kali lagi.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba Ryan pingsan. Semua siswa panik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ryan. Hei, hei... apa kau baik-baik saja? Bangun Ryan.” Ujar Hyesung khawatir.</div><div style="text-align: justify;">Psy datang dan melihat keadaannya. Bukannya menolong, dia malah tertawa sambil berkata, "Sepertinya aktingmu Ryan tidak mengalami peningkatan. Hei kau sudah sangat jelas.” Ujarnya.</div><div style="text-align: justify;">“Semua orang.. sekarang kalian sedang melihat pekerjaan akting yang sangat buruk.” Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">“Lihatlah cara kakinya yang dilipat cantik karena dia ingin pingsan dengan posisi yang bagus. Dan meskipun matanya tertutup, jika kau lihat dari dekat maka tanda2 akting yang buruk adalah bulu matanya yang berkibar-kibar. Jika kau masih seperti ini, kau akan kembali kesini lagi Ryan.” Ujar Psy yang membuat Ryan bangun dari pura-pura pingsannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin dan Eun Bong tertawa geli, merasa dibodohi oleh akting Ryan. Pelatihan selanjutnya adalah menyeberang jembatan tali. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu diruang guru. Kepala sekolah berusaha memberi penjelasan kepada orang tua siswa bahwa tidak ada gunanya menyalahkan Kepala Sekolah karena sekolah ini milik siswa jadi mereka akan berusaha mengembalikan sekolah itu pada siswa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar penjelasan itu Kepsek, para wali murid bingung. Akhirnya, Kang Chul datang dan memberi titik terang. Dia menjelaskan kalau sudah sepantasnya murid yang tidak mematuhi aturan, dikeluarkan dari sekolah. Dan hal itu sudah wajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul menambahkan, sekarang siswa Kirin yang masuk dalam lower-class sedang menjalani pelatihan. Kalau hanya mengandalkan sekolah, para murid tidak akan bisa berkembang. Sehingga diharapkan peran serta para orang tua dalam mengembangkan potensi anak mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sirene pagi dibunyikan, semua peserta trainee di suruh bangun. Ryan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana dia bertemu Hyesung yang sedang menyegarkan wajah. Ryan menyuruh Hyesung untuk mencari kotak yang berisi kalung K miliknya di dekat ayunan belakang pusat pelatihan ini. Ryan mengatakan kalau kotak tsb ditemukan, dirinya bisa segera pergi dari tempat training itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung segera mencari kotak itu itu . Tapi sayangnya tidak menemukan kotak itu, diapun langsung menemui Ryan untuk mengatakan kalau kotak tsb tidak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ryan, kotak yang kau katakan itu tidak ada." Ungkap Hyesung saat mendatangi Ryan yang sedang berada di jembatan tali.</div><div style="text-align: justify;">"Hey, kau tidak lihat tandanya?" Tanya Ryan panik.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung melihat tulisan yang tertempel di jempatan tali itu, 2 orang atau lebih dilarang menaiki jempatan ini.</div><div style="text-align: justify;">"Ryaan...aku akan pergi." Balas Hyesung. Diapun pergi dari jempatan itu.</div><div style="text-align: justify;">Tapi sepertinya talinya terus meronta-ronta ,, Ryan kehilangan keseimbangannya dan akhirnya jatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin langsung buru-buru menolong Ryan. Yoo Jin membawa Ryan ke ruang kesehatan.</div><div style="text-align: justify;">Karena kejadian itu, Hyesung dihukum bungee jumping karena tidak mengindahkan aturan. Yoo Jin menatap Hyesung dengan tatapan sedih dan iba.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selesai menjalani hukuman, HyeSung langsung menjenguk Ryan. Tapi nyatanya Ryan malah asyik menonton Tv dan kelihatan tidak terluka sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau berakting lagi tadi?" Tanya Hyesung kesal.</div><div style="text-align: justify;">"Aku selalu melakukan itu saat aku ingin." Jawab Ryan dengah santainya.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau tidak tahu betapa khawatirnya aku padamu?" Hyesung marah-marah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengungkit lagi soal masalah batu baterai itu, tapi sepertinya Hyesung tidak mau membahasnya. Diapun langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nana mendatangi kamar JB dan mengajaknya untuk menemui Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Ayo pergi!"</div><div style="text-align: justify;">"Kemana?" Tanya balik JB.</div><div style="text-align: justify;">"Menemui Ryan. Tidakkah kau mengkhawatirkannya?" Ujar Nana.</div><div style="text-align: justify;">"Tapi bagaimana kita bisa kesana?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nana ternyata sudah mengambil kunci mobil guru Taeyon. Dia meminta JB untuk mengantarnya bertemu Ryan. Nan tahu kalau JB masih menyukai Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Guru Taeyon, Guru Kang, dan Kim Ji Soo sedang asyik makan malam. Taeyon dan Ji Soo mabuk. Taeyon menyalahkan Kang Chul karena telah membuang anak didiknya, dan juga membuangnya ke lower-class.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo mendapat telfon daro Kang Chul, dia pun langsung bergegas pergi ke kantor polisi.</div><div style="text-align: justify;">"Seol." Ucap Jisoo pada seorang gadis yang sedang ditahan disana.</div><div style="text-align: justify;">"Wali ku sudah datang, bisakah Anda biarkan saya pergi?" Tanya Seol pada pak polisi.</div><div style="text-align: justify;">Seol berkelahi dengan teman-temannya, padahal dia cewek tapi malah berkelahi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di depan kantor polisi, Kang Chul sudah menunggu. Seol pun langsung masuk dalam mobil itu. Seol ternyata anak Kang Chul.</div><div style="text-align: justify;">"Aku ingin pulang ke rumah Ibu di Australia." Ujar Seol.</div><div style="text-align: justify;">Scene beralih ke pelatihan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam harinya dipelatihan diadakan acara api unggun. Acara itu berupa renungan-renungan untuk mengingatkan siswa pelatihan akan jasa orangtua mereka. Semua siswa menangis termasuk Psy.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba Ailee, Nana dan JB datang ke tempat pelatihan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tujuan mereka tak lain adalah ingin menemui sahabatnya, Ryan. Setelah diberitahu Ryan sakit, mereka bertiga langsung bergegas menuju ruang pengobatan. Tapi ternyata Ryan tidak ada disana.</div><div style="text-align: justify;">“Kemana Ryan pergi?” Tanya Ailee.</div><div style="text-align: justify;">“Dia tidak ada disini?” Ujar Hyesung bingung melihat Ryan tidak ada.</div><div style="text-align: justify;">“Mengikuti peraturan keselamatan ditempat seperti ini…apakah masuk akal?” Ujar JB pada Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">“Walaupun dia melakukan kesalahan, tapi itu tidak disengaja. Sekarang dia sudah merasa sangat menyesal.” Ujar Yoo Jin yang tiba-tiba ikut masuk dalam ruang pengobatan.”Apa kau merasa lebih baik kalau kau sudah membuat suasana hatinya buruk?”</div><div style="text-align: justify;">“Tidak disengaja?” Kata JB merasa sedikit tidak yakin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB kembali memandang Hyesung sambil berkata, “Itu pasti karena kau tidak peduli kalau Ryan akan terluka atau tidak kan?”</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin memandang tajam JB, “Apa maksudmu?” </div><div style="text-align: justify;">“Mungkin dalam hati, dia ingin menyiksanya.” Kata JB semakin memojokkan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">“Kenapa kau seperti ini? Hatiku, kau tak mengerti apapun. Jangan bicara sembarangan. Kau.. adalah orang yang tak peduli jika orang lain terluka atau tidak. Sepertinya kau selalu menerima dukungan dari para penggemar sehingga kau tidak tahu kebaikan mulia itu seperti apa. Tapi hari ini, kau kehilangan 1 penggermarmu. Aku… tidak akan jadi penggemarmu lagi.” Ujar Hyesung lalu pergi meninggalkan kamar itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar pernyataan Hyesung, Yoo Jin tertawa senang. “Akhirnya dia bertindak sebagai manusia. Ada keuntungannya juga megikuti training camp ini.”</div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian Yoo Jin ikut pergi menyusul Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">“Apa yang kau lakukan? Kau kehilangan 1 penggemarmu.” Ujar Ailee meledek JB sambil tertawa.</div><div style="text-align: justify;">Nana langsung menyikut Ailee.</div><div style="text-align: justify;">“Tidakkah kau berpikir kita harus mencari Ryan? Karena ini sudah malam.” Ujar Nana pada JB.</div><div style="text-align: justify;">“Kalian tetap disini. Aku pikir aku tahu dimana dia sekarang.” Kata JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, ditengah hutan Hyesung sibuk mencari barang-barang berharga yang disembunyikan.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menyusulnya dari belakang.”Kemana dia pergi? Aisshh..”</div><div style="text-align: justify;">Ryan duduk di ayunan sambil melamun. Tak lama kemudian JB datang menghampirinya.</div><div style="text-align: justify;">“Apa yang kau lakukan?” Tanya Ryan menyadari kedatangan JB.</div><div style="text-align: justify;">“Sepertinya kau baik-baik saja.” Ujar JB.</div><div style="text-align: justify;">“Hah?”</div><div style="text-align: justify;">“Kenapa kau datang kesini?” Tanya JB berharap Ryan kesini karena rindu kenangan masa lalunya.</div><div style="text-align: justify;">“Ini tidak seperti apa yang kau pikirkan. Aku hanya berpikir mereka menyembunyikan harta karun disini seperti sebelumnya. Ini memalukan, jadi kau pergilah duluan” Jawab Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Tempat Ryan berada saat ini adalah tempat kenangannya dulu bersama JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">~ Flashback ~</div><div style="text-align: justify;">JB dan Ryan menemukan harta karun yang digantung diatas ayunan. Ryan sangat senang bisa menemukannya.Ternyata harta karun itu isisnya sepesang sepatu usang.</div><div style="text-align: justify;">“Apa ini?” Tanya Ryan pada JB.</div><div style="text-align: justify;">“Ini adalah harta karun terbaikku.” Jawabnya.</div><div style="text-align: justify;">“Ini milikmu?” Tanya Ryan lagi.</div><div style="text-align: justify;">“Yeah. Sepasang sepatu usangku yang pertama.” Jawab JB bangga.</div><div style="text-align: justify;">Ryan tampak sedikit jijik dengan sepatu itu.</div><div style="text-align: justify;">“Hadiah.” Ujar JB sambil memberikan setengah pasang sepatu itu pada Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Ryan mengambilnya dengan jarinya sehingga terlihat kalau dia sangat jijik dengan sepatu itu.</div><div style="text-align: justify;">“Dimasa depan, Sebelum sepatu ke sembilanku usang, aku akan membuat debutku” JB melanjutkan perkatannya dengan sedikit malu-malu.”Karena ini adalah pertama kali. Maka lain waktu aku akan memberikanmu yang kedua atau yang ketiga. Seperti cincin pasangan.” </div><div style="text-align: justify;">Saat JB pergi, Ryan melemparkan sepatu itu kearahnya. </div><div style="text-align: justify;">“Setelah memberiku sampah…lalu apa? Hah?” Ujar Ryan kesal.</div><div style="text-align: justify;">“Kau… keringat dan semangatku…” JB tidak meneruskan ucapannya karena dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap Ryan “Lupakan saja”</div><div style="text-align: justify;">Setelah JB pergi, Ryan memungut sepatu itu lagi. Ditengah perjalanan, JB berhenti sejenak dan melihat kembali Ryan. Saat itu Ryan sedang membersihkan sepatu yang dia lemparkan tadi. Karena merasa senang dia kembali menghampiri Ryan. </div><div style="text-align: justify;">JB berjongkok didepan Ryan, memandang Ryan sebentar lalu mencium pipi Ryan. Ryan memegang pipinya sambil berkata, “Begitu payah…”</div><div style="text-align: justify;">“Apa?”Tanya JB bingung.</div><div style="text-align: justify;">“Kau… payah.” Jawab Ryan.</div><div style="text-align: justify;">JB semakin bingung dengan maksud Ryan. Ryan lalu menginjak sepatu JB.</div><div style="text-align: justify;">“Apa yang kau lakukan?” Tanya JB pada Ryan.</div><div style="text-align: justify;">“Agar sepatu yang ke sembilan… cepat usang.” Jawab Ryan sambil tersipu malu.</div><div style="text-align: justify;">JB pun demikian.</div><div style="text-align: justify;">~Flashback selesai~</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Apa ada hal yang ingin kau katakan?” Tanya Ryan pada JB.</div><div style="text-align: justify;">“Tidak.” Jawabnya.</div><div style="text-align: justify;">“Aku juga tidak punya apapun untuk dikatakan. “ Ujar Ryan yang sudah bersiap pergi tapi ditahan oleh ucapan JB yang mengatakan, “Apa kau masih menyimpan sepatuku?”</div><div style="text-align: justify;">“Kenapa kau penasaran tentang hal itu?” Tanya Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Ryan lalu menginjak sepatu JB menandakan kalau dirinya masih menyimpannya, setelah itu dia pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam-malam, Yoo Jin pergi mencari Hyesung ke tengah hutan. Hyesung pergi mencari kotak milik anak-anak yang lainnya di tengah hutan. Kotak pertama yang berhasil dia temukan adalah kotak milik Ryan, yang berisi kaluang K.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, JB akhirnya ikut turun tangan untuk membantu mencari kotak-kotak itu, sebenarnya niatnya sih cuma ngebantuin Ryan mencari kotak miliknya. Mereka berdua ( JB & Ryan ) masuk ke ruang inspektur Psy dan menggeledah setiap laci, JB berhasil menemukan 4 kotak. Tapi dia belum tahu apa salah satunya ada yang milik Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Shin Hye sung." Teriak Yoo Jin saat melihat Hyesung sedang memunguti kotak.</div><div style="text-align: justify;">"Oh, Yoo Jin."</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau tidak tahu berapa lamanya aku mencari-carimu?" Keluh Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Aku? Kenapa?" Hyesung balik tanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menyuruhnya untuk segera ke sana. Dengan segera Hyesung langsung berjalan ke arah Yoo Jin, tapi tiba-tiba kaki Hyesung terpeleset. Yoo Jin panik dan langsung berlari ke Hyesung. Tapi nyatanya dia hanya mengerjai Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka berdua akhirnya duduk bersama sambil memandangi bintang di langit.</div><div style="text-align: justify;">Yoojin terpesona melihat wajah Hyesung saat memandangi bintang. Hyesung hampir salah tingkah, tapi untung aja dia segera sadar. Dan langsung mengeluarkan kotak-kotak yang berhasil dia temukan tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Taaraa...aku temukan ini." Ucap Hyesung membuka salah satu kotak.</div><div style="text-align: justify;">"Haa.. ini milikku." Balas Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Wah, bagaimana kau bisa menemukannya?". Yoo Jin terkesima dengan perjuangan Hyesung untuk menemukan kotak milik teman-temannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Atas jasanya menemukan kotak itu, Hyesung minta Yoo Jin untuk menyanyikan sebuah lagu untuknya.</div><div style="text-align: justify;">Di lain pihak beberapa orang sedang menghadapi masalah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul berusaha membelikan baju seragam Kirin untuk Seol, tapi Seol selalu menolaknya.</div><div style="text-align: justify;">Kepala sekolah Joo memutuskan untuk mengundurkan diri dari Sekolah Kirin. Dia menatap Sekolah Kirin dengan perasaan sedih, dia merasa sudah tak mampu lagi mengelola Kirin. Tak lama setelah itu dia langsung membawa kopernya itu pergi meninggalkan Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Kang terpaksa menggendong guru Taeyon sampai ke rumah karena Taeyon mabuk berat.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-42598186176092752242012-03-18T14:45:00.001+07:002012-04-04T13:02:10.228+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 51 - 60 FINAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-oN8WTjBN4LHBE0_qM_8HIVLi1fkSxPuWqV0010UPJzrXI2TrNNPrWGzSJC0A60I61e5RtyKAcfPwclTMVEHT5vB5uWmfv6fh92zaF3xVsO6CU9ogYzjwg8EINnNbgv52sJ2ek0-bAE/s1600/403777_303747916327264_111816285520429_829302_290256020_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-oN8WTjBN4LHBE0_qM_8HIVLi1fkSxPuWqV0010UPJzrXI2TrNNPrWGzSJC0A60I61e5RtyKAcfPwclTMVEHT5vB5uWmfv6fh92zaF3xVsO6CU9ogYzjwg8EINnNbgv52sJ2ek0-bAE/s400/403777_303747916327264_111816285520429_829302_290256020_n.jpg" width="400" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-oN8WTjBN4LHBE0_qM_8HIVLi1fkSxPuWqV0010UPJzrXI2TrNNPrWGzSJC0A60I61e5RtyKAcfPwclTMVEHT5vB5uWmfv6fh92zaF3xVsO6CU9ogYzjwg8EINnNbgv52sJ2ek0-bAE/s1600/403777_303747916327264_111816285520429_829302_290256020_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-51.html">EPISODE 51</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-52.html">EPISODE 52</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-53.html">EPISODE 53</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-54.html">EPISODE 54</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-55.html">EPISODE 55</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-56.html">EPISODE 56</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-57.html">EPISODE 57</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-58.html">EPISODE 58</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-59.html">EPISODE 59</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/10/dong-yi-episode-60-final.html">EPISODE 60 FINAL</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-87697356991228659202012-03-11T13:20:00.001+07:002012-03-11T13:23:52.926+07:00Dream High 2 Episode 4<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWsz4rUYLDdOTWZ9VkpxzoeKyB0rdd_u-lpDvXl8ocpcl7ww-b_aYGM3edagZOcJEXFJYRCwCoYZnT9COjxqxp1Ck9hA7zJGS5JFNRw_rWQbUc02x_3KsYknl_4_a2xzroctGS2x0jSuA/s1600/416786_342674545773429_220523714655180_1078465_1747255584_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWsz4rUYLDdOTWZ9VkpxzoeKyB0rdd_u-lpDvXl8ocpcl7ww-b_aYGM3edagZOcJEXFJYRCwCoYZnT9COjxqxp1Ck9hA7zJGS5JFNRw_rWQbUc02x_3KsYknl_4_a2xzroctGS2x0jSuA/s320/416786_342674545773429_220523714655180_1078465_1747255584_n.jpg" width="320" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWsz4rUYLDdOTWZ9VkpxzoeKyB0rdd_u-lpDvXl8ocpcl7ww-b_aYGM3edagZOcJEXFJYRCwCoYZnT9COjxqxp1Ck9hA7zJGS5JFNRw_rWQbUc02x_3KsYknl_4_a2xzroctGS2x0jSuA/s1600/416786_342674545773429_220523714655180_1078465_1747255584_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">EPISODE 4</div><div style="text-align: justify;">Gara-gara insiden penyerangan paparazi yang dilakukan oleh Yoo Jin di episode kemarin, sekarang dia dipenjara. Dia akan dilepaskan jika ada yang menjaminnya sebesar 10 juta won (sekitar $10.000). Dalam penjara Yoo Jin menyesali perbuatannya. Dia melakukan instropeksi diri dengan cara seperti bersemedi. Tiba-tiba seseorang datang dan mengatakan pada Yoo Jin kalau dirinya sudah bisa bebas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin pergi menemui orang yang menjaminnya yang ternyata adalah Kepala sekolah Joo. </div><div style="text-align: justify;">"Apa yang sudah Anda lakukan?" Tanya Yoo Jin dengan tatapan sedikit kesal. </div><div style="text-align: justify;">"Jangan menatapku seperti anak kecil. Bukankah ini membanggakan?" Jawab Kepala Sekolah Joo sambil memberikan tahu pada Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tahu diibaratkan sebagai simbol murni karena warna putih yang terkandung di dalamnya, dan rasa segar yang mengisyaratkan permulaan yang baru. Yoo Jin benar-benar tak menyangka kalau Kepala sekolah Joo mau menjaminnya. Yoo Jin berjanji akan segera mengembalikan uang Kepala sekolah. Tapi Kepala sekolah Joo malah menjewer telinga Yoo Jin dan mengatakan bahwa ia sendiri yang akan langsung menemui orang tua Yoo Jin untuh menagih hutang sekaligus bunganya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu Kepala Sekolah juga berbisik kalau tahap awal untuk mengembalikan uang jaminan itu adalah dengan lulus ujian tengah semester (duet showcase). Jika Yoo Jin tidak bisa melakukannya maka dia akan mendapat masalah. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan meminta Hyesung untuk berduet dengannya, tapi dengan nada seperti memerintah. </div><div style="text-align: justify;">"Aku bilang ayo kita lakukan bersama." Ujar Ryan. </div><div style="text-align: justify;">"Apa maksudmu?” Tanya Hyesung tak percaya dengan ucapan Ryan. </div><div style="text-align: justify;">"Bukankah kau berpikir bahwa aku buruk? Makanya aku ingin membuktikan padamu seberapa bagusnya aku ini." </div><div style="text-align: justify;">"Lupakan itu." Ujar Hyesung. </div><div style="text-align: justify;">"Bukankah kau belum memiliki pasangan? Sebenarnya aku sudah memiliki pasangan lain tapi kurasa aku lebih nyaman jika bersamamu. Jadi, ayo kita berpasangan." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di waktu yang bersamaan, Yoo Jin kembali mengalami perselisihan dengan JB. Yoo Jin menuduh masalah dirinya dipenjara itu ada kaitannya dengan JB. Tapi JB tidak terlalu menanggapinya. Saat JB hendak pergi, Yoo Jin memangginya pengecut dan JB hanya sedikit tersenyum menantang sebelum akhirnya dia berbalik badan untuk mengingatkan Yoo Jin bahwa dirinya dalah artis dan tidak akan punya waktu untuk mengurusi masalah seperti itu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba direktur Kang Chul datang. </div><div style="text-align: justify;">"Apa kalian sedang bertengkar?" Ujar Kang Chul sambil mengampiri mereka."Aku pikir kalian tidak memiliki hubungan yang baik. Ujian tengah semester bulan ini, bagaimana jika kalian menjadi 1 tim?" </div><div style="text-align: justify;">"Direktur !" Ucap JB. </div><div style="text-align: justify;">"Apa Anda gila ?" Ucap Yoo Jin bersamaan dengan ucapan JB. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul berpikir mungkin mereka bisa disatukan dengan lagu, yaitu dengan cara membuat mereka duet dalam ujian tengah semester. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata uang jaminan untuk membebaskan Yoo Jin itu didapat dari hasil pinjaman dari Direktur Lee Kang Chul. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku akan segera mengembalikannya padamu." Ujar Kepala Sekolah Joo pada Direktur dengan suara pelan. </div><div style="text-align: justify;">"Kau tak perlu mengambalikannya. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Tanya Kang Chul. </div><div style="text-align: justify;">"Apa kau terlibat perkelahian, Hyung?" </div><div style="text-align: justify;">"Jangan katakan disini." Ujar Kepala sekolah seraya mengangkat telunjuknya kedepan mulutnya. </div><div style="text-align: justify;">"Baiklah. Jika kau tidak mau mengatakannya." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat akan pergi Kang Chul menangkap basah sepasang pasangan muda yang tengah bergandengan tangan. Karena tidak terima terhadap hukumannya, mereka protes ke Guru Ji Soo. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Guru, cinta bukanlah kejahatan. Apakah Anda tidak berpikir kalau ini tidak adil jika harus menghukum kami seperti ini?" Protes siswa itu.</div><div style="text-align: justify;">"Jika kalian ingin berpacaran, maka pindah saja ke sekolah lain. Jika kau tidak mau, maka pergilah." Jawab Guru Ji Soo dengan santainya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disisi lain, guru Taeyeon dan guru Jin Man sedang bergosip melihat kelakuan bu guru Ji Soo. </div><div style="text-align: justify;">Hyesung akhirnya memutuskan untuk berduet dengan Ryan. Ia lalu menemui guru Ji Soo untuk memberitahu dirinya akan berduet dengan Ryan. Mendengar hal itu, guru Tae Yeon langsung menawarkan diri untuk jadi guru vokal mereka. Selain itu Guru Jin Man juga menawarkan diri jadi pelatih mereka. Tapi akhirnya guru Ji Soo memilih guru Tae Yeon yang melatih mereka. Senang bukan main guru Taeyeon karena selain akan melatih JB dan Yoo Jin, dia juga akan melatih Ryan dan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi list duetnya seperti ini : </div><div style="text-align: justify;">JB & Yoo Jin | Ryan & Hyesung | Nana & Hoon Joong | Ailee & Soon Dong | Eun Bong & orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin melihat sekilas nada lagu duetnya bersama JB. Saat ia hendak merobeknya, tiba-tiba ia teringat akan perkataan Kepala Sekolah Joo yang menyuruhnya untuk lulus ujian tengah semester sebagai permulaan awal membayar hutangnya. Sebagai kemungkinan terburuk Yoo Jin membayangkan kalau suatu saat Kepala Sekolah Joo akan jatuh miskin dan meninggal dunia. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tengah malam, Hyesung menemui Ryan untuk mengajaknya latihan. Merasa tidurnya diganggu, Ryan jadi kesal. Akhirnya dia mengambil kertas lagu itu dan membaginya menjadi 2 bagian. Bagian utama adalah Ryan dan sisanya Hyesung. Merasa pembagian itu tidak adil, Hyesung lantas marah. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau tahu bahwa penyanyi pendukung itu juga disebut bernyanyi." Ujar Ryan. </div><div style="text-align: justify;">Hyesung membalas dengan mengatakan, "Mungkin itu yang terjadi di HershE. Tapi itu tidak akan terjadi padaku." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan kata-kata itu langsung menusuk Ryan. Dengan cepat Hyesung mengatakan kalau dirinya tidak bermaksud mengatakan hal itu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di grup HershE Ryan tidak berperan sebagai penyanyi utama tapi lebih ke penyanyi pendukung, yang tanpa penyanyi pendukung pun group itu akan tetap berjalan dengan baik dan di agency mereka hal itu disebut bernyanyi bersama. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Ji Soo mengajak guru Jin Man ke kelas menari. Di kelas itu sudah menunggu para siswa yang akan berlatih menari. Maksud sebenarnya guru Ji Soo membawa guru Jin Man adalah untuk menunjukkan pada siswanya simbol dari seseorang yang tidak bisa menari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah mendemonstrasikan teknik yang ia sebut teknik sederhana, Ji Soo memberikan instruksi agar yang lain mempelajarinya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Oke, penari buruk dan penari terbaik." Ujar guru Ji Soo sambil mencari siswa yang akan dipilih. Dia pun menunjuk Hyesung sebagai perwakilan penari terburuk dan menunjuk JB sebagai perwakilan penari terbaik. Tapi karena JB berada dibelakang Eun Bong, jadi Eun Bong mengira dirinyalah yang terbaik. Saat akan maju, Eun Bong ditahan oleh JB. Mengisyaratkan bukan dirinya yang ditunjuk tapi JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil terus melakukan gerakan yang sama (menaik turunkan lutut), Hyesung senyum-senyum senang melihat JB sedang menari disampingnya. JB menarikan tarian sexy dance. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dilain pihat ada 2 orang yang sedang memperhatkan mereka dengan tatapan cemburu. Mereka adalah Ryan dan Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kelas selesai, Ryan yang kesal menemui Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tidak akan melakukan cover dance seperti JB." Ujar Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan polosnya Hyesung mengatakan kalau dirinya mengerti dan akan menjaga dirinya sendiri jadi jangan khawatir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat akan berjalan pergi, Ryan mendapat telepon dari ayahnya. Ia mengeluarkan headsetnya dan mengangkat telepon itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung yang melihat hal itu langsung memberi isyarat pada guru Taeyeon yang kebetulan lewat bahwa Ryan telah membawa ponsel.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat guru Taeyeon sedang berjalan ke arahnya, Ryan membalikkan badannya dan berpura-pura sedang berbicara dengan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa yang salah denganmu? Aku sudah mencoba yang terbaik tapi kenapa kau selalu menyulitkanku?" Bentak Ryan seraya akan menangis.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bingung dengan sikap aneh Ryan. </div><div style="text-align: justify;">"Ryan, ada apa denganmu?" Tanya guru Taeyeon khawatir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan tidak menjawab dia hanya pergi sambil menangis. Guru Taeyeon berbalik memandang Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Kau! apa kau menggertaknya?" Tanya guru Taeyeon dengan nada meninggi.</div><div style="text-align: justify;">"Aku? aku tidak melakukan apapun." Jawab Hyesung gugup.</div><div style="text-align: justify;">"Aku akan terus mengawasimu." Ujar guru Taeyeon sebelum pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan menyeret ibunya keluar dari sebuah agensi bakat. Agensi dimana awalnya Ryan ingin pindah ke agensi itu. Tapi akhirnya Ryan memutuskan untuk tetap tinggal dengan OZ Ent. Karena Kang Chul akan menghancurkan karirnya jika ia berpindah agency.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibunya akan melakukan yang terbaik untuk Ryan, termasuk memberi sogokan pada agensi lain agar karir Ryan meningkat. Saat dalam taksi ibunya Ryan memutuskan untuk turun ditengan jalan dan mencari taksi lain. Taksi itu dibiarkan untuk mengantar Ryan sampai di Kirin. Dalam taksi Ryan menemukan bulu-bulu yang terlepas dari jaket ibunya yang kata ibunya adalah jaket asli. Ryan turun dari dalam taksi dan mengejar ibunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kau menggunakan jaket palsu kan? Dimana kau membelinya? Dongdameun atau Namdaemun?" Tanya Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Sambil memegang jaketnya, ibunya berkata, "Ini asli."</div><div style="text-align: justify;">"Bulunya menempel dirokku. Apa kau coba untuk membohongiku?" Ujar Ryan sambil pura-pura membersihkan roknya yang tertempel bulu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibunya langsung menghampiri Ryan dan membersihkan roknya. Melihat tidak ada bulu yang menempel. Ibunya lantas menyedari kalau dirinya ditipu. Ibunya berusaha menjelaskan walapun ini jaket palsu tapi tetap terlihat asli. Ryan menyuruh ibunya menggunakan uang yang ia berikan untuk membeli jaket asli.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil bermain basket Yoo Jin dan Eun Bong membicarakan tentang JB yang menjadi pasangan duet Yoo Jin. Sesaat setelah Yoo Jin memasukkan bola ke keranjang, JB menangkapnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa sekarang kalian masih punya waktu untuk melakukan hal ini?" Tanya JB sambil memberikan bola basket pada Yoo Jin. "Kau bahkan tidak punya waktu untuk melatih tarianmu."</div><div style="text-align: justify;">"Apa aku bilang kalau aku seorang penari?" Tanya Yoo Jin balik.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau tidak tahu lagu kita adalah lagu dance?" Jawab JB.</div><div style="text-align: justify;">JB lalu menantang Yoo Jin untuk tanding basket. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu Eun Bong memberitahu semua siswa kalau Yoo Jin dan Eun Boong sedang tanding basket. Point pertama berhasil direbut Yoo Jin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kau bermain dengan caramu dan aku bermain dengan caraku." Kata JB seraya mengkolaborasikan antara gerakan basket dan dance.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya, JB tak berniat bermain basket. Dia hanya ingin memamerkan dance-nya. </div><div style="text-align: justify;">Semua orang bersorak memberikan dukungannya. "Fighting!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB memamerkan gerakan dancenya pada Yoo Jin melalui pertandingan ini. Yoo Jin akhirnya berhasil memenangkan pertandingan. JB tersenyum puas karena dia memang sengaja mengalah di pertandingan ini. Sebenarnya JB itu cuma mau pamer dance bukan niat bertanding.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"JB, kau sangat mempesona." Teriak Hyesung dari bangku penonton.</div><div style="text-align: justify;">"15-2, kau menang. Harusnya kau senang bukan?" Ucap JB dengan nada sindiran.</div><div style="text-align: justify;">"Huh.."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin sangat kesal dengan ucapan JB itu. Diapun melemparkan bola basket ke arah JB yang sedang berjalan, namun malangnya JB menyadari datangnya bola basket. Dia langsung membungkuk, dan hasilnya bola itu mengenai wajah Kepala Sekolah Joo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan berjalan di lorong sekolah. Kang Chul memarahi Ryan karena bolos kelas.</div><div style="text-align: justify;">"Kau pikir sekolah ini mall, kau bisa datang-pergi seenaknya." Tegur Kang Chul.</div><div style="text-align: justify;">"Sesuatu terjadi dirumahku, itu sebabnya aku bolos kelas." Jawab Ryan sedih.</div><div style="text-align: justify;">"Darimana kau mendapat berita itu? Cepat, sini serahkan itu?" Kang Chul tahu kalau Ryan membawa ponsel, diapun mengambil ponsel itu. Sebagai hukumannya karena melanggar aturan, Ryan tidak boleh menggunakan ruang latihan sementara waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul mengundang para guru dan kepala sekolah untuk minum-minum dan karaokean. Guru yang datang Taeyon dan Kang. Suasana kacau saat Taeyon menyanyi, suaranya yang false dan jelek membuat telinga setiap orang sakit. Namun berbeda saat guru Kang yang menyanyi, semuanya terpesona dengan suara dan dance guru Kang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada atsmofer aneh antara kepala sekolah Joo dan Presiden Kang Chul. Mereka bicara layaknya orang yang belum saling kenal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong dengan gaya sok jadi peramal, mempengaruhi Ailee untuk menjadi pasangan duetnya. Dia bilang kalau mereka berpasangan, pasti nanti akan menjadi yang terbaik. Soon Dong yang menari dan Ailee yang menyanyi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Hyesung berlatih vokal. Taeyon ditugaskan untuk menjadi pelatih vokal Hyesung-Ryan, JB-Yoo Jin. Guru Taeyon mengkritik hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau seorang perokok?" Tanya Taeyon sambil mengendus-endus bau Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, aku bukan perokok." Jawab Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Hanya ada 2 tipe orang yang mempunyai pernafasan pendek. seorang perokok dan orang sekarat atau bayi yang baru lahir." </div><div style="text-align: justify;">"Pernafasan sangat dibutuhkan oleh seorang penyanyi.Jika pernafasan mereka buruk, semua timing dan irama lagu akan berantakan." Taeyon memberi nasehat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB tertawa mendengar kritikan Taeyon. Yoo Jin malah bersimpati pada Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung melatih nafasnya dengan meniup balon. Tapi upayanya itu gagal. Diapun mendatangi Soon Dong untuk meminta bantuan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Soon Dong, cepat panggilan itu? Sesuatu yang bisa datang pergi sendiri ( ~hantu ) . Tanyakan padanya tentang audisiku nanti?" </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soon Dong meramalkannya, Dia menyuruh Hyesung untuk mengambil foto masa kecil seorang cowok dan membawanya ke showcase. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung memutuskan untuk mengambil foto masa kecil JB, tanpa sengaja Hyesung menemukan foto JB dan Ryan ( sama seperti foto yang disimpan Ryan ) dalam album JB.</div><div style="text-align: justify;">Ryan berlatih vokal di ruang laudry. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kau tidak berlatih di ruang latihan malah berlatih disini sendirian?" Tanya JB yang saat itu juga sedang berada disana.</div><div style="text-align: justify;">"Aku hanya menunggu pakaianku selesai di laundry." Jawab Ryan bohong. </div><div style="text-align: justify;">"Tapi mesin cucinya kosong." Ucap JB sambil menengok ke mesin cuci.</div><div style="text-align: justify;">"Yah..Aku berbohong. Saat kau sedang disini, jangan banyak bicara. dan cepat selesaikan laundryanmu." Ucap Ryan ketus.</div><div style="text-align: justify;">"Btw, kau tidak bertanggung jawab dengan partnermu ya? Kau bahkan tidak berlatih nyanyi bersamanya?" Tutur JB.</div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana dengamu? Apaka kau tanggung jawab dengan siwoo? Dia adalah satu-satunya teman grupmu, dan kau bahkan tidak peduli padanya disaat dia lagi terkena masalah sekarang ?" Jelas Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Jadi kenapa kau harus mencampuri urusanku sekarang? Kau tidak seperti JB yang kukenal." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">"Kau salah paham semunya. Aku heran, kenapa kau sama sekali tidak pernah berubah." Ucap JB yang seolah-olah sudah lama mengenal Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Apa maksudmu?" Tanya Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Kau seharusnya sudah tahu dengan baik" Ucap JB yakin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mengatakan kalau Ryan pasti tidak akan puas hanya menjadi seorang penyanyi.</div><div style="text-align: justify;">Mimpinya adalah menjadi seorang aktris. Ryan pun langsung menampar JB dan pergi meninggalkannya.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung langsung bersembunyi di bawaH tempat tidur begitu melihat JB datang. Hyesung melihat JB sedang memainkan rubik, diapun menjadi teringat kenangan masa lalunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">~Flashback~</div><div style="text-align: justify;">2 tahun lalu, Hyesung ( masih gemuk ) melihat JB sedang menangis di tangga. Hyesung memberikan rubik yang dibawanya pada JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ini untukmu. Coba mainkan ini, kau pasti akan merasa lebih baik." Kata Hyesung sambil menyerahkan rubiknya.</div><div style="text-align: justify;">~Flashback selesai~</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin datang . JB menyuruh Yoo Jin untuk mengentuk pintu dulu sebelum masuk. Yoo Jin datang untuk meminta CD tarian JB, agar dia bisa mempelajarinya sendiri. Yoo Jin melihat ada seseorang bersembunyi dibawak tempat tidur JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Yah..jadi ini maksudmu untuk menyuruhku mengetok pintu dulu sebelum masuk?" Tanya Yoo Jin dengan nada menyindir , begitu melihat ada yang bersembunyi bawah tempat tidur.</div><div style="text-align: justify;">"Kencan dilarang." Ucap Yoo Jin dengan nada seolah-olah bilang 'nah, sekarang belangmu ketahuan'.</div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana bisa kau menyembunyikan pacarmu."</div><div style="text-align: justify;">"Apa maksudmu?" Tanya JB bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin langsung membuka kain di bawah tempat tidur. JB kaget melihat Hyesung ada disana. Begitu juga Yoo Jin, dia kaget tak menyangka Hyesung ada disitu. Hyesung minta maaf dan kemudian langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kalian berdua kencan?" Tanya Yoo Jin penasaran.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan katakan hal itu dengan mudah?" Tegas JB kesal. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu Nana dan Hong Joo sedang berlatih di ruang laudry. Nana merasa tenggorokannya sedikit bermasalah sehingga dia sulit bernyanyi. Hong Joo menyarankannya untuk ke rumah sakit. Nana menolaknya, dan bilang ini cuma masalah biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nana akhirnya pergi juga ke rumah sakit. tapi selain untuk memeriksakan tenggorakannya dia juga ingin menjenguk Siwoo. Nana melihat Si Woo sedang menggoda para suster, Nana langsung berteriak keras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"YAAAAA....!!!!" Teriak Nana.</div><div style="text-align: justify;">"Oh. Apa yang membawamu ke sini? Kau datang dengan tangan kosong?" Tanya Si Woo berharap Nana membawakannya sesuatu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nana memberitahukannya kalau tenggorokannya sedang sakit, dokter menyuruhnya jangan banyak bicara. Jadi dia harus menggunkaan notes untuk mewakili apa yang ingin dia ucapkan. Dia menyuruh Si Woo untuk kembali ke Oz Ent dan memohon pada President Kang Chul. Tapi dengan tegas Si Woo menolaknya. Nana marah, dan bilang kalau sebenarnya dia sangat mengkhawatikan Si Woo. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengajak Ryan untuk berlatih berasama. tapi Ryan menolak, dan dia mengatakan kalau dia mau berlatih berasama asal level suara Hyesung sudah setara dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin latihan menari dengan menggunakan media bola basket. Hyesung datang sambil meniup balon. Yoo Jin menyuruh Hyesung jangan dekat-dekat, tapi Hyesung malah mendekatinya dan terus meniup balon itu hingga besar..besar...dan Duarr!! balon itu pecah. Yoo Jin kaget. Dia marah pada Hyesung. Dia menyuruh Hyesung untuk latihan yang normal-norma saja. Hyesung mengejek Yoo Jin, kalau dia takut balon. Yoo Jin mengelak dan bilang kalau dia hanya benci bukan takut.</div><div style="text-align: justify;">Mereka pergi makan bersama di kedai makan milik Kepala sekolah. Yoo Jin dan Hyesung makan dengan lahapnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Wah...ayam goreng ini sangat enak." Ucap Hyesung memuji masakan kepala sekolah Joo.</div><div style="text-align: justify;">"Pak, kau sepertinya lebih pantas jadi seorang kepala sekolah daripada pemilik kedai makanan." Sindir Yoo Jin. Hyesung tertawa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepala sekolah Joo kesal dengan tingkah mereka dan menyuruh mereka untuk segera pergi. </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya selesai makan, Yoo Jin dan Hyesung pergi. Tapi sebelum pergi Joo minta bayaran atas makanannya. Yoo Jin bilang dia akan membayar dengan gitarnya yang ditahan kepala sekolah dulu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Karena aku sudah menraktirmu makan, aku punya permintaan padamu." Ucap Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Apa?" Tanya Hyesung penasaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin memintanya untuk merekam tarian JB. Saat JB sedang latihan nari, Hyesung secara diam-diam merekamnya. Yoo Jin mempelajari setiap gerakan JB melalui video itu. Begitu juga dengan Hyesung, dia berusaha keras memperbaiki vokalnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua orang berlatih keras demi showcase besok. Tapi itu tak berlaku untuk Ryan, dia malah hanya berdiam diri dikamar dan tidak mau latihan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Showcase pun dimulai . banyak wartawan yang datang. bahkan ada juga red carpetnya. Showcase ini benar-benar dibuat sedemikian rupa benar-benar sebuah ajang internasional.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum memasuki red carpet, para peserta diberikan kesempatan untuk difoto bersama pasangan duet mereka. Hyesung panik, karena Ryan belum datang. Dia akhirnya berfoto sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul memberikan sambutan. Ini bukan sekedar latihan, tapi ini adalah audisi. Diantara kalian yang terbaik, akan menjadi top star. Sedangkan yang buruk akan di pindahkan ke kelas yang rendah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi anggaplah pasangan duet kalian sebagai saingan kalian.</div><div style="text-align: justify;">Pernyataan Kang chul ini membuat semua peserta kaget dan shcok. Apalagi Hyesung, dia dan Ryan bahkan belum pernah sekalipun latihan bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para peserta bersiap-siap di ruang make up, mereka semua memanfaatkannya untuk latihan. Hyesung gugup karena Ryan tak kunjung datang. Tak lama kemudian Ryan akhirnya datang. Hyesung sedikit lega. Hyesung mengajak Ryan untuk bicara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku sudah mengatakan padamu untuk berlatih bersama kan?" Ucap Hyesung panik.</div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana penampilan kita nanti, kita bahkan belum pernah latihan bersama?" Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">"Sepanjang kau lakukan dengan baik, semuanya akan lancar." Jawab Ryan dengan santainya.</div><div style="text-align: justify;">"Apa?"</div><div style="text-align: justify;">"Apakah begitu pentingnya bagimu untuk dapat mengimbangiku atau tidak?" Tanya Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"lakukan dengan baik dan kau akan menang." Ryan menyarankan pada Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Apaka aku benar?" Tanya Ryan dengan nada merendahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung akhirnya menyadari kalau Ryan ternyata hanya memanfaatkannya saja. Ryan pasti sudah tahu tentang trick showcase ini jauh hari. Makanya dia memilih hyesung untuk menjadi pasangan duetnya, karena dia tahu hyesung tak selevel dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung kesal, dia kaan membuktikan pada Ryan kalau dia pasti bisa menang. </div><div style="text-align: justify;">"Aku pasti akan mengalahkanmu." Ucap Hyesung penuh percaya diri.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-31074987311738432322012-02-26T08:11:00.000+07:002012-02-26T08:11:01.103+07:00Dream High 2 Episode 3<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3cPtpw-l5k9xZZlDC4bFjIw1y9JSCGKa9RdDUwGN-MysDGkiCjTtZ6hFTEKLBYW1tBQGb29stNky522Kcnxt00T52M5iKrd5ligsvV5N_4Fkfo47NWfpfqUm4eJaPgmwwf393zJguB-Q/s1600/419194_341929582514592_220523714655180_1076914_1094859235_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3cPtpw-l5k9xZZlDC4bFjIw1y9JSCGKa9RdDUwGN-MysDGkiCjTtZ6hFTEKLBYW1tBQGb29stNky522Kcnxt00T52M5iKrd5ligsvV5N_4Fkfo47NWfpfqUm4eJaPgmwwf393zJguB-Q/s320/419194_341929582514592_220523714655180_1076914_1094859235_n.jpg" width="241" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3cPtpw-l5k9xZZlDC4bFjIw1y9JSCGKa9RdDUwGN-MysDGkiCjTtZ6hFTEKLBYW1tBQGb29stNky522Kcnxt00T52M5iKrd5ligsvV5N_4Fkfo47NWfpfqUm4eJaPgmwwf393zJguB-Q/s1600/419194_341929582514592_220523714655180_1076914_1094859235_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div style="text-align: justify;">EPISODE 3</div><div style="text-align: justify;">Episode sebelumnya: Saat di ruang praktek menari, Ji Soo menyuruh murid-muridnya mengikuti gerakannya. Namun karena ini pertama kalinya mereka menari, akhirnya mereka malah asal-asalan. Ji Soo membanding-bandingkan artis-artisnya (I:dn dan Hershe ) dengan anak-anak Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong menantang battle dance JB. Namun JB berhasil mengalahkan Eun Bong . Saat JB akan mendorong Eun Bong, tiba-tiba Yoo Jin datang dan langsung saja hampir memukul JB. Eun Bong berhasil menahan Yoo jin untuk tidak memukul JB. Yoo Jin semakin kesal karena JB mengaku-ngaku kalau itu adalah ruang praktek miliknya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertengkaran antara Yoo Jin dan JB semakin sengit, setelah JB mengklaim ruang praktek menari tersebut adalah miliknya. Hyesung mencoba melerai, tapi perkataanya malah membuat Yoo Jin tersinggung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sudah kukatakan padamu jangan campuri urusanku bukan? Karena kau, aku tidak bisa kosentrasi di ruang praktekku." Tegas JB.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kalian bertengkar? Ini tak akan ada gunanya." Hyesung mencoba melerai.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak hanya asrama yang diambil, sekarang kau bahkan akan mengambil ruang praktek kami?" Yoo Jin memandang JB dengan tatapan nantang.</div><div style="text-align: justify;">"Baik, kau juga selalu malas berada di asrama." Ungkap Hyesung pada Yoo Jin dan hal itu malah menyebabkan Yoo Jin tersinggung. Semuanya kaget mendengar perkataan Hyesung tersebut.</div><div style="text-align: justify;">"Huh.kelihatannya kau murid yang malas." Sindir JB yang kemudian langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung pergi menemui Yoo Jin untuk minta maaf, tapi Yoo Jin malah bilang 'apa kau tidak marah semua milikmu diambil oleh para atris itu?'. Hyesung diam saja. Kau harusnya bisa mempertahankan apa yang menjadi milikmu. Yoo Jin menyalahkan Hyesung tidak becus menjadi ketua asrama. Yoo Jin bilang kalau Hyesung sekarang sudah berubah.Ryan pergi ke ruangan Kang Chul untuk klarifikasi tentang aktingnya dalam drama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tentang drama itu, aku sudah tahu apa yang kau lakukan dibelakangku sehingga aku kehilangan peran." Kata Ryan. "Sekarang tolong biarkan aku berakting dalam drama itu." Pinta Ryan memelas.</div><div style="text-align: justify;">"Tingkatkan dulu kualitas aktingmu." Ucap Kang Chul dengan acuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan marah karena dia harus terikat kontrak dengan OZ dan tidak boleh berakting karenanya.</div><div style="text-align: justify;">Malam harinya di dalam kamar asrama, Ryan sibuk merapikan alat-alat riasnya. Ryan merasa risih dengan kehadiran Hyesung dan Soon Dong dan dia menyuruh mereka berdua pergi dari kamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Guru mengatakan kalau kita bertiga akan ditinggal disini untuk sementara waktu." Hyesung menjelaskan.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tidak mau berbagi kamar dengan teman satu grupku, apalagi dengan kalian." Tegas Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Kalian pergilah. Aku tidak suka barang-barangku disentuh."</div><div style="text-align: justify;">Saat akan merapikan tempat tidur, Ryan melihat ada bantal bergambar JB.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan katakan padaku kau terobsesi memeluknya saat tidur?" Ucap Ryan sambil menyodorkan bantal itu.</div><div style="text-align: justify;">"Yeah. Memang kenapa?" Tanya Hyesung langsung merebut bantalnya.</div><div style="text-align: justify;">"Selama ini masih juga menjadi kamar kami, jika kau merasa tak nyaman kau boleh keluar." Perintah Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Ah,,. biarkan saja dia. Mari kita tidur." Ucap Soon Dong pada Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan marah dan langsung menyingkirkan semua barang-barang yang bergambar JB dan menggantinya dengan barang miliknya. Hyesung kesal dengan tingkah Ryan itu. Diapun langsung mengembalikan barang-barangnya ke tempat semula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Lihat seberapa obsesinya seorang penguntit?" Sindir Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau anggap semua fans yang terobsesi pada idolanya sebagai penguntit?" Jawab Hyesung marah.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengambalikan semua barang Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa sengaja Hyesung menemukan ada foto Ryan dan JB. Mereka berdua terlihat akrab dalam foto itu. Hyesung kaget dan bingung. Ryan marah langsung merampas foto itu dari tangan Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu saat Guru Kang akan masuk ke kamarnya, Jin Woon ternyata sudah ada dalam itu dengan berlirang-lirang pisang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apapun yang terjadi, aku tidak akan lupa dengan pisang darimu itu."</div><div style="text-align: justify;">"Apa ini?” Tanya Kang.</div><div style="text-align: justify;">"Ini adalah hadiah karena kita sudah menjadi teman sekamar." Jawab Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Sejak kapan kita menjadi teman sekamar?" Tanya Guru Kang bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bilang kalau dia bisa melakukan apapun, dia bahkan juga bisa menjadi penjaga kamar itu.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung datang ke kamar JB. Hyesung mencoba menjelaskan situasi yang terjadi di asrama. Dia meenggunakan film 'Dan with Wolves' dan 'Avatar' sebagai perumpamaanya. Film Dance with Wolves dan Avatar, kedua film itu mengisahkan tentang satu penduduk yang diusir karena kedatangan alien dan diharuskan meninggalkan desa, lahan dan rumah mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap film pasti punya pahlawan. Sama halnya dengan film tersebut yang juga mempuyai pahlawan untuk melawan alien sehingga penduduk asli dapat menempati kembali daerah mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung berharap JB bisa menjadi pahlawan seperti dalam film itu. Namun situasi disini, JB diharap bisa menyatukan murid Kirin dengan para artis OZ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB tidak mau jadi pahlawan seperti film itu. Hyesung memohon bantuan JB tapi dia malah menyuruh Hyesung mengurus sendiri masalahnya. Hyesung langsung menyalahkan JB dan teman-temannya (Hershe) karena telah menyebabkan murid-murid asli Kirin dikeluarkan dari asrama. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung membawa pasukannya melakukan protes di kantor Kang Chul. Mereka berdandan ala penduduk asli seperti dalam film. Hyesung menyuruh Kang Chul membaca buku Avatar. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Jadi maksud kalian adalah kalian ini suku asli Kirin dan aku aliennya?" Tanya Kang Chul setelah selesai membaca buku itu.</div><div style="text-align: justify;">"Kau terlalu membandingkan kami dengan para artis itu (I:dn dan hershe). Ini sungguh tak adil." Hyesung angkat bicara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul malah semakin membangga-banggakan para artisnya, dia mengatakan kalau mereka juga juga berusaha keras untuk bisa menjadi seperti ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo menyuruh pasukan Hyesung cs untuk bubar. Daripada mlakukan hal yang tak berguna lebih baik gunakan untuk belajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kelas guru Taeyon, Hyesung cs terlambat masuk kelas karena protes tadi. Hyesung berbohong kalau mereka tadi dipanggil oleh Kang Chul.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Taeyon memberikan pelajaran tentang teknik pernapasan, mereka disuruh meniup kertas yang ditempel hidung mereka secara kontinue tidak boleh berhenti. Mereka akan dipasangkan dua-dua. Yang berhenti niup dianggap gagal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ailee vs Soon Dong dimenangkan oleh Ailee. Nana vs Hong Joo dengan mudah dimenangkan oleh Nana.</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong vs teman linnya dimenangkan Eun Bong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan vs Hyesung. Disini Ryan sedikit curang, dia berhenti meniup sejanak, Hyesung pun langsung melaporkannya pada guru. Saat Taeyon mendatangi mereka, Ryan kembali meniup lagi dan malah Hyesung yang berhenti. Hyesng pun dianggap gagal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB vs Yoo Jin. Ini pertarungan paling sengit. Merka berdua akhirnya sama-sama seri.</div><div style="text-align: justify;">Kompetisi dilanjutkan, yang menang ditandingkan lagi dan akhirnya hasil akhirnya Nana yang menjadi juaranya. Taeyon memuji-muji Nana, Ryan hanya cemberut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Taeyon menyuruh grup Hyesung cs untuk evaluasi dan berlatih meniup 10 detik lebih lama dari waktu mereka yang sekarang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk ujian tengah semester, mereka disuruh duet performance. Mulai sekarang, carilah partner pasangan duet kalian nantinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamar mandi, Ryan mendapat telpon dari Ibunya.</div><div style="text-align: justify;">"Hey, kau membawa ponsel?" Tanya Hyesung yang juga sedang ke kamar mandi.</div><div style="text-align: justify;">"Jika kau ingin, kau bisa membawanya juga." Jawab Ryan ketus.</div><div style="text-align: justify;">"Wow, aku harusnya ambil gambarnya dan posting itu di internet." Ucap Hyesung kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teman-teman Hyesung masuk ke toilet dan membicarakan tugas dari guru Taeyon tadi.</div><div style="text-align: justify;">"Kau akan berpasangan dengan siapa untuk ujian tengah semester nanti?" Tanya salah seorang teman pada So Young.</div><div style="text-align: justify;">"Aku? tentu dengan Hyesung." Jawab So Young.</div><div style="text-align: justify;">Tanpa mereka ketahui, Hyesung dan Ryan juga ikut mendengarkan pembicaraan itu.</div><div style="text-align: justify;">"Jika berpasangan dengan artis, kita akan kalah telak." Ucap salah seorang teman.</div><div style="text-align: justify;">"Haiz.. aku tidak berfikir mereka bagus dalam segala hal." Jawab So Young.</div><div style="text-align: justify;">"Lihatlah Ryan, dibandingkan dia, kita jauh lebih baik." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">"Aku rasa Ryan akan dipermalukan kali ini."</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa?" Tanya So Young sambil terus merapikan rambutnya.</div><div style="text-align: justify;">"Grup dia terdiri dari 3 anggota, dan tugas ini harus berpasangan. Pasti diantara mereka ada yang tidak punya pasangan."</div><div style="text-align: justify;">"Dia sangat jauh jika dibandingkan nana." Ucap Soo Young dan langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan kesal mendengarkan pembicaraan sedangkan Hyesung menjadi sedikit bersimpati pada Ryan.</div><div style="text-align: justify;">Karena kemarin ada beberapa siswa yang protes, merasa tidak mendapat keadilan. Akhirnya Kang Chul mengumumkan untuk menggunakan hasil ujian tengah semester nanti sebagai tolak ukur untuk pembagian kamar di asrama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi Hyesung cs tidak usah khawatir di usir dari asrama. Semuanya bersorak senang mendengar berita itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung sudah tak sabar untuk ujian tengah semester nanti, dia bingung lagu apa yang akan dia nyanyikan nanti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">So Young tiba-tiba bilang kalau dia akan bernyanyi bersama Yoo Jin. Mendengar itu, Hyesung kaget dan diapun akhirnya tidak mendapat pasangan. Karena jika berpasangan dengan Hyesung kemungkinan akan mendapatkan nilai yang jelek.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong bilang kalau penampilan Hong Joo akan membuat orang terkesima dan yang berduet dengannya kan mendapatkan nilai tinggi. Dan disitu terjadilah lelang, yang menawar paling tinggi yang bisa berduet dengan Hong Joo. Banyak yang mengangkat tangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku menawar dengan 10 kupon makanan gratis."</div><div style="text-align: justify;">"Okay..siapapun yang berduet dengan Hong Joo dia akan lulus Ujian tengah semester." Jelas Eun bong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penawaran terjadi sangat ketat. Saat Hyesung akan memenangkan penawaran itu, tiba-tiba Ailee dan Nana datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apakah aku boleh ikut bergabung?" Tanya Nana</div><div style="text-align: justify;">"Aku menawar dengan suaraku." Ucap Nana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hong Joo dan Nana bernyanyi bersama. Semuanya terpana dengan penampilan Hong Joo - Nana.</div><div style="text-align: justify;">Hong Joo lalu menetapkan Nana sebagai pasangan duetnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung sedih melihatnya, karena kesempatan berpasangan dengan Hong Joo hilang.</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong melihat Ailee sedih, dan dia menjadi bersimpati pada Ailee.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Ryan tengah sibuk menonton video yang telah dia edit. Dia meng-cut adegan di video saat Hyemi ( dream High 1 ) ikut audisi Kirin, dia mengedit bagian Hyemi dan mengganti dengan dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia melihat aktingnya dalam video itu sangat buruk, dia membayangkan akan banyak kritikan pedas jika dia memainkan peran itu. Mungkin memang lebih baik Eun Jung saja yang mengambil peran itu. Pikirnya. JB mendatangi Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau sedang melihat video?" Tanya JB sambil duduk didepan Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Owh." Jawab Ryan memperbaiki posisinya.</div><div style="text-align: justify;">"Kau terlihat tidak baik. Apa kau sedang memikirkan sesuatu? “ Tanya JB khawatir.</div><div style="text-align: justify;">Ryan langsung pergi meninggalkan JB. Tapi JB malah menyusulnya pergi.</div><div style="text-align: justify;">"Tidakkah kau melihat pengumuman?" Tanya JB.</div><div style="text-align: justify;">"Aku ingin melihatnya juga, tapi kita tidak dizinkan untuk akses internet." Jawab Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Sejak kapan kau menjadi orang yang tat aturan?" Sindir JB.</div><div style="text-align: justify;">Langkah Ryan terhenti. Dia bertanya pada JB, "Apakah kau masih menyukaiku?"</div><div style="text-align: justify;">"Apa?"</div><div style="text-align: justify;">"Kau bertingkah seperti seseorang yang perhatian padaku. Berpikir aku tipikal orang yg tidak patuh. Dean kau teladannya. Tidak dizinkan untuk menjalin hubungan (pacaran) disini." Ungkap Ryan yang seolah-oleh mengatakan kau jangan sampai mendekatiku.</div><div style="text-align: justify;">Mendengar itu JB hanya tertawa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan dan Ibunya pergi menemui perwakilan dari Aurora entertaiment, Ryan ingin pindah dari perusahaan agenci yang menaunginya sekarang. Aurora Ent berjanji akan mefokuskan akting untuk Ryan. Image Ryan akan tetap baik meskipun berganti agenci. Ryan sangat senang. Namun hal itu digagalkan karena ada wartawan yang datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di Klub malam, JB datang mencari Si Woo. Dia mendapatkan informasi keberadaan Si Woo dari Nana. JB tak menemukan Si Woo dalam klub itu, diapun memutuskan pulang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo sebenarnya ada di klub itu, dia sedang berusaha membantu seorang artis yang di sedang terkenal scandal. Si Woo berusaha membantu artis itu keluar dari klub agar tidak diketahui wartawan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tengah perjalanan, langkah JB terhenti karena melihat ada pertunjukkan jalanan. Dia menyaksikan pertunjukkan itu sampai selesai. Yoo Jin bernyanyi dengan merdunya, penonton bertepuk tangan dan langsung memberinya uang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB memberinya koin dan menyuruhnya menyanyikan lagu lain. Tapi Yoo Jin menolaknya.</div><div style="text-align: justify;">JB membuka penyamarannya, dan semua penonton Yoo Jin beralih padanya. JB tersenyum menang. Yoo Jin kesal dan langsung pergi meninggalkan JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo mengatar artis tersebut masuk ke dalam mobil, dan dari kejauhan ada wartawan yang ternyata memotret mereka. Si Woo yang menyadari dirinya sedang di ikuti, langsung mengejar wartawan paparazi itu. Dia mengambil kameranya dan langsung melemparnya. Kamera itu pecah. Dan wartawan itu langsung memukuli Si Woo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB dan Yoo Jin berjalan bersama."Kau orang yang tak berguna." JB menghina Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Kau mengacaukan performance ku dan kau pikir aku mencadaimu?" Tanya Yoo Jin kesal.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak aka yang kau berikan dan kau sebut itu seabagai performance ?"</div><div style="text-align: justify;">"Berhenti bicara dengan omongan sampahmu itu."</div><div style="text-align: justify;">Langkah Yoo Jin berjenti saat melihat Si Woo sedang dipukuli orang.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin berniat menolong, tapi JB mencegahnya.Dan menyuruh Yoo Jin jangan ikut campur.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan kesana, untuk masalah yang tak berguna." JB memperingatkan Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Bukankah dia temanmu? Bukankah kalian satu grup?" Tanya Yoo Jin bingung dengan sikap JB.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan ikut campur." Jawab JB.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin tidak peduli dengan omongan JB dan langsung turun tangan untuk membantu Si Woo.</div><div style="text-align: justify;">"Cepat langsung bawa pergi, tidak usah banyak bicara." Kata JB dan langsung membawa Si Woo pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wartawan itu malah mau memukul JB, tapi JB berhasil melawannya. Yoo Jin bingung melihat tingkah JB, tadi bilang tidak mau nolong tapi sekarang malah dia yang menolong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB terkena pukulan, dan Yoo Jin langsung membantu JB.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, di kamar Hyesung sedang melatih suaranya. Dan Ryan masuk dalam kamar, dia sedang dikejar-kejar murid yang ingin menjadi pasangan duetnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan ingin menyendiri, dia menyuruh Hyesung untuk keluar dari kamarnya. Hyesung menolak. Dia mengatakan kalau sebagai seorang idola, Ryan tidak boleh bersikap semena-mena.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan kesal dengan Hyesung. Diapun menceritakan kisah pamannya yang gagal menjadi PNS setelah mencoba puluhan kali. Kisah tersebut mengisyaratkan Hyesung kelak nasibnya akan seperti pamannya itu. Jadi sebaiknya mulai sekarang Hyesung menyerah saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung marah, dan langsung menarik rambut Ryan. Merekapun berkelahi. Tendangan Ryan tepat mengenai hidung Hyesung, akhirnya Hyesung jatuh dengan hidung yang berdarah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Soo Young mengobati luka Hyesung, mereka berdua memohon pada guru Taeyon untuk tidur dikamarnya satu malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mengendap-endap ke kamar guru Taeyon, Hyesung langsung berteriak. Tak ingin ketahuan, Yoo Jin langsung membekap mulut Hyesung dan membawa ke kantin. Yoo Jin langsung mengambil air dalam botol meminumnya. Mereka menikmati makanan yang ada dikantin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hey, apakau kau habis berkelahi?" Tanya Hyesung melihat luka diwajah Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Waa..kau benar-benar belajar keras." Puji Yoo Jin begitu melihat Hyesung membawa buku pelajaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bilang kalau dia lagi stress, untuk meredakannya dia membaca buku itu. Yoo Jin heran, ada orang meredakan stress dengan membaca buku matematika.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana kau dan partner duetmu (Soo Dong) ? Apakah kalian sudah berlatih?" Tanya Hyesung tiba-tiba.</div><div style="text-align: justify;">"Apa aku gila mau berpasangan dengan gadis itu?" Jawab Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Lalu, kau mau berpasangan dengan siapa?" Tanya Hyesung penasaran dan berharap Yoo Jin akan berpasangan dengannya.</div><div style="text-align: justify;">"Denganku." Ucap Hyesung irih dan malu-malu.</div><div style="text-align: justify;">Yoojin langsung tersedak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung menempelkan hansaplast ke wajah Yoo Jin yang luka. Yoo Jin tersipu dengan perhatian Hyesung padanya. Hyesung bilang terima kasih atas nasehatnya dulu yang mengatakan pertahankan semua yang menjadi milikmu dengan kemampuanmu. Mulai saat ini, Hyesung memutuskan akan memepertahankan semua yang harusnya menjadi miliknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat akan kembali ke kamarnya, hyesung melihat JB dan Ryan masuk ke asrama bersama.</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya, dikamar guru Kang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Haizz...apa yang kau lakukan?" Ucap Yoo Jin saat bangun tidur melihat guru Kang ada didapannya.</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau menyukai pria?" Tanya guru Kang sambil terus memandangi Yoo Jin."Jika itu memang benar, tolong jangan menyukaiku." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bingung dengan sikap guru Kang itu. Saat dia melihat ke cermin, ternayata diwajahnya ada hansaplas bergambar JB. Ya, itu adalah hansaplas yang ditempelkan Hyesung tadi malam. Dan ternyata plester itu bergambar JB. Kontan Yoo Jin sangat marah, dia langsung berteriak 'Shin Hyesung, brengsek!'</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berita perkelahian Si Woo tersebar di sekolah, bahkan beritanya di publish di internet. </div><div style="text-align: justify;">Kang Chul yang melihat berita itu di internet langsung mengambil tindakan dengan membuat rumor aneh tentang Si Woo agar nama perusahaanya tidak tercemar. KangC hul memerintahkan Ji Soo, untuk mengatakan pada wartawan kalau Si Woo sudah dikeluarkan dari OZ Ent dan masalah ini bukan menjadi tanggung jawab OZ lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul menyuruh Ji Soo menanyakan Si Woo mau dipindahkan ke sekolah mana.</div><div style="text-align: justify;">Polisi mendatangi Kirin dan mencari Yoo Jin. Kepala sekolah langsung memanggil diintrogasi terkait perkelahiannya. Kepala Sekolah meminta pada polisi agar Yoo Jin dibebaskan dari tuduhan.</div><div style="text-align: justify;">Si Woo mendatangi JB, dan bertanya apakah JB sudah tahu kalau Si Woo akan dipindahkan ke sekolah lain. JB diam saja. Si Woo kemudian menyerahkan list daftar siswa yang akan dikeluarkan dari Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Lihat, itu namaku ada dibagian tengah." Ungkap Si Woo sambil menunjukkan namanya.</div><div style="text-align: justify;">"Untuk apa kau memberi kertas ini." Jawab JB tak peduli mau Si Woo dikeluarkan atau tidak itu bukan perkara baginya.</div><div style="text-align: justify;">"Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksimu mengetahui ini." Ucap Si Woo.</div><div style="text-align: justify;">JB bertanya sinis , apakah Si Woo ingin JB untuk membantunya agar tidak dikeluarkan dari Kirin. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kalau itu keinginanya, JB tidak akan mau ikut campur. Si Woo mengatakan kalau sekarng JB sudah banyak berubah, tidak seperti JB yang dulu lagi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo pun langsung pergi meniggalkan JB dengan kertas itu.</div><div style="text-align: justify;">JB langsung merobek-robek kertas itu, Si Woo kecewa dan sedih dengan sikap JB itu.</div><div style="text-align: justify;">Ryan bertanya pada Kang Chul kenapa sampai mengeluarkan Si Woo. Kang Chul bilang itu merupakan konsekuensi menjadi seorang idola. Jika dia mendapat masalah dan memperburu citra agencinya, maka dia kanalangsung dikeluarkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepala sekolah menemui Kang Chul dan mengatakan kalau hukuman dikeluarkan dari Kirin itu cukup tidak adil. Dia menyarankan agar murid-murid itu (Siwoo) diberi peringatan aja, namun jangan sampai dikeluarkan. Kang Chul berdalih, kalu dia ingin membuat Kirin sebagai sekolah unggulan. JIka mereka berbuat baik, tetaplah bimbing mereka tapi jika mereka membuat masalah langsung aja keluarkan. Buat apa menyinpan sampah yang tak berguna.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepala sekolah tak sependapat dengan Kang Chul, ini adalah sekolah bukan perusahaan. Jadi kalau ada murid yang bermasalah sebaiknya cukup diberi peringatan aja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain itu, Kang Chul juga menjelaskan tentang ujian semester duet performance. Menurut pandangan Kang Chul, barang siapa diantara pasangan duet itu yang memilki suara yang buruk akan langsung dikeluarakan dari Kirin. sedangakan yang bagus , akan tetap dipertahankan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mendatangi JB, dan bilang kalau semua masalah ini terjadi karena JB.</div><div style="text-align: justify;">JB mengatakan kalau dia sudah memeperingatkan Yoo Jin jangan ikut campur masalah Si Woo, tapi Yoo Jin malah ikut campur. JB juga menawarkan sejumlah uang pada Yoo Jin jika ia membutuhkannya. Mendengar ucapan itu, amarah Yoo Jin naik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apa kau benar-benar manusia?" Tanya Yoo Jin dengan emosi.</div><div style="text-align: justify;">"Kau memang orang yang tak tahu malu." Bentak Yoo Jin sambil menunjuk JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar perkataan Yoo Jin itu, langkah JB terhenti.</div><div style="text-align: justify;">Ryan menemui Hyesung dan megajaknya berpasangan duet.</div><div style="text-align: justify;">"Saat ini, ayo kita menjadi pasangan duet." Pinta Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Apa?"</div><div style="text-align: justify;">"Aku katakan, ayo kita lakukan duet." Jawab Ryan dengan gaya memerintah bukannya memohon.</div><div style="text-align: justify;">"Apa maumu?" Tanya Hyesung masih tak percaya mengajaknya menjadi pasanga duet.</div><div style="text-align: justify;">"Kau menilaiku buruk, aku ingin tunjukkan padamu betapa bagusnya aku." Ucap Ryan dengan PDnya.</div><div style="text-align: justify;">"Lupakan itu."</div><div style="text-align: justify;">"Kau belum punya pasangan duet kan? Kau tidak ada pilihan lain selain menerima tawaranku. Sebenarnya sih, aku bisa saja memilih orang lain sebagai pasangan duetku. Tapi aku merasa lebih nyaman bersamamu, jadi aku memilihmu." Tegas Ryan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bingung harus menjawab apa.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-33106668079608127212012-02-21T10:07:00.001+07:002012-02-21T10:14:27.479+07:00Dream High 2 Episode 2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_-LQe_ZN5ERLQUtOcfTyWFbvax5RwTa6m5xODzSxUcmLtOr-Jn9NmYMGBjYKPXNeA5rYW10KLBiB5LCNssjQy1EefNdl8XCz5GjISxStti547PSNtL6h-OOkOiGn10WSbPmMg-HQ0Ec/s1600/426225_338706476170236_220523714655180_1068764_1504407943_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_-LQe_ZN5ERLQUtOcfTyWFbvax5RwTa6m5xODzSxUcmLtOr-Jn9NmYMGBjYKPXNeA5rYW10KLBiB5LCNssjQy1EefNdl8XCz5GjISxStti547PSNtL6h-OOkOiGn10WSbPmMg-HQ0Ec/s320/426225_338706476170236_220523714655180_1068764_1504407943_n.jpg" width="240" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_-LQe_ZN5ERLQUtOcfTyWFbvax5RwTa6m5xODzSxUcmLtOr-Jn9NmYMGBjYKPXNeA5rYW10KLBiB5LCNssjQy1EefNdl8XCz5GjISxStti547PSNtL6h-OOkOiGn10WSbPmMg-HQ0Ec/s1600/426225_338706476170236_220523714655180_1068764_1504407943_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div style="text-align: justify;">EPISODE 2</div><div style="text-align: justify;">Cerita diawali dengan sebuah video behind the scene dream high. Setiap idol OZ Entertaiment ditanyai tentang jika mereka menjadi siswa biasa apa yang paling mereka ingin lakukan saat di sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan memulai dengan mengutarakan pendapatnya. Aku Ryan. Jika aku ditanya apa yang paling ingin kulakukan disekolah. Aku ingin ikut kelas akselerasi dan memanjat dinding. Selain itu, aku juga ingin makan kue Tahun Baru ( yg terbuat dari beras ketan dikukus) bersama temanku. Aku benar-benar ingin mencoba segala hal. Dan dapat mengenakan seragam sekolah yang lucu dan menarik. “Bagaimana itu? Cantik, huh? Menarik, bukan?” Ucap Ryan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekarang gantian Hyorin yang berkomentar, “Kalau aku ingin minta adanya kegiatan rekreasi di sekolah. Aku benar-benar ingin merasakan hal itu. Dan aku juga ingin belajar dengan baik. Jika di sana ada guru yang tampan, aku akan menulis surat untuknya. Dan juga, jika aku menjadi kepala sekolah seni, aku pikir aku dapat melakukannya dengan sanagt baik.”</div><div style="text-align: justify;">Yang lainnya menyala, "Kau tidak dapat!" </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyorin melanjutkan kalimatnya, “Aku akan menjadi ketua kelas. Aku agak sedih karena aku harus meninggalkan teman-teman dari sekolah lamaku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ailee mengatakan kalau Hyorin menghadiri sekolah hanya 3 kali setiap tahunnya.</div><div style="text-align: justify;">JB dan Siwoo: "Hallo everybody, We're i:dn."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB berkomentar sejujurnya aku tidak tertarik untuk belajar. Aku melanggar UU Perlindungan anak dan membuat masalah di panggung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jiyeon menyela, "Stop acting!"</div><div style="text-align: justify;">Diapun langsung memindahkan fokus kamera ke arahnya. Dan bersama teamnya , kompak mengatakan "We're Hershe!" </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Merekapun mengambil foto bersama dengan mengenakan seragam Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung marah dengan Yoo Jin karena telah menghapus aransemennya. Terjadi perkelahian anatara JB dan Yoo Jin, Hyesung bermaksud melerai tapi dia malah tidak sengaja nekan tombol pengeras suara. Begitu mendengar ada suara JB, semua siswa putri langsung berbondong-bondong mencari sumber suara itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung memukuli Yoo Jin, JB yang melihat pertengkaran itu hanya tertawa acuh. Saat JB akan pergi dari ruangan itu, kerumunan siswa sudah menunggua didepan pintu. Mereka ingin berfoto dengan JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung yang melihatnya, langsung berusaha melindungi JB dari kerumunan siswa. Wajahnya yang berdekatan dengan JB, membuat Hyesung memanfaatkan kesempatan itu untuk mencium JB. </div><div style="text-align: justify;">Untungnya, President OZ segera datang dan langsung membawa JB pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu Hyesung menjadi pusat perhatian karena kedekatannya dengan JB.</div><div style="text-align: justify;">"Siapa kau? Kenapa kau bisa dekat dengan JB?" Tanya beberapa siswi.</div><div style="text-align: justify;">"Aku baru melihatnya dua kali." Jawab Hyesung dengan malu-malu.</div><div style="text-align: justify;">"Mengapa Yoo Jin dan JB bertengkar?"</div><div style="text-align: justify;">"Itu bukan urusanmu!" Jawab Hyesung ketus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat berada di dalam mobil Kang chul mengatakan kalau JB jangan sampai terlibat dalam suatu masalah mengingat saat ini OZ Entertaiment sedang mendapat hukuman. Menyangkut pemindahan, JB bertanya kenapa harus sekolah Kirin yang dipilih menjadi tempatnya untuk bersekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apakah JB malas mengingat masa lalunya di Kirin? Atau malas bertemu dengan Yoo Jin?</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, foto-foto Hyesung dengan baju ritual saat kena guyuran air karena dikira kebakaran ditampilkan di layar TV sekolah. Dalam sekejab, Hyesung menjadi terkenal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ada ada sih?" Tanya Hyesung bingung melihat teman-teman berlarian. </div><div style="text-align: justify;">"Selamat ya Hyesung." Kata salah seorang temannya sambil tertawa. </div><div style="text-align: justify;">"Kau terpilih sebagai model yang paling fotogenik." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung bingung, dia pun langsung mendatangi kerumunan itu dan melihat foto dirinya dengan baju ritual di tampilkan di layar TV sekolah.</div><div style="text-align: justify;">"Lihat! Aku bahkan membuatnya sebagai wallpaper utaman di HP ku." Ejek teman itu.</div><div style="text-align: justify;">"Benar-benar sangat menghibur ya?" Tanya Hyesung kesal, dan kini amarahnya sudah memuncak.</div><div style="text-align: justify;">"Ini...apakah Yoo Jin yang menyebarkannya?" Tanyanya sambil memegangi Hp itu.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak. Aku membelinya dari Yoo Jin seharga 500 won."</div><div style="text-align: justify;">"Ini illegal dan merusak privasi orang!" Bentak Hyesung,</div><div style="text-align: justify;">"Berapa nomor kamar Yoo Jin." Tanya Hyesung tak sabar untuk melabrak Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin merasa gelisah tentang perdebatannya dengan JB, dan bertanya pada teman sekamarnya Eui Bong apakah dia juga mendengarnya. Eui Bong menjawab saat itu dia sedang tidur. "Tapi semua gadis mengutukmu!” Ungkap Eui Bong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di luar, Hyesung sudah bersiap memberikan Yoo Jin kepalan tangannya. Hyesung langsung saja masuk ke kamar Yoo Jin, dan bersiap membuat Yoo Jin minta maaf padanya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat mau memukul, Hyesung melihat foto JB digunakan sebagai sasaran memanah. Bertambahlah rasa emosi Hyesung. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin membalas kalau dia akan membuat Hyesung pergi dari kamarnya lebih dulu. Merekapun mula bergulat. Hyesung tak sengaja memegangi anting telinga Yoo Jin. Dan hal itu membuat Yoo Jin kesakitan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Langsung saja Hyesung memanfaatkannya. Dia menarik-narik anting telinga Yoo Jin sambil tersenyum puas. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin merintih kesakitan dan memohon belas kasihan. Murid-murid yang menyaksikan di luar kamar tertawa melihatnya. Hyesung menyalahkan Yoo Jin karena telah menghapus aransemen lagunya. Besok adalah kesempatan terakhir Hyesung, jika dia gagal ikut audisi OZ dia tidak akan bisa ikut audisi itu lagi bahkan selama 6 bulan kedepannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menawarkan kalau dia bersedia membuatkan lagu baru untuk Hyesung, tapi Hyesung menolaknya. Yoo Jin langsung mengibaskan tangan Hyesung dari telinganya. Hyesung kaget melihat telinga Yoo Jin berdarah. Tiba-tiba guru Yang masuk dan langsung memberi hukuman pada mereka berdua. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya Hyesung dan Yoo Jin melaksanakan hukuman dari guru Yang. Mereka disuruh membersihkan aspal dari sampah permen karet. Saat sedang membersihkan, tiba-tiba mereka ditabrak oleh sekerumunan wartawan dan mahasiswa yang berlarian menuju gerbang sekolah. Dari dalam mobil keluar Presiden OZ Entertaiment Kang Chul beserta istrinya, selain itu ada juga Hershe, i:dn , dan idola lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung terpana melihat artis2 OZ, namun berbeda dengan Yoo Jin. Dia malah tidak suka dengan kedatangan para artis OZ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah seorang wartawan mengatakan pada Hyesung, "Hey, mahasiswa cantik! Tolong lihat kesini sebentar!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Merasa dipanggil, Hyesung langsung memalingkan wajah dan tersenyum dengan sok imutnya. </div><div style="text-align: justify;">Sesampainya artis OZ di Kirin mereka langsung mengadakan konferensi press. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Kang Chul adalah seorang penyanyi di era 90. Media curiga bahwa ini adalah taktik untuk memperkerjakan anak dibawah umur. Namun Kang Chul menyebutnya sebagai cara untuk membunuh dua burung dengan satu batu, anak-anak asuhnya akan mendapatkan pendidikan dan pengembangan yang mereka butuhkan. Hal ini akan menguntungkan Kirin karena mahasiswa Kirin akan dilatih oleh OZ. Mereka akan ditempatkan dikelas-kelas sesuai kemampuan mereka tanpa adanya diskriminasi. Dan jika mereka berbakat mereka akan langsung dikontrak oleh OZ.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bergabungnya artis OZ di Kirin membuat semua guru dan mahasiswa Kirin sangat senang.</div><div style="text-align: justify;">Guru Yang Ji Man, memandang hal itu sebagai kesempatan yang besar untuk meraih kesuksesannya lagi. Bahkan si guru kutu buku Tae Yon merobek surat pengunduran dirinya, dan langsung merubah penampilan dirinya menjadi sangat cantik. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun ada satu orang yang jelas-jelas tidak suka dengan artis OZ di Kirin, dia adalah Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">Saat para mahasiswa sedang asyik menyaksikan konferensi press OZ di TV layar lebar kirin, Yoo Jin langsung mematikan TV itu. Mereka semua kesal dan langsung melempari Yoo Jin dengan sepatu.</div><div style="text-align: justify;">Pengelolaan sekolah kirin sepenuhnya ditangani oleh Kang Chul dan istrinya. Dia menerapkan beberapa peraturan baru yang harus dipatuhi oleh mahasiswa Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Peraturan itu diantaranya:</div><div style="text-align: justify;">Tidak boleh ada ponsel, Penggunaan internet dilarang, Tidak boleh ada snack, Tidak ada kencan, Berpegangan tangan sangat dilarang, jangan melamun, kalian perlu melihat lawan jenis sebagai batu, Tidak boleh bolos kelas, Tidak boleh mengambil foto selcas, Tidak boleh membawa barang aneh-aneh selain keperluan sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa semuanya dilarang?" Tanya teman Hyesung pada Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung meyakinkan teman-temannya kalau ingin menjadi seoran penyanyi itu harus disiplin. Perkataan Hyesung itu langsung menjadi motivasi bagi teman-temannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo duduk diantara anak-anak asuhnya (Hershe dan I:dn). Ji Soo meyakinkan kalau kehidupan di sekolah yang baru tidak akan jauh beda dari kehidupan kalian di asrama atau agency. Si Woo membantahnya, dia merasa kalau mulai saat ini kehidupan privasinya akan terganngu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan berusaha bicara pada Ji Soo tentang dramanya. Ji Soo mengatakan akibat ulah i:dn, hukumannya berimbas tidak hanya pada konser tapi juga pada akting.</div><div style="text-align: justify;">"Segala aktivitas OZ ditangguhkan."</div><div style="text-align: justify;">"Apa? Bahkan akting juga?" Tanya Ryan. "Syuting akan dimulai beberapa hari lagi." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;">"Kau sudah diganti."</div><div style="text-align: justify;">"Untuk mendapatkan peran ini aku mengorbankan tidurku, aku juga berlatih tarian pedang, gayageum, dan ini semua kulakukan semata-mata untuk improvisasi peranku. Kenapa tidak bisa?" Protes Ryan.</div><div style="text-align: justify;">"Direktur sudah menggantimu dengan artis lain."</div><div style="text-align: justify;">"Siapa?"</div><div style="text-align: justify;">"Eun Jung." Jawab Jisoo.</div><div style="text-align: justify;">"Sutradara mengatakan aktingnya lebih bagus dan lami ketimbang kau."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar hal itu Ryan langsung pergi. Nana mengejar Ryan dan berusaha menghiburnya.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mendengar pembicaraan antara Lee Kwang Chul dan Kepala sekolah Joo. Sebenarnya dengan peraturan yang sudah ditetapkan OZ Entertaiment, semua guru merasa was-was dengan peraturan ketat itu. Karena OZ Entertaiment pun mengikat peraturan kuat bagi pengajar Kirin. Kepala sekolah Joo beruntung karena ia masih diperboleh untuk berada di Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para siswa menerima buku peraturan yang baru dengan cemas, bertanya-tanya apakah para guru </div><div style="text-align: justify;">benar-benar akan menegakkan segalanya. Karena banyak sekali peraturannya, mereka bahkan meggunakan lup untuk membacanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teman Hyesung melihat Hyesung sedang serius membaca buku peraturan, dengan usil mereka malah memakai luo itu untuk melihat wajah Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengatakan akan mematuhi semua peraturan yang ada dibuku itu. Hal ini membuat teman-temannya bingung. Saat mendengar idolanya akan bergabung di Kirin, dia mendapat ide untuk menggelar sebuah pesta perayaan selamat datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu Yoo Jin pergi ke toko musik dengan membawa beberapa lembar uang. Dia berhasil mendapatkan barang kesayangannya (gitar) dengan jerih payahnya sendiri (mengadakan aksi panggung jalanan).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka berpakaian retro ala video klip Roly Poly T-ara. Semua saling berbaur dalam pesta itu, tak ada perbedaan diantara idola dan fans. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ailee, Nana ikut bernyanyi bersama. Namun berbeda dengan JB dan Ryan yang tidak mau berbaur dengan mereka hanya hanya menunjukkan ekspresi bosan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka menyanyikan lagu Roly Poly T-ara, I'am The Best 2NE1.</div><div style="text-align: justify;">Anak-anak Kirin kemudian meminta bayaran untuk penyelenggaraan pesta ini. Merekapun lalu mengambil barang-barang bawaan Hershe dan JB sebagai gantinya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bongkar-bongkaran massal terjadi. Tas milik JB menjadi sasaran utama, barang-barangnya berjatuhan. Hyesung tak sengaja memungut kaset CD milik JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Yang dan guru Teayeon yang melihat kejadian itu hanya memandangi saja dari kejauhan. Namun karena situasi sudah semakin tak terkendali, akhirnya guru Taeyon keluar dan langsung mengamankan JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru Taeyon mengumumkan kalau dia guru baru di asrama dan dia lalu membacakan pembagian kamar untuk Hershe dan i:dn.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB akan sekamar dengan Si Woo, Ryan sekamar dengan Hyesung, Karena jumlah kamar yang terbatas maka ditetapkan peraturan baru yang menetapkan mahasiswa yang punya nilai yang buruk harus keluar dari asrama dalam 2 minggu. Ada sejumlah mahasiswa yang terkena dampaknya antara lain, Soon Dong, Hong Joo, Eui Bong, Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar namanya disebutkan, Hyesung protes.</div><div style="text-align: justify;">"Aku rasa ini pasti ada kesalahan, aku kepala asrama mahasiswa." Protes Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Terus kenapa?"</div><div style="text-align: justify;">"Aa..semua orang tahu aku masuk deretan mahasiswa yang pintar." Hyesung membela diri.</div><div style="text-align: justify;">"Mulai sekarang, penilaian yang baru akan didasarkan pada nilai kesenian kalian, jadi meskipun nilai akademis tinggi tapi nilai prakteknya rendah makan akan dianggap gagal." Terang Taeyon. "Dan kau Hyesung, nilai praktekmu sangat buruk." Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tidak bisa menerima itu semua. Diapun langsung pergi dengan perasaan sedih.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu guru Yang meratapi nasibnya karena telah diusir dari pekerjaannya sebagai penjaga asrama. Dia mengingat-ingat perkataan Kang Chul tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kau tidak bisa mengawasi asrama dengan baik. Sehingga aku sendiri yang akan turun tangan dalam mengawasi asrama. Meskipun kau dipecat dari tugas menjaga asrama, kau akan tetap bisa mengajar." Jelas Kang Chul.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tapi, aku tidak punya tempat tinggal selain selain di asrama."</div><div style="text-align: justify;">"Kau bisa memakai ruangan di atap sekolah sebagai tempat tinggalmu."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat ruang di atap sekolah yang sangat kecil, Guru Yang menangis sedih. Ini sangat jauh berbeda dengan gaya hidupnya saat mengajar anak-anak Kirin dulu.</div><div style="text-align: justify;">Dia mengingat saat dulu saat pertama kali bergabung di Kirin.</div><div style="text-align: justify;">~Flashback~</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu Guru Yang dijemput langsung oleh Presiden kirin Jung Ha Myung dan diajak bergabung di Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat melatih Hyemi cs menari dengan gaya-gaya mereka yang masih kaku. Juga saat mengadakan flash mob di tengah-tengah kota. </div><div style="text-align: justify;">~flashback selesai~</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Itu semua membuatnya sangat sedih. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung berjalan menyusuri asrama sambil mengingat-ngingat kenangan masa lalunya saat dia pertama kali masuk kirin. Saat dia berbohong pada ayah tentang Kirin, Hyesung mengatakan pada ayahnya kalau kirin itu Sekolah Internasional dan ayahnya sangat senang. Tapi beberapa hari kemudian ayahnya tahu kalau ternyata Kirin itu sekolah Seni, ayahnya marah besar pada Hyesung. Ayahnya mengejek keinginannya menjadi penyanyi. Namun Hyesung berjanji akan bekerja keras menurunkan berat badannya .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung mengingat kaset CD yang dia pungut dari JB. Diapun langsung menyetelnya di layar lebar yang ada di dalam sekolah. kaset CD itu di beri label "Baik".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung kaget melihat apa yang ada dalam CD itu. Hah...film porno? Wajah Hyesung langsung memerah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata tidak hanya Hyesung yang melihat film itu. Yoo Jin yang dari tadi tidur di ruang itu , terbangun mendengar suara film itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ah..ternyata mahasiswa terbaik juga butuh untuk melepas stress." Ungkap Yoo Jin sambil tertawa begitu melihat Hyesung menyaksikan film porno.</div><div style="text-align: justify;">"Cepat pergi sebelum aku emosi. Aku tidak ada mood untuk meladenimu." Jawab Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Kau di usir dari sini padahal itu mimpimu seja dulu bisa masuk sini. Beritahu aku itu kesalahan siapa?" Tanya Yoo Jin dengan nada mengejek.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kau sealalu muncul dan mengacaukan segalanya? Kau juga menganggap semua orang sebagai mainan. Jika kau lakukan itu terus-menerus kau akan mendapat hukuman suatu hari nanti." Jawab </div><div style="text-align: justify;">Hyesung dengan nada kesal dan diapun langsung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin menawarkan Hyesung kalau dia bisa tinggal di tempatnya.</div><div style="text-align: justify;">Dilain pihak, JB sedang sibuk mencari kaset CDnya itu.</div><div style="text-align: justify;">"Aduh..dimana kaset itu. Padahal kaset itu limited edition." </div><div style="text-align: justify;">"Aku yakin meletakkannya dalam tas." Ungkap JB.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hingga dia teringat kalau tasnya kan sempat dibongkar-bongkar oleh anak-anak kirin.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan-jangan kaset itu diambil oleh anak-anak itu. Sungguh memalukan! Ini harusnya tidak boleh terjadi. Mereka tidak akan menyebarkannya ke media kan? Atau akan di publish di internet? Tidak..Pasti tidak akan terjadi apa-apa." JB berusaha menenangkan dirinya.</div><div style="text-align: justify;">"Ah..mau mati rasanya." JB memukul-mukuli kasurnya sambil terus harap-harap cemas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ryan pergi mendatangi sutradara film yang dia batak bintangi. dia memohon pada sutradara itu untuk memberinya kesempatan, dia berjanji akan berusaha keras. Ryan menyadari kalau dirinya adalah aktris yang buruk, tapi dia akan berusaha keras menjadi lebih baik. Sutradara bingung mendengar perkataan Ryan, sutradara itu bilang kalau dia tidak memecat Ryan. agency Ryanlah yang menarik Ryan dari film itu dengan alasan agar Ryan bisa fokus belajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya, saat Kang Chul dan Ji Soo mesuk ke ruang kerja, mereka menjumpai Yoo Jin dengan enaknya sedang tidur di kursinya. Mereka lalu membangunkan Yoo Jin dan bersiap akan mencaci maki karena kelancangannya. Tapi Yoo Jin bilang asrama dikunci jadi dia tidak bisa tidur disana, dan dia lihat kantor ini terbuka, langsung saja dia masuk dan lalu tidur disini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perkataan Yoo Jin tersebut membuat Kang Chul menyadarkan dia akan sesuatu, dokumen pentingnya? Ya, ternyata dugaan Kang Chul benar, dokumen pentingnya telah dicuri. Padahal dokumen penting itu berisi daftar list yang sangat rahasia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kang Chul menuduh Yoo Jin telah mengambilnya, tapi Yoo Jin bilang kalau dia tidak mengambilnya. Saat Ji Soo akan menghukum Yoo Jin, tiba-tiba kepala sekolah Joo datang dan tanya ada apa. Kang Chul berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Kepala Sekolah Joo memarahi Yoo Jin karena telah sembarangan masuk ke kantor Kang Chul dan menyuruh Yoo Jin untuk segera pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mulai hari ini akan ada pos yang akan bertugas memeriksa ponsel setiap murid. Hyesung dengan senang malah menyerahkan ponselnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia berjalan menyusuri lorong dan melihat JB ada disana. Hyesung berjalan-jalan sambil tersenyum, Yoo Jin mengira Hyesung tersenyum padaya. Yoo Jin pun ikut tersenyum dan hampir saja dia mau menyapa Hyesung. Tiba-tiba Hyesung malah berjalan ke arah JB bukan ke arahnya. Hyesung langsung menyerahkan kaset CD itu pada JB yang ada di kerumunan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Terima kasih hadiahnya." Ucap JB langsung menyembunyikan CD itu dibalik jasnya.</div><div style="text-align: justify;">"Pastikan jangan sampai orang lain melihatnya. Dan aku harap kau senang menontonnya." Kata Hyesung dengan nada menyindir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ya." Jawab JB dengan tersenyum malu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung lalu menepuk-nepuk bahu JB, dan langsung pergi meninggalkan kerumunan itu. Gadis-gadis yg ada disana langsung memandangi Hyesung dengan tatapan bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin yang melihatnya langsung merasa agak sedikit kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelas Menari</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo mengajarkan artis-artisnya menari, dengan cepat para idola itu mampu menirukan gerakan Ji Soo yang lumayan rumit. Selanjutnya, gantian anak-anak Kirin yang disuruh menirukan tarian itu. Seperti dugaan, mereka menari dengan sangat kaku. Tak ada bakat sedikitpun dari mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan yang mecolok antara para artis itu dengan anak-anak Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo marah karena annak-anak kirin tidak bisa menari. Padahal anak-anak asuhnya (I:dn & Hershe) meskipun ini merupakan yang pertama kalinya, tapi mereka bisa mengikutinya dengan cepat dan baik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ji Soo menyuruh semua mahasiswa mengikuti tarian JB. tiba-tiba Eun Bong ( Jr ) menantang JB battle dance.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Battle dance itu menarik perhatian semua murid, termasuk Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong menari dengan cekatannya membuat semua murid terkagum-kagum. Namun JB tak kalah cekatannya, dia mampu mengalahkan Eun Bong dalam battle dance itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Bong terjatuh. JB lalu meremehkan Eun Bong. Tak terima, Yoo Jin langsung turun tangan dan hampir saja memukul JB. Eun Bong bilang kalau mereka tidak boleh berkelahi karena ini hanya sekedar dance.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Si Woo sedang membaca sesuatu di atap sekolah. Ya, dia membaca dokumen penting milik Kang Chul yang berisi daftar list rahasia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">- Daftar murid yang akan dikeluarkan dari sekolah Kirin -</div><div style="text-align: justify;">"Si Woo, sikap yang tidak benar/tidak bisa dikontrol." Si Woo membaca namanya beserta alasan ia dikeluarkan.</div><div style="text-align: justify;">"Aku? Huft. Aku tahu ini pasti akan terjadi. Aku tahu tidak ada aturan yang harus kuikuti disini."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sepertinya mulai hari ini Si Woo akan bertingkah buruk sesuai yang tercatat dalam kertas itu. Dia tidak mau lagi harus berpura-pura baik didepan orang yang ternyata malah mau menghancurkannya.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-19411547352061821092012-02-11T13:38:00.002+07:002012-02-11T13:44:27.406+07:00Dream High 2 Episode 1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHt6ci9EXcR-AvyiEg64IzovWbu9dV1zhd3hdeJfoUuO2jlwH7dh8-vMAz6dv2Wg2bPEyYiJ175OIn_RrbZrZAXdQn5wwV0o3D5SzjDVL6vaWFS79WGm4_eETJZ3g1kxf-3BBDqVjRdOI/s1600/423006_338680826172801_220523714655180_1068678_2079060443_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHt6ci9EXcR-AvyiEg64IzovWbu9dV1zhd3hdeJfoUuO2jlwH7dh8-vMAz6dv2Wg2bPEyYiJ175OIn_RrbZrZAXdQn5wwV0o3D5SzjDVL6vaWFS79WGm4_eETJZ3g1kxf-3BBDqVjRdOI/s320/423006_338680826172801_220523714655180_1068678_2079060443_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">[ PREVIEW K-DRAMA ] DREAM HIGH 2</div><div style="text-align: justify;">DETAIL</div><div style="text-align: justify;">Judul : 드림하이 시즌2 / Dream High (Season 2) </div><div style="text-align: justify;">Judul China: 星梦高飞2 / 追梦高中2 </div><div style="text-align: justify;">Genre: School, musical, comedy, romance </div><div style="text-align: justify;">Episode: 16 </div><div style="text-align: justify;">Broadcast network: KBS2 </div><div style="text-align: justify;">Broadcast period: 2012-Jan-30 to 2012-Mar-20 </div><div style="text-align: justify;">Waktu tayang: Senin & Kamis 21:55 </div><div style="text-align: justify;">Perusahaan produksi: KeyEast, JYPE, and CJ Media </div><div style="text-align: justify;">Produser: Bae Yong Joon, Park Jin Young </div><div style="text-align: justify;">Direktur: Lee Eung Bok & Mo Wan Il </div><div style="text-align: justify;">Penulis naskah: Heo Seong Hye </div><div style="text-align: justify;">Official website : Dream High 2</div><div style="text-align: justify;">Related Series: Dream High 1</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">CAST</div><div style="text-align: justify;">Kirin Arts High School Students</div><div style="text-align: justify;">Kang So Ra sebagai Shin Hye Sung</div><div style="text-align: justify;">Seorang mahasiswi aneh dari kalangan tak mampu yang belajar musik hanya denngan membaca buku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jin Woon sebagai Jin Yoo Jin</div><div style="text-align: justify;">Jin Woon memiliki rencana untuk menampilkan pesona imut lewat perannya sebagai 'Jin Yoo Jin' , pengacau membual yang beraspirasi untuk menjadi seorang Rock Star. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">GRUP IDOL HERSHE</div><div style="text-align: justify;">Park Ji Yeon sebagai Lian </div><div style="text-align: justify;">Ji Yeon akan memainkan peran 'Lian', seorang anggota kelompok gadis yang populer, yang bercita-cita untuk suatu hari menjadi "Ratu dari Cannes Film Festival", tetapi dia tidak memiliki kemampuan akting untuk melakukannya. Dia bergabung dengan grup idol Hershe.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyo Rin sebagai Nana </div><div style="text-align: justify;">Hyo Rin akan memainkan peran 'Nana', seorang mahasiswi dengan bakat luar biasa dan kemampuan alami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ailee sebagai Ailee </div><div style="text-align: justify;">Sementara Ailee akan memainkan peran sebagai Ailee yang cantik dan berbakat namun kadang memiliki sikap tidak patuh/hormat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">GRUP IDOL I:DN</div><div style="text-align: justify;">JB sebagai JB</div><div style="text-align: justify;">Park Seo Joon sebagai Si Woo</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Other Cast</div><div style="text-align: justify;">Others Kirin Arts High School Students</div><div style="text-align: justify;">Yoo So-Young sebagai Park Soon Dong </div><div style="text-align: justify;">Kim Ji Soo sebagai Park Hong Joo </div><div style="text-align: justify;">Jr sebagai Jung Ui Bong </div><div style="text-align: justify;">Jung Yeon Joo sebagai Lee Seul</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kirin Arts High School Teachers</div><div style="text-align: justify;">Kim Jung Tae sebagai Lee Kang Chul (Executive Director)</div><div style="text-align: justify;">Kwon Hae Hyo sebagai Joo Jung Wan (Kepala Sekolah)</div><div style="text-align: justify;">Park Jin Young sebagai Yang Jin Man (Guru)</div><div style="text-align: justify;">Choi Yeo Jin sebagai Ahn Tae Yeon (Guru)</div><div style="text-align: justify;">Park Kahi sebagai Hyun Ji Soo (Guru)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">About Hershe</div><div style="text-align: justify;">Hershe adalah grup wanita misterius beranggotakan 3 orang yang dipindahkan ke Kirin Art School, dimana grup ini dan grup cowok, Eden akan berkompetisi dengan siswa-siswi Kirin Art School. Jiyeon, Hyorin dan Ailee menampilkan kelompok tari yang poweful dan dinamis serta akan menarik perhatian siswa laki-laki dengan penampilan mereka yang menakjubkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cameo</div><div style="text-align: justify;">Kim Soo Hyun sebagai Song Sam Dong (ep.1)</div><div style="text-align: justify;">IU (Lee Ji Eun)</div><div style="text-align: justify;">Band Toxic (ep.1)</div><div style="text-align: justify;">dan lain-lain</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">EPISODE 1</div><div style="text-align: justify;">Seperti saat Hyemi mengejar bis yang ditumpangi Sam Dong, namun kali ini bukan Suzy tapi Jiyeon yang mengejar bis itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bis pun berhenti dan Sam Dong membuka jendela. "Hyemi." Panggil Sam Dong lirih.</div><div style="text-align: justify;">Hyemi meletakkan kalung K di leher Sam Dong. Hyemi menangis dan mereka pun berciuman.</div><div style="text-align: justify;">"CUT!!" Teriak sutradara. "Serius! Air mata!!" Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka sedang mengambil scene adegan Hyemi mengejar bis yang ditumpangi Sam Dong.</div><div style="text-align: justify;">"Berapa banyak lagi kita harus mengulang adegan ini? Hyemi, apakah begitu sulit hanya untuk meneteskan air mata? Kau harus melakukannya dengan perasaan. Perasaan!" Bentak sutradara dengan kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Maafkan aku." Kata Ryan .</div><div style="text-align: justify;">Raut wajah Sam Dong ikut kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manager Ryan meminta izin pada sutradara untuk membawa pergi Ryan karena jadwal Ryan yang lain sudah menunggu. Sutradara mengamuk kesal, namun manager itu tetap saja membawa Ryan pergi.</div><div style="text-align: justify;">Ryan masuk dalam mobil, dan terus kesal karena tidak bisa melalukan scene yang ada dalam naskah. Untuk melampiaskan kekesalannya dia menekan keras tombol remote tv.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu Korea dilanda peraturan baru bagi sang artis, adanya aturan jam malam. Pemerintah menetapkan bahwa artis yang masih berada di bawah umur tidak diperbolehkan untuk melakukan aksi panggung dibawah jam 10 malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tentu saja hal itu membuat para fans berubah liar, demo fans besar-besaran pun terjadi. Spanduk-spanduk bertebaran untuk menyelamatkan artis kesayangan mereka dari adanya jam malam. Jam malam ini harus dipatuhi oleh seluruh agency artis, ada sanksi dan denda yang besar bagi mereka yang melanggarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu para personel Hershe sedang bersiap-siap untuk manggung. </div><div style="text-align: justify;">Manager Hershe kebingungan karena adanya Undang-undang artis dibawah umur tidak boleh melakukan show diatas jam 10.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal personel Hershe masih dibawah umur semua, sedangkan sekarang sudah hampir mendekati jam 10 malam. Begitu juga dengan President dari ageny OZ Entertaiment yang kebingungan karena personel-personel I:dn juga masih dibawah umur. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sepertinya fans I:dn lebih banyak dari pada fans Hershe. Saat Hershe tampil diatas panggung, fans-fans meneriaki I:dn. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung meninggalkan konser itu, dan pergi ke belakang panggung untuk menemui JB. Agar tidak ketahuan para staff, Hyesung bersembunyi dibalik baju-baju.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung yang melihat Si Woo berjalan disampingnya, langsung membututi Si Woo dan bersembunyi dibalik pungung Si Woo. Menggunakan sisirnya, Hyesung berpura-pura merapikan rambut Si Woo.</div><div style="text-align: justify;">"Apa yang kau lakukan?" Tanya Si Woo yang merasa risih dengan tingkah Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Rambutmu berantakan." Jawab Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Si Woo memanggil salah satu staff untuk menangkap Hyesung, tiba-tiba Hyesung sudah tidak ada. Si Woo pun hanya tertawa tipis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tak sengaja bertemu IU. Diapun langsung meminta tandangannya.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung lalu melihat ada poster JB di dinding, dia melepas poster itu untuk koleksi pribadinya. Tiba-tiba ada orang yang menabraknya, sehingga menyebabkan dirinya terjatuh. Dia melihat JB ada didepannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diapun langsung berdiri, namun tanpa dia sadari dia sedang menginjak wajah JB diposter. JB yang melihat gambarnya diinjak merasa kesal. Hyesung meminta maaf, tapi JB malah keburu pergi.</div><div style="text-align: justify;">"Sunbae, aku juniormu dari Sekolah Kirin." Ucap Hyesung sambil menunjukkan spanduk yang bertuliskan nama JB menandakan dia fans JB. </div><div style="text-align: justify;">"I...lovee..you!" Ucap Hyesung saat JB pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mendapat telpon dari agencynya, dan dia langsung melihat ke arah hyesung lalu menghampirinya.</div><div style="text-align: justify;">"I love you too." Jawab JB sambil mendekatkan wajahnya.</div><div style="text-align: justify;">"Bisakah aku meminta bantuanmu?" Tanya JB mencoba memanfaatkan Hye Sung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa pikir panjang hyesung langsung menyetujuinya.</div><div style="text-align: justify;">Tanpa pkir panjang hyesung langsung pergi menemui President OZ, Lee Kang Chul. Hyesung mencegah Lee Kang Chul untuk membatalkan konser I:dn. Dia mengunci Lee Kang Chul dalam sebuah ruangan hingga dia tak bisa keluar sampai konser I:dn berakhir. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">I:dn adalah salah satu grup terpopuler yang diasuh oleh agency OZ Entertaiment.</div><div style="text-align: justify;">Tepat jam 10 malam, I:dn memulai aksi panggungnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Harusnya konser ini dilarang karena para personel i:dn dibawah umur, dan sekarang sudah pukul 10 malam. Namun JB tetap bersikeras ingin melanjutkan konser ini sampai selesai. Akibatnya, resiko dari melanggar undang-undang perlindungan anak akan ditanggung oleh OZ entertaiment.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain Yoo Jin juga sedang mengadakan aksi panggung jalanan. Teriakan penonton menyerukan aksi Yoo JIn. Namun malangnya, petugas keamanan menangkap Yoo jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tolong tunjukkan kartu identitasmu?" Petugas itu meminta Yoo Jin menunjukkan ID cardnya.</div><div style="text-align: justify;">"Untuk apa?" Tanya Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Bukankah kau masih dibawah umur?” Tanya petugas.</div><div style="text-align: justify;">"Siapa? Aku?" Tanya Yoo Jin memastikan. "Apakah aku kelihatan seperti masih anak-anak?" Tambahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Menurut UU Perlindungan anak, melarang untuk melakukan aksi panggung jalanan diatas jam 10 malam. Tolong bekerjasamalah." Ucap petugas</div><div style="text-align: justify;">"Kita tidak mengadakan aksi panggung." Jawab Yoo Jin mengelak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Petugas itu mengulurkan tangannya meminta ID card Yoo Jin. Dengan alasan ingin mengambil dompet ditasnya, Yoo Jin langsung aja kabur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin pulang larut malam, dia bingung mau masuk asrama. Dia melihat Hyesung juga sedang mengedap-endap masuk asrama. Yoo Jin menghampiri Hyesung. Melihat Yoo jin, Hyesung hampir saja berteriak. Yoo Jin langsung masuk asrama dan memberi tanda Hyesung jangan berteriak. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi hari di asrama Kirin, Hyesung sudah disuruh menyemir sepatu. Hyesung berada di kelas paling bawah di asramanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekolah Kirin sekarag sudah semakin terpuruk dan tak terurus. Tulisan Kirin yang ada di gerbang masuk sekolah, sudah berganti menjadi Kurin ( yang artinya bau busuk ).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Alarm berbunyi. Guru Yang Jin Man langsung mematikannya, dia melihat Yoo Jin dengan enaknya tidur di kasurnya sedangkan dirinya malah tidur dilantai. Yoo Jin memang selalu tidur di sembarang tempat, dia akan tidur dimana saja sesuai keinginannya. Pagi ini, kamar Guru Yang Jin Man menjadi sasaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hey...kau siapa? Kenapa kau bisa tidur dikasurku?" Teriak Guru Yang kesal.</div><div style="text-align: justify;">Yoon Jin pun bangun dan dengan polosnya berkata, "Kenapa aku bisa berada disini?"</div><div style="text-align: justify;">"Apa yang kau lakukan disini." Tanya Guru Yang marah.</div><div style="text-align: justify;">"Aishh...guru." Ucap Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kita bisa tidur bersama?" Tanya guru Yang. "Ahh...jam setengah sepuluh!" Ucap guru Yang begitu melihat alarmnya salah di set.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin langsung memakai bajunya dan beranjak pergi. Namun sebelum pergi dia bukannya minta maaf tapi malah memakan pisang yang ada di kamar guru Yang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Guru, bukankah sebelumnya aku sudah mengatakan padamu untuk berhenti makan pisang?" Kata Yoo Jin sambil terus mengunyah pisangnya. "Murid-muridmu akan mengolo-olokmu!" Tambahnya saat akan pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"KENAPA KAU SET ALARMKU JAM 9.10 ???" Tanya guru Yang pada Yoo Jin dengan nada tinggi.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin tak peduli dengan omongan guru Yang, dia langsung aja pergi. Sebelum pergi dia melemparkan kulit pisangnya tadi ke wajah guru Yang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pelajaran pertama adalah pelajaran guru Taeyeon, guru musical kutu buku yang punya cara pengajaran yang aneh. Ia memiliki kebiasaan mendramatisir pelajarannya. Malangnya, guru Taeyeon harus mengajar murid-murid yang sama sekali enggak memiliki basic di bidang musik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di akhir kelas, guru Taeyeon menyuruh muridnya untuk mengaransement sebuah lagu. Yoo Jin yang baru saja datang di akhir jam pelajaran, langsung jadi sasaran teman-temannya. Semua teman-temannya menatap kejam ke arah Yoo Jin yang berarti menyuruh Yoo Jin untuk mengerjakan tugas aransement lagu itu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin memang berbakat di bidang musik.Dia menerima semua permintaan teman2nya itu. Dia menjual hasil aransemennya kepada teman-temannya. Semua berebut ingin membelinya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah melakukan konferensi press, JB pergi menemui Lee Kang Chul. Press benar-benar dibuat terkejut dengan kelakuan JB yang tidak mengindahkan peraturan jam malam yang sudah ditetapkan. Demi menjaga reputasi agency dan dirinya, JB mengatakan kalau ia melakukan itu semua hanya untuk menyenangkan fansnya, semua yang dilakukan dirinya hanya untuk penggemar, ia gak ingin para penggemarnya kecewa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum menemui Lee Kang Chul, JB mampir ke ruang latihan Ryan. Di sana Ryan sedang marah-marah sambil memainkan pedang mainanya.saat rian mengayunkan pedangnya, hampir saja mengenai wajah JB.</div><div style="text-align: justify;">"Hey, apa yang kau lakukan dengan pedang mainan itu di ruang latihan?" Tanya JB.</div><div style="text-align: justify;">"JB!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mengejek Ryan kalau dia tidak punya bakat, dan hanya bisa bermain-main saja. Mendengar itu, Ryan sangat marah dan langsung memukuli JB dengan pedangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perwakilan OZ entertaiment Ji Soo datang, memarahi Ryan dan menyuruh JB untuk segera menemui Kang Chul. Ryan hanya tersenyum saat Ji Soo memarahinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mengatakan pada Kang Chul kalau dirinya ingin bersolo karir, dia bahkan juga mengeluh karena dirinya lelah karena harus selalu menutupi kekurangan Siwoo karena Si Woo gag punya bakat. JB ingin membubarkan I:Dn dan menyanyikan lagu miliknya sendiri. Kang Chul menyetujuinya dan memeberi kesempata JB selama 6 bulan untuk mempertimbangkan keputusannya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa mereka sadari, Si Woo mendengar semua pembicaraan mereka dari balik pintu. Si Woo hanya bisa tersenyum mendengarnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Si Woo berpapasan dengan Ryan. Dia menceritakan semuanya, tentang OZ Entertaiment dilarang mengadakan konser selama 3 bulan. Mendengar hal itu, Ryan senang bukan main. Akhirnya dia dan grupnya Hershe bisa beristirahat akibat kekacauan yang dibuat I:Dn.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam harinya, Yoo JIn pergi ke tempat biasa dia manggung bersama teman-temannya. Namun kali ini, teman-temannya sudah tahu kalau Yoo Jin itu masih dibawah umur. Mereka memaksa Yoo Jin membayar denda akibat ulahnya. Yoo Jin memohon belas kasihan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Hyesung sedang melakukan ritual aneh di kamarnya. Hye Sung benar-benar ingin lolos masuk audisi OZ Entertaiment. Kalau ia lolos audisi, ia bakal memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan JB. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia berpikir bahwa ritualnya kali ini benar-benar akan membawa kesuksesan bagi dirinya. Ia mengubah kamarnya menjadi lebih mistis. Ia menjadikan tanda tangan JB sebagai jimat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Yoo JIn berjalan di asrama, dia mencium bau terbakar dari kamar Hyesung. Diapun langsung menyuruh temannya untuk meminta bantuan. "Cepat panggil yang lain, disini seperti ada yang terbakar."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Api! Api!" Teriak Yoo Jin sambil menggedor-nggedor pintu kamar Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Apakah ada orang didalam? Jawab aku!" Tanya Yoo Jin panik."</div><div style="text-align: justify;">"Aigoo...mereka terlalu melebih-lebihkan." Jawab Hyesung dengan suara lirih dan panik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam kamar hyesung panik setengah mati, dia bingung apa yang harus dilakukannya.</div><div style="text-align: justify;">"Ah.. aku bisa gila....! Tapi hal ini tidak boleh gagal!" Gumam Hyesung yang tidak mau ritualnya kali ini gagal. Dia terus melanjutkan ritualnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin membunyikan alarm kebakaran, dan hal itu spontan membuat semua orang di asroma terbangun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua penghuni asrama panik berlarian keluar asrama.</div><div style="text-align: justify;">Sementara Hyesung terus membacakan mantra untuk ritual anehnya, semua orang berbondong-bondong membawa air menuju kamar hyesung. Yoo Jin berusaha membuka pintu kamar Hyesung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung membakar kertas yang ada tanda tangannya JB, saat kertas tersebut sudah hampir terbakar semuanya. Tiba-tiba guru Yang dan yang lainnya datang dan langsung mengguyurkan ember berisi air ke arah hyesung. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"TIDAKKKK......" Teriak hyesung melihat guru Yang akan mengguyur air, padahal tinggal sebentar lagi ritualnya selesai. Gara-gara hal itu, ritual anehnya kini gagal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua orang tertawa melihat tingkah Hyesung yang melakukan ritual aneh dengan membakar kertas segala dan memakai baju aneh. Yoo Jin tertawa dan malah memotret wajah Hyesung setelah disiram air.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hye Sung kesal. Setelah membersihkan dirinya, teman-teman Hye Sung mencoba menghibur Hye Sung. Soon Dong yang merupakan teman baik Hye Sung dan menjadi salah seorang yang memberikan inspirasi pada Hye Sung buat melakukan ritual aneh itu, Ui Bong- back (Jr) dancer Eden dan Hong Joo. Hong Joo menyanyikan lagu untuk Hye Sung, judulnya Genie-SNSD tapi kali ini dengan akustik. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tetap bersikeras mengikuti audisi OZ Entertaiment meskipun agency tersebut memutuskan tidak akan mengadakan audisi untuk anak dibawah umur gara-gara masalah yang disebabkan i:dn dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Nomor 15,16,19 silahkan masuk!" Ucap salah seorang juri.</div><div style="text-align: justify;">"Saya nomor 18 kenapa tidak disuruh masuk?" Protes Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Kami memutuskan tidak akan mengaudisi anak dibawah umur."</div><div style="text-align: justify;">"Tapi saya tahun depan sudah dewasa." Hyesung membela diri.</div><div style="text-align: justify;">"Ya. Aku tunggu kau tahun depan. Dan semoga lebih baik." Jawab juri itu.</div><div style="text-align: justify;">"Akan kubuktikan saya akan bisa menjadi bintang besar . Hal itu sejalan dengan arti dari nama saya 'bintang yang tersembunyi dibawah laut'." Tantangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung meninggalkan tempat audisi dengan perasaan sedih sekaligus kesal.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Hyesung melarangnya bernyanyi dan selalu berusaha menghentikan semua kegiatan bernyanyinya. Ayah Hye Sung yang merupakan seorang pastur dan menyuruh Hye Sung untuk mengikuti rencana kehidupan yang sudah dibuat ayahnya. Karena khawatir, Hye Sung memilih untuk melarikan diri dari ayahnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lee Kang Chul mengajak JB untuk datang ke Kirin. Sementara Kang Chul akan menemui kepala sekolah Kirin, JB berkeliling Kirin. Ia berusaha menutupi wajahnya dengan scraft agar para murid engga mengenalinya.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu hyesung meminta Yoo Jin untuk mengomentari lagu yang dia aransement,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ayolah..dengarkan sekali saja." Pinta Hyesung.</div><div style="text-align: justify;">"Siapa tau..kau ingin mengcompose nya?" Hyesung terus-terusan memohon dan mendesak Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya karena merasa risih dengan tingkah Hyesung, Yoo Jin pun bersedia. </div><div style="text-align: justify;">"Setelah mendengarnya, aku benar-benar tidak akan mengomentarinya kalau aku tidak mau!" Tegas Yoo Jin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo jin mendengarkan lagu aransement Hyesung. </div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana...? bagaimana...?" Tanya Hyesung penasaran.</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bilang kalau lagu Hyesung sangat buruk, Yoo Jin bahkan bisa lebih bagus membuat lagu meskipun saat sedang tidur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin kemudian berkata bahwa ia sebenarnya tahu motivasi Hye Sung untuk lolos audisi OZ Entertaiment adalah untuk menjadi idola. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin mengungkapkan semuanya, "Idola? Kenapa kau ingin menjadi salah satu dari mereka? Kalau mereka tidak bisa bernyanyi, mereka akan melipsyn lagu. Jika mereka tidak bisa menari, mereka akan menutupinya dengan menggunakan kostum panggung yang mencolok. Bukankah itu yang ingin kau lakukan? Kau sama sekali tidak memiliki minat dan bakat di bidang musik, tapi yang kau inginkan hanya menjadi tenar dan popular kan? tertawa dan menari persis seperti yang diminta, menyanyi dengan lagu yang selalu sama. Tidakkah kau pikir itu menjijikkan? Orang-orang bukanlah mainan. “</div><div style="text-align: justify;">Ternyata ada seseorang dibalik tembok yang mendengarkan percakapan itu, dia adalah JB. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya JB dan Yoojin dulunya sudah saling kenal. Mereka sama-sama ikut audisi masuk sekolah Kirin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mengingat-ingat pertemuan pertama kali dirinya dengan Yoo jin saat audisi kirin. Saat itu JB adalah rival Yoo jin untuk audisi, JB tidak percaya diri karena dia melihat kemampuan bernyanyi Yoojin yang luar biasa. JB merasa grogi dan pesimis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB lalu menunjukkan diri dihadapan Yoo Jin, dan menyuruh Yoo Jin untuk berhenti membual. Yoo Jin bertambah kesal, ia hampir memukul JB dan mengatakan pada Hyesung bahwa idolanya sudah mencuri lagu miliknya. Dengan tenang, JB mengelak hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB mendengarkan lagu Hyesung dan mengarasemen sedikit. Hyesung memuji JB memang benar-benar jenius dan idola hebat. Yoo Jin mendengar hal itu menjadi tambah kesal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yoo Jin bilang kalau dia bisa saja mengaransemen lagi hyesung lebih baik. JB menantangnya, dan Yoo Jin pun duduk di depan komputer. Tapi bukannya memperbaiki, ia malah menghapus seluruh lagu, dan Hyesung panik ketika ia mengetahui lagunya telah dihapus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">JB langsung memegang kerah Yoo Jin, dan mengangkatnya. Yoo Jin mengolok-olok pernyataan publik JB yang lebih mementingkan para penggemarnya daripada mematuhi hukum. Dia bertanya apakah dengan disukai oleh orang-orang menyedihkan seperti Hyesung bisa membuat dirinya benar-benar tampil baik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tidak ingin terjadi perkelahian, dia berusaha melerai tapi dia malah secara tidak sengaja menekan tombol pengeras suara. Hal itu menyebabkan semua percakapan mereka akan didengar oleh semua siswa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siswa-siswa perempuan yang mendengar suara JB langsung mendatangi sumber suara, mereka datang tepat saat JB akan mumukul Yoo Jin. Namun agar reputasinya tidak rusak JB tidak jadi memukulnya.</div><div style="text-align: justify;">Sekarang gantian JB yang mengompori Yoo Jin dengan mengatakan kalau Yoo Jin jenius kenapa dia tidak bisa sepopuler JB. Kalau Yoo Jin ingin menjadi populer , dirinya cukup memukul JB saja. </div><div style="text-align: justify;">Hal itu membuat marah Yoo Jin, dia bersiap-siap memukul JB. Namun saat akan memukul tiba-tiba kaki Hyesung menghalangi langkah Yoo Jin menyebabkan Yoo Jin jatuh tepat di pintu kaca.</div><div style="text-align: justify;">Hyesung tertawa sambil memandangi JB, dan JB tersenyum sinis melihatnya.</div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG<br />
kalau mau yang bergambar lihat di <a href="http://www.pelangidrama.net/2012/02/sinopsis-k-drama-dream-high-2-episode-1.html">Pelangi Drama Dream High 2 Episode 1</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-91815957971063985222012-02-04T14:28:00.001+07:002012-04-04T13:04:17.927+07:00THE PRINCESS'MAN EPISODE 18 - 24 FINAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrssj5EpIhVv5-DM4kz3qofXNOP2K5xMciToW7uraBOrQitFDoj4ScmnQSEMRH7jRNtIAc1cZY56rZtSDmqNS-aDz0b2344yGj8mjQeGHtP54X4MFfYtfSJ8oFVImxeAFZGPBJ_v7KuNI/s1600/The-Princess-Man-Wallpaper-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrssj5EpIhVv5-DM4kz3qofXNOP2K5xMciToW7uraBOrQitFDoj4ScmnQSEMRH7jRNtIAc1cZY56rZtSDmqNS-aDz0b2344yGj8mjQeGHtP54X4MFfYtfSJ8oFVImxeAFZGPBJ_v7KuNI/s320/The-Princess-Man-Wallpaper-3.jpg" width="320" /></a></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrssj5EpIhVv5-DM4kz3qofXNOP2K5xMciToW7uraBOrQitFDoj4ScmnQSEMRH7jRNtIAc1cZY56rZtSDmqNS-aDz0b2344yGj8mjQeGHtP54X4MFfYtfSJ8oFVImxeAFZGPBJ_v7KuNI/s1600/The-Princess-Man-Wallpaper-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princess-man-episode-18.html">EPISODE 18</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princess-man-episode-19.html">EPISODE 19</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princessman-episode-20.html">EPISODE 20</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princessman-episode-21.html">EPISODE 21</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princessman-episode-22.html">EPISODE 22</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/princessman-episode-23.html">EPISODE 23</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/01/princess-man-episode-24-final.html">EPISODE 24 FINAL</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-42782781514553470162012-02-02T13:47:00.001+07:002012-02-02T13:49:09.804+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 13<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJMj0SDOtFzPkB9WwMra7VESco8j9NBswWemv2qXFAFOvbiIqAZlIRynZU20Fb5D_h7ibeBJFlgkNYBPHS-HMItT3x9_1cYguUfTpnPdvWBl143NT4jwBhDKygB7DwfrHqshAZ01VlFJ4/s1600/pkdvd3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJMj0SDOtFzPkB9WwMra7VESco8j9NBswWemv2qXFAFOvbiIqAZlIRynZU20Fb5D_h7ibeBJFlgkNYBPHS-HMItT3x9_1cYguUfTpnPdvWBl143NT4jwBhDKygB7DwfrHqshAZ01VlFJ4/s320/pkdvd3.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 13</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menemui presiden direktur di sebuah restoran khas korea. Siapa sangka pertemuan antara presiden direktur dan Seung Jo, melibatkan He Ra. He Ra adalah cucu perempuan kesayangan dari presiden direktur. Seung Jo kaget saat mengetahui hal itu.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Kau tidak harus merasa kaget seperti Seung Jo. Aku pun sama kagetnya denganmu saat tahu bahwa kau adalah pengurus perusahaan yang baru.”</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Aku tidak tahu bahwa He Ra dan kau sudah saling kenal satu sama lain.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ya. Kami di satu perguruan tinggi yang sama dan di semester yang sama juga. Kami teman.”</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Aku merasa khawatir dengan He Ra, tapi sepertinya ini sebuah takdir antara kau dan He Ra.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur menyuruh He Ra untuk memilih makanan yang lezat untuk dipesan. He Ra menyebutkan ketidak sukaan Seung Jo terhadap makanan yang berminyak, jadi He Ra menyarankan Seung Jo untuk memesan daging panggang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat keakraban Seung Jo dan He Ra, presiden direktur memilih untuk meninggalkan mereka.</div><div style="text-align: justify;">Di rumah, Ibu Seung Jo mencari Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seung Jo sudah pergi. Dia bilang ada sebuah janji. Ia menggunakan pakaian formal dan pergi. Ada apa?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo tidak berkata apa-apa, ia hanya menatap Ha Ni dengan tatapan iba. Ibu Seung Jo sebenarnya ingin memberitahu Ha Ni tentang pertemuan antara Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di sebuah taman.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Kau merasa terkejut bukan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ia. Sedikit terkejut.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Kau terlihat sangat disukai kakekku. Ini pertama kalinya aku dipertemukan dengan seorang laki-laki pilihan kakekku. Awalnya tentu saja aku tidak menyetujui pertemuan ini. Tapi saat aku tahu kalau laki-laki itu berasal dari perusahaan game di korea, aku yakin itu kau. Aku ingin tahu bagaimana reaksimu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Bagaimana reaksiku?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Kau.. kau.. mm..”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Lalu bagaimana selanjutnya, apakah aku harus menikah denganmu? perusahaan sangat membutuhkan dana dari kakekmu.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Itu mungkin saja terjadi. Tapi aku yakin, kau tidak menyukai hal ini.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Akankah kau tidak menyukai hal ini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tengah meminum air dari keran taman. He Ra datang, awalnya He Ra pun ingin melakukan hal yang sama, yaitu meminum langsung air dari keran itu. Tapi, He Ra malah mengarahkan air keran itu hingga membasahi Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tertawa : “Kenapa kau bertingkah seperti anak kecil?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berjalan mendekati He Ra dan dengan cepat ia membalas He Ra, Seung Jo mengarahkan air keran yang mengalir pada He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kondisi seperti saat ini. Permainan tidak dapat dilanjutkan. Aku bersedia keluar bersama denganmu saat ini hanya karena urusan pekerjaan dan perusahaan. Karena saat ini aku berada di belakang orang-orang yang bekerja di perusahaan. Tapi, Karena kau adalah orang lain. Aku lega akan hal itu. Tapi, tidakkah kau tidak menyukai hal ini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Dengan menjadikan hal itu sebuah alasan? Aku tidak tahu bahwa kata-kata ini dapat keluar dari mulut Baek Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Benarkah? Hidup itu benar-benar ekstrim. Dan bukan sebuah permainan.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Tapi, aku keluar karena kau. Kau datang dan kau sangat senang bahwa itu adalah aku, tapi aku datang karena kau. Meskipun aku sudah mengetahui alasan kenapa kau datang. Hey, sejak aku tahu alasan yang sebenarnya, perasaanku jadi hancur. Jadi, aku melakukan hal yang benar dengan mengatakan tidak akan datang. Tapi, pagi ini, aku ingin keluar untuk mendapatkan kesenangan. Tidakkah kau terlihat seperti dirimu? Tapi, meskipun kenyataannya seperti itu, aku tidak akan melangkah sejauh itu. Ayo kita ambil kesempatan, di lain kesempatan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Baiklah, itu terdengar bagus.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Benarkah? benarkah?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra melompat-lompat senang, ia hampir terjatuh kalau Seung Jo tidak memegang tangannya.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo akhirnya menceritakan pada Ha Ni tentang pertemuan antara Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo berkata pada Ha Ni : “Itu benar. Sabarlah. Mungkin mereka akan merasa ketakutan. Dia tidak baik dengan perempuan dan dia juga tidak menyenangkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memaksakan diri untuk tersenyum, sebenarnya hatinya sakit mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku pulang.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo dan Ha Ni menghampiri Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Lekas, ceritakan sedikit mengenai pertemuanmu, Baek Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Bukankah Ibu akan mengunjungi Ayah di rumah sakit. Cepat pergilah. Kita akan bicara nanti.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Aigoo, lihat sikapnya yang seperti itu. Siapa yang akan menyukai pria dingin seperti itu.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo berbicara pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ha Ni. Mungkin hanyalah kau orangnya yang dapat mengimbangi dan mengarahkan sikap Seung Jo. Jadi, kau harus kuat.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika Ha Ni hendak ke kamarnya, ia bertemu dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kau pulang cepat?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Iya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Maaf. Apa kau telah menghadiri sebuah pertemuan yang membicarakan tentang pernikahan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Iya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Bagaimana?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa kau sudah mendengar berita itu?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengangguk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “He Ra. Aku telah mendengarnya, He Ra adalah cucu dari pemilik Windy Media.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ia. Bukankah itu hal yang sangat bagus.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata dengan terbata-bata : “Apakah, kau akan... menikah dengannya?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Menikah? Mungkin saja. Biasanya, seorang menikah setelah mengadakan pertemuan pernikahan bukan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah berkata seperti itu, Seung Jo langsung menuju kamarnya. Ia meninggalkan Ha Ni yang menangis dalam kesendiriannya. Ha Ni sangat menyukai Seung Jo, tapi Seung Jo terlihat tidak memperdulikan perasaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menangis. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Ha Ni, Eun Jo datang dan ia melihat Ha Ni menangis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hei, siapa bilang Seung Jo tidak mempedulikan perasaan Ha Ni. Di kamar, Seung Jo termenung.</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Ha Ni bertemu dengan kedua sahabatnya, Ha Ni mengatakan pada mereka bahwa Seung Jo akan menikah dengan He Ra. Di satu sisi, kedua sahabat Ha Ni merasa sangat prihatin dengan apa yang dirasakan oleh Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi mereka berpikir bahwa saat Seung Jo menikahi He Ra, maka lambat laun Ha Ni akan melupakan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menandatangani sebuah berkas yang dibawa oleh Manager. Setelah menandatangi berkas itu, Manager menanyakan sesuatu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manager : “Maaf, Pak. Bagaimana pertemuan antara anda dengan cucu perempuan dari Presiden Direktur?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Baik.”</div><div style="text-align: justify;">Manager : “Aku dengar bahwa kalian berdua sudah saling kenal satu sama lain.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ya, benar.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manager : “Presiden Direktur ingin sekali kau menjadi menantunya.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tidak ingin membicarakan hal yang berkaitan antara hubungannya dengan He Ra. Jadi, Seung Jo mengalihkan pembicaraan mereka.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah Tutorial dalam bentuk Power Point sudah disiapkan dengan baik?”</div><div style="text-align: justify;">Manager : “Oh, ya. Itu akan kami lakukan hari ini. Oh, baiklah. Aku akan meninggalkan ruangan ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mendapatkan pesan dari He Ra. Seung Jo mengabaikan pesan itu. Sepertinya Seung Jo teringat dengan Ha Ni. Seung Jo langsung mengirim sms pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di perpustakaan. Ha Ni terlihat sangat pucat. Pesan yang dikirim oleh Seung Jo sampai ke Handphonenya. Tidak seperti biasanya, Ha Ni merasa kesal membaca sms Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berada di restoran ayahnya. Ia tengah bersama Joon Gu. Ha Ni sedang mencicipi masakan buatan Joon Gu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hmm.. ini lezat. apakah semua makanan ini buatanmu sendiri?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Aku membuat ini dengan semua kekuatanku.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Bagaimana kau melakukan ini? Kau sangat mengagumkan Joon Gu.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Aku ingin kau yang pertama kali merasakan mie buatanku. Sebelum aku mulai memasak, terlebih dulu aku mencuci tanganku dengan amat bersih kemudian menyiapkan seluruh hatiku. Aku letakkan semua rasa di hatiku ke dalam masakanku itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni terus memuji Joon Gu atas semua usahanya membuat masakan selezat ini. Joon Gu sangat senang mendengar pujian dari Ha Ni. Di sela-sela itu, Joon Gu dengan malu-malu mengajak Ha Ni untuk berkencan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan Ha Ni tentu saja menyetujui ajakan Joon Gu itu. Perasaan Ha Ni sedang tidak enak, mungkin berkencan dengan Joon Gu akan membuat perasaannya sedikit membaik. Joon Gu senang sekali, Ha Ni menyetujui hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya. Eun Jo tengah sarapan pagi dan Seung Jo datang.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Dimana Ha Ni?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Dia pergi berkencan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kencan?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Dia benar-benar mempercantik dirinya sebelum ia pergi. Dengan jaket merah, sepatu merah. Dia pergi dengan segala yang ia pakai berwarna merah.’</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Benarkah? Kedengarannya seperti, dia pergi dengan laki-laki yang aneh.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo memperhatikan Seung Jo. Eun Jo tahu kalau Seung Jo cemburu. Karena Seung Jo menghentakkan koran yang ia baca, saat ia tahu Ha Ni pergi berkencan dengan orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu sudah datang lebih dulu dari Ha Ni. Joon Gu melihat ke sekeliling, ia tengah mencari Ha Ni. Dan tidak berapa lama kemudian, Ha Ni datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah kau sudah datang dari tadi?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Tidak juga, aku datang sekitar 3 jam yang lalu.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Benarkah? Apakah jam ku salah?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu: “Bukan, bukan itu. Di rumah aku terus melihat jam tapi aku merasakan seperti waktu berjalan lambat. Jadi aku pergi lebih awal.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Benarkah?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Kau telah benar-benar datang, Ha Ni. Aku rasa, aku akan benar-benar akan mati.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu memuji Ha Ni yang terlihat sangat cantik. Joon Gu telah menyiapkan dua tiket bioskop.</div><div style="text-align: justify;">Di rumah sakit, Ayah Seung Jo, Ibu Seung Jo dan Presiden Direktur berbincang-bincang mengenai Seung Jo dan He Ra. Mereka membahas masalah pernikahan Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Menikah?”</div><div style="text-align: justify;">Presiden direktur : “Ya. Aku tahu bahwa keduanya berasal dari universitas yang sama dan mendapatkan peringkat pertama atau kedua selama mereka kuliah di sana. Selama sekolah dulu, aku dengar mereka bertemu sekali di pertandingan tenis.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo: “Ya,”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Jika kau berpikir seperti itu, maka setiap pasangan di sebuah pertandingan merupakan sebuah takdir. Dan kalau begitu...”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : :Tapi, ini mengenai Seung Jo dan He Ra. Mungkin pernikahan dapat ditunda setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Bukankah mereka dapat melanjutkan pendidikan setelah mereka menikah? Akan lebih baik jika mereka melanjutkan pendidikan di luar negeri. Melakukan bisnis dan semuanya, aku belajar bahwa orang-orang seperti itu yang sangat dibutuhkan. Satu orang cerdas dapat memimpin 100 orang. Ketua Baek, janganlah kau memikirkan tentang uang.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan He Ra tengah menonton suatu pertunjukkan badut. Mereka terhibur oleh atraksi yang dimainkan. Tanpa sengaja Seung Jo melihat dua orang tengah bermain bulu tangkis, dan Seung Jo teringat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo teringat kenangan saat Ha Ni memukul-mukulkan raketnya ke udara karena marah atas kedekatan antara Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni: “Ah, aku sangat kenyang. Seharusnya aku yang membeli makan malam.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Apa yang kau katakan? Sudah lazim bila laki-laki yang mentraktrik perempuan makan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hari ini sungguh sangat menyenangkan. Filmnya juga sangat bagus.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Ini adalah hari yang paling indah dalam hidupku. Ha Ni, senyummu adalah sesuatu hal yang sangat indah. Ketika aku ingin melihat senyummu setiap hari, aku mungkin tidak akan bisa memasak.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memperhatikan Joon Gu. Ha Ni tahu betapa tulusnya Joon Gu menyukai dirinya. Tapi, Ha Ni masih belum bisa melupakan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Kenapa? Apakah ada yang aneh di wajahku. Apakah aku terlihat aneh.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Terimakasih. Kau sungguh orang yang sangat baik. Akhirnya aku menyadari hal itu, aku sangat senang dengan kebaikanmu.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu merasa tersanjung.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Ha Ni, apakah kau pernah ke sungai?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Belum, aku belum pernah ke sana.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Aku juga belum pernah ke sana, semenjak aku datang dari Busan. Apakah kau ingin ke sana?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ok.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Wah! Sungai Han sangat indah!”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Benarkah?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Seung Jo kau sedang tidak fokus, benarkah perkiraanku? Apakah perkembangan game di perusahaan berjalan dengan baik? Kakekku bilang kalau idemu dalam pembuatan game itu sangat bagus.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Benarkah? Aku akan membuatnya seperti kodok biru.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Kodok biru?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Setiap orang selalu mengatakan sesuatu hal yang berkaitan dengan 3 dimensi, 3D, Aku akan melakukan hal yang berbeda dari 3 dimensi. Lebih seperti sebuah animasi.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra: “Wah! Ide yang sangat bagus. Semua orang selalu berpikir tentang bagaimana membuat sebuah game yang terlihat seperti nyata. Itu sama seperti sebuah animasi. Sebuah perlawanan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Benar. Sebuah perlawanan. Mengambil kelemahan dari sebuah game dan menjadikannya sesuatu yang sangat kuat. Aku berpikir untuk membuatnya lebih seperti sebuah animasi.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Itu pasti alasan kenapa kakekku sangat menyukaimu. Kau sungguh jenius. Apakah kau ingin pergi ke club jazz?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Joon Gu menaiki sebuah jembatan penghubung.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Ha Ni, tempat apa ini?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “tampaknya seperti sebuah Cafe.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Cafe. Ha Ni, bagaimana kalau kita masuk ke dalam sana dan makan Caramel Macchiato.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Oke.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu: “Ayo, cepat. Sebenarnya ini pertama kalinya dalam hidupku pergi ke tempat seperti ini. </div><div style="text-align: justify;">Jika aku tidak mengenalmu mungkin aku tidak akan pernah pergi ke tempat seperti ini. Tempat ini seperti yang ada di sebuah drama.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah kau menyukainya?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Tentu saja. Aku sangat menyukai hari ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung Jo- He Ra vs Ha Ni-Joon Gu bertemu di tempat yang sama.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Ha Ni, apakah kau kedinginan? Kau harus memakai jaket yang hangat.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo melihat Ha Ni, ada raut cemburu di tatapan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Baek Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kalian sedang berkencan?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Kau tidak lihat kami berdua seperti apa? Yaahh.. Lihat kalian berdua, sepertinya kalian juga sedang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bukan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Yah, tentu saja.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo ingin Ha Ni cemburu padanya seperti dirinya yang tengah cemburu pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Bukankah, Seoul itu kecil. Bagaimana kita bisa berada di tempat yang sama seperti ini?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Yah, aku kira seperti itu.’</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ah, ya. Apakah kalian ingin pergi bersama kami. Kami akan pergi ke sebuah Jazz Bar.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Sebuah Bar?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidakkah kau salah? Mereka akan menganggu kita. Kalian berdua seharusnya pergi ke tempat yang buruk. Bukankah hal itu lebih nyaman?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu: “Apa yang kau katakan? Kami berdua juga punya telinga dan kami dapat mendengarkan musik yang bagus juga.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Baiklah. Kami akan segera pergi. Joon Gu, ayo kita pergi ke tempat lain.”</div><div style="text-align: justify;">Seung jo : “Oh Ha Ni. Kau terlihat sangat baik-baik saja.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni diam tapi Joon Gu yang menjawab Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Benarkah? Dia sangat istimewa dan sangat sempurna.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di Lain tempat, hati Ha Ni hancur, bagaimana tidak, orang yang disukainya berkencan dengan orang lain, bahkan mereka akan menikah. Ha Ni berjalan seraya menunduk, Joon Gu ingin mengatakan sesuatu tapi kata-katanya tersendat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu sulit untuk mengatakan apa yang seharusnya ia katakan. Ia takut terluka Ha Ni bertambah parah. Joon Gu memanggil Ha Ni. Ha Ni mencoba untuk menutupi rasa sakit di hatinya, Ha Ni memaksakan diri untuk tersenyum, ia berkata pada Joon Gu "Joon Gu, terimakasih sudah mengajakku ke tempat ini." Joon Gu tersenyum. Dan akhirnya, Joon Gu mengucapkan apa yang sedari tadi ingin ia ucapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Maukah kau menikah denganku? Aku melihatmu dan kau melihat Seung Jo. Itu sudah berlangsung lebih dari 4 tahun. Aku akan menunggumu, berapapun lamanya itu. Dia sudah menemukan pasangan hidupnya sekarang. Ha Ni kau jangan melihat masa lalu, kau harus membalik semuanya. Saat kau berbalik, aku ada di sini untukmu. Menikahlah denganku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tentu saja terkejut mendengar pernyataan Joon Gu, hei, ini kencan pertama mereka, tapi Joon Gu sudah langsung mengutarakan isi hatinya. Ha Ni diam dan tidak menjawab.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo sengaja membukakan pintu mobil untuk mempersilakan He Ra masuk ke dalam mobil.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : "’Kau punya tangan.’ Kau akan berbicara seperti itu pada Ha Ni, bukan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Mungkin.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamar, pikiran Ha Ni masih memikirkan ungkapan lamaran Joon Gu. Tapi, yang ada di pikiran Ha Ni hanya Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri: “Dia telat, Apa yang dia lakukan sekarang? Jazz Bar. Itu pasti sangat menyenangkan. Ah! Aku memikirkan Baek Seung Jo lagi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo baru saja datang. Ibu Seung Jo sengaja menunggu Seung Jo dari tadi.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau ada dirumah.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Jam berapa sekarang?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jam sebelas.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa saja yang telah kau lakukan sampai selarut ini? Kau sudah melakukan pertemuan pernikahan tanpa memberitahu kami. Aku dengar kau pergi kencan juga hari ini. Apa yang sedang kau rencanakan? Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan saat ini!”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Dia mengatakan bahwa dia baik, jadi apa yang salah denganmu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak melakukan hal ini untuk ayah.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Pembohong.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak berbohong.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau melakukan hal ini untuk perusahaan ayahmu bukan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak. Kau sungguh tidak mengenal anakmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “jadi, apa maksudnya menemui cucu Presiden Direktur?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau benar-benar ingin tahu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tahu kalau di atas Ha Ni tengah mencuri dengar pembicaraan mereka, jadi Seung Jo sengaja mengeraskan suaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Karena aku menyukainya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah berkata seperti itu, Seung Jo langsung menuju kamarnya. Ha Ni berniat untuk bersembunyi, karena Seung Jo datang. Tapi, kaki Ha Ni malah tersandung sofa. Ha Ni menyeringai kesakitan. Ha Ni mencoba bersikap wajar di depan Seung Jo. Ha Ni menyapa Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata "Kau pulang larut." Seung Jo menatapnya dingin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Dia sangat baik, dia tidak seperti orang yang selalu menyakitiku.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Good luck.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo membanting pintu kamarnya.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo bangun mendengar Seung Jo membanting pintu. Eun Jo tahu segalanya, dia tahu seperti apa perasaan Seung Jo. Otak Eun Jo mencoba mencerna semua yang terjadi di hadapannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di sebuah restaurant, Ha Ni makan bersama kedua sahabatnya. Ha Ni bercerita tentang Joon Gu yang melamarnya semalam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni : “Apa? Melamar?” </div><div style="text-align: justify;">Joo Ri : “Joon Gu sangat mengagumkan.”</div><div style="text-align: justify;">Min Ah : “Menikah?”</div><div style="text-align: justify;">Joo Ri : “Jadi, apa yang kau katakan?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku tidak berkata apa-apa.”</div><div style="text-align: justify;">Joo Ri : “Apa-apaan kau ini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku tahu, Joon Gu adalah orang yang sangat baik. Tapi, aku sungguh tidak memiliki perasaan apapun padanya. Meskipun, ia sudah mengatakan lamarannya.”</div><div style="text-align: justify;">Joo Ri: “Dimana kau akan mendapati orang sebaik Joon Gu. Joon Gu hanya memikirkanmu, Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengingat kembali kejadian malam kemarin, Seung Jo dan He Ra yang pergi berkencan bersama.</div><div style="text-align: justify;">Joo Ri : “Baek Seung Jo akan menikah dengan He Ra,”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Min Ah : “Iya, Ha Ni. Sekarang saatnya kau memikirkan dirimu dan Joon Gu. Joon Gu sudah menantimu lebih dari 4 tahun. Tidak ada orang yang lebih baik dari pada Joon Gu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra dan Seung Jo sedang berada di sebuah mall. Mereka tengah memilih baju. Seung Jo sudah mendapatkan pilihannya, sebuah switer hitam yang langsung ia kenakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Hitam? Itu sangat bagus.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra sangat menyukai jaket pilihan Seung Jo. Dan He Ra meminta pendapat Seung Jo mengenai pakaian yang ia pilih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ah, Seung Jo. Mana yang lebih bagus?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Yang putih.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ah, aku juga berpikir seperti itu.”</div><div style="text-align: justify;">Di kasir pembayaran pakaian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cashier : “Sudah siap untuk dibungkus.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ia tolong bungkus secara terpisah.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra hendak mengambil dompetnya, tapi Seung Jo berkata "Biar, aku saja yang bayar."</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Benarkah? terimakasih. Ayo kita pergi makan malam, aku tahu beberapa tempat yang bagus.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tepi jalan Ha Ni terus memikirkan apa yang dikatakan kedua sahabatnya,</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : “Orang yang baik untukku adalah Joon Gu bukan Baek Seung Jo. Dan itu pasti Joon Gu. Meskipun hatiku hanya untuk Seung Jo, tapi aku merasa nyaman berada di dekat Joon Gu. Karena aku merasa, dia adalah bagian dari keluargaku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena, terlalu memikirkan tentang perasaan, Ha Ni tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pejalan kaki. Ha Ni dan pejalan kaki itu saling membungkuk, meminta maaf. Tas Ha Ni jatuh, saat Ha Ni hendak mengambil tasnya yang terjatuh tapi sudah tas itu sudah terlebih dahulu diambil oleh seseorang. He Ra. He Ra mengambil tas Ha Ni dan membersihkan bagian yang kotor dari tas itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Ha Ni dan He Ra bertemu di tikungan jalan. Tentu saja Seung Jo ada di sana.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : Kita bertemu lagi. Kau sedang berbelanja. Kami akan makan malam bersama.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau mau ikut?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni hanya bisa menatap Seung Jo. Tahukah Seung Jo, betapa hancurnya Ha Ni? Ha Ni sudah dua kali di waktu yang hampir bersamaan memergoki He Ra yang selalu bersama Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Iya, pergilah bersama kami.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Terserah kau saja, aku tidak akan memaksamu.” </div><div style="text-align: justify;">He Ra merangkul lengan Seung Jo dan berkata : “Ya. Ayo kita pergi.”</div><div style="text-align: justify;">Tidak ada yang bisa Ha Ni katakan. Ia hanya berusaha untuk tidak menangis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant ayah Ha Ni. Joon Gu tengah asyik melihat fotonya berdua bersama Ha Ni saat mereka berkencan. Joon Gu tersenyum dan tertawa sendiri. Ayah Ha Ni yang melihat hal itu mencoba menegurnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Apakah kau akan terus melihat foto itu sepanjang hari?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu tersadar : “Maaf, Chef.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Cepat, bersihkan meja dan piring-piring itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan cekatan Joon Gu langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh ayah Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Saat Joon Gu tengah membersihkan meja. Ha Ni, Seung Jo dan He Ra datang.</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu tanpa tahu siapa yang datang mengucapkan salam "Selamat Datang."</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni menghampiri mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ayah.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Oh Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengucapkan salam dengan sopan pada ayah Ha Ni : “Hallo.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni dan Joon Gu sama kagetnya melihat siapa yang datang bersama Ha Ni. Ayah Ha Ni melayani mereka dengan ramah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra baru mengetahui bahwa ini ternyata adalah restoran milik Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Apakah ini restaurant milikmu, Ha Ni ?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Iya.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni berkata pada Seung Jo dan He Ra : “Kalian berdua berteman?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu langsung mengatakan dengan gembira : “Teman? Mereka berdua akan menikah.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni kaget mendengar hal itu. Ia menatap Ha Ni yang tengah tertunduk.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Benarkah? Oh, ayo silakan duduk.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo, Ha Ni dan He Ra duduk di tempat yang telah disiapkan oleh Joon Gu.</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Aku mengetahui restoran ini dari internet. Dan aku sangat tertarik, jadi aku memutuskan untuk datang ke sini. Dan benar. restoran ini sangat cantik.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra mengomentari Joon Gu yang sangat cekatan : “Dia sangat berbeda.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menyediakan makanan special dari restoran ayah Ha Ni. He Ra sangat menyukai masakan itu. Saat He Ra hendak memakan hidangan itu, He Ra memakannya dengan cara yang salah. Joon Gu mengajari He Ra bagaimana cara memakan masakan itu dengan benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Joon Gu pergi Seung Jo berkata,</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau harus bahagia, memiliki pacar yang mengetahui segalanya.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra mencoba untuk mengalihkan suasana, He Ra menyuapi Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di ruang rapat, Seung Jo tengah mempresentasikan mengenai ide animasi gamenya.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Imaginasimu akan menjadi sebuah hal nyata. Hal itu akan direalisasikan melalui sebuah animasi. Ini akan menjadi satu gaya permainan dengan banyak sistem di dalamnya. Pengguna dapat menikmati banyak level, terutama karena konsep dasar dari setiap level imaginasi ini berbeda-beda.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para Investor sangat puas dengan presentasi Seung Jo yang sangat meyakinkan dan sangat mengagumkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur berkata dengan lantang : “Seperti yang sudah kukatakan, ia sudah seperti animator film. Kau berhasil menyelesaikan proyek ini dalam waktu yang singkat.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Para pekerja bekerja keras sampai larut malam dalam pembuatan proyek ini.”</div><div style="text-align: justify;">Para Ivestor keluar dari ruang rapat, Seung Jo berterima kasih kepada mereka dan melakukan salam perpisahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur datang menghampiri Seung Jo, ia berkata : “Kau sudah bekerja keras. Haruskah aku menyuruh He Ra untuk datang kemari dan membiarkan kalian berdua makan malam bersama?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak perlu. Ayahku sudah pulang dari rumah sakit. Jadi, aku harus makan malam di rumah bersama mereka.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Baiklah, aku akan menyuruh He Ra untuk datang ke rumahmu. Lagi pula, He Ra butuh perkenalan dengan keluargamu, bukan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tidak dapat berbuat apa-apa, raut wajahnya terlihat ingin menolak saran dari Presiden Direktur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo datang ke ruang keluarga, untuk menemui He Ra yang sudah datang.</div><div style="text-align: justify;">He Ra mengucapkan salam kepada Ibu Seung Jo : “Hallo.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ya,” </div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menghampiri Ha Ni yang berdiri dekat tangga.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo berkata pada Ha Ni : “Kenapa kau hanya berdiri di sana. Ayo kita duduk bersama.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menuntun Ha Ni untuk duduk di sampingnya.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo: “Aku pernah bertemu denganmu sebelumnya.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Benar. Aku Yoon He Ra.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Aku memang sudah bertemu denganmu tapi tampaknya kesanmu pertamamu saat itu buruk.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra hanya tersenyum mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ah, Ha Ni. Kau tahu bahwa Ha Ni dan Seung Jo sudah tinggal bersama?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Oh, tentu saja aku mengetahui hal itu.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo melihat kue di atas meja. Ibu Seung Jo pikir itu pemberian dari He Ra. Ibu Seung Jo berkata : “Oh, kau membawa kue. Ayah Seung Jo dilarang memakan makanan yang mengandung banyak gula. Dan Seung Jo juga tidak menyukai makanan yang manis-manis.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata : “Aku yang membeli itu, itu untukmu ibu.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Oh, benarkah.” </div><div style="text-align: justify;">He Ra membuka makanan yang dibuat dari bahan dasar nasi. He Ra berkata : “Aku bawakan ini. Mohon dinikmati.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Berbeda sekali dengan Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo membela Ha Ni : “Nasi tetap saja nasi.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo mengambil kue yang dibeli oleh Ha Ni kemudian memakannya.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Mengobrollah. Aku harus ke dalam dan kembali istirahat.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Aku juga.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo dan Eun Jo meninggalkan ruang keluarga. He Ra memberikan salam kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo mulai berbicara mengenai Seung Jo yang sebenarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Seung Jo adalah anakku, tapi entah kenapa ia sangat temperamen. Dia juga egois dan sangat angkuh.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra menjawab dengan tersenyum : “Tidak. Dia tidak seperti itu. Dia sangat baik.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Benarkah? Dia adalah tipe orang yang tidak banyak bicara, ia hanya berbicara sesuai dengan apa yang ada di buku. Apakah kau menyukai orang yang seperti itu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ya, tentu saja. Kami berdua adalah orang yang rasional dan sangat logik. Meskipun orang-orang berbicara seperti itu, tapi aku sangat senang dengannya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Dia tipe orang yang tidak ramah terhadap orang lain. Ia adalah tipe orang yang </div><div style="text-align: justify;">tega mengembalikan surat yang dibuat khusus untuknya.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Benarkah? Benarkah kau melakukan itu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kalian berdua masih muda. Bukankah Baek Seung Jo terlihat sangat pintar. Tapi, sebenarnya dia sangat bodoh. Dia tidak mengerti dan tidak tahu apa yang tengah ia rasakan. Bila Seung Jo menyukai seseorang, maka ia akan bersikap dingin dengan orang yang disukainya. Dan cenderung memusuhi orang yang di sukainya itu. Begitulah yang aku tahu. Itu artinya dia sangat kejam.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo dan Seung Jo saling berbicara satu sama lain. Ha Ni datang menyediakan minuman untuk keduanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau kekanak-kanakan.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak mengatakan kalau aku menyukai Ha Ni. Tapi, kenapa kau memaksaku untuk menyukainya?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau anakku. Aku tahu apa yang kau rasakan dan kau pikirkan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Walaupun begitu, biarkan aku memilih jalan hidup dan cintaku sendiri. Tolong jangan campuri urusanku lagi.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ikut campur? Bukankah aku selalu menghormati semua keputusanmu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Begitukah? Tapi, apa ini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau sudah mengetahui dengan benar bagaimana perasaan Ha Ni yang sebenarnya. Dan kau masih membawa He Ra kerumah kita? Masalah utamanya adalah tentang perasaan dan sopan santun. Apa kau anak kecil yang belum mengetahui tata krama dan sopan santun?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa bersalah, karena ia pokok masalah terjadinya pertengkaran Seung Jo dan ibunya.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata : “Ibu, aku baik-baik saja.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tolong, hentikan ini, ibu.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo datang, ia tidak rela bila Seung Jo berbicara keras pada ibunya.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Baek Seung Jo, kau.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Baiklah. Kau menghormati keputusanku, lakukanlah yang terbaik sesuai kemauanmu sendiri.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo dan Ayah Seung Jo berbicara mengenai sikap Seung Jo. Mereka berbicara di depan kamar Eun Jo. Eun Jo yang tengah belajar, mau tidak mau pun ikut mendengarkan pembicaraan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Aku berpikir bahwa Seung Jo akan menyukai Ha Ni. Dia anakku. Jadi aku yakin itu. Aku percaya bahwa dia akan menyukai Ha Ni. Bukankah mereka cocok satu sama lain? Mereka saling mengisi kekurangan mereka masing-masing dan saling berbagi kelebihan yang mereka miliki. Bukankah seperti itu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Seperti itu juga yang aku pikirkan. Tapi, Seung Jo tidak melakukan hal itu. apa yang harus kita lakukan tentang hal ini?”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa yang harus kita lakukan? Aku rasa, aku telah membuat kesalahan yang membuat renggang hubungan Seung Jo dan Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menahan tangisnya.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo yang tidak tega melihat ibunya menangis, ia menghampiri Ibunya dan berkata</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Dia menyukainya.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kakak menyukai Ha Ni. Jadi, jangan menangis, ibu.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Eun Jo. Apa yang barusan kau katakan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Belum sempat Ibu Seung Jo mendapat penjelasan dari Eun Jo. Eun Jo langsung berlari menjauhi ibunya, Eun Jo tidak ingin ibunya menanyakan lebih jauh mengenai apa yang ia tahu tentang Seung Jo dan Ha Ni. Ibu Seung Jo mengejar Eun Jo. Tapi, Eun Jo bersembunyi di kamar Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo langsung bertanya pada Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Apakah kau benar-benar akan menikah dengan He Ra?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah ia baca : “Bukankah ia cantik? Kau juga menyukai noona cantik kan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Apakah kau benar-benar menyukai Noona itu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Bukankah nantinya seperti itu, jika kami terus bersama?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Tapi,, bukankah.. bukankah.. orang yang sukai itu adalah...”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo memutuskan kata-kata Eun Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Noona itu adalah gadis yang pantas untukku. Dia sangat cantik dan dia juga pandai bermain tenis.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kakak....”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jika kau bertemu dengannya sebagai dua orang yang saling berpasangan di masa yang akan datang, kau pasti akan menyukainya.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo berbicara pelan : “Pembohong.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo tengah mencari serangga. Ia melihat ke sekelilingnya, kemudian mendapati Ha Ni tengah tertidur di kursi taman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : Bisa-bisanya ia tidur ditempat terbuka seperti ini, Dia sungguh ceroboh. Benar. Menaruh serangga di atas tangannya. Oh Ha Ni kau pasti akan sangat terkejut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Belum sempat Seung Jo melakukan niat jahilnya, Seung Jo datang menghampiri Ha Ni. Seung Jo melihat Ha Ni tengah tertidur nyenyak, Eun Jo melihat Seung Jo mencium Ha Ni yang tengah tertidur. Tentu saja, Eun Jo kaget melihat hal itu. Tanpa sengaja, Seung Jo melihat Eun Jo dari kejauhan. Seung Jo memberikan isyarat pada Eun Jo, agar ia tidak memberitahukan siapapun. Eun Jo mengangguk mengerti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo tengah berusaha untuk mengingat-ingat kembali kejadian itu.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kemudian, Kakak kembali ke penginapan. Kakak, mencium Oh Ha Ni. setelah melakukan itu,. aku melihat semua. Tapi aku tidak mengatakannya pada ibu.. Kakak mengatakan hal yang tidak benar. Keadaan yang sebenarnya adalah Kakak menyukai Oh Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra berada di ruang kerja kakeknya. He Ra terlihat tengah memikirkan sesuatu.</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Apakah ada sesuatu yang salah?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Tidak. Semua tidak berjalan salah dan tidak juga berjalan benar. Aku hanya tengah menjalaninya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Ada apa dengan si Jenius He Ra? Haruskah kakek ikut campur tangan dan mempercepat semuanya.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Mempercepat?”</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Ya. Kita adalah pemegang kendalinya. Kita di pihak yang memegang pisau, dan mereka adalah pihak yang tengah terancam.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Aku tidak ingin hal yang seperti itu, kakek. Menakuti seseorang dan memaksanya untuk melakukan hal yang kita inginkan, hanya membuat perasaanku sakit.”</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Jadi, kakek hanya harus tinggal diam di sini, tanpa berbuat apapun?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ya. Tapi, jika aku berpikir aku tidak bisa melakukan apapun, aku akan menyuruh kakek untuk menghunus pisau.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Presiden Direktur : “Ya. Kau jangan memegang pisau.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Aku tidak akan memegangnya.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo sudah menyiapkan pudding untuk Eun Jo. Ini adalah salah satu usaha Ibu Seung Jo untuk mengetahui hal yang diketahui oleh Eun Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Baek Eun Jo. aku telah menyiapkan puding kesukaanmu. Ayo buka mulut.. enak kan. Eun Jo.. Eun Jo ceritakan padaku apa yang kau ketahui mengenai Seung Jo yang menyukai Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Aku tidak akan makan lagi.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo berlari menjauhi ibunya.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau sedang menyembunyikan sesuatu, benarkah? kesini!”</div><div style="text-align: justify;">Jadilah, mereka saling kejar mengejar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Mungkin karena cuaca sedang cerah sekarang, ada banyak bintang dilangit.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ayah. Apa pendapatmu tentang aku yang berkencan dengan Joon Gu.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Joon Gu? Ada apa? apakah ada sesuatu yang terjadi?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak. Aku hanya berkata 'jika itu terjadi'. bagaimana pendapatmu?”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Siapa yang tahu akan hal itu. Aku tidak terlalu menyukai Joon Gu, ia sedikit kasar dan bila dilihat secara keseluruhan dia itu seperti.. seorang laki-laki sejati. Dan saat ia sedang memasak dia sangat fokus. Hal yang paling penting adalah dia sangat menyukaimu, Ha Ni. Ha Ni mengangguk.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian pembicaraan mereka beralih tentang rencana pindahnya Ha Ni dari rumah Seung Jo. Mereka merencanakan untuk segera pindah dari rumah Seung Jo, karena sebentar lagi, Seung Jo akan menikah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menelpon Ha Ni untuk datang ke restorannya, karena ia baru saja membuat menu khusus. Joon Gu ingin Ha Ni yang pertama kali mencobanya. Ha Ni mengiyakan, ia akan datang ke restoran setelah pulang dari kampus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang ke lapangan tenis, ia bertemu dengan Kyung Soo. Seung Jo datang untuk mengambil barang-barangnnya yang ada di locker.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni datang ke lapangan tenis untuk melihat-lihat. Tapi, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni mencoba untuk memanas-manasi Seung Jo dengan mengatakan bahwa Ha Ni dan Joon Gu akan segera menikah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo hanya diam, tapi raut cemburu tergurat di wajah nya.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menikmati masakan Joon Gu. Joon Gu sudah sangat mahir membuat masakan yang lezat.</div><div style="text-align: justify;">Ditengah pembicaraan mereka, suasana yang tadinya hangat menjadi dingin. Karena Joon Gu kembali mengungkit tentang lamarannya waktu itu. Tapi, Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Bagaimanapun, Ha Ni sangat menyukai Seung Jo. Joon Gu memaksa Ha Ni untuk menikah dengannya. Joon Gu mencoba mencium Ha Ni, tapi Ha Ni menolak dan ia pergi meninggalkan restoran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata diperjalanan Seung Jo sudah menunggu Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengatakan kalau ia menyukai Joon Gu. Seung Jo tidak menyukai hal itu, Seung Jo berkata bahwa Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Dan Seung Jo langsung mencium Ha Ni.</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2zn85YzQPyQSXsW17-kUUq_BDOVVO6eAqRBpHHpba6u93wvZKSbfBBHkhX6msQBRvQ59lDcffQyXowcgA3pc53i4rnFXMSF2UdMyTTwixXlBePKZYjSnDQR-A2Z66BJG0I2RSIjEasXI/s1600/episode13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2zn85YzQPyQSXsW17-kUUq_BDOVVO6eAqRBpHHpba6u93wvZKSbfBBHkhX6msQBRvQ59lDcffQyXowcgA3pc53i4rnFXMSF2UdMyTTwixXlBePKZYjSnDQR-A2Z66BJG0I2RSIjEasXI/s320/episode13.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">BERSAMBUNG</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-91102157526016178392012-01-29T09:25:00.001+07:002012-01-29T09:26:44.793+07:00Beauty And The Beast<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM1LjSJrFeAr9jrTnXKfihn34JYCajxuqWLP3IvljZVz-OgJwG5hvSeEzJ12Plke14WU6guFkvYqVtLr5luYsdPfRw_o-o3O9foHFEZ4hDhcm74oplujPwiLmnnu_1bD5ubovh7uQtsqs/s1600/beauty-tab-now-r01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM1LjSJrFeAr9jrTnXKfihn34JYCajxuqWLP3IvljZVz-OgJwG5hvSeEzJ12Plke14WU6guFkvYqVtLr5luYsdPfRw_o-o3O9foHFEZ4hDhcm74oplujPwiLmnnu_1bD5ubovh7uQtsqs/s320/beauty-tab-now-r01.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG9EJlB6ZZyinu6CXmUPMjN8QeaJlSBgYp0uN9SRL_wvq9mtSEkgEVLMc8xLWnsVhOEdDyI1XDCkTbQrYcsJiPEHSfVJQwqWzbGyscYJxzhTBQr71p1Zh7l6S9tnxXhex0aOoD4UmNFgo/s1600/301575_10150896604045635_259588420634_21203160_1451975865_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG9EJlB6ZZyinu6CXmUPMjN8QeaJlSBgYp0uN9SRL_wvq9mtSEkgEVLMc8xLWnsVhOEdDyI1XDCkTbQrYcsJiPEHSfVJQwqWzbGyscYJxzhTBQr71p1Zh7l6S9tnxXhex0aOoD4UmNFgo/s320/301575_10150896604045635_259588420634_21203160_1451975865_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Seorang Peri menyamar menjadi seorang wanita tua yang ingin menginap semalam di istana seorang Pangeran dengan bayaran setangkai mawar. Ketika Sang Pangeran mengusirnya, Peri itu marah dan mengutuknya menjadi binatang atau biasa di sebut Beast mengerikan serta para pelayan juga dikutuk menjadi perabotan rumah tangga.<br />
<a name='more'></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_e3hIOrXHngL3atxgqnUky6FxO7-Pp-yOSQPhmVbALujtJWtx3qSXFYD6fhu__rifwnTds8_EKumQCAjB27fLARQMORdXw39vrKXhZIec8kDoIOxrmXqGq-voYjUerQ9NGPZuaNNS3iI/s1600/beauty-and-the-beast-flower-mirror-pink-rose-Favim.com-122786.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_e3hIOrXHngL3atxgqnUky6FxO7-Pp-yOSQPhmVbALujtJWtx3qSXFYD6fhu__rifwnTds8_EKumQCAjB27fLARQMORdXw39vrKXhZIec8kDoIOxrmXqGq-voYjUerQ9NGPZuaNNS3iI/s320/beauty-and-the-beast-flower-mirror-pink-rose-Favim.com-122786.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Sang peri memberi Beast sebuah cermin ajaib di mana Beast dapat melihat tempat-tempat yang jauh. Sang peri juga memberi Beast mawar. Pada ulang tahun ke-21 Beast, kelopak mawar terakhir akan jatuh.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Apabila sebelum kelopak mawar terakhir jatuh, Beast harus mencintai seseorang dan cintanya dibalas, Beast dan pelayan-pelayannya akan berubah menjadi manusia. Namun kalau yang terjadi sebaliknya, Beast dan pelayan-pelayan tidak akan dapat menjadi manusia lagi.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhStIr7zTd5WMgeE6c0lQAqranBBVHQCLwOgQFcSsg22FNZt8p-_XooLVPuXQicUr7rS0cVqjDk4bUyVYUzQTbBMF5pQpDGWV04trJPdD_JMxBV-nzP_Sp5ycML26Axh3DzKHBvFX8UkgU/s1600/39649_488360794096_35044734096_6604595_111228_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhStIr7zTd5WMgeE6c0lQAqranBBVHQCLwOgQFcSsg22FNZt8p-_XooLVPuXQicUr7rS0cVqjDk4bUyVYUzQTbBMF5pQpDGWV04trJPdD_JMxBV-nzP_Sp5ycML26Axh3DzKHBvFX8UkgU/s320/39649_488360794096_35044734096_6604595_111228_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Bertahun-tahun kemudian, gadis cantik namun unik bernama Belle tinggal di kota kecil di Perancis bersama ayahnya Maurice yang merupakan seorang penemu. Belle sangat gemar membaca sehingga dia dianggap aneh oleh penduduk desa. Seorang pemburu sombong bernama Gaston berusaha meminang </div>Belle.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXuuCbSazND40VP2aNgwVk0au2SJcbzgqp6xwkAxKlwgSkqhQvvAufI5CrfccVL4WdiPCt5Lnh4noRsmm8-a5wibBUMtGro8rri_-53Ragd_P3681d9uXsBu0ZwnmXUziLVeod3oIvbRM/s1600/305472_10150501625334097_35044734096_11351532_576192324_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXuuCbSazND40VP2aNgwVk0au2SJcbzgqp6xwkAxKlwgSkqhQvvAufI5CrfccVL4WdiPCt5Lnh4noRsmm8-a5wibBUMtGro8rri_-53Ragd_P3681d9uXsBu0ZwnmXUziLVeod3oIvbRM/s320/305472_10150501625334097_35044734096_11351532_576192324_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw3927oFRDjwxa840oaY68GBebwC8KHZfMks1VzZ3kMw6pXh30fCognDUW_Cd8jO7s7nYqFP-HTfzM18DulTveKBLWsfV2VpFdVm2nB6-hqG5mRHrCt1rprLf1A1hHeIL9SyplvjcTkBk/s1600/401557_10150732307019097_35044734096_12332368_304543770_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw3927oFRDjwxa840oaY68GBebwC8KHZfMks1VzZ3kMw6pXh30fCognDUW_Cd8jO7s7nYqFP-HTfzM18DulTveKBLWsfV2VpFdVm2nB6-hqG5mRHrCt1rprLf1A1hHeIL9SyplvjcTkBk/s320/401557_10150732307019097_35044734096_12332368_304543770_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika, Maurice hendak menunjukkan penemuan barunya ke sebuah pameran, meninggalkan Belle sendirian di rumah. Ketika Belle sedang membaca, Gaston datang untuk melamarnya. Belle menolak lamarannya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Setelah Gaston pergi, Belle mendapati kuda yang dikendarai ayahnya, yang bernama Philippe, pulang tanpa ayahnya. Belle tahu Maurice dalam bahaya, maka dia menyusul Maurice ke hutan.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw3wQeIvzAzr8S_tQiqf1LKL0NIeLfe90-2f3i95ss9D96g1ID6OdxHZVzuxeCbfrdRp1CvSNYOgnNmVusGxbISCWlGOPPo9UThxmdkWUVXD410DWCS_TVNBS6ZfJIxULzdjXbP8m40qY/s1600/283401_10150393775679097_35044734096_10475479_7947635_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw3wQeIvzAzr8S_tQiqf1LKL0NIeLfe90-2f3i95ss9D96g1ID6OdxHZVzuxeCbfrdRp1CvSNYOgnNmVusGxbISCWlGOPPo9UThxmdkWUVXD410DWCS_TVNBS6ZfJIxULzdjXbP8m40qY/s320/283401_10150393775679097_35044734096_10475479_7947635_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Ternyata Maurice tersesat dan dan diserang serigala. Ia menyelamatkan diri dengan masuk ke istana Beast,dia merasa aneh dengan istana itu. Tetapi dia membuat Beast marah. Beast mengurung Maurice.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Belle berhasil menemukan ayahnya. Dia bersedia menukar dirinya dengan ayahnya, menjadi tawanan Beast. Walau Maurice tidak rela, Beast sudah memasukkan Maurice ke kereta yang membawa Maurice pergi. Belle sangat sedih dan dia bersikeras tidak mau berhubungan apa-apa dengan Beast.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Beast sudah tertarik dengan Belle. Pelayan-pelayannya pun mendukung Beast untuk mengejar Belle. Lumiere, salah satu pelayan Beast, paling berambisi untuk menjadi manusia lagi. Beast memberi Belle kamar sendiri dan mengijinkan Belle ke semua ruang di istana kecuali West Wing, kamar Beast.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJGFAFIEvzRURBMF-xpZZ1iloRl6CEI6xqlNAf270VdY11Zkehu82b4dW8pBFEvGTrWG33iWCAWGSiGqIHnu5l4l5HV0Lt-TqqdFNcqeG6Q2vQXFIOiEfK8DW5W5muZ_pSnq_mO1L5QPU/s1600/406638_10150673570034097_35044734096_12101136_593952921_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJGFAFIEvzRURBMF-xpZZ1iloRl6CEI6xqlNAf270VdY11Zkehu82b4dW8pBFEvGTrWG33iWCAWGSiGqIHnu5l4l5HV0Lt-TqqdFNcqeG6Q2vQXFIOiEfK8DW5W5muZ_pSnq_mO1L5QPU/s320/406638_10150673570034097_35044734096_12101136_593952921_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Di kamarnya, Belle berkenalan dengan Wardrobe dan Ibu Potts serta anak-anak Ibu Potts. Pada suatu malam Beast mengajak Belle makan malam, Belle menolak tawaran makan malam Beast. Beast marah dan melarang siapapun memberikan Belle makan kalau Belle tidak mau makan dengan Beast.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Namun malam harinya, Belle lapar dan keluar kamar. Dia pergi ke dapur. Pelayan Beast tidak mendengarkan perintah Beast dan memberi Belle makan malam bagaikan pesta. Bahkan setelah makan, Belle jalan-jalan keliling istana bersama Lumiere dan Cogsworth.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Belle malah tertarik ke West Wing. Saat dia masuk ke sana, Belle menemukan bunga mawar Beast. Dia membuka penutupnya dan saat yang bersamaan, Beast datang dan membentak Belle untuk pergi. Belle terkejut. Dia memutuskan untuk meninggalkan Beast tidak peduli janjinya.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjggDxkZ88S1v1Eq6clvlZrIdrH54wThNQDuTpfQ90yf5r4oj8CrYRsFi0oOIaI3Iuib0qQZySO_T4599RSJiblE-sHUd_K-M1eFPwAb2zSxhW-wGpMyQS87DLiTkGGbs6WhY5BVj3_Hqs/s1600/perpus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjggDxkZ88S1v1Eq6clvlZrIdrH54wThNQDuTpfQ90yf5r4oj8CrYRsFi0oOIaI3Iuib0qQZySO_T4599RSJiblE-sHUd_K-M1eFPwAb2zSxhW-wGpMyQS87DLiTkGGbs6WhY5BVj3_Hqs/s320/perpus.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Di hutan, Belle diserang serigala. Untunglah Beast segera datang menyelamatkannya, tetapi Beast sendiri malah terluka. Belle mengurung niatnya untuk kabur dan membawa Beast kembali ke istana. Belle membalut luka Beast, berterima kasih pada Beast. Sejak itu, hubungan mereka mulai membaik.</div><div style="text-align: justify;">Beast hendak memberi Belle kejutan, yaitu sebuah perpustakaan. Belle sangat gembira ketika dia mendapat kejutan ini.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuVC5KAHWZK1T_VwUMmewRmDOdRvbAu8l-SCQw1O7OsQv1UAxa-ZttL4GYNYd1YHy9qtuvmgptlK5pdG0yzCBJI7VAD2on_h8T-mfBjxIMSUhHRgq3tUIUmdwbKHBlr0Tjn3TYVoFAvT8/s1600/311712_10150547012104097_35044734096_11645071_134026506_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuVC5KAHWZK1T_VwUMmewRmDOdRvbAu8l-SCQw1O7OsQv1UAxa-ZttL4GYNYd1YHy9qtuvmgptlK5pdG0yzCBJI7VAD2on_h8T-mfBjxIMSUhHRgq3tUIUmdwbKHBlr0Tjn3TYVoFAvT8/s320/311712_10150547012104097_35044734096_11645071_134026506_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge3ypkEpO1AeHMCc0BIuTIkx2MHfcztB7qJkjgxBGlWe0v7Fj79qZkvDWdH80D9vCYD1kI5i5A_HsE7uDrrjoCMLVDPLS0yXV72Me22EwkVuYeTTIrKwV-S_-nKsDEY4VO53QMo0y1Y9Q/s1600/379586_10150546997289097_35044734096_11644977_2109810390_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge3ypkEpO1AeHMCc0BIuTIkx2MHfcztB7qJkjgxBGlWe0v7Fj79qZkvDWdH80D9vCYD1kI5i5A_HsE7uDrrjoCMLVDPLS0yXV72Me22EwkVuYeTTIrKwV-S_-nKsDEY4VO53QMo0y1Y9Q/s320/379586_10150546997289097_35044734096_11644977_2109810390_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, Belle dan Beast sarapan bersama. Belle mengajari tata cara makan pada Beast. Mereka pun bermain salju dengan burung-burung. Mereka juga membaca buku bersama.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5OfLm1C9cjvRJA_IKaJOGEh2NeFf0GmIVW7M5qGCoeHpr5rta7HTTAR0mnMBxzzFllMtz0HInIHrkAdWf_Hq8C9JrYg3IbOkHOi949voK0NBp6GX6R7yLPTy4a3rMmcof8PTzOlhqeEE/s1600/393695_10150668773574097_35044734096_12080495_1796526383_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5OfLm1C9cjvRJA_IKaJOGEh2NeFf0GmIVW7M5qGCoeHpr5rta7HTTAR0mnMBxzzFllMtz0HInIHrkAdWf_Hq8C9JrYg3IbOkHOi949voK0NBp6GX6R7yLPTy4a3rMmcof8PTzOlhqeEE/s320/393695_10150668773574097_35044734096_12080495_1796526383_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_CxTUinUo_ULDP-crSnm70XVwcAZl2hyphenhyphenhQr30WebdDuOTgwnk-bWmFz7nWvw9iszAkbFsNsRwhuhmFrbxYUL0EAU8t7cmiPgxXaJWQ_8QjWMfFJUwAbUe-BjSRMQGjjLvFff7vx7se5M/s1600/dibalkon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_CxTUinUo_ULDP-crSnm70XVwcAZl2hyphenhyphenhQr30WebdDuOTgwnk-bWmFz7nWvw9iszAkbFsNsRwhuhmFrbxYUL0EAU8t7cmiPgxXaJWQ_8QjWMfFJUwAbUe-BjSRMQGjjLvFff7vx7se5M/s320/dibalkon.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitMg__1zZ_uBrP96qBS9ArW4LIeHkY_MotozRcaVQdkAearZS6HaJxJfX4O7ALDar2GkSD8_GHEGf0yUxoNnoVVHkZlP_ItN_mMvybu8FbHvm5SPIO-9Mac-8_OZc8hAbMYwota5emCDo/s1600/75370_10150139365994097_35044734096_7891172_1231912_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitMg__1zZ_uBrP96qBS9ArW4LIeHkY_MotozRcaVQdkAearZS6HaJxJfX4O7ALDar2GkSD8_GHEGf0yUxoNnoVVHkZlP_ItN_mMvybu8FbHvm5SPIO-9Mac-8_OZc8hAbMYwota5emCDo/s320/75370_10150139365994097_35044734096_7891172_1231912_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Beast mengadakan sebuah pesta dansa romantis untuk Belle. Keduanya berdandan. Belle mengenakan gaun kuningnya yang menjadi ciri khasnya. Setelah makan malam, Belle dan Beast berdansa dengan lagu Beauty and the Beast mengalun. Seusai dansa, Belle dan Beast pergi ke balkon.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Beast hendak menyatakan cintanya pada Belle namun dia belum berani. Belle malah teringat ayahnya. Beast pun menunjukkan cermin ajaibnya pada Belle sehingga Belle dapat melihat kondisi ayahnya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Ternyata Maurice sakit. Belle ingin menjenguknya. Beast hatinya sudah menjadi lembut, membebaskan Belle dari tawanannya. Beast juga memberi Belle cermin ajaibnya supaya Belle masih bisa melihat Beast kalau dia rindu Beast.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHXPfxzq2VWR4N1LAGAHYxNJvxiTWwnaJ8rYOoYo_RDwRb8smAijHOBd178WGThDE056dR72jfwIrnRhY0Eb8Q18zzKtTCbi4mebmxNwWOnSdLnypIMY9XAXZYXrDczpMegFCYmiG3XE4/s1600/Belle-beauty-and-the-beast-6615760-300-336.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHXPfxzq2VWR4N1LAGAHYxNJvxiTWwnaJ8rYOoYo_RDwRb8smAijHOBd178WGThDE056dR72jfwIrnRhY0Eb8Q18zzKtTCbi4mebmxNwWOnSdLnypIMY9XAXZYXrDczpMegFCYmiG3XE4/s320/Belle-beauty-and-the-beast-6615760-300-336.jpg" width="286" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw7yjuq6YEFeVVDRwbzOi5m7hpzFr4mAOS6qul-KSgJY5Nr3f7KRBo_qJ_irMbDeTPoaeJEempkLBBFLYOOgIx4R2gmoZ7y6cOBjws6cDcHxee2z9acTMi0EfFpGl5tPcH638-3os2tJw/s1600/282084_10150393775634097_35044734096_10475478_2930492_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw7yjuq6YEFeVVDRwbzOi5m7hpzFr4mAOS6qul-KSgJY5Nr3f7KRBo_qJ_irMbDeTPoaeJEempkLBBFLYOOgIx4R2gmoZ7y6cOBjws6cDcHxee2z9acTMi0EfFpGl5tPcH638-3os2tJw/s320/282084_10150393775634097_35044734096_10475478_2930492_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Kembali di desa, Belle dan ayahnya berhadapan dengan Gaston yang jahat. Gaston telah membawa seorang petugas asilum untuk menangkap Maurice kalau Belle menolak menikahinya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Maurice dipancing untuk mengatakan soal Beast dan Belle terpaksa mengeluarkan cermin ajaibnya untuk membuktikan Beast benar-benar ada dan ayahnya tidak bohong. Belle terlihat mencintai Beast sehingga Gaston cemburu.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Gaston menghasut penduduk bahwa Beast itu jahat dan akan menculik anak-anaknya. Belle dan Maurice dikurung di ruang bawah tanah di rumah Belle sementara Gaston dan penduduk pergi ke hutan mencari Beast.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Dengan bantuan Chip dan mesin ciptaan Maurice, anak Ibu Potts, Belle dan Maurice berhasil keluar. Mereka menyusul ke istana Beast. Sementara pelayan-pelayan Beast menanggapi penduduk yang menyerang, Gaston mencari Beast.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Gaston berusaha menyerang Beast. Awalnya Beast masih terlalu sedih untuk menanggapi Gaston. Belle yang datang memohon Gaston untuk berhenti. Kedatangan Belle membuat Beast bersemangat.</div><div style="text-align: justify;">Beast, memenangkan peperangan, tetapi tidak jadi membunuh Gaston dan melepaskannya. Namun Gaston dengan licik menusuk Beast dari belakang. Gaston sendiri jatuh dari menara dan meninggal karena kehilangan keseimbangan.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7-pJt3PDnapGzuMtDOxRewGXt1-wk2xIskuBG58-24PQOxobWC4_FyUGPewydqQW-UHci-hTl4iVJlildSVnus8DnfasLZLk8q_CV4Zme1WFLhBiZrnzaAk4SAvGrCaO_LiuxU_Nd6rQ/s1600/304687_10150468953099097_1864350034_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7-pJt3PDnapGzuMtDOxRewGXt1-wk2xIskuBG58-24PQOxobWC4_FyUGPewydqQW-UHci-hTl4iVJlildSVnus8DnfasLZLk8q_CV4Zme1WFLhBiZrnzaAk4SAvGrCaO_LiuxU_Nd6rQ/s320/304687_10150468953099097_1864350034_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Belle mengira Beast sudah meninggal. Dia mengakui bahwa dia mencintai Beast sebelum kelopak mawar terakhir jatuh. Beast berubah menjadi manusia. Ketika dia dan Belle berciuman, seluruh istana menjadi indah kembali.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAmI-dUOLyme3Z9Nf_GfPCn-pvtPiRxooBVPgESF2_x6CDR2ToxORStGJJL1hyVqLQWPUwn7DEvK0X4w6vFmwJbkuJzA-8d9foIqRXjAkweGKAcGuZtFsc55BAKgRyIoCO655cys40W3E/s1600/310118_10150534392554097_35044734096_11558726_1448036474_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAmI-dUOLyme3Z9Nf_GfPCn-pvtPiRxooBVPgESF2_x6CDR2ToxORStGJJL1hyVqLQWPUwn7DEvK0X4w6vFmwJbkuJzA-8d9foIqRXjAkweGKAcGuZtFsc55BAKgRyIoCO655cys40W3E/s320/310118_10150534392554097_35044734096_11558726_1448036474_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Para pelayan menjadi manusia lagi. Film berakhir ketika Belle dan Beast menari di ruang dansa, dilihat Maurice dan orang banyak, termasuk pelayan-pelayan Beast.</div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-71494939788256006892012-01-17T13:07:00.001+07:002012-01-17T13:10:06.781+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 12<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9aHL1FYi547l4DbfhyxuUAJUPccMLtr9zybtSxqbjxgFFF7KY7QHYqkQZKQX6Jf48gQhU71p-S_Yk7oBS-njP5Hyuyzruw_lQrU10k38MexjwbGccunUnlRAjFhKZ-HYvZwt6JJTGQxM/s1600/20101011_playful_kiss.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9aHL1FYi547l4DbfhyxuUAJUPccMLtr9zybtSxqbjxgFFF7KY7QHYqkQZKQX6Jf48gQhU71p-S_Yk7oBS-njP5Hyuyzruw_lQrU10k38MexjwbGccunUnlRAjFhKZ-HYvZwt6JJTGQxM/s320/20101011_playful_kiss.jpg" width="225" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 12</div><div style="text-align: justify;">Di rumah keluarga Seung Jo. Seung Jo akan meninggalkan rumah lagi. Ibu Seung Jo mengantarkan Seung Jo sampai depan pintu.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau sudah akan pergi. Ini sudah telat, tinggallah dan tidur kembali.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak terima kasih. Aku harus meminjam beberapa buku, jadi aku harus segera pergi.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Seung Jo, kau harus menghentikan hal ini, kembalilah ke rumah sekarang. Aku tahu, kau tinggal sendirian seperti ini untuk masa depanmu. Tapi bagaimana dengan impianku untuk tinggal dengan bahagia bersama-sama. Kita semua tinggal dengan kebersamaan. Kau hanya membuat hal ini sulit bagi Ha Ni. Bila dilihat dari berbagai hal, Ha Ni mungkin berpikir bahwa dia adalah penyebab kau meninggalkan rumah. Jadi ubahlah sedikit sikapmu untuk lebih memperhatikan Ha Ni dan menjaganya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ibu, tolong izinkan aku untuk memilih keputusanku sendiri. Aku tidak ingin dipengaruhi oleh siapapun.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak ingin tinggal di rumah ini jadi kenapa aku harus tinggal. Kau membawa Ha Ni kembali ke rumah kita tanpa menanyakan pendapatku atau pertimbangan perasaanku. Jadi karena itu, lakukan apapun yang ingin kau lakukan ibu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo sangat sedih dengan kepergian Seung Jo dan dengan semua perkataan Seung Jo. Ayah Seung Jo yang melihat hal itu mencoba untuk menenangkan ibu Seung Jo. Ibu Seung Jo berkata bahwa Seung Jo pergi untuk belajar mandiri dan mencari impiannya, tapi sikap Seung Jo belum juga berubah sampai saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia masih tidak peduli dengan lingkungannya. Ibu Seung Jo menyarankan agar Ayah Seung Jo dapat menasehati Seung Jo. Tapi, Ayah Seung Jo berkata, "Biarlah Seung Jo yang memutuskan sendiri."</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo juga mengkhawatirkan keadaan kesehatan Seung Jo, ia menanyakan pada Ibu Seung Jo apakah Seung Jo makan dengan baik. Ibu Seung Jo teringat kalau wajah Seung Jo jadi agak kurusan. Ayah Seung Jo berkata, "Paling tidak, sampai ia membuat keputusannya sendiri ia harus sehat."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan kedua sahabatnya berada di restaurant milik ayah Ha Ni. Mereka tengah menikmati hidangan yang diberikan. Mereka juga saling berbagi cerita satu sama lain. Mereka saling menceritakan kesibukan mereka masing-masing. Ha Ni tidak melihat Joon Gu di restoran jadi ia menanyakan dimana keberadaan Joon Gu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni mengatakan kalau Joon Gu sedang sibuk dengan masakannya. Ha Ni dan kedua sahabatnya juga membicarakan tentang reuni SMA yang akan dilaksanakan, Ha Ni senang mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni teringat Baek Seung Jo yang sangat tampan saat menggunakan seragam apalagi saat menggunakan seragam musim dingin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menuju ke kampus, Ha Ni menggunakan sepeda. Di jalan ia bertemu dengan Seung Jo, Ha Ni menghentikan sepedanya tepat di samping Seung Jo. Seung Jo berbalik melihat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kau sudah dengar tentang hal itu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Akan ada sebuah reuni SMA dan dress codenya adalah seragam sekolah kita yang lama. Bukankah itu sangat menyenangkan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Siapa yang menemukan ide kekanak-kanakan itu? Aku sudah mendengarnya dan aku tidak tertarik dengan hal itu.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tapi, aku sangat bersemangat dengan hal itu. Kita akan bertemu teman-teman lama kita. Kenapa kau begitu kaku, Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jika kau menyukainya pergilah.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri tapi kata-katanya terdengar oleh Seung Jo: “Dasar.”</div><div style="text-align: justify;">Aku tidak dapat memahami apa yang sebenarnya ia pikirkan. Mendengar apa yang dikatakan Ha Ni, Seung Jo menatapnya dingin. Tapi ia tidak telalu menghiraukan hal itu, Seung Jo langsung pergi meninggalkan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah keluarga Baek Seung Jo. Ha Ni bercerita kepada Ibu Seung Jo kalau Seung Jo tidak akan pergi ke pesta reuni, karena Seung Jo beranggapan kalau hal itu sangat kekanak-kanakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo jadi teringat saat ia dan Ayah Seung Jo berpacaran saat SMA. Ibu Seung Jo menceritakan hal yang paling berkesan saat ia dan Ayah Seung Jo berkencan pada masa itu. Ha Ni pun mengungkapkan perasaannya tentang hal yang tidak akan pernah dilupakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Untukku, Aku tidak akan pernah lupa saat Baek Seung Jo berada di malam perpisahan SMA. Ketika dia berbicara di depan umum.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni membayangkan kembali saat Seung Jo berpidato di malam perpisahan SMA. Seung Jo mengulangi kata-kata yang pernah Ha Ni katakan padanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku akan melakukan hal yang aku sukai dan aku akan bahagia dengan melakukan hal itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kembali ke keadaan nyata. Ha Ni meneruskan perkataan Baek Seung Jo : “Setiap orang, dimanapun </div><div style="text-align: justify;">itu berada, kau harus melakukan hal yang kau sukai.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba Ibu Seung Jo memiliki ide agar Seung Jo pergi keacara reuni itu. Belum sempat Ibu Seung Jo mengatakan idenya, Eun Jo langsung berkata kalau ia mencium bau gosong. Ha Ni dan Ibu Seung Jo berteriak bersamaan melihat baju yang tengah disetrika oleh Ibu Seung Jo menjadi gosong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tengah mempersiapkan dirinya untuk pergi keacara reuni itu. Saat tengah merapikan bajunya, Ha Ni menemukan sesuatu didalam saku almamater SMAnya. Ha Ni menemukan sebuah daun. Ha Ni jadi teringat mimpinya saat pertama kali ia bertemu dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini adalah benda saat pertama kali aku bertemu dengan Seung Jo didalam mimpi ada sebuah daun.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menggunakan seragam SMA itu, Ha Ni jadi teringat segala hal yang berhubungan dengan kisahnya di SMA. Saat Seung Jo memberikan nilai D bukan nilai F.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang kepesta reuni SMAnya itu. Ia melihat sekeliling tapi ia tidak bisa menemukan Seung Jo. Kemudian Ha Ni bertemu dengan kedua sahabatnya. Kedua teman Ha Ni menanyakan kenapa Ha Ni tidak menjawab panggilan mereka. Ha Ni berkata bahwa ia tidak diperbolehkan membawa handpone oleh Ibu Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni bertanya, Apakah Joon Gu datang juga keacara reuni ini? Ha Ni bilang bahwa Joon Gu sibuk di restourant. Ha Ni menanyakan pada kedua sahabat Ha Ni mengenai kedatangan Seung Jo. Mereka menunjukan dimana Seung jo duduk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang kepesta reuni itu tapi ia tidak memakai seragam yang lengkap.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kenapa kau tidak membawa handpone?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo hendak meninggalkan pesta reuni tapi ia bertemu dengan sahabat lamanya, kemudian mereka saling berbinacang satu sama lain mengenai kuliah mereka masing masing. Mereka duduk tak jauh dari tempat Ha Ni, jadi apa yang mereka bicarakan Ha Ni mendengarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah satu sahabat Seung Jo menanyakan pada Seung Jo, apakah Ha Ni itu pacarnya sekarang?</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Pacar? Membosankan. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak berguna itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pesta reuni diramaikan oleh sebuah band indie, saat tengah menonton performance band indie .</div><div style="text-align: justify;">Diam-diam Ha Ni memperhatikan Seung Jo dari jauh. Yang lain tampak bergembira tapi Seung Jo malah sebaliknya. Seung Jo terlihat murung, melihat Seung Jo seperti itu Ha Ni khawatir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi Ha Ni mencoba untuk menikmati suasana, ia kembali mendengarkan band indie, beberapa saat kemudian saat Ha Ni menengok ke arah Seung Jo duduk, Seung Jo sudah tidak ada ditempatnya. Yang ada hanya jaketnya yang tertinggal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam perjalanan pulang, Ha Ni memikirkan Seung Jo. Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : “Itu terlihat sangat menyenangkan setelah Seung Jo bertemu dengan teman-temannya, setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Tapi, tiba-tiba Seung Jo pergi tanpa pamit. Apakah ia sakit?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tengah memikirkan tentang masa depannya. Satu sisi ia harus mengelola perusahaan ayahnya, seperti yang ayahnya inginkan. Seung Jo membayangkan kembali perkataan Ha Ni, bahwa Seung Jo lebih pantas untuk menjadi dokter karena Seung Jo dapat membantu banyak orang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian, Ha Ni datang. Ia membawakan jaket Seung Jo yang tertinggal di acara pesta reuni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah aku boleh duduk?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Seperti yang kau harapkan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa yang kau khawatirkan. Ayolah, ceritakan padaku. Bukankah lebih menyenangkan bagi mereka yang saling bercerita tentang kekhawatiran atau tentang kebahagiaan. Aku akan membantumu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tersenyum mendengar perkataan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seperti saat aku merasa sangat khawatir, kedua sahabatku pun tahu tentang kekhawatiranku. Aku merasa seluruh beban berat di pundakku terasa hilang.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku akan terjun ke dunia kesehatan. Aku akan mendaftar untuk program kesehatan. Meskipun aku tidak tahu apakah itu baik atau tidak. Tapi, itu sangat cocok untuku. Untuk pertama kalinya, aku menemukan apa yang aku inginkan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seung Jo...”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jangan ceritakan pada siapapun, terutama pada keluargaku. Jangan menyebarkan berita ini kesemua tempat. Apa kau mengerti?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tentu. Kenapa aku harus menyebarkan rumor ini?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo pergi meninggalkan Ha Ni. Ha Ni masih terus memperhatikannya. Dan ia tersenyum karena hanya dirinyalah yang mengetahui hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tenis, Kyung Soo sedang berpidato sendirian, hanya ada satu anggota grup yang mendengarkan. Mereka kemudian mendiskusikan tentang pesta peringatan anniversary tennis club.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo menanyakan apakah He Ra akan datang ke pesta yang ia buat. Anggota tenis berkata bahwa bila Seung Jo datang maka He Ra akan datang juga. Maka Kyung Soo segera menyetujui hal itu dan ia pergi untuk meminta nasehat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sedang berada di fakultas kedokteran. Ia ingin mengetahui seperti apa fakultas ini. Ha Ni berpikir bahwa fakultas ini adalah fakultas yang paling sibuk, Seung Jo harus berusaha keras untuk itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan Ha Ni mungkin akan jarang melihat Seung jo bila Seung Jo masuk ke fakultas ini. Ha Ni bertemu dengan Kyung Soo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo menjelaskan pada Ha Ni bahwa tenis club akan membuat sebuah pesta dan Kyung Soo mengharapkan pada Ha Ni agar ia berbicara pada Seung Jo untuk datang ke pesta itu. Karena bila, Seung Jo datang maka He Ra pun akan datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo melihat Seung Jo dan ia langsung mendorong Ha Ni untuk berbicara pada Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kenapa kau mengikutiku?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dari kejauhan Kyung Soo memohon-mohon pada Ha Ni untuk berbicara pada Seung Jo. Ha Ni berbicara pada Seung Jo kalau ia pertama kali datang ke fakultas ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kenapa kau datang ke sini? Padahal bukan saatnya untukmu memilih kejuruan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku datang ke sini untuk menemui profesor.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Untuk apa?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau akan mengerti bila aku menceritakannya?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Jangan memandang rendah aku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo memberitahu Ha Ni bahwa hari ini ayahnya akan check up kesehatannya ke rumah sakit.</div><div style="text-align: justify;">Keluarga Seung Jo berkumpul di ruang keluarga. Mereka tengah membicarakan tentang hasil kesehatan Ayah Seung Jo. Ibu Seung Jo membaca lembaran laporan kesehatan Ayah Seung Jo, tapi Ibu Seung Jo tidak mengerti dengan apa yang tertera di lembaran itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Seung Jo membacanya dan ia menguraikan maksud dari lembaran laporan kesehatan itu. Ibu Seung Jo sangat kagum melihat anaknya sangat jenius. Eun Jo bilang kalau Seung Jo bisa menjadi seorang dokter karena ia sangat jenius.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang ke restorannya, ia bertemu ayahnya. Ayah Ha Ni menceritakan tentang perubahan sikap Joon Gu, Joon Gu menjadi sangat rajin. Joon Gu bekerja keras untuk membuat masakan yang sangat lezat. Ha Ni sangat senang mendengarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menyiapkan hidangan khusus untuk Ha Ni. Ha Ni mencicipi masakan itu dan Ha Ni berkata "Ini sangat lezat. Kau berhasil."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu sangat senang, Joon Gu berkata "Saat aku selesai membuat suatu makanan, aku ingin kau yang pertama kali mencicipinya, Ha Ni." Ha Ni tersenyum, ia sangat tersentuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memberanikan diri untuk bertemu dengan He Ra. Ia ingin membicarakan tentang pesta klub tenis. Ha Ni menanyakan pada He Ra apakah He Ra akan menghadiri pesta itu. He Ra menjawab tidak, karena He Ra pikir itu tidak penting.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena Ha Ni khawatir bila He Ra mengikuti pilihan Seung Jo, lalu Ha Ni menanyakan pada He Ra fakultas apa yang akan He Ra pilih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra mulai curiga pada Ha Ni. He Ra bertanya apa alasan Ha Ni menanyakan hal itu pada He Ra. Ha Ni berkata, apakah He Ra akan memilih jurusan seperti yang dipilih oleh Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra tertawa, ia berkata "Meskipun aku menyukai Seung Jo, aku tidak akan memilih jurusan yang telah ia pilih. Aku akan melakukannya sesuai dengan keinginanku. Karena ini hidupku."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus. Ha Ni sedang bersepeda, ia melihat Seung Jo hingga sepeda Ha Ni sedikit membentur kursi taman. Hampir saja Ha Ni jatuh, kalau keseimbangannya tidak sesuai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Kau harus hati-hati.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berjalan ke arah kursi taman dan duduk di sana.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Sedang apa kau? kalau kau ingin di sini, duduklah.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Joon Gu sedang berusaha keras untuk menjadi chef dan He Ra pun telah memilih apa yang seharusnya ia pilih. Kedua sahabatku juga melakukan hal yang sama.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Dan kau belum melakukan apapun? Itukah maksudmu?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menggangguk.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku juga punya mimpi.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa? Melakukan segala sesuatu bersama denganku? Ceritakan padaku tentang mimpimu itu. Aku akan mendengarkannya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seung Jo kau adalah dokter disebuah desa kecil dan aku akan menjadi perawat yang akan membantumu. Kau akan menetap di sebuah rumah sakit kecil. Dan aku akan sekuat tenaga membantumu. Seperti membantu menenangkan tangis anak kecil atau sesuatu hal yang lainnya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, itu hanya sebuah mimpi. Contohnya, saat kau mengatakan kalau kau ingin menjadi seorang pilot kemudian aku akan menjadi seorang pramugari. Dan bila kau ingin menjadi seorang pemain golf, maka aku akan menjadi caddy. Intinya, mimpiku sangat sederhana, dan melakukan hal yang sangat menyenangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menjelaskan bahwa impian Ha Ni itu impian yang tidak sesuai dengan kenyataan, tapi Ha Ni harus berusaha untuk mewujudkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kelas. Seung Jo mendapatkan telepon dari Ayahnya, ia ingin berbicara dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo marah besar setelah ia tahu bahwa Seung Jo akan memilih fakultas kedokteran tanpa memberitahu keputusan itu pada Ayahnya terlebih dahulu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat tengah meluapkan kekesalannya, tiba-tiba Ayah Seung Jo merasa kesakitan di bagian jantung. Dan akhirnya Ayah Seung Jo pingsan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung Jo dan Ayah Ha Ni membicarakan tentang penyakit yang diderita Ayah Seung Jo. Sudah lama kesehatan Ayah Seung Jo memburuk, tapi Ayah Seung Jo tidak menampakkan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni menyarankan Ibu Seung Jo untuk tabah.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni pamit pada Ibu Seung Jo, ia harus kembali ke rumah untuk menemani Eun Jo yang tinggal sendirian di rumah. Ibu Seung Jo mengizinkannya dan ia menyuruh Seung Jo untuk mengantarkan Ha Ni. Besok mereka akan kembali ke rumah sakit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di perjalanan pulang. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini sangat sulit untuk semua orang. Walaupun sedikit, aku ingin membantu juga.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tenis, setelah berlatih tenis He Ra menghampiri Kyung Soo. Mereka tengah membicarakan tentang pesta klub tenis yang akan diadakan, He Ra tidak mengatakan ia tidak akan datang dan ia malah memberikan uang pada Kyung Soo untuk biaya pesta itu. Karena He Ra tahu, Kyung Soo sudah menghabiskan banyak uangnya untuk pesta klub tenis itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu He Ra mengajak Kyung Soo untuk makan siang bersama, tapi Kyung Soo menolak, ia lebih suka makan hot dog karena menyehatkan. Walaupun Kyung Soo hanya memiliki satu hot dog, itu akan mengenyangkannya. Mendengar hal itu, He Ra pamit untuk pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tengah membicarakan tentang penyakit ayahnya, Seung Jo tahu banyak tentang penyakit itu. Dokter mengatakan untuk memulihkan kesehatan Ayah Seung Jo, ia harus istirahat dalam jangka waktu yang lama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo kembali ke ruang inap ayahnya. Ia melihat ayahnya tengah berbincang-bincang dengan seseorang, ibu memberitahukan bahwa orang itu adalah tangan kanan ayah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena Seung Jo tahu, ayahnya tidak boleh banyak pikiran karena hal itu akan memperburuk kesehatannya, maka Seung Jo ingin menghentikan pembicaraan mereka tapi Ibu Seung Jo tidak memperbolehkannya. Ibu Seung Jo tahu bahwa ayah Seung Jo bukan orang yang mudah dibujuk bila mengenai pekerjaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan saat tengah berbincang-bincang, apa yang Seung Jo khawatirkan terjadi. Kesehatan ayahnya semakin memburuk. Beberapa dokter langsung segera menanganinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Agar kesehatan ayahnya kembali pulih, tidak boleh ada pengunjung yang mengunjungi Ayah Seung Jo. Ibu Seung Jo menceritakan penyebab sakitnya Seung Jo, ini mengenai keadaan perusahaan yang semakin memburuk dan kacau.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menangis. Seung Jo sadar apa yang seharusnya ia lakukan. Seung Jo memutuskan untuk mengurus masalah kantor ayahnya sampai ayahnya pulih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Walaupun Seung Jo tidak mempunyai pengalaman mengenai bisnis, sebisa mungkin ia akan berusaha untuk menghandle masalah yang terjadi di perusahaan keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Ibu Seung Jo tengah mempersiapkan beberapa makanan untuk dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung Jo memberitahu Ha Ni bahwa akhirnya Seung Jo yang akan mengurus perusahaan dan Seung Jo akan kembali ke rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bahagia mendengar hal itu. Ibu Seung Jo menitipkan rumah pada Ha Ni. Dan Ibu Seung Jo berpesan agar Ha Ni dapat menikmati waktu bersama dengan Seung Jo saat semua orang tidak ada di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang ke perusahaan ayahnya, ia sangat kaget mengetahui keadaan kantor yang terlihat tidak beraturan. Manager atau tangan kanan ayahnya yang kemarin datang ke rumah sakit, mempersilakan Seung Jo untuk ke ruangannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manager itu juga memperkenalkan Seung Jo pada para pegawai. Beberapa perempuan dari mereka sibuk membicarakan ketampanan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo diberikan banyak dokumen mengenai perusahaan oleh manager. Dan mereka akan rapat jam 11. Setelah manager keluar dari ruangan Seung Jo, para pegawai yang lain langsung menghampiri manager itu dan menanyakan apa yang akan terjadi pada mereka, apa yang Seung Jo katakan, apakah akan ada perubahan struktur kepengurusan di perusahaan ini, atau ada beberapa dari mereka yang akan dipecat dan beberapa karyawan perempuan menanyakan apakah Seung Jo sudah punya pacar. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Manager tidak menjawab pertanyaan mereka, ia hanya menyuruh mereka untuk kembali bekerja.</div><div style="text-align: justify;">Hal ini cukup sulit untuk Seung Jo, ia tidak mempunyai pengalaman dalam bisnis bila ia salah dalam mengambil keputusan maka akibatnya akan sangat fatal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo merasa sangat lapar, ia ingin meng-order makanan dari restoran tapi tidak diperbolehkan oleh Ha Ni. Makanan restoran mengandung banyak zat yang tidak baik untuk kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba memasak sesuatu, tapi Eun Jo tidak yakin kalau makanan yang dibuat Ha Ni tidak mengandung zat yang tidak baik untuk kesehatan juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Lain kali, jangan bersikap seolah-olah kau tahu segalanya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berlari ke arah pintu, ia mengetahui Seung Jo datang.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah kau lelah, ingin mandi?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba untuk membantu melepaskan jas Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa yang kau lakukan?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Apa maksudmu? Dia sedang bertingkah seperti seorang pengantin wanita yang baru saja menikah.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menyuruh Seung Jo untuk cepat berganti pakaian.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni telah menyiapkan hidangan makan malam. Eun Jo mulai memakan masakan Ha Ni dan tentu saja rasanya aneh. Eun Jo menyarankan Seung Jo untuk tidak memakannya karena mungkin mereka akan sakit karena makanan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi Seung Jo tidak berkomentar apapun, ia terus memakan masakan Ha Ni. Seung Jo menyuruh Eun Jo untuk terus menghabiskan makanannya dan jangan berkomentar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Walaupun rasanya tidak enak tapi Seung Jo tetap memakannya tanpa banyak berkomentar.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tersenyum senang.</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya, Ha Ni meminta ayahnya untuk mengajarinya untuk membuat sekotak makan siang untuk Seung Jo. Joon Gu merasa tidak senang dengan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memberikan kotak nasi pada Seung Jo, Seung Jo sedikit enggan untuk membawanya tapi karena Ha Ni memaksa maka Seung Jo membawa kotak nasi itu.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “kau mungkin akan memanggilnya 'Hubby'.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra sengaja menunggu Ha Ni untuk menanyakan tentang keadaan Seung Jo. Awalnya Ha Ni tidak ingin berbicara apapun, ia hanya memberitahukan bahwa Ayah Seung Jo sedang berada di rumah sakit sekarang dan tidak boleh ada pengungjung yang mengunjunginya. Tapi, karena kebiasaan Ha Ni yang engga bisa meng-control bicaranya jadi Ha Ni bilang kalau Seung Jo sekarang sedang bekerja di kantor Ayahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tersenyum manis saat ia membuka kotak makan siang dari Ha Ni, manager datang dan menanyakan apakah kotak makan siang itu dari pacarnya Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Dengan ragu ia bilang "Ya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah Manager pergi, tiba-tiba Joon Gu datang menukar bekal Seung Jo yang diberikan oleh Ha Ni . Seung Jo menerimanya dengan senang hati dan memakannya. Sedangkan Joon Gu memakan bekal buatan Ha Ni, Joon Gu senang sekali memakan bekal buatan Ha Ni yang berbentuk love tapi rasanya tidak enak. Joon Gu pun tetap memakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa yang kau lakukan larut malam seperti ini tanpa menyalakan lampu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku berpikir.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah ada masalah? apa yang tengah mengganggumu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung jo tidak menjawab</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku dapat membantumu. Atau mungkin tidak. Baiklah kalau begitu aku akan kembali tidur.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ayah belum pulih juga.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Huh?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ia mungkin terkena penyakit jantung dan harus di operasi.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Operasi jantung? Itu operasi yang sangat penting.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Aku mungkin akan melanjutkan bekerja di perusahaan ayah untuk saat ini. Itu terlalu banyak untuk dikerjakan oleh ayah.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Lalu, bagaimana rencanamu untuk masuk fakultas kedokteran?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak ada alasan untuk melanjutkan rencanaku itu.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ada. bukankah ini pertama kalinya, kau ingin melakukan semua keinginanmu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Itu hanya sebuah mimpi, tapi saat aku ingin melakukannya aku tidak tahu harus bagaimana.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah bekerja di perusahaan itu menyenangkan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Lalu bagaimana kau akan menjalani hidup yang bahagia. kau sudah berjanji dihadapan semua orang, bahwa kau akan menjalani hidup yang bahagia karena pilihanmu sendiri.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “tidak mengapa jika orang lain bahagia.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berjalan ke arah Seung Jo lalu memeluknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, berita mengenai keluarnya Seung Jo dari kampus sudah tersebar. Untuk itu He Ra mencoba untuk mengkorfimasi hal itu pada Ha Ni. He Ra tahu bahwa keadaan Ayah Seung Jo sedang tidak membaik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan He Ra akan berusaha mencoba membantunya. Ha Ni bertanya bagaimana He Ra dapat membantu Seung Jo. He Ra akan melakukan suatu hal yang Ha Ni tidak perlu tahu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di perusahaan Ayah Seung Jo yang bergerak di bidang pembuatan permainan, Seung Jo tengah sibuk membuat sebuah inovasi permainan baru dengan ide yang lebih fresh dan cemerlang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para pegawai sangat menyukai cara berpikir Seung Jo, mereka mendengar bahwa Seung Jo memilik IQ 200 dan ternyata Seung Jo memang sangat mengagumkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah, Seung Jo pun masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. Ia pulang larut malam tapi masih mengerjakan tugas kantor.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni melihat Seung Jo diam-diam dari pintu. Ha Ni khawatir pada Seung Jo, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian. Dan keadaan di rumah sakit sudah membaik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo berterimakasih pada Ha Ni karena telah menggantikan posisinya beberapa hari ini. Ibu Seung Jo berkata bahwa Ha Ni pasti sangat sibuk sekali, karena harus kuliah dan mengurus rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menceritakan pada Ibu Seung Jo tentang Seung Jo yang selalu berangkat pagi sekali ke kantor dan pulang di larut malam. Ibu Seung Jo khawatir, ia berkata "Pasti ini sangat sulit untuknya"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ingin mengungkapkan suatu hal pada Ibu Seung Jo. Hal itu mengenai Ha Ni yang akan bekerja paruh waktu di perusahaan Ayah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di kantor Ayah Seung Jo, tentu saja Seung Jo tidak membolehkan akan hal itu. Tapi, apa boleh buat, mau tidak mau Seung Jo harus memenuhi permintaan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kantor, manager mengenalkan Ha Ni pada seluruh pegawai yang ada. Sedangkan Seung Jo hanya memantau Ha Ni dari jauh. Seung Jo sedikit kesal karena mungkin pekerjaan akan terganggu karena ada Ha Ni di sini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo bertemu dengan presiden direktur. Presiden direktur sangat menyukai kerja Seung Jo yang sangat bagus. Walaupun memiliki umur yang masih muda, Seung Jo sudah berhasil membuat suatu inovasi yang sangat luar biasa. Presiden direktur sangat menyukai Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang ke ruangan dimana Seung Jo dan Presiden direktur sedang berbicara. Ha Ni mengantarkan minum. Dan saat Presiden direktur menanyakan apakah di perguruan tinggi Seung Jo sangat terkenal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni yang mendengar pertanyaan itu langsung menjawab dengan semangat. Ha Ni menceritakan semua kelebihan Seung Jo. Presiden Direktur tersenyum mendengar betapa terkenalnya Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah sakit. Seung Jo dan Ibunya sedang menunggui Ayah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian, manager datang memberitahukan Seung Jo bahwa presiden direktur ingin Seung Jo bertemu dengan anak perempuan presiden direktur. Karena manager sudah terlanjur membuat perjanjian tersebut, maka Seung Jo harus datang. Presiden direktur sudah banyak membantu dalam segi finansial.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Ha Ni datang membawa banyak sekali belanjaan, Seung Jo tiba-tiba datang dan membantunya membawakan barang-barang itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni heran tapi kemudian ia tersenyum dan berterima kasih pada Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang ke tempat pertemuan antara dirinya dan presiden direktur. Pertemuan ini seperti sebuah pertemuan pribadi antara Seung Jo dan anak perempuan presiden direktur. Inti utama dari pertemuan ini bukan tentang bisnis, tapi mengenai perkenalan antara Seung Jo dan anak perempuan presiden direktur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo kaget saat mengetahui bahwa He Ra adalah anak perempuan dari presiden direktur. Yang dimaksud anak perempuan di sini adalah cucu perempuan yang sudah dianggap anak oleh president direktur.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2RgalCTXuqncDyfOd-hVBUvav8Y-HKQ17zLqTv9RYFN3NZX_hewrtaofTTWNxNFQxe8Q9dwP8IbAt_ywZeKluxMr_usuxSi6KQr1FZ0cwyJBt1ufYqBJee_7FtMtLnlBfB_bhuEeSq8I/s1600/episode12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="153" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2RgalCTXuqncDyfOd-hVBUvav8Y-HKQ17zLqTv9RYFN3NZX_hewrtaofTTWNxNFQxe8Q9dwP8IbAt_ywZeKluxMr_usuxSi6KQr1FZ0cwyJBt1ufYqBJee_7FtMtLnlBfB_bhuEeSq8I/s320/episode12.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-87994120498787308882012-01-03T14:31:00.001+07:002012-01-03T14:36:00.557+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 11<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB-y6yIeTLkMcdn1FrspD0Ho1L32mD3XmvKtIsNzcXqykrWD_laKOsWVQySNpMHh2HWD825yNGDLBPxloFA505k-ZqOIxG4K0GW8nkig6V1n_GhCwk2CdsjHko-oyEMc6QcR8pAGTwdds/s1600/playful-kiss-19.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB-y6yIeTLkMcdn1FrspD0Ho1L32mD3XmvKtIsNzcXqykrWD_laKOsWVQySNpMHh2HWD825yNGDLBPxloFA505k-ZqOIxG4K0GW8nkig6V1n_GhCwk2CdsjHko-oyEMc6QcR8pAGTwdds/s320/playful-kiss-19.jpg" width="225" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 11</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo yang tidur bersama Ha Ni merasa risih, karena gaya tidur Ha Ni yang mengganggu. Tanpa disadari oleh Ha Ni kakinya menendang Seung Jo, tangannya mengenai kepala Seung Jo.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tidur berguling-guling dan akhirnya jatuh dari kasur kemudian kembali ke kasur lagi. Seung Jo kesal dan akhirnya ia bangun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Dia berbicara dalam tidurnya dan aku tidak bisa tidur? Kalau jadi begini, aku harus bagaimana?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya. Seung Jo sudah bangun terlebih dulu dari pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Sebelum membuka matanya Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Benar, aku menghabiskan malam bersama dengan Seung Jo. Aku berpikir bahwa saat aku bangun Seung Jo akan ada di sampingku.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni membuka mata dan ia tidak mendapati Seung Jo ada di sampingnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Sudah waktunya bangun.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo sedang membaca.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah tidurmu nyenyak?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Semalam, tidur bersamamu sangat mengerikan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kenapa?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Karena kebiasaan tidurmu yang sangat mengerikan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa yang kau bicarakan? Aku sebenarnya adalah orang yang suka tidur.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jangan bercanda denganku.”</div><div style="text-align: justify;">Kemudian, Seung Jo dan Ha Ni sarapan bersama.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba memilihkan baju untuk Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Pakai yang ini.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak mau.”</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Seung Jo memilih sendiri pakaiannya.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo akan ganti baju, tapi Ha Ni masih berada di dekat Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau akan terus memandangiku seperti itu?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ah, maaf.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat hendak berangkat ke kampus, Ha Ni mengambilkan sepatu Seung Jo. Seung Jo melihat hal itu dan ia menatap Ha Ni, Ha Ni mengerti tatapan Seung Jo mungkin Seung Jo tidak ingin memakai sepatu yang itu, jadi Ha Ni mengambil sepatu yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kelakuanmu seperti kau yang punya rumah ini.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tersenyum : “Benarkah?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan Ha Ni pergi ke kampus bersama, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Pergi ke kampus bersama dengan Seung Jo. Ini perasaan yang sangat berbeda ketika saat aku tinggal di apartemen Seung Jo. Rasanya seperti kami tinggal bersama.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba menggapai pundak Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau sedang membayangkan apa? Jangan melakukan hal yang berlebihan.” Tegas Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant, Ayah Ha Ni menunggu Joon Gu yang belum juga datang. Ayah Ha Ni mencoba menghubungi Joon Gu tapi tidak ada jawaban.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni : “Dia tidak pernah telat untuk bekerja. Ada masalah apa?”</div><div style="text-align: justify;">Di kampus. Para mahasiswa ramai berkumpul di satu tempat, Seung Jo dan Ha Ni yang baru saja datang penasaran dengan apa yang terjadi, akhirnya mereka pun melihat kerumunan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan Ha Ni kaget mengetahui apa yang terjadi. Ada sebuah pengumuman yang isinya mengenai Seung Jo dan Ha Ni yang bermalam bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dua orang dari orang-orang yang berkerumun itu membicarakan tentang pengumuman tersebut. Seung Jo dan Ha Ni yang berada tepat di belakang mereka, ikut mendengarkan pembicaraan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Girl 1 : “Kau tahu gadis yang berasal dari club tenis.”</div><div style="text-align: justify;">Mereka melihat ke arah Ha Ni : “Oh dia.”</div><div style="text-align: justify;">Boy 1 : “Hey! Baek Seung Jo! Sejak kapan kau...? Beruntungnya kau.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia ikut berkerumun diantara orang-orang itu.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ceritakan, ceritakan kepada kami secara detail. Jadi bagaimana yang sebenarnya?”</div><div style="text-align: justify;">Orang-orang yang berkerumun itu memperhatikan Ibu Seung Jo dan mereka tertawa melihat penampilan Ibu Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Aku berkata beritahu kami kejadian yang mendetail.”</div><div style="text-align: justify;">Saat melihat ibunya yang sedang menyamar, Seung Jo langsung mengetahui hal itu dan ia langsung membawa ibunya pergi menjauhi kerumunan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ibu...”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa masalah mu? Kenapa kau memanggilku ibu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ibu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua orang yang berkerumun itu sekarang berganti mengerumuni Seung Jo dan Ibunya.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengatakan pada ibunya untuk tidak mengganggunya lagi lalu melangkah pergi.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menanyakan tentang kesehatan Ha Ni : “Ha Ni, bagaimana perasaanmu setelah sakit dan semua hal yang terjadi padamu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku baik-baik saja sekarang.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Benarkah? Aku senang mendengarnya. Jadi, bagaimana?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Bagaimana rasanya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Suara ibu terlalu keras, itu bukan sesuatu yang spesial.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Benarkah? Tipe lelaki seperti apa Seung Jo itu? Tidak bisa dipercaya. Ha Ni, apakah kau sudah memberikan coklat itu pada Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ah iah, coklat. coklat.”. Dan ternyata coklatnya hilang.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Hilang bagaimana? Itu adalah salah satu tanda cinta.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni panik. Ha Ni : “Apa yang harus aku lakukan, coklat untuk Baek Seung Jo!”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di salon tempat bekerja Joo Ri sahabat Ha Ni . Joon Gu datang menemui Joo Ri. Joon Gu menceritakan apa yang telah terjadi pada Ha Ni dan Seung Jo. Joon Gu mengatakan bahwa Ha Ni dan Seung Jo telah tidur bersama. Joo Ri kaget tapi juga senang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Sahabat Ha Ni menanyakan pada Ha Ni, apa yang sebenarnya terjadi antara Ha Ni dan Seung Jo. Ha Ni mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kelas, He Ra menyinggung soal Seung Jo dan Ha Ni yang tidur bersama, Seung Jo mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa diantara mereka berdua. He Ra senang mendengar hal itu, ia langsung mengajak Seung Jo untuk makan malam setelah selesai kuliah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kafetaria, Ha Ni dan kedua sahabatnya berbincang-bincang.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Sepertinya aku akan mati karena ujian ini.”</div><div style="text-align: justify;">Min Ah : “Aku tidak akan mampu mempelajari 12 mata pelajaran sekaligus.”</div><div style="text-align: justify;">Joo Ri : “Jika Min Ah berkata seperti itu, maka tentu saja akan menjadi hal yang tidak mungkin untuk Oh Ha Ni.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Baiklah, aku telah membuat keputusan. Aku hanya akan mempelajari bahasa Inggris saja.”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menunggu hujan reda di kampus, ia bertemu dengan Kyung Soo. Kyung Soo dan Joon Gu tidak saling mengenal. Kyung Soo menanyakan keadaan Joon Gu yang terlihat lesu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menceritakan bahwa ia tengah putus asa dengan cintanya. Joon Gu menceritakan tentang kisah cintanya dengan Ha Ni, tapi Joon Gu tidak menyebutkan nama Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Kyung Soo menyuruh Joon Gu untuk menyatakan rasa cintanya itu. Kyung Soo mengajari Joon Gu mengenai cara Seung Jo saat pertama kali mencium Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menyadari kalau ia ternyata belum pernah menyatakan cintanya pada Ha Ni. Setelah berterimakasih pada Kyung Soo, Joon Gu pamit untuk pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamarnya, Ha Ni belajar dengan giat, ia menghafal beberapa rumus. Ia benar-benar sangat giat belajar dan akhirnya Ha Ni belajar sampai tertidur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di apartemen Seung Jo, setelah selesai mandi tanpa sengaja Seung Jo menemukan coklat milik Ha Ni yang tertinggal. Seung Jo membaca note dari Ha Ni kemudian tersenyum. Ia mencoba mencicipi coklat itu, karena rasanya tidak enak Seung Jo berhenti memakannya. Tapi, akhirnya ia tersenyum juga. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Seung Jo dan He Ra sedang mengobrol di dalam kelas. Ha Ni datang tanpa mempedulikan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ha Ni, kau datang juga.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau terlihat tidak sehat.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra mulai merendahkan Ha Ni, ia berkata bahwa Ha Ni tidak akan berhasil untuk ujian bahasa Inggris kali ini karena ini adalah ujian yang sangat sulit. He Ra malah menyarankan agar Ha Ni ikut test bahasa Inggris di tahun yang akan datang saja. Ha Ni hanya bisa menatap kesal ke arah He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat ujian dimulai, Ha Ni tidak mengerjakan soalnya tapi ia malah sibuk memperhatikan Seung Jo. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini pertama kalinya aku ikut test bersama Seung Jo. Seung Jo terlihat sangat tampan saat sedang mengerjakan soal.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo sudah selesai mengerjakan soalnya kemudian ia langsung menukar jawaban miliknya dengan jawaban milik Ha Ni yang masih kosong. He Ra kesal melihat hal itu. ‘ternyata itu cuma khayalan Ha Ni saja.’</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan He Ra sudah selesai mengerjakan test itu hanya dalam waktu 40 menit. Sedangkan Ha Ni, kertas ujiannya masih kosong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah selesai tes bahasa Inggris, Ha Ni bertemu dengan Joon Gu yang sudah menunggunya dari tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Aku datang karena.. Aku ada suatu hal yang harus aku katakan padamu.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Benarkah? Apa yang ingin kau bicarakan?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Meskipun kau tidak menceritakan apapun padaku, tapi aku tahu segalanya. Mungkin kau tidak tahu betapa sakitnya hatiku saat itu. Tapi tidak masalah betapapun aku memikirkan tentang hal itu, aku berpikir bahwa hal itu tidaklah benar. Sesungguhnya, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri untuk berhenti menyukaimu, Ha Ni. Aku hanya ingin mengerti tentang semua yang telah terjadi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah Joon Gu mengatakan seluruh isi hatinya dan ternyata. Ha Ni tidak mendengarkan hal itu, ia malah tertidur</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata kedua sahabat Ha Ni sudah sedari tadi mendengarkan pembicaraan Joon Gu dan Ha Ni. Kedua sahabat Ha Ni memanggil Joon Gu dan Joon Gu menghampiri mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat Ha Ni berkata, apa yang sebenarnya Joon Gu tawarkan untuk Ha Ni.Sahabat Ha Ni juga menjelaskan bahwa sebenarnya Seung Jo tidak melakukan apapun pada Ha Ni, mendengar hal itu Joon Gu sangat senang sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tenis, saat Ha Ni sedang mengambil beberapa bola tenis dan memasukkannya ke dalam keranjang, tiba-tiba seseorang datang dan berkata : “Ha Ni, Ayo berkencan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni hanya termangu mendengar dan melihat orang itu. Kyung Soo memanggil orang tersebut dengan nama Gi Tae.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Hai Gi Tae, kapan kau tiba? Kenapa kau mengatakan hal itu pada Ha Ni?</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Aku tidak bercanda. Aku teman Kyung Soo dan akan mulai kuliah di tempat ini semester depan. Aku Kim Gi Tae, senang bertemu denganmu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para anggota club tenis juga sangat penasaran dengan Gi Tae, Kyung Soo merasa risih dan ia menyuruh para anggota club untuk mengucapkan salam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo bertanya pada Gi Tae : “Kau termasuk laki-laki yang sangat menyenangkan, sejak kapan kau mengenal dan kau ingin pergi dengannya, padahal kalian baru saja bertemu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo berkata pada Ha Ni yang sedari tadi hanya diam : “Hey, Ha Ni. Tidakkah dia tampan. Ketika kami pertama kali datang ke kampus ini, kami sangat populer di kalangan club tenis. Gi Tae yang tampan dan aku yang memiliki karisma.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Ini terasa sangat aneh, aku sangat terkejut. Ini pertama kalinya dalam hidupku ada seseorang menyatakan hal itu. Ini sangat mengagumkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Ha Ni di lapangan tenis, kedua sahabat Ha Ni menanyakan kepastian tentang kejadian itu. Mereka sangat bahagia mendengar tentang kejadian itu, karena sebenarnya mereka tau kalau itu adalah pertama kali dalam hidup Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan kedua sahabatnya ingin tahu bagaimana reaksi Seung Jo saat mendengar hal ini. Kedua sahabat Ha Ni menceritakan kepada Seung Jo bahwa ada seorang laki-laki yang akan mengajak Ha Ni kencan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diam-diam Ha Ni mendengarkan pembicaraan itu. Reaksi Seung Jo seperti biasa, ia tidak peduli dengan hal itu. Mendengar hal itu, Ha Ni sangat sedih. Padahal Ha Ni berharap, Seung Jo akan cemburu karena hal itu, tapi ternyata tidak sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah Ha Ni menceritakan kejadian tadi siang pada keluarganya, Ibu Seung Jo sangat terkejut mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Benarkah? Ia akan mengajakmu kencan.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Iya, tapi hanya sekedar kencan tidak lebih.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Jadi, apa yang akan kau lakukan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni kesal mendengar pertanyaan dari Eun Jo yang menyudutkannya, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Kenapa ia seperti kakaknya?”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo shock mendengar hal itu : “Hal yang paling aku takutkan akhirnya datang. Anak gadis semanis Ha Ni. Aku tahu aku akan kehilangannya segera. Semua ini karena Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo menenangkan Ibu Seung Jo : “Sudahlah sayang. Hal seperti ini adalah sesuatu kebebasan untuk orang lain.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni bertanya pada Ha Ni tentang bagaimana Kim Gi Tae itu.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Dia itu adalah pengajar club tenis dan ia lebih tua satu tahun dariku. Dan kita berada di semester yang sama.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Apa? Pelatih tenis?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku tidak benar-benar ingat bagaimana wajahnya.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni mengira mungkin Ha Ni yang terlebih dahulu menggoda laki-laki itu sehingga ia bisa terbujuk. Ha Ni berkata bahwa ia tidak seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dikamar Ha Ni. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Mendapatkan sesuatu yagn lebih besar dari yang aku harapkan. Hari ini adalah hari yang sangat penting. Tapi, dia mengungkapkan hal itu, apakah dia tahu bahwa aku menyukai Seung Jo. Dia orang yang sangat berani. Aku tidak dapat mengingat wajahnya. bagaimana wajahnya?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Ha Ni mulai membayangkan wajah Gi Tae, tiba-tiba yang muncul adalah wajah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Gi Tae menemui Ha Ni. Gi Tae menghampiri Ha Ni, ia duduk di sebelahnya Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kenapa kau datang?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Kau tidak dapat melupakan wajahku. Jadi aku datang untuk menunjukkan wajahku.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae merangkul pundak Ha Ni, tapi Ha Ni segera melepaskannya. Ha Ni duduk bergeser mencoba menjauh dari Gi Tae, tapi Gi Tae ikut bergeser juga ke dekat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Hey, Baek Seung Jo sekarang bekerja di sebuah restaurant, benarkah?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Iya, benar.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Beberapa waktu yang lalu saat aku pergi kau di sana juga. Aku dengar kalau kau pergi ke restoran tempat Seung jo bekerja setiap hari.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku pergi ke sana beberapa kali.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Tahukah kau kalau aku pintar juga. Tentu saja aku tidak akan menampakkan hal itu pada Seung Jo yang sempurna.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Jadi, kau mendekatiku karena Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Tentu saja aku merasa iri pada Seung Jo yang memiliki bakat dalam segala hal, entah itu dalam belajar dan juga tenis. Sebagaimana aku khawatir pada Baek Seung Jo, rasa kekhawatiranku itu benar, saat aku melihatmu mengikuti nya kemana pun ia berada. Tiba-tiba tanpa aku sadari, sedikit demi sedikit, aku mulai melihatmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengangguk senang.</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Kau akan terus maju meskipun ditolak oleh Baek Seung Jo. lagi dan lagi. Aku sangat tersentuh akan hal itu, Oh Ha Ni. Jadi, aku akan membebaskanmu dari hal itu. Sudahlah, ayo ikut aku pergi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa sepengetahuan Ha Ni dan Gi Tae, He Ra melihat mereka berdua. He Ra menghampiri Ha Ni dan Gi Tae. Ternyata He Ra sudah mengenal Gi Tae, mereka bertemu beberapa kali saat diadakannya pertandingan tenis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra heran melihat Ha Ni dan Gi Tae akrab, He Ra berkata : “Apakah kalian saling mengenal?”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Tentu saja, aku akan mengajak Ha Ni keluar.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra senang bukan kepalang mendengar hal itu : “Jadi, kau akan berhenti untuk mengharapkan Seung Jo sekarang?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Tentu saja.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memukul Gi Tae : “Jangan katakan apapun sesuai maumu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra senang sekali mendengar hal itu. He Ra menyarankan pada Gi Tae untuk selalu menjaga Ha Ni dan meneruskan hubungan mereka, karena mereka sangat cocok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia tengah memata-matai Gi Tae. Ibu Seung Jo mengambil beberapa gambar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah, Ibu Seung Jo mengamati foto-foto yang baru saja ia ambil.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Ketampanan wajahnya berada di level 85 persen. Kepribadiannya terlihat sangat berkilau dan dia sangat antusias. Mungkin dimasa depan ia akan menjadi politikus atau pengacara.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang menghampiri Ibu Seung Jo, ia melihat beberapa foto Gi Tae yang berserakan di meja. Ha Ni bertanya apakah Ibu Seung Jo pergi ke kampus untuk melihat Gi Tae. Ibu Seung Jo tersenyum lalu ia berkata bahwa Gi Tae adalah saingan Seung Jo jadi ia harus menganalisa Gi Tae.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ternyata Ibu Seung Jo menyadari kalau Gi Tae lebih imut dari pada Seung Jo. Kemudian Ibu Seung Jo merencakan untuk membuat Seung Jo cemburu karena kedekatan Ha Ni dan Gi Tae.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tennis. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Benarkah Seung Jo akan benar-benar cemburu akan hal itu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra datang dan duduk di sebelah Ha Ni. He Ra mulai memprovokasi Ha Ni untuk melupakan Seung Jo karena Gi Tae sama populernya dengan Seung Jo diantara para mahasiswi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menghampiri Ha Ni dan He Ra, Seung Jo mulai mengejek Ha Ni karena Gi Tae: “Mungkin dia sakit mata atau dia sangat aneh.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni membela Gi Tae, Ha Ni berkata bahwa Gi Tae sama pintarnya dengan Seung Jo dan sikap Gi Tae lebih baik kepada perempuan dari pada sikap Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant tempat Seung Jo bekerja.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau mau pesan apa?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Satu gelas ice tea.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau ingin menghabiskan waktu dengan duduk di sini seharian lagi seperti waktu itu?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hari ini. Aku datang kemari bukan untuk melihatmu. Aku datang ke sini untuk janji yang lain.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Ha Ni janjian Gi Tae.</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Ha Ni, maaf. Jalan menuju ke sini sangat macet. apakah kau sudah menunggu lama?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak, aku baru saja datang.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Oh! Hai Baek Seung Jo. Satu kopi untukku dengan es.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Baiklah. Ice Tea dan Ice coffee. Tunggu sebentar.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memperhatikan Seung Jo saat ia pergi, sebenarnya Ha Ni sedang menjalankan misinya untuk membuat Seung Jo cemburu, tapi ternyata Seung Jo terlihat tidak peduli sama sekali. Saat Seung Jo pergi, Ha Ni dan Gi Tae berbincang-bincang. Gi Tae menanyakan apakah ini kencan pertama Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menjawab kalau ini bukan kencan pertamanya. Iah, ini bukan kencan pertama Ha Ni karena di episode sebelumnya Ha Ni pernah berkencan dengan Seung Jo. Setelah pengejaran di bioskop yang Ha Ninya jatuh ke danau. Ha Ni memikirkan saat ia dan Seung Jo berkencan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae mencoba mendekati Ha Ni, ia merangkul pundak Ha Ni. Awalnya Ha Ni melepaskan rangkulan tangan Gi Tae, tapi karena Seung Jo datang jadi Ha Ni membiarkan Gi Tae tetap merangkul pundaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang membawakan pesanan Ha Ni dan Gi Tae, Seung Jo melihat mereka berdua dengan tatapan kesal. Setelah selesai mengantar pesanan Seung Jo pergi, Ha Ni sedih karena ia tidak melihat Seung Jo yang cemburu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae mengajak Ha Ni untuk pergi ke beberapa tempat wisata dan akhirnya mereka pergi ke taman. Dia sangat menjaga Ha Ni, saat ada sepeda yang melintas saat mereka berjalan, Gi Tae langsung menarik Ha Ni ke pinggir jalan agar Ha Ni tidak terserempet sepeda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian saat hendak memasuki pintu kecil, Gi Tae menadahkan tangannya di atas kepala Ha Ni kepala Ha Ni tidak terbentur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Saat ia baik padaku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Ini baru kencan sungguhan. Sifat seorang perempuan yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk berkencan seperti ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae datang membawakan minuman.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku tidak pernah melakukan hal seperti ini.</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Benarkah? Apakah itu karena ketika kau bersama Baek Seung Jo, kau merasa gugup?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Betul.”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Sudah berapa tahun kau menyukai Baek Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa? Sepertinya sudah lebih dari 4 tahun.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Semenjak SMA. Aku kira ini akan menjadi pertarungan yang sangat panjang untukku.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae : “Tidak. Jika kau menyukainya selama 4 tahun yang lalu, dan tiba-tiba aku datang padamu, itu tidak berarti hatimu tiba-tiba akan berubah. Meskipun jika kau hanya memikirkanku dari waktu ke waktu. Bukankah begitu? Aku sangat memakluminya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : “Dia berbeda 180 derajat dari Seung jo. Aku mengharapkan Seung jo datang tapi Seung jo tidak pernah muncul.”</div><div style="text-align: justify;">Gi tae : “Ha Ni, ayo pergi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni melihat Seung Jo dari kejauhan, ia berkata pada dirinya sendiri : “Aku tidak dapat melanjutkan seperti ini. Ini seperti sebuah isyarat untukku kalau Seung Jo benar-benar tidak memiliki rasa untukku. Jika hal ini akan seperti ini terus, sepertinya aku hanya akan memanfaatkan Gi Tae. Aku harus mengakhiri ini.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae datang dan Ha Ni terkejut. Gi Tae bertanya sedang apa Ha ni di tempat ini, apakah Ha Ni sedang memperhatikan seseorang. Gi Tae melihat ke sekeliling, Gi Tae tahu bahwa Ha Ni sedang memperhatikan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gi Tae menyuruh Ha Ni untuk melupakan Seung Jo. Gi Tae mencoba mencium Ha Ni tapi Joon Gu datang menghentikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Joon Gu memukul Gi Tae. Gi Tae balas memukul Joon Gu. Akhirnya mereka saling memukul. Ha Ni panik, ia tidak bisa menghentikan mereka. Akhirnya Seung Jo datang.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Kalian berdua bertengkar bukan karena Ha Ni, benar?”</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu : “Baek Seung Jo, ini tidak ada hubungannya denganmu. Jadi, pergilah!”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Meskipun kalian bertengkar atau saling membunuh satu sama lain pun, itu tidak menjadi masalah. Karena satu-satunya orang yang Ha Ni sukai adalah aku! Jadi, jangan membuang-buang waktu kalian untuk bertengkar mengenai masalah ini. Ibuku mengatakan untuk menyuruh kami makan malam bersama. Ayo pergi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bertanya pada Seung Jo, apakah Seung Jo cemburu. Seung Jo mengatakan bahwa ia tidak cemburu sama sekali, ia hanya melakukan apa yang disuruh oleh ibunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah keluarga Seung Jo, seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan malam bersama. Kemudian keluarga besar itu berkumpul di ruang keluarga. Ayah Ha Ni membuat beberapa lelucon. Lelucon yang garing, Seung Jo pamit untuk tidur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum Seung Jo pergi, Ayah Seung Jo ingin berbicara berdua dengannya.</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo: “Seung Jo, sekarang kau sudah dewasa. Bagaimana dengan masa depanmu? Apa rencanamu untuk masa depanmu sendiri? Sudah lama setelah beberapa waktu kau meninggalkan rumah. Aku rasa, sudah saatnya untuk menjernihkan pola pikirmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Belum.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Seung Jo, Aku harap, kau dapat meneruskan perusahaan keluarga kita. Pertama, kau menjadi tangan kananku. Dan kemudian, kau menjadi seorang yang sukses di perusahaan. Apa yang kau pikirkan mengenai hal itu?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Sebenarnya kau tidak menanyakanku tentang apa yang aku pikirkan, tapi kau menyuruhku untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanmu, bukankah begitu? Jadi kau yang memutuskan masa depanku seperti apa yang kau inginkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Bukan begitu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Jika kau sudah selesai, aku akan pergi ke kamarku dulu.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo : “Baiklah, kau boleh pergi ke kamarmu.”</div><div style="text-align: justify;">Saat Seung Jo keluar dari ruang kerja ayahnya, ternyata Ibu Seung Jo dan Ha Ni tengah menunggunya. Itu berarti mereka juga mendengarkan pembicaraan antara Seung Jo dan ayahnya. Seung Jo hanya pamit untuk menuju ke kamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Dengan datangnya hari libur, Seung Jo tiba-tiba menghilang, Dia tidak pernah terlihat di lapangan tenis bahkan mungkin dia keluar dari club tenis atau berhenti beberapa waktu dari pekerjaan part timenya di restoran keluarga itu. Dimana Seung Jo pergi?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tengah memotret beberapa orang: “Satu,dua tigaa.. Say cheese! Pemandangan di sini sangat bagus. Kami akan menyiapkan barbeque ketika kalian datang.”</div><div style="text-align: justify;">Mereka mengucapkan terimakasih dan pergi.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo: “Hyung! kami datang.”</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Ha Ni bisa menemukan Seung Jo dan pekerjaan baru Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo bertanya pada Eun Jo : “Eun Jo, kau datang sendiri?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Ayah tidak bisa datang karena urusan pekerjaan dan ibu tidak dapat meninggalkan ayah sendiri.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ibu sangat merasa kecewa.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Itu sangat jelas.”</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Seung Jo dan Kyung Soo bekerja bersama lagi, mereka seperi guide tour di sebuah tempat wisata. Kyung Soo melihat Ha Ni datang dan menyuruh para tamunya untuk beristirahat dulu. Kyung Soo melihat Eun Jo dan ia berkata bahwa Eun Jo mirip dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata pada Kyung Soo : “Pelatih, kenapa kau tidak membuka perusahaan broadcast milikmu sendiri?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Apa? apa yang kau bicarakan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Kau tidak menceritakan pada orang lain juga, benarkah?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra pun akhirnya datang. Setelah He Ra turun dari mobilnya, ia langsung menghampiri Seung Jo dan mendorong Ha Ni yang saat itu berada di dekat Seung Jo. He Ra berkata bahwa vilanya ada didekat area sini dan He Ra mengajak Seung Jo untuk makan malam bersama di vila.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni kesal, ia menghampiri Kyung Soo dan memaksa Kyung Soo untuk menceritakan hal yang tadi Seung Jo bicarakan mengenai perusahaan Broadcast. Kyung Soo dan Ha Ni pergi untuk membicarakan hal itu. Dari kejauhan Ha Ni melihat Seung Jo dan He Ra sedang berfoto dan itu membuat Ha Ni cemburu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung soo berbicara pada Ha Ni mengenai rencananya untuk mendekati He Ra. Ha Ni yakin bahwa hal itu sangat sulit, karena He Ra yang selalu mendekati Seung Jo. Tapi Kyung Soo meyakinkan Ha Ni bahwa itu mudah, karena Kyung Soo sudah mempersiapkan dengan matang semua rencananya untuk mendekati He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo mengarahkan para tamu ke dalam permainan yang merupakan salah satu strateginya untuk mendekati He Ra. Tidak ada yang benar-benar memahami permainan yang dibuat Kyung Soo untuk tamunya. Para tamu termasuk He Ra hanya sibuk dengan obrolan mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terutama He Ra, He Ra melihat-lihat kesekeliling mencari Seung Jo yang tidak datang. Hanya Ha Ni saja yang bertepuk tangan. Aturan main dari permainan Kyung Soo adalah para anggota harus menemukan cap yang sudah disebar di beberapa titik daerah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tempat lain, dengan tekad kuatnya Joon Gu berjalan kaki untuk menyusul Ha Ni ke tempat penginapan. Joon Gu berhenti sejenak karena merasa lelah, ia berkata pada dirinya sendiri kalau ia akan menjaga Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Eun Jo berjalan kaki masuk ke dalam hutan, mereka sedang mengikuti permainan Kyung Soo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kenapa aku harus melakukan ini, Ha Ni?”</div><div style="text-align: justify;">Kemudian Ha Ni melihat cap yang digantung di atas pohon, Ha Ni bersorak karena ia orang pertama yang menemukan cap itu. Cap nomor 4, kemudian Ha Ni mengecap blangko permainan yang dibawanya. Eun Jo kesal, karena menurutnya ini permainan bodoh. Tapi, kemudian Ha Ni melihat cap yang bergantung lagi, Ha Ni berteriak senang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tempat lain, Kyung Soo bersama He Ra. Dengan segala macam cara, Kyung Soo mencoba mendekati He Ra, tapi momentnya selalu aja salah. He Ra bertanya pada Kyung Soo, apakah ini semua rekayasa Kyung Soo, Kyung Soo menjawab bahwa ia tidak mungkin merekayasa hal ini. Tiba-tiba terdengar suara aneh, He Ra takut dan kaget refleks ia mendekati Kyung Soo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tempat lain, Ha Ni sudah berhasil mengumpulkan banyak stempel. Ia dan Eun Jo tengah duduk beristirahat, tapi tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo juga mendengar suara aneh yang sama. Ha Ni berpikir kalau itu adalah serigala tapi Eun Jo menjawab kalau serigala sudah tidak ada di negara ini. Lalu Ha Ni berpikir kalau mungkin saja suara itu adalah suara beruang. Suara yang semakin mendekat itu membuat Ha Ni dan Eun Jo berlari ketakutan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari semak-semak muncul Joon Gu, ia mendengar suara jeritan Ha Ni. Joon Gu berkata pada dirinya sendiri kalau baru saja ia mendengar jeritan Ha Ni. Joon Gu berlari ke arah sumber suara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena mendengar suara aneh tadi Ha Ni dan Eun Jo jadi berlari tidak tentu arah, mereka menuju sebuah tebing yang tidak curam. Ha Ni berjalan di depan Eun Jo, tiba-tiba Ha Ni tergelincir dan terperosok ke dalam tebing itu. Ha Ni kesakita, Eun Jo panik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Apakah kau baik-baik saja?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku baik-baik saja, Eun Jo.” </div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Bodoh!”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tapi, topiku hilang.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Tunggu di sana. Aku akan turun ke bawah.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di bagian hutan yang lainnya, Kyung Soo bersama He Ra. Mereka melewati beberapa bagian hutan secara bersama, saat mereka memasuki kawasan mata air, Kyung Soo lupa dengan daerah itu. Tapi kemudian Kyung Soo melihat stempel yang bergelantung di pohon. He Ra menyuruh Kyung Soo untuk mengambil stempel itu, tapi Kyung Soo lambat akhirnya He Ra yang mengambilnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menemukan topi Ha Ni, topi itu tersangkut di bagian ranting yang agak tinggi. Saat Joon Gu mencoba mengambilnya, ia malah terperosok dan jatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat Seung Jo sedang menyapu, He Ra dan Kyung Soo datang. He Ra membantu Kyung Soo berjalan karena badan Kyung Soo yang lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo membantu Kyung Soo. He Ra berkata bahwa hutan di sini sangat menyeramkan ada suara-suara yang aneh yang terdengar. Seung Jo menanyakan keadaan Ha Ni dan Eun Jo pada He Ra. He Ra berkata bahwa Ha Ni dan Eun Jo sudah berjalan terlebih dulu dari pada mereka, tapi kenapa mereka belum juga sampai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam hutan, Ha Ni dan Eun Jo merasa kedinginan dan kelaparan.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Masalah besarnya adalah kita tidak dapat menemukan jalan pulang.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak ada signal di sini. Handphone tidak digunakan di hutan ini.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo mengeluarkan selimut dan makanan, ia menawarkan semua itu pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Baek Eun Jo, kau sangat mengagumkan. Untuk persiapan. Jika kau bersiap-siap kau akan bahagia.” </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk memakai selimutnya.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ini seperti bersama dengan Seung Jo junior.” </div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Pertama kita harus menemukan tebing. Jika kita mengikuti arah jalan itu kita akan kembali.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Bagaimana kalau kita menunggu Seung Jo datang saja?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kau bodoh. Bagaimana dia akan tahu kalau kita ada di sini?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa kedinginan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Apakah kau kedinginan?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo menggenggam tangan Ha Ni, Eun Jo berkata : “Kau dapat memegang tanganku.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kau sangat mengagumkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu terjatuh ke dalam tebing, kakinya terluka. Ia kesal karena matahari sudah mulai terbit tapi ia belum dapat menemukan Ha Ni. Joon Gu mencoba untuk mendaki tapi ia terjatuh lagi. Joon Gu berusaha sekuat tenaga untuk dapat keluar dari tebing bagian dalam itu, tapi perjuangannya tidak membawakan hasil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu membayangkan bila ia tidak dapat keluar dari tebing ini, ia akan menjadi tengkorak. Joon Gu berteriak dengan memanggil Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suara teriakan Joon Gu terdengar seram bila terdengar dari kejauhan. Ha Ni mendengar suara itu, Ha Ni dan Eun Jo merasa takut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berlari di hutan, ia tengah mencari Eun Jo dan Ha Ni. Dari dua tempat yang berbeda, Seung Jo dan Joon Gu mendengar suara ketakutan Ha Ni. Seung Jo mempercepat larinya, sedangkan Joon Gu kembali berteriak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lagi-lagi suara teriakkan Joon Gu sampai terdengar sayup-sayup di bagian hutan tempat Ha Ni dan Eun Jo berada. Suara itu seperti suara yang sangat menakutkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ketakutan, Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk berlindung di belakangnya. Dan akhirnya Seung Jo dapat menemukan Eun Jo dan Ha Ni. Sedangkan Joon Gu, ia masih terperangkap di lembah itu dan belum berhasil keluar dari sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan akhirnya juga, Seung Jo berhasil menemukan Joon Gu. Seung Jo mengulurkan tali ke arah Joon Gu dan menyuruhnya untuk segera naik melalui tali itu, tapi Joon Gu merasa gengsi, jadi ia menyuruh Seung Jo pergi saja karena Joon Gu tidak membutuhkan bantuannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, ketika Seung Jo pergi, Joon Gu kembali memanggilnya. Joon Gu berkata bahwa mereka harus menyelamatkan Ha Ni. Seung Jo menjawab bila Ha Ni sudah selamat dan ada di tempat penginapan saat ini. Joon Gu terharu mendengar hal itu, ia menangis terharu dan akhirnya Joon Gu meminta Seung Jo untuk membantunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan Joon Gu berhasil kembali ke penginapan, mereka sangat kelelahan satu sama lain. Joon Gu merasa sangat berterimakasih pada Seung Jo, ia memberitahukan Seung Jo bahwa dari dulu tidak ada yang benar-benar peduli padanya selain Ha Ni. Joon Gu berkata bahwa kelak, ia akan membalas semua kebaikan Seung Jo ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya, Ha Ni menghirup udara pagi dan ia berjalan jalan di sekitar penginapan. Ha Ni duduk di sebuah kursi taman di bawah pohon yang rindang dan tiba-tiba Seung Jo datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau ingin berjalan-jalan? Kau sedang sendirian. Saat kau mengatakan bahwa kau menyukaiku dan segalanya tentangku. Tahukan kau perasaanku?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Perasaanmu... Tidak ada kesempatan bagi orang sepertiku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Belum sempat Ha Ni melanjutkan perkataannya, Seung Jo memegang pundak Ha Ni. Seung Jo mencium Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, ternyata semua itu mimpi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : “Tapi itu hanya mimpi, aku sangat terkejut. Kalau aku tahu itu hanya mimpi aku akan tidur lebih lama, tapi ciuman itu seperti.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena ternyata Eun Jo berdiri di dekat tempat Ha Ni duduk dan Eun Jo terlihat sangat gugup. Eun Jo seperti telah melihat sesuatu yang belum pernah ia liat sebelumnya.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih4SL1FGFVjJEu19pkrw2BNvZJJm2wlCgpTcM88pug6VQ_tsnD2Tke95FfOxyZsgFO5sy6C8zsdOyGs8qZ9NcojQrf1ZaKIw4XBaxaAKQba6UPki1AdcLY7K5u7bZEN2RYdZNkGGUuZ9w/s1600/episode11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih4SL1FGFVjJEu19pkrw2BNvZJJm2wlCgpTcM88pug6VQ_tsnD2Tke95FfOxyZsgFO5sy6C8zsdOyGs8qZ9NcojQrf1ZaKIw4XBaxaAKQba6UPki1AdcLY7K5u7bZEN2RYdZNkGGUuZ9w/s320/episode11.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-41296362199901012262012-01-02T14:06:00.001+07:002012-01-02T14:09:37.709+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 10<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1Ws7-3GzaNG4YaxTKfdNSeeKVZekJgD8KuiSNSnaeKzr_g8YQNLM3tGLihSXL5eBGpykIGqZFZ7nx_HJu7b-oV_yJl7Z0uuo9SaHih9f_EhhYgI9Ri1Ogo5at89axUXH5qpvrUFYew7I/s1600/Playful-Kiss-Mischievous-Kiss-Official-Poster-Jung-So-Min.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1Ws7-3GzaNG4YaxTKfdNSeeKVZekJgD8KuiSNSnaeKzr_g8YQNLM3tGLihSXL5eBGpykIGqZFZ7nx_HJu7b-oV_yJl7Z0uuo9SaHih9f_EhhYgI9Ri1Ogo5at89axUXH5qpvrUFYew7I/s320/Playful-Kiss-Mischievous-Kiss-Official-Poster-Jung-So-Min.jpg" width="225" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 10</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung Jo pergi meninggalkan rumah. Ibu Seung dan Eun Jo mengantar Seung Jo sampai depan pintu.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu: “Seung Jo jaga dirimu baik-baik, makan makanan bergizi, sayuran dan buah-buahan. Dan jangan bergadang di malam hari.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Aku tau. Aku tau.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo: “Telepon ibu bila kau memerlukan sesuatu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Aku tidak memerlukan apapun.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo: “Bagaimanapun juga kau harus mengunjungi rumah sesekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo hanya mengangguk.Ha Ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung Jo melihatnya dari jauh. </div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata kepada Ha Ni : “Aku akan pergi.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung Jo pergi.Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Dia telah pergi. Dia sungguh-sungguh pergi. Aku sangat senang dapat tinggal di rumah keluarga ini bersama dengan Seung Jo. Meskipun ia bersikap dingin dan kasar padaku, tapi aku sangat senang berada di dekatnya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menghapus air matanya, Ibu Seung Jo datang untuk menghiburnya.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Jangan menangis. Tunggulah. Dia tidak akan pergi jauh. Dia akan segera kembali.”</div><div style="text-align: justify;">Di angkutan umum, Ha Ni masih merenungi kepergian Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Sekarang aku tidak dapat melihatnya dimanapun kecuali di kampus. Dia mungkin Seung Jo mungkin akan melupakanku."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni termenung sendiri di kampus, sahabatnya memanggil Ha Ni tapi Ha Ni tidak mendengarnya. Sahabat Ha Ni memberi motivasi pada Ha Ni untuk segera bangkit dari kesedihan. Tiba-tiba Seung Jo muncul dan lewat begitu saja tanpa tahu Ha Ni tengah memperhatikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat Ha Ni menyuruh Ha Ni untuk memanggil Seung Jo, tapi entah mengapa Ha Ni sedikit takut untuk melakukan hal itu. Sahabat Ha Ni mengajak Ha Ni untuk segera makan siang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kafetaria, Ha Ni enggan untuk makan. Sahabatnya memesan sesuatu untuk Ha Ni, sama seperti pesanan saat mereka SMA dulu. Pada saat yang sama Joon Gu sedang melayani pelanggannya, ia memanggil Ha Ni tapi Ha Ni tidak meresponnya, Ha Ni malah pergi membawa makanan yang telah dipesankan untuknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat-sahabat Ha Ni menanyakan tentang Seung Jo, dimana Seung Jo tinggal dan menetap setelah ia pindah dari rumahnya sendiri dan pekerjaan paruh waktu apa yang dilakukannya, tapi jawaban Ha Ni hanya satu, ia tidak tahu sama sekali tentang hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat berada di lapangan Tennis, Ha Ni juga merasa sangat tidak bersemangat saat ia melakukan tugasnya untuk mengumpulkan bola.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat bola tennis jatuh tepat mengenai Ha Ni, Ha Ni tidak merasakan apapun. Ha Ni sudah benar-benar linglung sekarang. Salah satu anggota yang melihat perubahan sikap Ha Ni langsung membicarakan tentang Ha Ni, Salah satu anggota club berkata mengenai penyebab perubahan sikap Ha Ni, bahwa Ha Ni sangat shock setelah ditinggal pergi Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Seung Jo tidak datang untuk berlatih dan dia tidak akan pernah datang."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo memanggil Ha Ni : “Oh Ha-ni, apakah kau tidak memunguti bola dengan baik.”</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo merasa prihatin melihat keadaan Ha Ni yang sangat lesu. Kyung Soo mencoba mengalihkan perhatian Ha Ni "Oh Ha Ni apakah kau mau membelikanku makan malam."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak.”</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Benarkah? Itu sangat memalukan karena aku akan memberikan kau informasi tentang </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo. Tapi, bila kau tidak mau, ya sudah. Ayo cepat berlatih.</div><div style="text-align: justify;">Mendengar hal itu, Ha Ni langsung bangkit lalu berteriak "Baiklah, aku akan membelikan makan malam untukmu."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menghampiri Kyung Soo dengan semangat.</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Aku tau tempat yang bagus dan tidak mahal. Jadi kau tidak perlu merasa kesulitan."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Bagaimana dengan info mengenai Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Seperti yang engkau tau bahwa Seung Jo tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, oleh karena itu aku akan memberikanmu informasi yang bagus."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo dan Ha Ni datang ke sebuah restaurant. Kyung Soo berkata bahwa ini adalah tempat kerja Seung Jo, Kyung Soo yang mengenalkan Seung Jo pada manager restaurant itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Baek Seung Jo bekerja di sebuah restaurant keluarga? Aku tidak percaya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo memasuki restaurant dan disambut oleh pelayan yang juga mengenal Kyung Soo, pelayan itu menanyakan pada Kyung Soo, apakah ia bekerja hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo menjawab, ia datang ke sini sebagai seorang pelanggan. Kyung Soo meminta meja untuk 2 orang. Pelayan itu menunjukkan mejanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni melihat ke sekeliling restaurant, ia mencari-cari Seung Jo. Melihat hal itu, Kyung Soo segera menawarkan Ha Ni untuk segera memesan makanannya. Dan Ha Ni memilih pesanannya dengan sedikit agak bingung, dan tiba-tiba yang melayani Ha Ni saat itu adalah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo memang benar-benar bekerja di restaurant ini. Seung Jo melayani Ha Ni dengan pelayanan tidak memuaskan. Sepertinya Seung Jo tidak suka kalau Ha Ni tahu Seung Jo bekerja di tempat ini.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa sangat terharu sekaligus senang. Kyung Soo menanyakan alasan kenapa Ha Ni merasa terharu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Sudah sangat lama sekali aku tidak berbicara dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo mengerti : “Apakah kau berbicara dengannya tadi? Aku rasa, kau memesan makanan tadi bukannya berbicara dengannya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang membawakan pesanan Kyung Soo dan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : “Kenapa ia juga sangat mempesona saat memakai seragam?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bertanya pada Kyung Soo : “Apakah kau juga tau dimana Seung Jo tinggal?”</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo : “Rumah? Aku tidak tau banyak tentang hal itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang mengantarkan pesanan Ha Ni. Seung Jo seperti menghiraukan Ha Ni. Ha Ni menanyakan pada Seung Jo, apakah Seung Jo marah karena Ha Ni ada di tempat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menjawab bahwa sebenarnya ia sudah tahu sejak lama kalau lambat laun Ha Ni pasti akan mengetahui dimana ia bekerja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menanyakan alamat rumah dimana Seung Jo tinggal saat ini, tapi Seung Jo tidak memberitahukan hal itu. Ha Ni sedih, tapi tiba-tiba ia melihat sebuah pengumuman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengumuman mengenai dibutuhkannya karyawan baru, Ha Ni senang sekali melihat hal itu. Ha Ni kemudian menuju ke ruang manager dan menemui manager restaurant. Tapi, ternyata Ha Ni terlambat. He Ra sudah terlebih dulu mendapatkan pekerjaan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memohon pada manager restaurant agar tidak memperkerjakan He Ra. Tapi, manager restaurant itu mengatakan bahwa He Ra sudah lebih dulu mendapatkan job ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tidak suka He Ra mendapatkan pekerjaan itu, He Ra memancing rasa cemburu Ha Ni. He Ra berkata bahwa Ha Ni hanya dapat bertemu dengan Seung Jo di lapangan Tennis, sedangkan He Ra bisa bersama dengan Seung Jo sepanjang waktu karena mereka berada di kelas yang sama dan bekerja paruh waktu di tempat yang sama pula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sedih, ia menceritakan bahwa He Ra telah terlebih dulu mengambil job itu. Kyung Soo mencoba menghibur Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Kyung Soo sudah menyelesaikan makan mereka, Seung Jo datang menawarkan hidangan penutup yaitu secangkir teh. Ha Ni bertanya pada Seung Jo, apakah hidangan penutup itu boleh dinikmati besok? Karena besok Ha Ni akan kembali ke restaurant ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Otomatis Seung Jo berkata tidak boleh. Ha Ni bertanya pada Seung Jo apakah besok ia boleh kembali ke restaurant ini lagi, Ha Ni berjanji bahwa ia tidak akan mengganggu Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo terpaksa membolehkan hal itu dengan syarat, Ha Ni tidak boleh memberitahukan bahwa Seung Jo bekerja di restaurant ini kepada keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum pulang, Ha Ni menyempatkan diri untuk melihat keadaan Seung Jo. Ha Ni melihat Seung Jo tengah mengobrol bersama He Ra. Ha Ni merasa cemburu, tapi ia senang sudah dapat melihat dan berbicara dengan Seung Jo hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni pulang dengan perasaan sangat senang. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk segera makan malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menceritakan kepada Ibu Seong Jo bahwa seung jo bekerja di sebuah restaurant keluarga. Ibu Seung Jo kaget mendengar hal itu. Ibu Seung Jo ingin sekali melihat Seung Jo bekerja, jadi ia merencanakan untuk menyamar agar bisa melihat Seung Jo secara diam-diam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keesokan harinya, Seung Jo melayani tamu dengan sangat baik. Para tamu itu menyebutkan pesanannya masing-masing dengan sangat rumit. Tapi, Seung Jo berhasil menghafalnya tanpa perlu mencatat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo diam-diam memperhatikan Seung Jo bekerja. Mereka sangat kagum pada Seung Jo. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hyung, You're so cool.”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo berkata : “Apakah benar penyamaran ini tidak akan diketahui oleh Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Tidak, tidak akan. Seung Jo tidak akan mengenali kita.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo memanggil Seung Jo : “Pelayan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menghampiri ibunya, Seung Jo sebenarnya sudah tahu kalau itu ibunya. Akhirnya penyamaran Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo dapat diketahui oleh Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra datang ke meja Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo. Ibu Seung Jo kaget melihat He Ra bekerja ditempat yang sama dengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah selesai makan, Ibu Seung Jo berbicara pada Seung Jo untuk sering-sering mengunjungi rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu seung Jo menyuruh Ha Ni untuk selalu berada di dekat Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau harus selalu ke restaurant ini setiap hari.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengangguk mengiyakan perkataan Ibu Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Kasian sekali Hyung.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keesokan harinya, Ha Ni kembali ke restaurant tempat Seung Jo bekerja. Ha Ni membawa banyak buku pelajaran, ia akan belajar di restaurant tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau menyewa tempat ini?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku memiliki tugas yang harus dikumpulkan minggu depan.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra datang menghampiri Ha Ni dan Seung Jo : “Aku yang akan melayaninya.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ok.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tidak mau dilayani oleh He Ra.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata dengan kesal : “Kenapa kau datang tiba-tiba?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra berkata dengan ramah bahwa ia menghampiri Ha Ni karena sepertinya Ha Ni terlihat sangat ingin memesan makanan. He Ra menanyakan kepada Ha Ni tentang menu yang akan Ha Ni pesan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menjawab dengan kesal : “Berikan aku apapun.”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Baiklah, aku mengerti. Tunggulah, mungkin agak sediki.....”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa menit kemudian pesanan Ha Ni datang. Ha Ni kaget melihat pesanannya datang, beberapa jenis makanan mewah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Dapatkah anda menggeser beberapa buku anda yang berserakan di atas meja?”</div><div style="text-align: justify;">Seraya menggeser beberapa bukunya Ha Ni bertanya : “Makanan apa ini?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Ini adalah makanan special dari restaurant kami.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memperhatikan makanan yang dihidangkan He Ra.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Ini besar. Apakah ini daging bebek?”</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Oh, bukan. Ini bukan bebek tapi daging ayam. Bukankah tadi kau bilang, boleh membawakanmu pesanan apa saja. Selamat menikmati makanan anda. Terimakasih, terimakasih!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berada di restaurant sampai malam, ia masih belajar di restaurant sampai seluruh pengunjung pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra : “Pelanggan, haruskah saya memberikan anda lima gelas kopi? Jika kau meminum 6 gelas kopi hitam setiap hari, perutmu akan terasa sangat sakit.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Terimakasih, apakah kau mengkhawatirkanku? Aku pikir itu tidak akan berefek apapun padaku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra mencoba menyinggung tentang Ha Ni : “Lelaki mana di dunia ini yang menyukai melihat seorang gadis menunggunya terus dan selalu memperhatikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika aku seorang laki-laki, mungkin aku akan sangat lelah akan hal itu. Baiklah, terus bekerja keras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni kaget sekali, ia harus membayar mahal untuk hidangan hari ini. Ha Ni mengeluarkan seluruh uang yang ada di dompetnya, beberapa uang kertas dan banyak uang koin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ingin sekali mengetahui kapan Seung Jo pulang, maka ia menanyakan hal itu pada kasir. Kasir itu mengatakan bahwa Seung Jo selesai bekerja sekitar pukul 9 malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena masih jam setengah delapan, Ha Ni menunggu Seung Jo sampai Seung Jo keluar dari restaurant.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ternyata bukan hanya Ha Ni saja yang menunggu Seung Jo, tapi He Ra pun melakukan hal yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan He Ra pulang bersama, dan hal ini membuat Ha Ni cemburu. Tapi, Ha Ni mencoba meyakinkan dirinya bahwa Seung Jo dan He Ra mungkin tinggal di lingkungan yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi ternyata, Seung Jo dan He Ra tidak hanya tinggal di lingkungan yang sama tapi juga di apartemen yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sangat shock melihat hal itu. </div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sampai di rumah dengan perasaan sangat sedih. Ibu Seung Jo menanyakan keadaan Ha Ni, tapi Ha Ni mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamar, Ha Ni terus memikirkan Seung Jo dan He Ra. Ha Ni membayangkan hal negatif yang terjadi di antara Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi harinya, Ha Ni tidak tidur semalaman ia terlihat sangat pucat. Ibu Seung Jo menyarankan pada Ha Ni untuk tidak pergi ke kampus, tapi Ha Ni berkata semua akan baik baik saja.</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menambahkan bahwa bila keadaan Ha Ni bertambah parah, Ha Ni bisa menyuruh Seung Jo untuk mengantarkannya pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni terlihat sangat lemas dan pucat, sahabat-sahabat Ha Ni menanyakan keadaan Ha Ni. Sahabat Ha Ni menanyakan apakah Ha Ni seperti ini karena Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada teman-temanya bahwa dirinya akan menyerah untuk mendapatkan Seung Jo, kedua sahabat Ha Ni tidak percaya mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menceritakan apa yang ia lihat semalam, bahwa He Ra dan Seung Jo tinggal bersama.</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni sangat prihatin atas apa yang menimpa hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jam pelajaran di mulai, Ha Ni melihat ke tempat duduk yang biasa di duduki oleh Seung Jo. Tapi yang Ha Ni dapati hanya bangku kosong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata bukan hanya Ha Ni saja yang mencari Seung Jo. Seung Jo pun melakukan hal yang sama, ia melihat kesekelilingnya mencoba menemukan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tennis, Kyung Soo sedang melatih para anggota club. Saat berlatih tennis, Ha Ni pun merasa tidak bersemangat, pikiran dan hatinya masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo memperingatkan Ha Ni untuk tetap fokus.</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant tempat Seung Jo bekerja, Seung Jo melihat ke sekelilingnya, ternyata Seung Jo mencari Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Ha Ni termenung sendiri sedangkan kedua sahabatnya heboh bergosip.</div><div style="text-align: justify;">Karena tidak tega melihat Ha Ni seperti itu, kedua sahabat Ha Ni memutuskan untuk berbicara langsung pada Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni memanggil Seung Jo : “Seung jo! Siapa kau? Sudah sejak lama kita berteman. Kau tau siapa kami. Kami teman Oh Ha Ni. Kau memiliki IQ 200, tapi kau tidak dapat mengingat hal itu? Kita tidak berada di kelas yang sama tapi kita melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku segera menghapus data-data yang lama. Ah, aku ingat. Kalian memiliki level otak yang sama dengan Ha Ni, bukankah begitu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung Jo mengingat nama teman-teman Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menanyakan ada masalah apa? Sahabat Seung Jo berkata bahwa hal ini masih tentang Ha Ni : “Sudah sejak sepuluh hari yang lalu, Ha Ni seperti baru saja pergi dari neraka dan kembali. Sebagai teman, Aku tidak dapat duduk diam dan melihat Ha Ni seperti itu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Sebenarnya apa yang kalian ingin katakan?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Seung Jo berkata secara bersamaan : “Tinggallah bersama!” </div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni berkata pada Seung Jo dengan nada tinggi bahwa kemarin malam Ha Ni mengikuti Seung Jo dan He Ra, ia menunggu Seung Jo di jalan lebih dari satu jam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni menyuruh agar Seung Jo berkata jujur. Tapi setelah Seung Jo berkata bahwa ia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Ha Ni, kedua sahabat Ha Ni baru menyadari bahwa Ha Ni adalah tipe orang yang sensitif.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud agar Seung Jo berhenti menyukai He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kedua teman Ha Ni pergi Seung Jo tersenyum, sepertinya ia tidak menganggap serius dengan apa yang dikatakan oleh mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kafe, Joon Gu membawakan banyak makanan untuk Ha Ni, mereka sengaja melakukan hal ini agar Ha Ni senang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua sahabat Ha Ni memberikan nasehat agar Ha Ni menjaga kesehatan tubuhnya dan mulai mencari cinta yang baru. Kedua sahabat Ha Ni berkata bahwa Ha Ni harus melihat ke sekelilingnya bahwa tidak hanya ada satu lelaki saja di dunia ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sudah dua minggu Ha Ni tidak bertemu atau melihat Seung Jo, bila Ha Ni tidak berusaha untuk mengetahui dimana Seung Jo berada pastinya tidak ada jalan lain untuk mereka dapat bertemu.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo akhinya datang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Sedang apa kau di sini? Apakah kau menunggu seseorang? Lama tidak bertemu. Aku tidak pernah melihatmu akhir-akhir ini.” </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni gugup, ia berusaha menghindari Seung Jo. Ha Ni pamit untuk pergi, tapi Seung Jo mencegahnya. Seung Jo berkata untuk menemaninya sebentar karena ia sedang menunggu seseorang. Ha </div><div style="text-align: justify;">Ni mengiyakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bertanya pada Seung Jo tentang makanan, Seung Jo berkata bahwa ia kadang makan ditempatnya kerja atau ada seseorang yang memasakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni cemburu mendengar hal itu. Ha Ni berkata bahwa bukankah saat tinggal di daerah yang asing akan terasa sangat kesepian?. Seung Jo menjawab bahwa ia dekat dengan He Ra jadi tidak terlalu sepi. Lagi-lagi Ha Ni merasa sakit hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seorang anak perempuan datang menghampiri Seung Jo dan Ha Ni, ternyata yang baru saja datang adalah anak didik Seung Jo. Seung Jo mengajari gadis itu pelajaran matematika. Gadis itu langsung mengenali Ha Ni saat ia melihat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gadis itu berkata bahwa sangat mudah untuk mengenali Ha Ni karena He Ra telah menceritakan tentang Ha Ni pada gadis itu. Ha Ni bertanya tentang apa yang diceritakan He Ra mengenai dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gadis itu berkata bahwa Ha Ni tidak pintar tapi berhasil masuk 50 besar saat SMA dan hal itu telah menjadi legenda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa menit kemudian, He Ra datang. Gadis itu langsung menghampiri He Ra, gadis itu berkata pada Ha Ni bahwa He Ra adalah guru bahasa inggrisnya dan Seung Jo yang mengajarinya matematika.</div><div style="text-align: justify;">Gadis itu terus saja berbicara bahwa Seung Jo dan He Ra datang ke rumahnya 3 kali dalam seminggu dan ibunya sangat menyukai mereka, tidak jarang ibu gadis itu memasakkan makanan untuk Seung Jo dan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengerti bahwa teryata rasa cemburunya itu tidak beralasan, Seung Jo sebenarnya tidak tinggal dengan He Ra, tapi saat Ha Ni mengikuti mereka, Seung Jo dan He Ra sedang berada di rumah gadis itu untuk sebuah private.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa malu dengan apa yang dipikirkannya, ia juga sangat senang bahwa hal yang ia </div><div style="text-align: justify;">pikirkan adalah tidak benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni membuat coklat special untuk Seung Jo. Saat tengah menyiapakan chocolate untuk Seung Jo, Ha Ni membayangkan Seung Jo dan Ha Ni berada di sebuah taman, kemudian Ha Ni memberikan chocolate buatannya, Seung Jo sangat senang sekali menerima chocolate buatan Ha Ni dan Seung Jo memberikan sebuah cincin untuk Ha Ni, sayangnya itu cuma bayangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ingin pergi menemui Seung Jo, tapi hujan sangat deras sekali sedangkan Ha Ni tidak membawa payung. Ha Ni memang bernasib malang, taxi yang tengah ditumpanginya pun ternyata mogok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Ha Ni memutuskan untuk berjalan dari tempat taxi mogok sampai restaurant Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sampai di restaurant tempat Seung Jo bekerja dengan keadaan basah kuyup. Seung Jo sedikit tidak mempedulikannya. He Ra memberikan kopi kepada Ha Ni. Ha Ni menggigil kedinginan dan saat Ha Ni mencoba untuk berdiri tiba-tiba ia jatuh pingsang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Ha Ni, Oh Ha Ni.” </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung Jo membawa Ha Ni ke ruang manager.</div><div style="text-align: justify;">Manager menanyakan keadaan Ha Ni dan Ha Ni menjawab bahwa ia baik-baik saja. Tapi, manager itu menyarankan pada Seung Jo untuk pulang dan membawa Ha Ni bersamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo hendak mengantarkan Ha Ni pulang ke rumah keluarga Seung Jo, tapi saat hujan deras seperti ini tidak ada angkutan umum yang beroperasi, akhirnya Seung Jo memutuskan untuk membawa Ha Ni ke apartementnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di apartement Seung jo. </div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah He Ra pernah datang ke sini?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tidak, kau orang pertama yang datang ke tempat ini.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tersenyum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo melemparkan handuk ke arah Ha Ni, Ha Ni mencium handuk itu, Ha Ni berkata : “Wangi Baek Seung Jo.”</div><div style="text-align: justify;">SeungJo mendengarnya : “Apa? Bauku? Handuk itu baru.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menelpon ibunya, ia memberitahukan ibunya untuk segera menjemput Ha Ni karena Seung Jo bersama Ha Ni saat ini. Ibu Seung Jo senang sekali mendengar Seung Jo dan Ha Ni bersama.</div><div style="text-align: justify;">Karena tidak ingin mengganggu mereka, maka Ibu Seung Jo berkata bahwa ia tidak mau menjemput Ha Ni dengan alasan hujan deras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant Ayah Ha Ni. Telepon berdering dan Joon Gu mengangkatnya. Ternyata yang menelpon adalah Ibu Seung Jo. Ibu Seung Jo ingin berbicara dengan Ayah Ha Ni, tapi Joon Gu bilang kalau Ayah Ha Ni sedang sibuk. Ibu Seung Jo menyampaikan pesan pada Joon Gu untuk Ayah Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menceritakan bahwa sekarang Seung Jo dan Ha Ni sedang bersama dan Ha Ni akan menginap di apartemen Seung Jo. Joon Gu schock mendengar hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu bertanya pada Ayah Ha Ni dimana tempat Seung Jo bekerja. Sesampainya di restauratn tempat Seung Jo bekerja, Joon Gu basah kuyup dan manager sedikit takut untuk menolong Joon Gu.</div><div style="text-align: justify;">Di Apartement Seung Jo, Seung Jo menyuruh Ha Ni tidur. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Baiklah, aku akan tidur di lantai dan kau akan tidur di kasur.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tentu saja.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seharusnya kau tidak bilang seperti itu, kau seharusnya mengatakan pada anak perempuan, kenapa kau bicara seperti itu, biar saja aku yang akan tidur di lantai dan kau tidur di atas kasur.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak akan mengucapkan hal itu.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Dasar kau bukan manusia, lelaki bodoh.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung Jo tidur di lantai dan Ha Ni tidur di atas kasur.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hey.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Bisakah kau tidak mematikan lampu?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Aku tidak bisa tidur bila lampu menyala.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Aku tidak bisa tidur bila lampu mati.”</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Seung jo menyalakan lampu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Hey.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: “Apa lagi sekarang?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apakah kau kedinginan?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tentu saja, punggungku terasa dingin. Sudah! tidurlah.”</div><div style="text-align: justify;">Ha-ni : “Tapii..”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena risih mendengar Ha Ni yang tidak kunjung tidur, Seung Jo berkata : “Baiklah, aku akan tidur disampingmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tidur di samping Ha Ni. Tapi, ternyata Seung Jo pun tidak bisa tidur.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apa kau gugup?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kenapa kau tanya seperti itu.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu.”</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLYUR3UIPEtNz0o7k1BL68fvk4cvZ330ZxHgYOLqY5Vq4slWWWIeBhTNo5WtK-MfoHy_UxUANxtaDUTbMs61AbIVJw7B4I9NuPpVD7rgYhvIbsbdNMseclJBTkh8_svAjHzsRFCzLmsFI/s1600/episode10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLYUR3UIPEtNz0o7k1BL68fvk4cvZ330ZxHgYOLqY5Vq4slWWWIeBhTNo5WtK-MfoHy_UxUANxtaDUTbMs61AbIVJw7B4I9NuPpVD7rgYhvIbsbdNMseclJBTkh8_svAjHzsRFCzLmsFI/s320/episode10.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-67191370920507675942011-12-27T07:52:00.001+07:002011-12-27T07:53:54.508+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 9<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9rhg9PWnPnknC_Jn49ejm7Q8ZJP8B9k6J_uE9stPkPjtMxtzBvdvh1e-KPLHEDp2W803Wid5HbVszyRzzplEeDBC0_rRGEHopmPnn1EqPlm-WG7K8-Bv18pw74hkz7GKSdjB8xruMtgg/s1600/pkdvd3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9rhg9PWnPnknC_Jn49ejm7Q8ZJP8B9k6J_uE9stPkPjtMxtzBvdvh1e-KPLHEDp2W803Wid5HbVszyRzzplEeDBC0_rRGEHopmPnn1EqPlm-WG7K8-Bv18pw74hkz7GKSdjB8xruMtgg/s320/pkdvd3.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">EPISODE 9</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berlari dengan Seung Jo ia berkata pada dirinya sendiri "Baek Seung Jo berlari bersama ku sekarang. Oh, aku tidak percaya.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua laki-laki itu terus mengikuti Seung Jo dan Ha Ni, sampai akhirnya Ha Ni dan Seung Jo bersembunyi di sebuah toko dan mereka berhasil lolos dari kejaran orang-orang itu.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata pada Ha Ni, "Terima kasih telah memberikanku pengalaman seperti ini, aku tidak pernah memikirkan pengalaman seperti itu." Ha Ni tersenyum senang sekali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bertanya pada Seung Jo "Jadi, apakah kau tahu bahwa kami mengikutimu?"</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Sangat bodoh bagiku bila tidak mengetahui bahwa kalian mengikuti kami."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Aku tidak memiliki pilihan. Saat mengetahui bahwa kau akan akan menonton bersama He Ra. Aku tidak dapat berbuat apa-apa."</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Apakah kau ingin pergi ke suatu tempat?"</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Apa?"</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Aku bertanya padamu, apakah kau mau pergi ke suatu tempat?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan hasilnya, Seung Jo dan Ha Ni pergi ke danau. Seung Jo dan Ha Ni naik sebuah perahu bebek. Secara tidak langsung Seung Jo mengajak Ha Ni kencan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengayuh dayung, Ha Ni terus menatap Seung Jo. Ha Ni masih merasa tidak percaya, ia bersama Seung Jo saat ini. Ha Ni merasa ini adalah hari yang paling menyenangkan. Dan Ha Ni amat sangat senang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Di sini adalah rekreasi untuk keluarga. Dan kita seperti seorang sepasang kekasih."</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Tentu saja. Ada rumor yang mengatakan bahwa kita adalah pasangan yang putus setelah 6 bulan. Rumor itu sangat terkenal."</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo: "Setelah semuanya, kita tidak akan baik lagi dan kita tidak memiliki hubungan apa-apa."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni khawatir "Ayo, kita turun dari sini." Ha Ni mencoba untuk turun dari perahu dayung itu, ia berdiri di atas perahu hingga membuat keseimbangan kapal menjadi kacau dan hasilnya Ha Ni terjatuh ke danau. Semua orang panik melihat kejadian itu dan Seung Jo mencoba menolong Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah terjatuh ke danau, di sebuah taman, Ha Ni mengeringkan rambutnya dan ia menggantung bajunya di kursi taman. Seung Jo datang dan memberikan sebuah bungkusan yang isinya berupa sebuah kaos.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata bahwa itu kaos murah tapi lebih baik. Tentu saja, Ha Ni senang sekali mendapatkan kaos dari Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Itu di jual di atas kapal. Apa kau tidak menyukainya."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dalam hati mengatakan: “Apakah itu sama dengan yang dipakai Seung Jo?”.</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Seung Jo memberikan couple shirt.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo memberikan sebuah hamburger pada Ha Ni. Ha Ni berkata bahwa ia sangat lapar. Dan Seung Jo memberikan sebuah minuman pada Ha Ni. Ha Ni merasa bahwa hamburger yang diberikan Seung Jo lebih enak dari pada makanan Prancis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata "Makanlah, jangan dilihat saja."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata "Mengapa kau menolongku dan berlari bersamaku sedangkan kau sedang bersama dengan He Ra." Ha Ni mencoba mencari tahu apa alasan Seung Jo menyelamatkan Ha Ni saat di gedung teater itu dan bukankah Seung Jo sedang bersama He Ra saat itu.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Karena kau adalah orang terdekatku.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Terimakasih"</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata bahwa ia selalu dalam masalah dan selalu membuat masalah.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo "Aku tidak pernah memiliki pengalaman yang menyusahkan dalam hidup. Tapi, saat kau datang dan membawa sesuatu hal yang berbeda untukku. "</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua terlihat sangat menyenangkan saat Ha Ni datang. Dan Seung Jo mendapatkan pelajaran dari hal itu.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Jadi,karena kau membenciku, kau mencoba lari dariku. tapi kau merubah pikiranmu dan kau bersamaku sekarang.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni kaget dengan kata-katanya sendiri, Ha Ni "Apakah kau akan bersamaku?"</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Bagaimana kau dapat menyimpulkan seperti itu? Aku berkata bahwa aku tidak menyukaimu tapi aku juga tidak membencimu, tapi berada didekatmu bukan hal yang mudah untukku."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni senang sekali dengan pernyataan Seung Jo bahwa Seung Jo tidak membencinya, Ha Ni berkata bahwa sejak SMA, Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Ha Ni memeluk lengan Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengungkapkan isi hatinya bahwa ia tidak bisa memasak dan ia juga bukan orang yang cantik. Ha Ni berkata bahwa ia akan selalu menjadi yang terbaik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : "Benarkah? Aku mengharapkannya. Kau harus lebih pintar dariku. Aku sangat mengharapkan hal itu terjadi. Ujian semester sebentar lagi. Kau harus melakukan hal yang terbaik di ujian tengah semester."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tidak yakin ia akan mendapatkan hasil yang terbaik saat ujian tengah semester itu, Ha Ni berkata bagaimana kalau ia mendapatkan C.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “C? Bagaimana mungkin C?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni: “Bagaimana kalau C plus?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa bahwa kata-kata Seung Jo selalu jahat tapi senyumnya sedikit berbeda dari sebelumnya. Dan Ha Ni merasa bahwa Seung Jo mulai dekat dengannya.</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengantarkan Ha Ni sampai rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : "Terimakasih kau telah mengantarkanku pulang. Ini seperti kencan sungguhan.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo : “Apakah kau baik-baik saja tinggal di sini?”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seperti sebuah rumah tamu. Ini sangat kecil, tapi dapat dimaklumi. Kami akan tinggal di sini sampai rumah kami selesai dibangun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant,Kyung Soo bersama He Ra. Kyung Soo sangat gugup dekat dengan He Ra. Ia memberanikan diri untuk berbicara pada He Ra, Ia meminta agar He Ra mendengarkannya karena ia sangat sulit berbicara karena gugup.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo memberitahu He Ra tentang perasannya. Bahwa ia selalu memikirkan He Ra, tapi He Ra tidak ingin mendengarkan perkataan Kyung Soo ia pamit untuk segera pergi dengan alasan kepalanya terasa pening.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tentu saja, Kyung Soo sangat sedih. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia bukan orang yang pantas untuk He Ra, tapi ia telah berusaha untuk tidak memikirkan He Ra, tapi ia tidak dapat melakukan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berada di kamarnya, ia tersenyum sendiri mengingat apa yang telah dilakukannya seharian antara dirinya dengan Seung Jo. Ayah mengetuk pintu dan ia masuk ke dalam kamar. Melihat Ha Ni tersenyum sangat senang, Ayah Ha Ni menanyakan apakah ada hal yang menyenangkan hari ini?.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Tidak. Memang ada apa?.”</div><div style="text-align: justify;">Ayah : “Aku berharap ada hal yang baik untuk kita.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Apa yang terjadi?”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni sebenarnya ingin memberitahukan pada Ha Ni untuk kembali tinggal di rumah Seung Jo. Tapi, ia tidak dapat mengatakan hal itu karena ia merasa hal itu akan kembali menyakitkan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teman-teman Ha Ni datang ke tempat Ha Ni untuk mengunjungi Ha Ni. Joon Gu menyambut mereka. Teman-teman Ha Ni menggoda Joon Gu karena Joon Gu berubah menjadi cool.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teman-teman Joon Gu menasihatinya Joon Gu agar lebih mengerti tentang wanita. Mereka menjelaskan alasa-alasan, mengapa Joon Gu tidak disukai oleh Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, He Ra berbincang dengan Seung Jo. Mereka menanyakan keadaan mereka masing-masing setelah kejadian kemarin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di lapangan tennis, Kyung Soo memperlihatkan foto-foto He Ra pada Ha Ni. Kyung Soo menanyakan apa yang terjadi kemarin pada Ha Ni. Ha Ni berkata bahwa tidak terjadi apa-apa dan ia balik menanyakan kepada Kyung Soo apakah Kyung Soo melewati kencan yang menyenangkan dengan He Ra. Kyung Soo menceritakan yang sebenarnya ia tidak kencan, ia hanya makan bersama He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni merasa kesal pada Kyung Soo, bahwa seharusnya ia mendapatkan kesempatan yang bagus untuk berkencan dengan He Ra kemarin. Kyung Soo memberitahukan pada Ha Ni bahwa sebenarnya ia ingin mengungkapkan perasaannya pada He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi saat ia melihat He Ra tiba-tiba saja otaknya langsung kosong. Ha Ni mencoba untuk menasehati Kyung Soo untuk tidak terlihat memalukan di depan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Masing-masing mereka berpura-pura menjadi orang yang mereka sukai. Ha Ni berpura-pura menjadi He Ra, agar Kyung Soo dapat berlatih tidak gugup di depan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan bergantian, Kyung Soo berpura-pura menjadi Baek Seung Jo, agar Ha Ni dapat menyatakan rasa sukanya pada Seung Jo. Tapi, hasilnya nol besar masing-masing dari mereka tidak dapat melakukan apapun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan lucunya, Ha Ni bahkan menyuruh Kyung Soo untuk melakukan seperti yang dulu Seung Jo lakukan saat Seung Jo pertama kali mencium Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, para anggota club tennis melihat hal itu dan membuat rumor baru bahwa Ha Ni dan Kyung Soo memiliki hubungan. Parahnya, Seung Jo melihat juga hal itu. Ha Ni khawatir, ia tidak ingin hubungannya dengan Seung Jo memburuk lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni tiba di rumah tiba-tiba ia mendengar sesuatu benda jatuh, Ha Ni pergi ke ruang keluarga untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Dan Ha Ni mendapati Eun Jo terbaring kesakitan di lantai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo jatuh dari tangga, Ha Ni panik, Ayah dan Ibu Seung Jo sedang berada diluar kota, jadi tidak ada siapapun di rumah itu. Ha Ni mencoba menelpon Seung Jo. Dan Seung Jo berkata bahwa Ha Ni harus tenang dan tetap menjaga Eun Jo sampai mobil ambulance datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah sakit, Seung Jo berterimakasih pada Ha Ni atas semua bantuannya sehingga Seung Jo bisa diselamatkan. Ha Ni mencoba menjelaskan tentang rumor yang beredar bahwa hal itu tidak benar, Seung Jo mengerti sebenarnya ia telah mendengar cerita yang sebenarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang mengunjungi Eun Jo di rumah sakit. Di ruang rawat inap itu ada ibu Seung Jo yang sedang menunggui Eun Jo. Tapi Eun Jo terlihat tidak senang melihat kedatangan Ha Ni. Eun Jo berkata bahwa Ha Ni selalu tidak pernah absen untuk menjenguknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Seung Jo belum datang?”</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo : “Semua tentang Seung Jo?”</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo : “Kau tidak boleh berbicara seperti itu. Dia akan segera datang. Itu berarti Ha Ni akan kembali ke rumah lagi.”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo pun datang.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kau datang?”</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menanyakan kabar Eun Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di ruang tunggu, Ayah Ha Ni, Ayah Seung Jo dan Ibu Seung Jo saling berbicara mengenai anak-anak mereka. Ibu dan Ayah Seung Jo berkata bahwa akan sangat buruk jadinya, bila Ha Ni tidak menolong Eun Jo saat itu juga. Mereka juga membicarakan tentang rumah Ha Ni yang dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo memberikan sebuah buku tabungan. Sebenarnya buku tabungan itu adalah milik Ayah Ha Ni, ia memberikan tabungan itu pada keluarga Seung Jo untuk membayar uang sewa selama ia tinggal di rumah keluarga Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, sekarang Ayah Seung Jo mengembalikan uang itu lagi, untuk membantu Ayah Ha Ni. Ayah Ha Ni tidak ingin menerima uang itu lagi, tapi Ayah dan Ibu Seung Jo memaksanya untuk mengambil tabungan itu kembali untuk membangun restaurant keluarga Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo juga memohon agar Ha Ni dan Ayahnya dapat kembali tinggal di rumah mereka. Ibu Seung Jo memberitahukan bahwa sesungguhnya Ha Ni dan Seung Jo sedang menjalin hubungan, tapi mereka berdua menyembunyikannya dari orang tua mereka. Ibu Seung Jo memberitahu bahwa Seung Jo dan Ha Ni telah berciuman dan Seung Jo yang memulai pertama kali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni datang untuk menjenguk Eun Jo. Eun Jo "Kau datang lagi."</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menyapa teman sekamar Eun Jo. Ha Ni membawakan makanan untuk Eun Jo. Dan Ha Ni sulit sekali untuk mengucapkan nama teman Eun Jo. Namanya No Ri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun J o menanyakan pada No Ri, apakah No Ri sudah lama tinggal di rumah sakit ini. No Ri menjawab bahwa ia sudah tinggal sekitar satu tahun dua bulan lebih. Ha Ni memberikan kue pada No Ri dan No Ri sangat senang sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant, Ayah Ha Ni tengah mempersiapkan hidangan restaurantnya, tiba-tiba Joon Gu datang datang dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Ha Ni. Ayah Ha Ni tidak ingin memberitahukannya kemudian menyuruhnya untuk kembali bekerja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dokter memeriksa keadaan No Ri. Seung Jo, Ha Ni dan Eun Jo memperhatikan dokter itu saat memeriksa No Ri. Ternyata No Ri demam tinggi karena bermain dengan Seung Jo, Ha Ni dan Eun Jo. Ha Ni meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Tapi, No Ri merasa sangat senang karena dapat belajar banyak dari Baek Seung Jo dan dapat tertawa karena Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Seung Jo berjalan-jalan keluar rumah sakit. Ha Ni bertanya pada Seung Jo, sebenarnya No Ri memiliki penyakit apa? Seung Jo menjawab bahwa hanya ada sedikit masalah pada kesehatannya. Ha Ni merasa prihatin dengan keadaan No Ri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bertanya apa yang dapat dilakukan Seung Jo untuk membantu No Ri. Ha Ni berandai andai, mungkin Baek Seung Jo dapat menjadi seorang dokter untuk No Ri. Seung Jo berkata bahwa itu adalah pemikiran aneh Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kampus, Ha Ni bercerita pada teman-temannya bahwa ia dapat selalu dekat dengan Seung Jo. Di rumah sakit, mereka selalu bersama-sama karena ibu mereka meninggalkan mereka berdua seharian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Seung Jo bermain-main dengan Eun Jo dan No Ri, mereka berputar putar dengan kursi roda dan salah satu suster yang melihat hal itu menegur mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">No Ri merayakan ulang tahunnya di ruang rawat inap bersama dengan Seung Jo, Eun Jo dan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sudah saatnya Eun Jo keluar dari rumah sakit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo sudah dapat keluar dari rumah sakit, tapi ia harus berpisah dengan No Ri dan itu sangat menyedihkan. No Ri awalnya tidak menangis tapi akhirnya ia menangis sendirian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keluarga Seung Jo menyambut kedatangan Eun Jo dari rumah sakit, bukan hanya itu saja mereka juga merayakan pindahnya kembali Ha Ni ke rumah mereka. Eun Jo tidak terima bila Ha Ni harus tinggal lagi bersama keluarganya, karena Eun Jo akan kembali kehilangan kamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni membantu ibu Seung Jo di dapur, mereka selesai membersihkan piring. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk segera tidur. Tiba-tiba Eun Jo datang, ia ingin mengambil minum. Eun Jo mengucapkan terimakasih pada Ha Ni karena ia telah melakukan banyak hal untuknya akhir-akhir ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cara Eun Jo mengucapkan terimakasih pada Ha Ni terlihat lucu, dia bilang terima kasih sambil lari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni melihat Seung Jo berada di luar, Seung Jo sedang duduk di teras depan rumah.</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni : “Kau ada di sini rupanya.”</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ikut duduk di sebelah Seung Jo. Dan mereka saling memandang satu sama lain tanpa berbicara apapun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di restaurant Joon Gu sedang sibuk membuat kue, Ha Ni dan ayahnya datang. Joon Gu menyuruh Ha Ni dan Ayahnya untuk kembali ke kamar mereka masing-masing terlebih dahulu, karena Joon Gu akan mempersiapkan kue untuk mereka. Kasian, Joon Gu, nasibnya selalu patah hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon gu memperlihatkan hasil masakannya, ia mengambilkan beberapa bagian untuk Ha Ni dan ayahnya. Ha Ni dan Ayahnya sebenarnya ingin memberitahukan pada Joon Gu bahwa mereka akan kembali pindah ke rumah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi, mereka tidak tega untuk mengucapkan hal itu pada Joon Gu. Dan akhirnya Ayah Ha Ni memberitahukan pada Joon Gu bahwa mereka pindah. Joon Gu tetap tersenyum tapi raut wajah sedihnya sangat terlihat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di kamar mandi, Ha Ni merasa bersalah pada Joon Gu tapi ia juga sangat senang dapat kembali ke rumah Seung Jo dan dapat dekat kembali dengan Seung Jo. Ha Ni mencari underwearnya, tadi ia telah membawanya ke kamar mandi tapi tidak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencarinya diluar kamar mandi dan saat Ha Ni membuka pintu kamar mandi, Seung Jo langsung menyerahkan underwear itu di depan muka Ha Ni dan seperti kebiasaan Seung Jo, dia mencemooh Ha Ni. Seung Jo bilang Ha Ni terlalu kurus dan ia tidak memiliki tubuh yang bagus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menuduh Seung Jo mencuri underwearnya tapi Seung Jo mengatakan bahwa Ha Ni telah menjatuhkannya di lantai tadi. Ha Ni kesal dan sedih karena Seung Jo mengolok-oloknya. Tanpa sengaja ayah Seung Jo melihat Ha Ni yang hanya memakai handuk dan Seung Jo yang berada di dekatnya, otomatis ayah Seung Jo berpikir hal yang tidak-tidak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Seung Jo berkata bahwa kedekatan mereka memang sangat baik, tapi sebelum menikah sebaiknya mereka tidak melakukan hal itu. Ha Ni malu dan ia langsung masuk kamar mandi lagi. Seung Jo tersenyum diam-diam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo diantar pakai mobil oleh ayahnya, di mobil ayahnya menanyakan apa yang akan ia lakukan setelah lulus dari kuliahnya. Ayah Seung Jo menawarkan agar Seung Jo terjun ke dunia bisnis, tapi Seung Jo tidak memiliki minat untuk melakukan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni naik sepeda ke kampusnya, ia bertemu dengan Seung Jo dan Ha Ni menyapa Seung Jo, tapi Seung Jo diam saja. Ha Ni sangat penasaran tentang Seung Jo, apakah Seung Jo benar-benar tertarik padanya atau tidak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menceritakan hal itu pada teman-temannya, dan salah satu temannya mempunyai cara untuk mengetahui hal itu. Cara untuk mengetahui apakah Seung Jo suka padanya atau tidak, cara itu disebut YAWNING METHODE.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jam pelajaran bahasa inggris. Ha Ni mengingat-ingat apa yang dikatakan temannya tentang YAWNING METHODE, teman Ha Ni bilang bila Seung Jo menyukai Ha Ni maka Seung Jo akan mengikuti Ha Ni. Ha Ni menguap, Ha Ni melirik ke arah Seung Jo apakah YAWNING METHODE itu benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan tanpa Seung Jo sadari ia juga menguap. Ha Ni senang sekali melihat hal ini tapi setelah Ha Ni memperhatikan semua orang yang ada di kelas mereka semua menguap.Itu karena pelajaran bahasa Inggris yang disampaikan dosen sangat membosankan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berbincang-bincang dengan He Ra, He Ra membicarakan tentang mereka tapi Seung Jo malah menceritakan tentang Ha Ni bahwa sejak kedatangan Ha Ni semua jadi terasa berbeda untuknya. Seung Jo mengucapkan terima kasih kepada He Ra, karena He Ra sudah mau mendengarkannya. He Ra tersenyum tapi raut kesedihan tetap ada di wajahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah, Ha Ni membantu ibu Seung Jo bekerja mereka berdua terlihat sangat akrab. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk mengambilkan pakaian Eun Jo di kamar Seung Jo. Saat Ha Ni sedang mengambil baju Eun Jo dikamar Seung Jo, tanpa sengaja ia melihat koran di atas tempat tidur Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni ingin tahu tentang koran itu, akhirnya ia membaca koran itu. Dan Ha Ni menemukan beberapa tanda dikolom pencarian pekerjaan. Seung Jo menandai beberapa pekerjaan paruh waktu di koran itu dan beberapa rumah sewaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo masuk ke kamarnya, ia melihat Ha Ni sedang membaca koran. Ha Ni kaget melihat kedatangan Seung Jo. Ha Ni berkata bahwa ia mendengar berita dari Kyung Soo bahwa Seung Jo akan meninggalkan rumah ini. Dan Seung Jo menjawab bahwa hal itu benar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia akan meninggalkan rumah ini. Ha Ni kaget mendengar hal itu, Ha Ni menanyakan lagi apakah semua ini karena kepindahan Ha Ni ke rumah Seung Jo. Seung Jo menjawab bahwa itu tidak ada kaitannya dengan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo mendengar tentang hal itu dan ia kaget mendengar Seung Jo akan pindah dari rumah. Seung Jo, Ibu Seung Jo dan ayah Seung Jo berbicara mengenai perihal itu dengan Seung Jo. Ternyata alasan Seung Jo pindah dari rumah adalah karena ia ingin hidup mandiri dan tidak bergantung dengan siapapun. Ibu Seung Jo bertanya apakah ini ada kaitannya dengan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo menjawab bahwa ini tidak ada kaitan sama sekali dengan Ha Ni, Seung Jo ingin mengatur hidupnya sendiri dan dapat mandiri. Ayah Seung Jo mengerti hal itu dan mengizinkannya, tapi ibu Seung Jo masih berat hati untuk menyetujui hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ternyata Ha Ni diam-diam mendengar pembicaraan mereka. Ha Ni sangat sedih, khawatir dan kecewa. Apa jadinya hidup Ha Ni bila harus berpisah dengan Seung Jo?</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKlraPs7IZeRtcAqloF4eDYvNBWMNvR7jd2V0pc0jIK3ae8kwhyphenhyphen0T1u1pB1gPolrh0-rBlKEgqb2Cadxq5A5yOSopztN6dkyOOSE9-vWvf75chkwti4YJJjSl16DDYiE5fjTjeUxfSvq4/s1600/episode9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKlraPs7IZeRtcAqloF4eDYvNBWMNvR7jd2V0pc0jIK3ae8kwhyphenhyphen0T1u1pB1gPolrh0-rBlKEgqb2Cadxq5A5yOSopztN6dkyOOSE9-vWvf75chkwti4YJJjSl16DDYiE5fjTjeUxfSvq4/s320/episode9.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-75645076813166292932011-12-26T08:34:00.000+07:002011-12-26T08:34:37.107+07:00THE PRINCESS'MAN EPISODE 11-17<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7YAsIeFCcy3Gs454Sw_u4sErz323RA_I-gO2EHduDmiXygKZOU7FgRpxRCY8lLPagyHfAF8l2iMqIT6gWIKn6ux3J6nZMTrIBVgMgFtWTs4HxmIYRYlgofHymxs057nZAILaQuFLeShs/s1600/The-Princess-Man-Wallpaper-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7YAsIeFCcy3Gs454Sw_u4sErz323RA_I-gO2EHduDmiXygKZOU7FgRpxRCY8lLPagyHfAF8l2iMqIT6gWIKn6ux3J6nZMTrIBVgMgFtWTs4HxmIYRYlgofHymxs057nZAILaQuFLeShs/s400/The-Princess-Man-Wallpaper-3.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/11/princessman-episode-11.html">EPISODE 11</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/11/princessman-episode-12.html">EPISODE 12</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/11/princessman-episode-13.html">EPISODE 13</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/11/princessman-episode-14.html">EPISODE 14</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/11/princessman-episode-15.html">EPISODE 15</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princessman-episode-16.html">EPISODE 16</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2011/12/princess-man-episode-17.html">EPISODE 17</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-37941414737793158682011-12-25T06:52:00.000+07:002011-12-25T06:52:09.529+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 41-50<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4k_o_nlT1F7wCp9DmhcaUYx9Sek_jVCVEslakVPBi63k_Bs5KyFg3fPDvemxY6wdNhRh2ySOJ1NCbtqCCSrjtNbEfu8b-hvcDjPBmgCIxl6xnT6LzCcR1n6AXd-4Dd2uuQZ4bpkDzq2I/s320/dong-yi-sukjong-yeongjo.jpg" width="320" /></div><br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-41.html">EPISODE 41</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-42.html">EPISODE 42</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-43.html">EPISODE 43</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-44.html">EPISODE 44</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-45.html">EPISODE 45</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-46.html">EPISODE 46</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-47.html">EPISODE 47</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-48.html">EPISODE 48</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-49.html">EPISODE 49</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/09/dong-yi-episode-50.html">EPISODE 50</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-47830427092800770382011-12-03T14:12:00.001+07:002011-12-10T16:19:05.974+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 31-40<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihWjpJoN4V1wrczDDHA1teltVGC0KTYxO1cu4vH77beEYt31_oc9w8tAJjDV1N7TorR7YtlJ_7pxTb-nBl5OxgBq2wJhHXIGNh9CBLSydtZh2oixK93iUdAniCB71NOQBaBlddOyopX6c/s1600/Dong+Yi+8+-+Full+Poster+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihWjpJoN4V1wrczDDHA1teltVGC0KTYxO1cu4vH77beEYt31_oc9w8tAJjDV1N7TorR7YtlJ_7pxTb-nBl5OxgBq2wJhHXIGNh9CBLSydtZh2oixK93iUdAniCB71NOQBaBlddOyopX6c/s320/Dong+Yi+8+-+Full+Poster+1.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-31.html">EPISODE 31</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-32.html">EPISODE 32</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-33.html">EPISODE 33</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-34.html">EPISODE 34</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-35.html">EPISODE 35</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-36.html">EPISODE 36</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-37.html">EPISODE 37</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-38.html">EPISODE 38</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-39.html">EPISODE 39</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/08/dong-yi-episode-40.html">EPISODE 40</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-53992421974061746802011-12-02T17:55:00.000+07:002011-12-02T17:55:17.001+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 21-30<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin4fctkdxIvTgvR44cxn6Pq4lMIKqiU0vl0_kiGPtlKHM7RfHhMUWYBessSztFmvZUwNuAnfmu3hot6ijvimJIBs_80ubYBcOqyT3rYX6tCPO5VhSKFEcWA5RvsVM_d7O6w9l9pGzAdEY/s1600/dong+yi+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin4fctkdxIvTgvR44cxn6Pq4lMIKqiU0vl0_kiGPtlKHM7RfHhMUWYBessSztFmvZUwNuAnfmu3hot6ijvimJIBs_80ubYBcOqyT3rYX6tCPO5VhSKFEcWA5RvsVM_d7O6w9l9pGzAdEY/s320/dong+yi+3.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-21.html">EPISODE 21</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-22.html">EPISODE 22</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-23.html">EPISODE 23</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-24.html">EPISODE 24</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-25.html">EPISODE 25</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-26.html">EPISODE 26</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-27.html">EPISODE 27</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/06/dong-yi-episode-28.html">EPISODE 28</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-29.html">EPISODE 29</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/07/dong-yi-episode-30.html">EPISODE 30</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-47485518227355247602011-11-29T17:17:00.002+07:002011-11-29T17:21:53.209+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 8<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTRIsuwJIpUv566Er5157fWJPs9UPkEsECGvqxDq1y-bmh0NMWX70PiyZra4KQZe50ZbcaqOz2qYsfoO1TPBMlUm0POAdawjOauzvd8hi0JLqrZi5AYId9PMCd2gXbwlUrAZjk5we2P1s/s1600/playful+kiss+ost+korean+drama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTRIsuwJIpUv566Er5157fWJPs9UPkEsECGvqxDq1y-bmh0NMWX70PiyZra4KQZe50ZbcaqOz2qYsfoO1TPBMlUm0POAdawjOauzvd8hi0JLqrZi5AYId9PMCd2gXbwlUrAZjk5we2P1s/s320/playful+kiss+ost+korean+drama.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 8</div><div style="text-align: justify;">Pembukaan pertama dari episode kali ini adalah flashback tentang semua hal besar dan kecil yang dialami antara Seung Jo dan HaNi.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata bahwa masa kejayaannya di SMA telah berakhir dan sekarang ia telah memasuki usia 20 tahun. Dia ingat saat ia SMA,semua kejayaan yang ia miliki adalah karena Baek Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata walaupun semua hal itu sangat sulit dan menyakitkan karena Seung Jo yang beberapa kali menolaknya, tapi Ha Ni tidak dapat mengontrol hatinya. Ha Ni adalah bintang kecil yang selalu mengejar Seung Jo.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan akhirnya Ha Ni berkata bahwa sekarang saatnya dirinya melupakan Seung Jo dan mengeluarkan Seung Jo dari hatinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah pindah dari rumah Seung Jo, Ha Ni dan ayahnya tinggal digubuk tepat diatas restaurant mereka. Ayah Ha Ni datang ke kamar Ha Ni untuk melihat keadaannya. Saat ayahnya datang, Ha Ni tengah merenung dan menatap keluar dari jendela.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni berkata bahwa Ha Ni harus bersabar sampai rumah barunya siap untuk ditempati. Tapi, Ha Ni berkata dengan lembut pada ayahnya, bahwa ia menyukai tempat ini, para tetangga sangat dekat satu sama lain dan ini sangat nyaman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni turun ke lantai bawah untuk makan, dan Joon Gu senang sekali melihat Ha Ni datang. Joon Gu menyiapkan perlengkapan makan untuk Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah Seung Jo. Ibu Seung Jo masih sangat sedih atas perginya Ha Ni dari rumahnya. Ia terlihat sangat lesu. Seung Jo datang untuk mengajak ibunya makan, Ibu Seung Jo menjawab bahwa ia tidak nafsu makan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melihat hal itu, Seung Jo menyarankan ibunya untuk keluar rumah dan bertemu teman-temannya untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ibu Seung Jo menjawab bahwa tidak ada yang ingin ia lakukan, dan tidak ada yang membuatnya senang lagi setelah kepergian Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo menanyakan bagaimana keadaannya, Seung Jo menjawab bahwa dirinya baik-baik saja, dan ia merasa sangat nyaman setelah Ha Ni pergi karena semuanya terlihat sangat damai. Mendengar hal itu, ibu Seung Jo berkata bahwa yang dimaksud damai oleh Seung Jo adalah tidak ada hal yang diluar dari kebiasaan dan semuanya dibawah kontrol Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tetapi, bukankah itu yang membuat Seung Jo merasa bosan dan memilih untuk melanjutkan ke Parang University daripada ke universitas unggulan. Ibu Seung Jo menegaskan bahwa sebenarnya Seung Jo bosan dengan kehidupannya yang damai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni dan Joon Gu merasa sangat khawatir melihat Ha Ni yang selalu murung. Kemudian Joon Gu berinisiatif untuk mengajak Ha Ni kencan dan berjanji pada Ayah Ha Ni bahwa ia akan mengembalikan senyum dan keceriaan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Joon Gu menelpon Ha Ni untuk memberitahukan rencananya tapi HaNi tak kunjung juga mengangkat telepon dari Joon Gu. Dan hasilnya Joon Gu merasa sangat sedih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo memberitahukan pada Seung Jo bahwa ayahnya telah memutuskan agar keduanya membantu membereskan rumah. Seung Jo melepas jaketnya dan ia kembali teringat kado dari Ha Ni, sebuah sendok garpu yang diberikan Ha Ni saat hendak ujian masuk universitas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memberitahukan pada teman-temannya bahwa dia telah membuat untuk berhenti mencintai dan menyukai Seung Jo. Ha Ni khawatir ia akan bertemu Seung Jo di kafe tapi teman-temannya berkata bahwa ia harus membiasakan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat berada di kafe, tiba-tiba semua orang melihat ke arah Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan mereka sangat penasaran sebenarnya apa yang sedang terjadi? Sampai mereka tahu penyebab hal itu karena Joon Gu menempelkan sebuah pemberitahuan di kafe bahwa Ha Ni tengah patah hati karena Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan He Hera menuju kafe. Melihat apa yang sedang terjadi, He Ra merasa senang karena peristiwa kekanak-kanakan ini akan mengganggu Seung Jo. He Ra berpikir bahwa Seung Jo akan merasa terganggu terhadap apa yang terjadi saat ini. Tapi, ternyata, Seung Jo hanya membaca sekilas pengumuman yang dibuat Joon Gu kemudian dengan cepat mengabaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata pada Seung Jo bahwa saat ini dan seterusnya, Ha Ni tidak memiliki hubungan apapun dengan Seung Jo. Terlebih lagi setelah mereka tidak tinggal satu atap lagi. Seung Jo berkata bahwa ia pun menganggap Ha Ni sebagai orang asing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni terengah-engah karena sudah beberapa kali ia tidak dapat memukul bola dengan baik. Ketika Ha Ni kembali ke ruang club, Ha Ni bertemu dengan Seung Jo yang sedang duduk dan ia kaget.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo datang, ia memberitahukan pada Seung Jo untuk datang ke klub minggu depan ketika mereka pergi selama 3 hari 2 malam. Seung Jo yang merasa anggota istimewa di klub itu menolaknya. Kemudian Kyung Soo memutuskan untuk mengadakan pertandingan tennis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo dan Ha Ni akan berada dalam satu team, melawan Kyung Soo dan He Ra. Bila Seung Jo dan Ha Ni menang melawan Kyung Soo dan He Ra, maka Seung Jo dapat menolak pemintaan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata Ibunya Seung Jo tahu kalau Seung Jo dan Ha Ni akan dipasangkan dalam satu team. Dengan tekad yang bulat, Ibu Seung Jo berkunjung ke kampus dan mencoba untuk menemukan ruang klub tennis. Saat berada di kampus, Ibu Seung Jo bertemu dengan para mahasiswa-mahasiswi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sampai akhirnya Ibu Seung Jo menanyakan tentang Oh Ha Ni kepada salah satu dari mereka. Tentu saja mereka tahu tentang Ha Ni, pengumuman yang dibuat oleh Joon Gu di kafetaria sudah berhasil membuat Ha Ni dikenal di area kampus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah satu mahasiswa itu berkata pada Ibu Seung Jo bahwa mereka mengetahui tentang Ha Ni karena poster yang terpampang di kafe, poster yang isinya tentang putusnya hubungan Oh Ha Ni dan Baek Seung Jo. Ibu Seung Jo langsung berkata bahwa Seung Jo dan Ha Ni tidak putus, malah mereka semakin romantis. Ibu Seung Jo menyuruh mahasiswa itu untuk menyebarkan berita itu di kampus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sampai akhirnya Ibu Seung Jo bertemu dengan kedua sahabat Ha Ni. Keduanya berkata bahwa mereka sangat berharap bahwa Ha Ni dan Seung Jo dapat lebih dekat lagi setelah mereka berciuman sebelumnya. Berciuman? Ibu Seung Jo merasa senang sekali mendengar bahwa Seung Jo dan Ha Ni telah berciuman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan Ibu Seung Jo berharap agar ia dapat membawa Ha Ni kembali ke rumahnya. Kelak ia tidak akan memperdulikan perkataan Seung Jo tentang hal buruk apapun mengenai Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pertandingan dimulai, Ha Ni dan Seung Jo bermain dengan gigih, tapi hasilnya mereka tetap saja kalah. Tentu saja penyebab kekalahan itu adalah karena permainan Ha Ni yang sangat buruk. Bahkan permainan tennis Seung Jo yang di atas rata-rata pun tidak dapat menutupi permainan tennis Ha Ni yang buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengucapkan terimakasih kepada Ha Ni yang telah membuatnya kalah kali ini. Seung Jo berkata bahwa ini adalah pertama kalinya ia kehilangan segalanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo yang tidak terima ia kalah mengajukan permintaan untuk melakukan petandingan ulang. Kyung Soo mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pertandingan ulang minggu depan, jadi Seung Jo memiliki sedikit waktu untuk melatih kemampuan Ha Ni yang sangat buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar hal itu, Ha Ni berlari ke arah Seung Jo. Seung Jo berkata pada Ha Ni bahwa Ha Ni hanya diberi waktu seminggu untuk menjadi lebih baik. Ha Ni berkata bahwa ia tidak yakin ia dapat melakukan hal itu. Ha Ni merasa tidak mampu melakukan hal itu dalam jangka waktu yang pendek. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengingatkan Ha Ni pada masa SMA, saat Ha Ni mendapatkan peringkat yang bagus di SMA dulu karena Seung Jo yang mengajarinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">He Ra mengatakan kepada Seung Jo bahwa Ha Ni telah bekerja keras untuk latihan tapi apakah mungkin ia akan berhasil hanya dalam jangka waktu yang pendek. Seung Jo tidak berpikir demikian, ia hanya fokus pada gerakan gerakan Ha Ni yang terlihat lucu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah, Ha Ni tetap saja berlatih agar keterampilan bermain tenisnya bertambah. Mengetahui bahwa Ha Ni akan mengadakan pertandingan ulang dan berada satu dengan Seung Jo, tentu saja hal itu membuat Joon Gu khawatir. Joon Gu meminta izin untuk tidak bekerja di restaurant ayah Ha Ni. Joon Gu mengatakan bahwa ia akan mengikuti Ha Ni dan mengawasi keadaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni marah mendengar pernyataan Joon Gu. Ayah Ha Ni berkata bahwa mulai saat ini Joon Gu tidak boleh mengikuti Ha Ni kemanapun ia pergi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika Ha Ni pergi untuk mengikuti pertandingan ulang, Joon Gu berlari mengejarnya kemudian menghentikan Ha Ni. Joon Gu memberikan kotak makan siang special untuk Ha Ni. Dan Joon Gu berkata dengan serius bahwa ia akan menjadi sebuah rumah untuk Ha Ni. Ha Ni dapat datang kepadanya kapanpun ia mau, mungkin di saat Ha Ni lelah dan letih atau ketika Ha Ni kesepian dan sedih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo mengunjungi restaurant Ayah Ha Ni dengan mengendarai sepeda. Ibu Seung Jo bertanya apakah mereka menikmati hidup mereka saat ini. Ibu Seung Jo menceritakan bahwa sebelum mereka pergi dari rumahnya, ibu Seung Jo merasa sangat senang karena ia dapat seharian berada di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan saat ini tidak seperti itu lagi, kedua anaknya sangat penurut dan itu sangat membosankan sedangkan suaminya selalu telat bekerja. Sebenarnya Ibu Seung Jo membuat nyaman dirinya sendiri di rumahnya, kalau tidak seperti itu rumahnya akan sangat membosankan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo berkata bahwa sebenarnya Seung Jo dan Ha Ni adalah pasangan yang serasi. Mereka berdua saling melengkapi satu sama lain dalam kekuatan dan kelemahan. Ibu Seung Jo merasa bahwa Ha Ni pasti merasa kesepian saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ayah Ha Ni membenarkan hal itu dan Ayah Ha Ni khawatir bila Seung Jo sudah memiliki kekasih di kampus dan hal itu akan sangat membuat Ha Ni sakit hati. Jadi, mereka memutuskan untuk pindah dari rumah keluarga Seung Jo untuk menghindari hal itu terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo berkata bahwa Ha Ni tidak perlu datang di malam hari untuk latihan. Ha Ni adalah anggota regular, dia perlu ikut makan malam dengan anggota club yang lain setiap malam. Kyung Soo menyarankan Ha Ni untuk bersenang-senang. Seung Jo berpikir lain, ia mengira bahwa Kyung Soo mencoba untuk mencegah Ha Ni untuk berlatih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba untuk membuat hidangan untuk makan malam club, tapi sayangnya kemampuan memasak Ha Ni sama buruknya dengan kemampuan bermain tenisnya. Oleh karena itu Ha Ni meminta Seung Jo untuk membantunya memasak. Ha Ni berjanji bahwa secepat mungkin hidangan ini siap, secepat itu pula ia akan berlatih bersama Seung Jo. Akhirnya Seung Jo memasak bersama Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua orang merasa terkesima dengan hidangan makanan yang disiapkan Ha Ni. Mereka mengira hidangan tersebut benar-benar buatan Ha Ni. Seung Jo hanya tersenyum melihat anggota club memuji kemampuan masak Ha Ni.Ha Ni menepati janjinya, mereka akan langsung berlatih tenis bila masakan telah selesai dibuat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah Seung Jo, Ibu Seung Jo dan Ayah Seung Jo membicarakan tentang Ha Ni dan Seung Jo. Ibu Seung Jo berkata, apakah dengan adanya pertandingan itu Seung Jo dan Ha Ni akan kembali dekat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan Ayah Seung Jo berkata bahwa rumah ini menjadi sangat sepi sekali setelah ditinggalkan pergi oleh Ha Ni. Mereka berdua memutuskan untuk meminta Ha Ni dan Ayahnya kembali tinggal di rumah mereka. Eun Jo ternyata mendengar hal itu, ia adalah satu-satunya orang yang merasa sangat terancam bila Ha Ni kembali ke rumahnya. Karena Eun Jo akan kembali kehilangan kamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat latihan, Seung Jo terus memberikan pengarahan kepada Ha Ni dan mendorongnya untuk berlatih lebih giat. Ha Ni merasa sangat bersemangat dan ia berlatih dengan sangat rajin. Seung Jo yang melihat hal itu hanya tersenyum simpul.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kasian Joon Gu, ia berusaha menghubungi Ha Ni tapi tidak ada balasan dari Ha Ni. Joon Gu memaksakan senyum saat ia melihat foto Ha Ni di handphonenya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di malam berikutnya Seung Jo tidak membantu Ha Ni untuk membuat makan malam seperti malam kemarin. Alhasil Ha Ni bekerja sendiri dan daging panggang gosong pun jadi hidangan malam itu. Ha Ni meminta maaf dan berkata bahwa makan malam kemarin itu adalah buatan Seung Jo bukan buatan dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat makan malam, He Ra berjalan keluar dan Seung Jo mengikutinya. Mereka duduk dan He Ra mencoba untuk memulai pembicaraan. He Ra berkata kepada Seung Jo bahwa ia menyukainya dan He Ra menanyakan apa pendapat Seung Jo tentang He Ra. Dan ternyata diam-diam Ha Ni mendengar pembicaraan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni bersembunyi dibalik tembok tak jauh dari tempat Seung Jo dan He Ra mengobrol. Ternyata bukan Ha Ni saja yang merasa penasaran dengan hubungan Seung Jo dan He Ra, Kyung Soo yang juga sangat menyukai He Ra ingin mengetahui apa yang terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedatangan Kyung Soo membuat sedikit kegaduhan, well tentu saja Seung Jo dan He Ra dapat mendengar kegaduhan itu. Seung Jo berjalan ke arah Ha Ni dan Kyung Soo untuk mengetahui apa yang terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo melihat Ha Ni dan Kyung Soo, kemudian Seung Jo menarik Ha Ni dan berkata bahwa mereka harus segera berlatih. Seung Jo sama sekali tidak merespon pertanyaan dari He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di pagi berikutnya, Seung Jo tersenyum senang karena akhirnya kemampuan tenis Ha Ni sudah bertambah baik. Ha Ni sudah bisa melakukan serves bola beberapa kali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dapat melakukan servis dengan baik, ia merasa sangat senang. Ha Ni meluapkan kesenangannya dengan berloncat-loncat dan akhirnya ia tergelincir dan jatuh. Kakinya terkilir di bagian pergelangan kaki. Seung Jo segera datang dan memuji kemampuan tennis Ha Ni yang semakin membaik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pujian Seung Jo membuat Ha Ni sangat senang bukan kepalang. Ha Ni telah bekerja keras untuk dapat melakukan hal ini hanya untuk melihat Seung Jo tersenyum kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata bahwa kaki Ha Ni terkilir dan ia harus segera di obati. Hal ini dapat menyebabkan batalnya yang telah disepakati. Mengetahui hal itu, Ha Ni langsung meminta maaf kepada Seung Jo. Dan jawaban diplomatis Seung Jo adalah ia tidak lagi memikirkan tentang kemenangan pertandingan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo membantu Ha Ni untuk berdiri dan langsung menggendongnya. Kyung Soo berkata bahwa Seung Jo masih harus bertanding dengannya. Seung Jo berkata bahwa pertandingan dapat ditunda di lain waktu. Seung Jo langsung membawa Ha Ni pergi dan ia tersenyum manis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu keajaiban bagi Ha Ni bisa seperti ini. Di restaurant, Joon Gu memiliki penampilan baru dengan stylist yang modern. Perbedaan penampilan antara Joon Gu yang dulu dengan Joon Gu yang sekarang adalah sekitar 30 persen. Banyak yang memuji penampilan Joon Gu saat ini. Joon Gu tentu saja melakukan hal ini semua hanya untuk Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo berkata bahwa kaki Ha Ni terkilir dan Ha Ni harus banyak beristirahat agar kakinya dapat kembali berjalan seperti sedia kala. Joon Gu yang mendengar hal itu, ia mencoba memukul Seung Jo karena Joon Gu pikir, Ha Ni seperti ini karena Seung Jo. Tapi, Ha Ni segera mencegah perkelahian itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni berkata bahwa kakinya terkilir bukan karena Seung Jo. Mendengar hal itu, Joon Gu langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Dan malam harinya, Joon Gu minum dengan sahabat-sahabat Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat Ha-ni berkata bahwa Ha Ni tidak akan mengomentari atau memuji penampilan baru Joon Gu yang baru karena kehadiran Seung Jo. Joon Gu sedih, ia mengenang masa-masa SMAnya, semua yang ia lakukan hanya untuk Ha Ni. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bahkan saat Joon Gu bekerja, ia mengingat Ha Ni untuk memotivasi dirinya sendiri. Tanpa sengaja Ha Ni mendengar He Ra sedang mengajak Seung Jo untuk menonton. Ha Ni berpikir bahwa semua keinginan He Ra untuk berkencan dengan Seung Jo akan segera terwujud. Pasti bukan hanya menonton tapi juga pergi berbelanja dan minum kopi bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Ha Ni memutuskan untuk mengikuti mereka berdua. Ha Ni penasaran dan khawatir apa saja yang akan mereka berdua lakukan. Agar tidak diketahui siapapun, Ha Ni menutup kepalanya dengan scraf dan memakai kaca mata besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ternyata, bukan hanya Ha Ni saja yang ingin tau apa yang sebenarnya terjadi antara Seung Jo dan He Ra, tapi Kyung Soo pun ikut menguntit mereka. Akhirnya Ha Ni dan Kyung Soo sepakat untuk mengikuti Seung Jo dan He Ra bersama-sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni dan Kyung Soo masuk ke bioskop, mereka berdua duduk di belakang Seung Jo dan He Ra. Mereka nonton filmnya Park Shin Hye yang baru 'Cyrano Dating Agency'.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah film selesai, mereka keluar dari gedung teater bersama-sama. Dan saat itu juga Ha Ni memutuskan untuk tidak mengikuti Seung Jo dan He Rlagi. Ia mengatakan pada Kyung Soo bahwa ia tidak ingin mengikuti kencan mereka, karena hal itu hanya membuat hatinya sakit. Ha Ni berlari menjauh, tapi tanpa sengaja ia menabrak seorang laki-laki yang menyebabkan es krim yang ia pegang jatuh mengotori jasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Laki-laki itu tidak terima jas mahalnya kotor, ia meminta ganti rugi pada Kyung Soo dan mulai mengancamnya. Ha Ni mencoba menolong Kyung Soo, tapi ia malah didorong oleh laki-laki itu hingga jatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo datang menghampiri Ha Ni dan berkata apakah Ha Ni baik-baik saja. Seung Jo memberi sinyal kepada Kyung Soo untuk membawa He Ra pergi, Kemudian dalam hitungan ketiga, masing-masing dari mereka berlari berlainan arah.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2C5STX5GjI4gFu-8DyH0Uu1NN4VXi44sl2Kw8kte2HGvVgg1rM9OfxabOHG9Efu_DO6NBY7nSwQuUzm1CfT8mGBPR9Wr9Z8UFeACB1249cZxalNY-zRaNUowf61cHQjEvv1i0TbUQNFU/s1600/episode8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2C5STX5GjI4gFu-8DyH0Uu1NN4VXi44sl2Kw8kte2HGvVgg1rM9OfxabOHG9Efu_DO6NBY7nSwQuUzm1CfT8mGBPR9Wr9Z8UFeACB1249cZxalNY-zRaNUowf61cHQjEvv1i0TbUQNFU/s320/episode8.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-27289098391361301412011-11-28T16:40:00.001+07:002011-11-28T16:44:38.473+07:00PLAYFULL KISS EPISODE 7<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR9Ge9q9zwDY6quPRZm0_juUlDiMaswi2UXuGJzG3cMBDp74iUWv_99a2sr4Y9kWgtn_6uMQIg06sgqjsp9Kj3yScZDsRKvbGUmyYeYR0_rW5mF8BMJuu6D16zJah36HwTPzCNscj0X8M/s1600/20101011_playful_kiss.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR9Ge9q9zwDY6quPRZm0_juUlDiMaswi2UXuGJzG3cMBDp74iUWv_99a2sr4Y9kWgtn_6uMQIg06sgqjsp9Kj3yScZDsRKvbGUmyYeYR0_rW5mF8BMJuu6D16zJah36HwTPzCNscj0X8M/s320/20101011_playful_kiss.jpg" width="225" /></a></div><div style="text-align: justify;">EPISODE 7</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sangat ingin tahu tentang He Ra,maka ia menanyakan hal itu pada Seung Jo. Ha Ni terkejut setelah tahu bahwa He Ra seumuran dengannya dan ia berada di kelas yang sama dengan Seung Jo.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mencoba untuk tidak mengintimidasi siapapun dan ia juga berusaha keras agar perasaan gugupnya tidak diketahui oleh Seung Jo. Ha Ni menyangkal saat Seung Jo menanyakan apakah Ha Ni cemburu dengan He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tetapi Seung Jo langsung dapat membaca pikiran Ha Ni. Ekspresi wajah Ha Ni sangat mudah dibaca. Ha Ni seperti sebuah buku yang sedang terbuka dan sangat mudah untuk mengetahui apa yang ia rasakan dan pikirkan. Seung Jo mendekatkan wajahnya ke arah Ha Ni, ia ingin membuat Ha Ni GR.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan tentu saja Ha Ni langsung memejamkan mata dan ia berharap ini akan menjadi ciuman yang kedua kalinya, sampai Seung Jo tertawa melihat tingkah Ha Ni yang selalu gampang dibodohi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menyadari bahwa Seung Jo hanya memainkan hatinya. Ha Ni patah hati karena Seung Jo tidak menganggap apa-apa tentang arti sebuah ciuman. Teman-teman Ha Ni sangat merasa kasian melihat keadaan Ha Ni. Tapi, sayangnya mereka tidak dapat menemani Ha Ni untuk makan siang, karena salah satu temannya yaitu Joo Ri telah mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan. Maka Ha Ni makan siang sendirian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ini sebuah kejutan untuk Ha Ni, karena tiba-tiba Seung Jo menghampirinya dan duduk di samping Ha Ni. Sebuah kejutan lagi, bahwa seseorang yang berada di belakang counter yang memberikan sedikit porsi nasi pada Seung Jo adalah Joon Gu. Ternyata Joon Gu mendapat pekerjaan di bagian makanan di kampus ini. Sebenarnya Joon Gu bekerja di sini untuk menjaga Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka ingin sekali berbincang satu sama lain, lalu mereka mencari meja kosong dan Ha Ni menemukannya. Tapi sayang sekali, Seung Jo dan teman-temannya telah terlebih dahulu duduk di tempat itu tanpa sepatah kata pun pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di taman, Ha Ni melihat Seung Jo duduk di sebuah bangku. Ha Ni menghampirinya, tetapi sama seperti apa yang ia lakukan Seung Jo malah pergi. Seung Jo bergabung dengan kakak tingkat Kyung Soo yang mencoba merekrut Seung Jo untuk ikut bermain di klubnya. Setelah bercakap-cakap panjang lebar, Seung Jo akhirnya setuju untuk ikut bergabung dengan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sangat ingin mengetahui club apa yang akan Seung Jo ikuti. Tapi karena Seung Jo tidak ingin Ha Ni mengikuti club yang ia ikuti, maka ia tidak memberitahunya. Karena Seung Jo tidak memberitahu club mana yang ia ikuti, maka diam-diam Ha Ni mengikutinya. Saat Seung Jo sedang menuju ke ruang rapat club, Ha Ni mengikutinya dari belakang. Tapi, tiba-tiba ia kehilangan arah dan akhirnya Ha Ni kesasar. Tapi, akhirnya Ha Ni dapat menemukan ruangan yang dituju Seung Jo. Itu adalah TOP SPIN (Sebuah club Tennis).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo tidak terkejut mengetahui Ha Ni ikut masuk ke club tennis. Yang mengejutkan adalah Ha Ni bertemu dengan seorang yang familiar di club itu : He Ra. Di saat SMA, Seung Jo dan He Ra memenangkan sebuah pertandingan di bidang Tennis, itu alasan mengapa mereka saling mengenal satu sama lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mulai saat ini, He Ra telah menganggap Ha Ni sebagai saingannya. Meskipun He Ra berbicara dengan nada ramah dan sopan tapi kata-katanya sangat menyakitkan, He Ra berkata pada Ha Ni agar tidak mengikuti club tennis ini kalau tidak tahu bagaimana cara memainkan tennis. Ha Ni menjawab bahwa ia mengikuti club ini hanya untuk mencari kesenangan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Latihan pertama dimulai, Kyung Soo datang kemudian mengambil tempat sebagai pelatih mereka saat ini. Ha Ni tahu bahwa Kyung Soo adalah orang yang baik tapi He Ra dan Seung Jo malah menyeringai mendengar pernyataan dari Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata perkiraan Ha Ni salah, Kyung Soo berubah jadi sosok yang menyeramkan. Ia memberikan sebuah serves yang sulit. Ia mengadakan test keahlian masing-masing anggota satu demi satu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Soo sangat gugup berada di dekat He Ra, karena kegugupannya ia melempar bola ke arah He Ra dengan lemparan yang sangat mudah untuk diterima. Ini kesempatan He Ra untuk memamerkan kemampuannya. Berikutnya adalah Seung Jo, dengan bakatnya yang sangat memukau Seung Jo tidak mendapat masalah apa-apa. Cara Seung Jo bermain tennis membuat semua orang kagum dan </div><div style="text-align: justify;">sedikit membuat Kyung Soo cemburu</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">Tinggal tersisa satu anggota yaitu Ha Ni. Ha Ni sangat ketakutan saat menerima bola tennis. Beberapa kali ia mencoba untuk menghindari bola itu, tapi kemudian satu bola menuju ke arah wajahnya dengan tepat. Mengetahui hal itu, Ha Ni segera melindungi wajahnya dengan raket dan ia terjatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kyung Joong bersimpati pada Ha Ni, ia memuji Ha Ni karena telah fokus dalam memukul bola tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri. Kyung Joong sedikit aneh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di cafe, semua orang membicarakan tentang betapa sempurna bakat yang dimiliki oleh He Ra dan Seung Jo. Mereka memperkirakan bahwa mereka berdua adalah orang yang sangat populer saat SMA. He Ra berkata mengenai dirinya sendiri. Dia mencoba menyombongkan diri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni, Seung Jo dan He Ra mengikuti mata kuliah selanjutnya yaitu bahasa inggris. Tapi, kenapa Joon Go juga ikutan di kelas itu? Dia menyelinap masuk cuma untuk bersama Ha Ni. Ketika dosen menanyakan Ha Ni menggunakan bahasa Inggris, Ha Ni gugup. Ia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh dosen itu. Lalu Ha Ni mencoba menanyakan hal itu kepada Seung Jo. Tapi Seung Jo malah tidak memperdulikannya, jadi Ha Ni meminta maaf dengan menggunakan bahasa inggris yang buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dosen melihat ke arah Joon Gu dan bertanya apakah dia murid di kelas ini. Joon Gu menjawabnya dengan bahasa inggris yang kelewat belepotan. Jadi He Ra segera berkata pada dosen bahwa Joon Gu bukan murid, ia ada di kelas ini karena ia menyukai Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudia He Ra berkata kepada Joon Gu dengan nada yang ramah tapi inti kalimatnya sangat menyakitkan. He Ra berkata bahwa ia sangat benci cowok bodoh dan mendeskripsikan kebodohan Joon Gu dengan kata-kata yang sama saat Seung Jo mendeskripsikan kebodohan Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni sangat murung dan dia berkata kepada ibu Seung Jo bahwa Seoung Jo menyukai gadis cantik dan pintar, gadis semacam itu sangat banyak di sekolah. Ibu Seung Jo segera mengerti bahwa orang ketiga telah menghalangi jalannya, dan menasehati Ha Ni bahwa ia dan Seung Jo adalah tipe orang yang harus selalu bersama untuk menjadi sempurna, seperti panci dan tutup, karena mereka akan saling melengkapi satu sama lain dan bukan seperti sebuah karbon yang saling menyalin satu sama lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memikirkan Eun Jo yang sepertinya sedang memiliki masalah dengan teman sekelas. Melihat kemurungan Eun Jo maka Ha Ni berpikir keras untuk menghiburnya. Maka ia memutuskan untuk mendekati seorang anak kecil perempuan dan mengajaknya untuk bermain di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo dan gadis kecil itu berada di ruang kamar untuk bermain dan tentu saja Ha Ni dan ibunya Seung Jo memata-matai mereka. Ternyata tidak ada perubahan yang berarti dari pertemuan antara Eun Jo dan gadis itu tidak berjalan baik. Gadis kecil itu merasa suntuk dan bosan-sampai akhirnya Seung Jo datang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba, gadis kecil itu langsung bergembira melihat Seung Jo. Pada saat makan malam, dengan keberaniannya gadis kecil itu menanyakan apakah Seung Jo percaya pada 'Love at first sight.' Tentu saja Seung Jo tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Kemudian gadis kecil itu kembali berkata bahwa ia percaya adanya 'Love at first sight' saat ini kemudian ia meminta satu hal pada Seung Jo : "Oppa! Please just wait seven years!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo merasa sedih. Ibu Eun Jo mencoba memberikannya semangat dan mengatakan bahwa betapa mengagumkannya Eun Jo, tapi tentu saja kata-kata itu tidak memberikan efek yang berarti pada Eun Jo. Ha Ni menanyakan pada Seung Jo apakah ia peduli bagaimana perasaan Eun Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ini memberikan kesempatan pada Ha Ni untuk mencurahkan segala isi hatinya tentang He Ra. Seung Jo tersenyum dan mengetahui hal itu. Ia bertanya pada Ha Ni apakah hal itu berkaitan antara masalah He Ra dan Eun Jo. Ha Ni menjawab bahwa keduanya adalah masalah yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eun Jo marah terhadap Ha Ni saat Ha Ni datang untuk berbicara dengan Eun Jo. Eun Jo berkata bahwa semua ini adalah salah Ha Ni. Ha Ni mengerti dan ia menyadari bahwa semua ini adalah salahnya dan ia meminta maaf atas hal itu. Eun Jo berkata dengan kasar pada Ha Ni "apa kau tahu?!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di satu sisi Ha Ni mengetahui dengan sangat baik apa yang Eun Jo rasakan karena ia juga selalu merasakan hal itu. Yaitu perasaan saat dimana dirinya tidak diperdulikan oleh orang yang disukai dan hal itu sangat menyakitkan. Ha Ni menghembuskan nafas dan berkata, "Eun Jo, Aku berpikir saat dua orang yang satu sama lain saling mencintai pada saat yang bersamaan hal itu adalah sebuah keajaiban. Suatu hari, akankah keajaiban itu datang padaku."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni mengatakan hal itu dengan sangat sedih. Ayahnya tidak sengaja mendengar ucapan Ha Ni dari dalam, dan ia merasa gelisah. Kemudian ayah Ha Ni berpikir untuk segera menelepon Joon Gu. Ia menanyakan apakah Joon Gu sangat mencintai Ha Ni. Joon Gu menjelaskan bahwa ketika dia mendapatkan masalah dan dijauhi oleh anak anak lain, cuma Ha Ni yang selalu menemani dan menjadi teman terbaiknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terdengar sangat sedih saat Joon Gu berkata bahwa saat anak-anak lain belajar di kampus, tapi Joon Gu hanya bisa bekerja di restaurant. Joon Gu berkata hal itu tidak mengapa, karena ia bertekad untuk membangun hidupnya lebih baik lagi agar dia dapat segera melamar Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seung Jo mengajak He Ra untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Mereka berdua mengerjakan tugas itu di balkon bagian luar rumah. Dan Ha Ni diam-diam memperhatikan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Projek tugas yang mereka kerjakan adalah mengenai budaya dan inti pokoknya adalah tentang filosofi dari Nietzsche's ideas. He Ra memiliki ide untuk menggunakan sebuah kamera untuk membantu tugas mereka kali ini, ketimbang menggunakan tulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni memperhatikan Seung Jo yang sedang serius mengerjakan tugas itu, Seung Jo terlihat sangat menikmati moment itu. Ha Ni tidak pernah melihat Seung Jo seperti itu sebelumnya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo kembali ke rumah dan Eun Jo mengatakan bahwa teman Seung Jo sangat cantik. Ibu Seung Jo segera teringat sesuatu, ia pikir itu pasti saingannya Ha Ni dan pasti Ha Ni saat ini sedang patah hati. Oleh sebab itu, Ibu Seung Jo bersikap acuh tak acuh kepada He Ra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ha Ni menceritakan isi hatinya pada ayahnya. Karena tidak ingin Ha Ni patah hati, Ayah Ha Ni memutuskan bahwa ini saatnya untuk mereka pindah dari rumah Keluarga Seung Jo. Ayah Ha Ni memutuskan hal ini dengan berat hati, ia tidak ingin anaknya terluka lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo tidak ingin Ha Ni pindah dari rumah mereka. Mereka berkata bahwa mereka sungguh-sungguh ingin Ha Ni tinggal di rumah mereka. Tapi Ayah Ha Ni menjawab bahwa dengan perginya mereka dari rumah ini, akan membantu Ha Ni dari keterputus-asaannya pada Seung Jo. Mereka semua tahu bahwa Seung Jo tidak tertarik pada Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu Seung Jo bersiteguh bahwa suatu hari Seung Jo akan menyukai Ha Ni. Ibu Seung Jo berkata bahwa mereka sangat ingin Ha Ni menjadi bagian dari keluarga mereka. Ibu Seung Jo sangat menyayangi Ha Ni dan sikap cerianya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa disengaja, Eun Jo mendengar pembicaraan itu. Ia kemudian pergi kepada Seung Jo dan memberitahu bahwa Ha Ni akan pergi, ia berkata bukankah ini suatu berita baik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mendengar hal itu, Seung Jo menuju ke kamar Ha Ni untuk menanyakan apakah ia benar-benar akan pergi dari rumah ini. Seung Jo hanya berkata "Well, Akhirnya aku akan kembali hidup normal."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan sedih, She says she hopes so. Seung Jo meninggalkan Ha Ni dengan kata "Have a nice life." terlihat kekecewaan di wajah Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian, hari berikutnya adalah hari dimana saatnya Ha Ni dan ayahnya pergi meninggalkan rumah Seung Jo dan ini menjadi hari yang menyedihkan terutama bagi Ibu Seung Jo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">HaNi berterimakasih kepada Ibu Seung Jo atas segala rasa sayang yang telah ia berikan pada Ha Ni mulai dari membelikan pizza untuk teman-teman sekelasnya dan mengundang teman-temannya untuk piknik keluarga. Ha Ni berkata bahwa Ibu. Seung Jo adalah seorang ibu yang sangat mengagumkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Seung Jo, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih. Beberapa kali ia terlihat mengalihkan pandangannya dari Ha Ni.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah Ha Ni pergi, Eun Jo bergembira menuju kamarnya. Sedangkan Ibu Seung Jo masih sangat sedih, ia menyalahkan Seung Jo bahwa semuanya adalah salahnya yang telah membuat Ha Ni pergi. Seung Jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menuju ke kamar bekas Ha Ni tinggal. Ia menatap ke sekeliling, ruangan itu telah menjadi kosong. Dan ia menemukan boneka milik Ha Ni yang pernah Seung Jo berikan padanya. Ha Ni telah meninggalkan boneka itu.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG4tIyoZ908aFMBAm1JNY49Dr9ptZkwCgrbz1WOTfngmWprkRAijTaPNRi78gJZ9XATyGdRhbboMNfo9JxJZLts8Db_5QChMamWWkIhAexawT3EyIKrE6dIvRSQAun-aRfhUmsEeoW0k4/s1600/episode7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG4tIyoZ908aFMBAm1JNY49Dr9ptZkwCgrbz1WOTfngmWprkRAijTaPNRi78gJZ9XATyGdRhbboMNfo9JxJZLts8Db_5QChMamWWkIhAexawT3EyIKrE6dIvRSQAun-aRfhUmsEeoW0k4/s320/episode7.jpg" width="320" /></a></div>BERSAMBUNGismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-62820438958991612042011-11-24T09:31:00.000+07:002011-11-24T09:31:34.252+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 11-20<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXO9OUIG9tBx2c5EmZiVbvJ51l2kF1uN1O0Hju5kTnAEwqdj1DqvaVEIBP3aKI88ER_kjtOdHHbvzPEqtTnH-1OkK5YowGFm_xtuRV731vhmC5WbrH0codF8CCXFK0TC0ZRi5Sod6_ddE/s1600/dong-yi-terbaru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXO9OUIG9tBx2c5EmZiVbvJ51l2kF1uN1O0Hju5kTnAEwqdj1DqvaVEIBP3aKI88ER_kjtOdHHbvzPEqtTnH-1OkK5YowGFm_xtuRV731vhmC5WbrH0codF8CCXFK0TC0ZRi5Sod6_ddE/s320/dong-yi-terbaru.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-11.html">EPISODE 11</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-12.html">EPISODE 12</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-13.html">EPISODE 13</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-14.html">EPISODE 14</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-15.html">EPISODE 15</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-16.html">EPISODE 16</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-17.html">EPISODE 17</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-18.html">EPISODE 18</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-19.html">EPISODE 19</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/05/dong-yi-episode-20.html">EPISODE 20</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1569090050332342688.post-46886841360362111042011-11-23T12:38:00.000+07:002011-11-23T12:38:04.362+07:00DONG YI : JEWEL IN THE CROWN EPISODE 1-10<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi31D58JrimgO7WMqVeTOUIBoKzf8RM0HZKgZvcuGjTbESQkpJhfAM3nT4aa-GNutKT6A_uLJNiLAcyseY85DInMd5XDCtPOV9G1VsDsajvJDLggt9dU6_E3YHkrV1nQBieYLU5UZsEHto/s1600/dong+yi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi31D58JrimgO7WMqVeTOUIBoKzf8RM0HZKgZvcuGjTbESQkpJhfAM3nT4aa-GNutKT6A_uLJNiLAcyseY85DInMd5XDCtPOV9G1VsDsajvJDLggt9dU6_E3YHkrV1nQBieYLU5UZsEHto/s320/dong+yi.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/03/dong-yi-episode-1.html">EPISODE 1</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/03/dong-yi-episode-2.html">EPISODE 2</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/03/dong-yi-episode-3.html">EPISODE 3</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-4.html">EPISODE 4</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-5.html">EPISODE 5</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-6.html">EPISODE 6</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-7.html">EPISODE 7</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-8.html">EPISODE 8</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-9.html">EPISODE 9</a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://kadorama-recaps.blogspot.com/2010/04/dong-yi-episode-10.html">EPISODE 10</a></div>ismietrihttp://www.blogger.com/profile/06434171759481813830noreply@blogger.com0